• Tidak ada hasil yang ditemukan

Majelis ke Dua Puluh Delapan: Perang Uhud

Dalam dokumen 40 Majlis bersama Rasulullah (Halaman 189-196)

Dan pada bulan Syawal tahun ke tiga Hijriyah, terjadi perang Uhud. Sesungguhnya tatkala Allah ــ membunuh para pemuka Quraisy di perang Badar dan mereka mendapatkan bencana yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, kaum Quraisy ingin membalas dendam dan mengembalikan wibawa mereka yang telah hilang. Maka Abu Sufyan mulai membangkitkan perselisihan terhadap Rasulullah ج dan kaum muslimin, memobilisasi kekuatan. Maka ia mengumpulkan hampir 3.000 orang kaum Quraisy dan para sekutunya, dan mereka datang dengan istri-istri mereka agar tidak kabur dan untuk menjaga mereka. Kemudian ia berangkat menuju arah Madinah, lalu singgah di dengar bukit Uhud.

Rasulullah ج bermusyawarah kepada para sahabatnya, apakah ia keluar menghadang mereka atau menunggu di kota Madinah? Dan pendapatnya ج agar mereka tidak keluar dari Madinah dan membuat benteng dengannya, jika mereka

memasukinya, kaum muslimin memeranginya. Akan tetapi satu jamaah dari sahabat-sahabat utama menyarankan agar keluar. Maka Rasulullah ج keluar dari Madinah bersama 1.000 orang sahabat, dan hal itu terjadi di hari Jum'at. Maka tatkala pasukan berada di antara Madinah dan bukit Uhud, Abdullah bin Ubay pulang bersama sepertiga (1/3) pasukan dan ia berkata, 'Apakah menyalahi aku dan mendengarkan selain dariku? Dan Rasulullah ج meneruskan perjalanan hingga sampai di lembah Uhud dan menjadikan pungguhnya ke arah Uhud, serta melarang manusia berperang hingga dia ج memerintahkan mereka. Maka tatkala di pagi hari Sabtu, dia ج bersiap perang bersama 700 orang tentara, termasuk 50 orang penunggang kuda.

Dan beliau ج mengangkat Abdullah bin Jubair س sebagai pemimpin para pemanah –mereka berjumlah 50 orang- dan menyuruh dia dan pasukannya agar tidak meninggalkan posisi mereka dan jangan berpisah, sekalipun ia melihat burung menerkam tentara, dan mereka berada di belakang

40 Majelis Bersama Rasulullah SAW 191 tentara, dan Dia ج menyuruh mereka agar menghujani kaum musyrikin dengan anak panah agar mereka tidak bisa menyerang kaum muslimin dari belakang.

Dimulailah peperangan, dan di permulaan siang, kemenangan ada di pihak kaum muslim dan kaum musyrikin kabur menyelamatkan diri dan mundur ke kebelakang hingga sampai ke tempat istri-istri mereka. tatkala para pemanah melihat kaburnya mereka (musyrikin), mereka meninggalkan posisi mereka yang Rasulullah ج menyuruh mereka agar menjaganya dan mereka berkata, 'Wahai kaum, harta ghanimah.' Maka pemimin mereka (Abdullah bin Jubair س) mengingatkan mereka terhadap pesan Rasulullah ج namun mereka tidak mendengarkan dan mengira bahwa orang-orang musyrik tidak akan kembali. Maka pergilah mereka mencari harta ghanimah dan mengosongkan posisi. Para penunggang kuda kaum musyrikin memutar arah dan mereka mendapatkan posisi strategis itu telah kosong dari para pemanah. Maka mereka melewati darinya dan bisa menguasai keadaan hingga datang

yang paling belakang dari mereka, lalu mereka mengepung kaum muslimin. Maka Allah ــــ memuliakan orang yang mendapatkan kemuliaan dari mereka dengan mati syahid, para sahabat berpaling, kaum musyrikin sampai kepada Rasulullah ج, maka mereka melukai wajahnya, mematahkan giginya yang kanan, memecahkan pelindung dari besi dikepalanya, melemparnya dengan batu hingga ia terjatuh dan terjatuh di salah satu galian yang Abu 'Amir al-Fasiq menipu daya kaum muslimin dengannya. Lalu Ali س mengambil tangannya dan Thalhah bin Ubaidillah merangkulnya dan terbunuh Mush'ab bin 'Umair س di hadapannya. Maka ia menyerahkan bendera kepada Ali bin Thalib س, melekat dua lingkaran dari lingkaran topi besi di wajahnya, lalu Abu Ubaidah bin Jarrah س melepaskan keduanya. Malik bin Sinan س, ayah Abu Sa'id al-Khudri س mengisap darah dari pelipisnya. Kaum musyrikin mendapatkannya, mereka ingin sesuatu yang Allah ـ menghalangi di antara mereka

40 Majelis Bersama Rasulullah SAW 193 dan dia. Maka sekitar sepuluh orang kaum muslimin membentengi beliau hingga mereka terbunuh. Kemudian Thalhah bin Ubaidillah س menahan mereka dengan pedang hingga melemahkan mereka darinya. Dan Abu Dujanah س membuat benteng atasnya ج dengan punggungnya, sedangkan anak panah tertancap padanya namun ia tidak bergerak. Pada hari itu, mata Qatadah bin Nu'man terluka, maka ia datang kepada Rasulullah ج, lalu beliau ج mengembalikannya dengan tangannya, maka kedua matanya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Syetan berteriak dengan suara tinggi, 'Sesungguhnya Muhammad telah terbunuh.' Ucapan itu termakan oleh kebanyakan kaum muslimin dan larilah kebanyakan dari mereka, dan perkara Allah ـ adalah taqdir yang sudah ditaqdirkan.

Rasulullah ج menuju ke arah kaum muslimin dan yang pertama kali mengenal beliau ج di bawah topi besi adalah Ka'ab bin Malik س, maka ia berteriak dengan suara tinggi, 'Wahai sekalian kaum muslimin, bergembiralah, ini Rasulullah ج.' Maka beliau ج

memberi isyarat kepadanya agar diam. Berkumpullah kaum muslimin kepadanya dan bergerak bersamanya ke lembah yang ia singgah padanya, dan pada mereka ada Abu Bakar, Umar, Ali, al-Harits bin Shammah al-Anshari dan selain mereka radhiyallahu 'anhum. Ketika mereka berlindung di gunung, Ubay bin Khalaf menemukan Rasulullah ج, ia berada di atas kuda ingin membunuh Rasulullah ج. Maka Rasulullah ج menusuknya dengan pedang dan menikam lehernya. Maka memutar balik menuju kaumnya dalam keadaan kalah. Kemudian ia mati di perjalanan pulang menuju Makkah.

Nabi ج membasuh darah dari wajahnya, shalat sambil duduk karena lukanya. Hanzhalah س terbunuh, padahal ia sedang junub dari istrinya, mata tatkala ia mendengar panggilan jihad, ia langsung berangkat sebelum mandi. Maka malaikat memandikannya. Kaum muslimin berhasil membunuh pembawa bendera kaum musyrik. Ummu 'Imarah, yaitu Nusaibah binti Ka'ad al-Maziniyah ikut berperang dengan gagah berani, ia ditikam oleh 'Amr

40 Majelis Bersama Rasulullah SAW 195 bin Qam`ah dengan pedang dan menyebabkan luka parah padanya.

Jumlah yang terbunuh dari kaum muslimin adalah 70 orang dan lebih, dan dari kaum musyrik yang terbunuh berjumlah 23 orang, dan kaum Quraisy mencincang kaum muslimin yang terbunuh dengan tindakan biadab. Dan termasuk yang dicincang adalah Hamzah س, paman Rasulullah ج.P8F9P

9 Lihat: Zadul Ma'ad (3/192) dan sesudahnya, dan Lubabul Khiyar fi siratil Mukhtar hal 64,

Mejelis ke Dua Puluh Sembilan:

Dalam dokumen 40 Majlis bersama Rasulullah (Halaman 189-196)

Dokumen terkait