• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan

Dalam dokumen Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan (Halaman 21-42)

Uploaded bySurya DM

makalah bagaimana manusia bertuhan

Save Embed Share Print

RELATED TITLES

"nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang  berbeda. Semua nama tersebut mengacu pada Allah,  nama Tuhan Maha Tinggi

dan Maha Luas.1  Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan  paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (ar-rahman) dan "Maha

Penyayang" (ar-rahim).

Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa  pun. Al-Quran menjelaskan, "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (Al-'An'am 6:103).

Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun  juga Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.

Dalam membahas pengertian Tuhan, setidaknya kita harus mencakup 5 hal. 5 hal itu merupakan suatu gambaran kesatuan yang dapat memperjelas tentang gambaran Tuhan secara lengkap, 5 hal tersebut adalah:

2.7 Wujud

Percaya akan ada atau tidak Tuhan sangat mempengaruhi cara dan pola kehidupan yang dijalani manusia. Dari abad ke abad, generasi ke generasi  berusaha keras mencari jawaban yang argumentatif dan meyakinkan akan keberadaan Tuhan. Kuat atau tidaknya argumen tersebut tergantung pada bukti- bukti yang ditemukan. Beberapa argumen bukti adanya Tuhan dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Dalil Naqli, yaitu argumen yang dikemukakan melalui ayat Al-Qur’an atau You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Upload Sign In Join

Search

Sign up to vote on this title Useful Not useful

Home

Saved

Books

Audiobooks

Magazines

News

Documents

Sheet Music

Upload Sign In Join

Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan

Uploaded bySurya DM

makalah bagaimana manusia bertuhan

Save Embed Share Print

RELATED TITLES

Merupakan bukti yang didapat dari hasil pengamatan inderawi secara langsung terhadap fenomena alam sekitar manusia, termasuk manusia itu sendiri.

Diantara bukti tersebut adalah:

1. Dalil Kosmologi 2. Dalil Teologi d. Dalil Psikofisik

Argumen yang berhubungan dengan keberadaan jiwa manusia misteri jiwa atau ruh dapat mengantarkan kepada keberadaan Tuhan, melalui penempaan spiritual, mampu melalui daya-daya imajinatif kreatifnya untuk menggapai realitas ilahiyah, atau melalui fenomena ini sebagaimana dialami oleh para nabi dalam menerima wahyunya.

e. Argumen Moral

Argumen tentang nilai baik buruk yang ada dalam realitas kehidupan nyata ini. Tuhan menjadi sumber kebaikan dan kasih sayang serta disembah oleh orang dengan satu sembahan yang berisi cinta dan keimanan.

2. Dzat Tuhan

Pembahan tentang dzat Allah merupakan hal yang pelik dan membutuhkan  pemikiran jernih dan mendalam. Penalaran secara umum dilarang membahas dzat Tuhan. Dengan demikian larangan berpikir tentang dzat Tuhan tidak bersifat mutlak, namun melihat keadaan pemikiran seseoarang. Adapun pemikiran filsafat tentang dzat Tuhan adalah sebagai berikut:

a. Ada yang menyatakan bahwa hakekat dzat Tuhan adalah akal yang  bersifat murni metafisik.

 b. Ada yang mengatakan bahwa dzat Tuhan adalah cahaya.

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Upload Sign In Join

Search

Sign up to vote on this title Useful Not useful

Home

Saved

Books

Audiobooks

Magazines

News

Documents

Sheet Music

Upload Sign In Join

Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan

Uploaded bySurya DM

makalah bagaimana manusia bertuhan

Save Embed Share Print

RELATED TITLES

 Nama adalah sebutan yang bersifat simbol, tertanda yang dinisbahkan kepada suatu realitas. Nama-nama Tuhan adalah simbol yang digunakan untuk menunjuk kepada realitas Tuhan, yang mencakup wujud, dzat, dan sifatnNya.

Oleh karena itu,nama-nama Tuhan adalah kesatuan dari realitas Tuhan secara keseluruhan.

5. Af’al, Perbuatan Tuhan

Yaitu apa saja yang telah, sedang dan akan dilakukan Tuhan dalam kehidupan semesta ini. Perbuatan Tuhan, juga tudak lepas dari maujud, dzat, nama, dan sifatnya.

2.8 Manusia Sebagai Makhluk Bertuhan

1. Pengertian

Manusia adalah makhluk ber-Tuhan, pola pemikiran ini bertolak dari  pandangan manusia sebagai makhluk homo religious. Salah satu tokohnya adalah Mircea Eliade. Pandangan Eliade dapat dilihat pada tulisan Mangunhardjono dalam buku  Manusia Multi Dimesional: Sebuah renungan filsafat, (1982:38).

Menurut Eliade, homo religius tipe manusia yang hidup dalam suatu alam yang sakral, penuh dengan nilai-nilai religius dan dapat menikmati sakralitas yang ada dan tampak pada alam semesta, alam materi, alam tumbuh-tumbuhan,da manusia. Sebagai makhluk religius manusia sadar dan meyakini akan adanya kekuatan supranatural dalam dirinya. Sesuatu yang disebut supranatural itu dalam sejarah manusia disebut Tuhan.

Sebagai mahluk Tuhan, manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mengakui kebesaran dan keagungan Tuhan yang diwujudkan dengan  berbagai cara.

 b. Menyadari bahwa dunia serta isinya adalah ciptaan Tuhan

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Upload Sign In Join

Search

Sign up to vote on this title Useful Not useful

Home

Saved

Books

Audiobooks

Magazines

News

Documents

Sheet Music

Upload Sign In Join

Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan

Uploaded bySurya DM

makalah bagaimana manusia bertuhan

Save Embed Share Print

RELATED TITLES

menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan

Agama  menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia  adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama

yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah

religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare

yang berarti "mengikat kembali".

Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.

Sebagai orang yang beragama, manusia meyakini bahwa Tuhan telah mewahyukan kepada manusia pilihan yang disebt dengan rasul yang dengan wahyu Tuhan tersebut, manusia dibimbing ke arah yang lebih baik, lebih sempurna dan lebih bertaqwa.

2. Hubungan kebudayaan dengan agama

Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, agama sumbernya adalah wahyu dari Tuhan. Tuhan mengutus Rasul untuk menyampaikan agama kepada umat. Dengan perantaraan malaikat, Tuhan mewahyukan firman-firman-Nya di dalam kitab suci kepada pesuruh-Nya. Isi kitab suci itu berasal dari Tuhan, disampaikan oleh malaikat, diucapkan oleh Rasul, sehingga dapat ditangkap, diketahui, dipahami dan selanjutnya diamalkan oleh umat. Contoh: agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Dari pembahasan di atas  jelas terlihat bahwa agama bersumber dari Tuhan sedangkan kebudayaa

sumbernya dari manusia. Jadi, agama tidak dapat dimasukkan ke dalam lingkungan kebudayaan selama manusia berpendapat bahwa Tuhan tak dapat dimasukkan ke dalam hasil ciptaan manusia.

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Upload Sign In Join

Search

Sign up to vote on this title Useful Not useful

Home

Saved

Books

Audiobooks

Magazines

News

Documents

Sheet Music

Upload Sign In Join

Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan

Uploaded bySurya DM

makalah bagaimana manusia bertuhan

Save Embed Share Print

RELATED TITLES

terciptanya kebudayaan, sedang kebudayaan tak dapat mencipta agama.

Sebagaimana halnya Tuhan dapat mempengaruh manusia, tetapi manusia tidak dapat mempengaruhi Tuhan. Jadi jelas bahwa agama bukan bagian dari kebudayaan, tetapi berasal dari Tuhan. Kebudayaan mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam nyata. Sedang agama selain mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam nyata, juga mengatur hubungan dengan alam gaib, terutama dengan Yang Maha Esa.

3. Pengaruh Agama Terhadap Kebudayaan

Akulturasi dalam lapangan agama dapat mempengaruhi isi iman dan budi yang tinggi. Akulturasi dalam lapangan agama tersebut dinamai: “syncrotisme”

(perpaduan antara dua kepercayaan) misalnya agama Jawa terdiri dari Islam  bercampur dengan Budha.

Menurut Prof. Koesoemadi SH: Pengaruh kebudayaan Hindu terhadap

kebudayaan Indonesia itu bersifat “penetration pasifique e suggestive” artinya

 bersifat damai dan mendorong. Sebab datangnya kebudayaan Hindu bersifat menggiatkan dan meninggikan kebudayaan Indonesia-Kuno dengan tiada melepaskan kepribadian, dan setelah kebudayaan Hindu hilang, kebudayaan Indonesia tetap kaya dan tetap tinggal dalam kepribadiannya.

Menurut Yosselin de Yong: Pengaruh Islam terhadap kebudayaan Indonesia bersifat penetration pasifique dan tolerante et constructive (damai dan membangun). Jadi tidak hanya damai dan mendorong saja, tetapi juga membangun. Seperti pengaruh-pengaruh Islam dalam perkawinan, warisan, hak-hak wanita dan lain-lain. Pengaruh Islam tidak hanya pada kepercayaan dan adat istiadat sehari-hari, bahkan sampai pada bidang hukum dan upacara-upacaranya misalnya: hari besar Islam, upacara kematian, selamatan-selamatan, mengubur mayat, doa, wakaf, warisan, letak mesjid, dan sebagainya.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat diambil beberapa pengaruh agama

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Upload Sign In Join

Search

Sign up to vote on this title Useful Not useful

Home

Saved

Books

Audiobooks

Magazines

News

Documents

Sheet Music

Upload Sign In Join

Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan

Uploaded bySurya DM

makalah bagaimana manusia bertuhan

Save Embed Share Print

RELATED TITLES

sudah dilaksanakan ketika masyarakat masing menganut kepercayaan nenek moyang.

Tradisi asalnya dilandasi oleh kepercayaan Kaharingan.

Setelah Islam masuk dan berkembang serta berkat perjuangan dakwah para ulama, akhirnya upacara tersebut bisa “diislamisasikan”. Dengan demikian, baayun anak adalah salah satu tradisi simbol pertemuan antara tradisi dan pertemuan agama. Inilah dialektika agama dan budaya, budaya berjalan seiring dengan agama dan agama datang menuntun budaya.

2.9 Membangun Argumen tentang Cara Manusia Meyakini dan Mengimani Tuhan

Mengingat Tuhan adalah Zat Yang Mahatransenden dan Gaib (ghā`ibul ghuyūb), maka manusia tidak mungkin sepenuhnya dapat mempersepsi hakikat  Nya. Manusia hanya mampu merespon dan mempersepsi tajalliyāt Tuhan.

interaksi antara tajalliyāt Tuhan dan respon manusia, lahirlah keyakinan tentang

Tuhan. Tajalliyāt Tuhan adalah manifestasi-manifestasi Tuhan di alam semesta yang merupakan bentuk pengikatan, pembatasan, dan transmutasi yang dilakukan Tuhan agar manusia dapat menangkap sinyal dan gelombang ketuhanan.

Dengan demikian, keyakinan adalah persepsi kognitif manusia terhadap

 penampakan (tajalliyāt) dari-Nya. Dengan kata lain, meyakini atau memercayai Tuhan artinya pengikatan dan pembatasan terhadap Wujud Mutlak Tuhan yang gaib dan transenden yang dilakukan oleh subjek manusia melalui kreasi akalnya, menjadi sebuah ide, gagasan, dan konsep tentang Tuhan. Tajallī Tuhan yang esa

akan ditangkap oleh segala sesuatu (termasuk manusia) secara berbeda-beda karena tingkat kesiapan hamba untuk menangkapnya berbeda-beda. Kesiapan

(isti’dād) mereka berbeda-beda karena masing-masing memiliki keadaan dan sifat yang khas dan unik.

Karena penerimaan terhadap tajallī Tuhan berbeda-beda kualitasnya sesuai dengan ukuran pengetahuan hamba, maka keyakinan dan keimanan pun berbeda satu dengan yang lain. Berbicara tentang keimanan, maka ia memiliki dua aspek,

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Upload Sign In Join

Search

Sign up to vote on this title Useful Not useful

Home

Saved

Books

Audiobooks

Magazines

News

Documents

Sheet Music

Upload Sign In Join

Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan

Uploaded bySurya DM

makalah bagaimana manusia bertuhan

Save Embed Share Print

RELATED TITLES

atau tidak baik. Nabi mengisyaratkan bahwa indikator keimanan minimal ada 73, dari yang paling sederhana seperti menyingkirkan duri di jalan umum sampai indikator yang abstrak seperti lebih mencintai Allah dan rasul-Nya daripada yang lain.

Keimanan seseorang bertingkat-tingkat dan mengalami pasang surut seperti sinyal handphone. Ada kalanya seseorang dapat mencapai tingkat keimanan yang tinggi seperti sinyal handphone yang baru dicharge, namun ada kalanya seseorang memiliki keimanan yang rendah seperti baterai handphone yang ngedrop.

Selama seseorang memiliki indikator keimanan walaupun ibarat sinyal HP hanya tinggal segaris saja, ia tetap dikatakan beriman. Meskipun dikatakan masih  beriman, ia memiliki juga indikator-indikator kekufuran. Apabila si pendosa

terus-menerus melakukan indikatorindikator kekufuran dan sampai puncaknya ketika ia berani secara terang-terangan melawan Tuhan dan rasul-Nya, maka ketika itu ia dikatakan telah terjerumus dalam kekufuran (yang bersifat mutlak).

Sejalan dengan penjelasan di atas, maka menilai seseorang kafir atau tidak kafir, bukan dilihat dari keyakinannya, sebab keyakinan tidak bisa dilihat. Yang dijadikan patokan untuk menilai keimanan dan kekufuran seseorang adalah amalnya, sebagai indikator praktis yang bisa diukur. Oleh karena itu, kita tidak  boleh dengan gampang menuduh orang kafir, apalagi penilaian tersebut hanya dilandasi oleh asumsi dan persepsi sepihak. Iman terbentuk karena peran Tuhan dan manusia. Peran Tuhan dalam pembentukan iman terletak pada karunia-Nya  berupa akal dan potensi kebertuhanan yang disebut dengan roh.

Karena adanya akal dan roh inilah, manusia mempunyai potensi keimanan kepada Allah. Namun, mengingat potensi tersebut harus dipersepsi dengan cara tertentu sehingga menjadi keyakinan, maka iman pun membutuhkan peran manusia. Proses pembelajaran, pembiasaan, pengalaman, dan indoktrinisasi yang dilakukan oleh guru, orang tua, orang-orang di lingkungan sekitar, dan kebiasaan sosial juga bisa menjadi faktor lain yang mempengaruhi pembentukan iman. Dari

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Upload Sign In Join

Search

Sign up to vote on this title Useful Not useful

Home

Saved

Books

Audiobooks

Magazines

News

Documents

Sheet Music

Upload Sign In Join

Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan

Uploaded bySurya DM

makalah bagaimana manusia bertuhan

Save Embed Share Print

RELATED TITLES

meniru akhlak Tuhan dalam bersikap dan berperilaku, dan memiliki komitmen kepada nilai-nilai tersebut.

2.10 Iman Kepada Allah

Iman kepada allah merupakan sebuah kewajiban bagi pemeluk agama islam. Bisa dikatakan ini merupakan sebuah pondasi dimana kita akan menjalani dan mengikuti segala perintah dan larangan yang telah disebutkan di dalam Al-quran dan Al-hadist. Dengan adanya iman kepada Allah, maka kita akan dengan senantiasa berada di jalan yang lurus.

Arti dari beriman kepada allah sebenarnya sangat simple, yaitu dengan meyakini bahwa Allah itu ada dan mengikuti segala perintahnya. Jika kamu  benar-benar yakin bahwa Allah itu ada, maka normalnya kamu akan mengikuti segala perintah dan menjauhi larangannya. Dan apabila tingkat keyakinanmu mencapai seuatu level tertentu, maka kamu akan selalu mengingatnya setiap saat.

Inilah yang disebut dengan mencintai Allah SWT.

Meyakini akan eksistensi Allah memang bukan sebuah bakat yang sudah ada sejak kita lahir. Sebagai makhluk yang berakal dan diberi kebebasan  berkehendak, sudah sepatutnya kita berfikir bagaimana kita tercipta, siapa  pencipta alam semesta, atau kemana kita akan pergi setelah mati nanti. Inilah y

akan membawa kita kepada jawaban yang akan  menghasilkan iman kepada Allah.

Setiap orang memiliki tipe dan cara berbeda bagaimana ia dapat meyakini akan eksistensi Allah SWT. Ada 4 tipe berbeda yang menyebabkan mengapa orang akan meyakini akan keberadaan Allah. Diantaranya adalah:

1. Iman yang disebabkan oleh akal sehat

Di tipe ini orang akan beriman kepada Allah hanya dengan berfikir dengan menggunakan akal sehatnya. Seperti berfikir tentang manusia yang dari dulu hingga sekarang pasti ada penciptanya. Manusia tidak mungkin dapat menciptakan dirinya sendiri. Seperti yang

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Upload Sign In Join

Search

Sign up to vote on this title Useful Not useful

Home

Saved

Books

Audiobooks

Magazines

News

Documents

Sheet Music

Upload Sign In Join

Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan

Uploaded bySurya DM

makalah bagaimana manusia bertuhan

Save Embed Share Print

RELATED TITLES

seketika mempercayai eksistensi tuhan mereka dan termotivasi untuk selalu  berbuat baik agar dapat masuk surge

3. Iman yang disebabkan oleh hukuman

Kebalikan dari reward, hukuman juga dapat membuat sebagian orang takut dan akhirnya beriman kepada Allah. Hukuman yang diberikan ketika masih berada di dunia hingga panasnya api neraka dapat membuat sebagian orang berfikir dua kali untuk tetap melakukan larangan-larangannya. Semoga kita semua terhindar dari hukuman di dunia dan azab api neraka.

4. Iman yang disebabkan oleh logika

Bagi sebagian orang, ketiga hal yang disebutkan diatas tidak dapat membuat mereka yakin begitu saja dengan keberadaan Allah s.w.t. Biasanya ini adalah orang-orang yang biasa menggunakan logikanya dalam berfikir. Orang-orang yang memiliki tipe seperti ini harus mau mempelajari lebih dalam tentang islam dan mencari kebenaran atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Logika seperti apakah yang akan membuat orang-orang ini akan beriman kepada Allah? Salah satunya ialah logika tentang kebenaran akan isi Al-quran yang membantu para ilmuan untuk memecahkan pertanyaan-pertanyaan tentang alam semesta. Di luar sana ada  beberapa pemuka islam yang juga memiliki tipe seperti ini, salah satunya adalah

Zakir Naik dan Ahmed Deedad.

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Upload Sign In Join

Search

Sign up to vote on this title Useful Not useful

Home

Saved

Books

Audiobooks

Magazines

News

Documents

Sheet Music

Upload Sign In Join

Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan

Uploaded bySurya DM

makalah bagaimana manusia bertuhan

Save Embed Share Print

RELATED TITLES

Dari hasil uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa cara manusia bertuhan itu berbeda-beda, ada yang bertuhan ada yang menerima segala kepastian yang menimpa diri dan saekitarnya dan yakin berasal dari tuhan, ada juga yang menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari tuhan.

Bahkan ada manusia yang hanya bertuhan saja ada juga yang beragama saja, yang dimaksud bertuhan saja manusia itu hanya mengakui keberadaan tuhan saja, mengakui kebesarannya tetapi dia tidak mengikuti perintah Tuhan-Nya, sedangkan yang beragama saja dia hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh agamanya, tetapi dia tidak mengakui keberadaan Tuhan-Nya.

Jadi lebih baik kita beragama dan juga bertuhan, itu akan lebih baik dari  pada hanya bertuhan saja atau hanya beragama saja, sebab kita akan

mengenal lebih dekat dengan Agama dan Tuhan kita.

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Upload Sign In Join

Search

Sign up to vote on this title Useful Not useful

Home

Saved

Books

Audiobooks

Magazines

News

Documents

Sheet Music

Upload Sign In Join

Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan

Uploaded bySurya DM

makalah bagaimana manusia bertuhan

Save Embed Share Print

RELATED TITLES

Sign up to vote on this title Useful Not useful

6 Abid Al-Jabiri, Muh. 2000. Binyah al-Aql al-Araby. Tanpa kota: Markaz Dirasat al-Wahdah al-Arabiyah.

7 Al-Khatib, Sulaiman. Tanpa tahun. Al-Falsafah al-‘Aammah wa

alAkhlaaq. Minia: Jami‟ah Minia.

8 Aman, Saifudin. 2013. Tren Spiritualitas Milenium Ketiga. Jakarta:

Ruhama.

9 Hossein, Nasr Seyyed. 1994. Menjelajah Dunia Modern: Bimbingan untuk Generasi Muda Muslim. Bandung: Mizan.

10 Mubarok, Achmad. 2002. Pendakian Menuju Allah. Jakarta: Khazanah Baru.

11 Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Dakwah Sufistik Kang Jalal. Jakarta: Dian Rakyat.

12 Sauq, Achmad. 2010. Meraih Kedamaian Hidup Kisah Spiritualitas Orang Modern. Yogyakarta: Sukses Offset.

13 Sukidi. 2002. Kecerdasan Spiritual. Jakarta: Gramedia.

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Upload Sign In Join

Search

Home

Saved

Books

Audiobooks

Magazines

News

Documents

Sheet Music

Upload Sign In Join

Dalam dokumen Makalah Bagaimana Manusia Bertuhan (Halaman 21-42)

Dokumen terkait