• Tidak ada hasil yang ditemukan

108 Makalah Utama 39.Berfungsi menghubungkan dan mensintesis pemikiran dan informasi;

Dalam dokumen M01063 (Halaman 35-37)

navigasi spasial, pemrosesan dan penyimpanan verbal, perencanaan gerak motor, gerakan tangan yang dituntun secara visual.

40. Berfungsi antara lain dalam penyimpanan dan pemanggilan informasi, pemrosesan bahasa.

41. Falk D, Hildebolt C, Smith K, Morwood MJ, Sutikna T, Brown P, Jatmiko E, Saptomo EW, Brunsden B, Prior F (2005) The brain of LB1, Homo floresiensis. Science 308: 242–245.

42. Chagizi MA and Shimojo S., 2005. Parcellation and area-area connectivity as a function of neocortex size. Brain Behav. Evol. 66:88- 98.

43. Katakanlah daerah girus frontalis inferior pada manusia atau yang dikenal dengan daerah Broca, berfungsi dalam ekspresi verbal. Adanya lesi di daerah ini mengakibatkan afasia motorik.

44. Blanke O, Mohr C, Michel C, Pascual-Leone A, Brugger P, Seeck M, Landis T, Thut G, 2005. Linking Out-of-Body Experience and Self Processing to Mental Own-Body Imagery at the Temporoparietal Junction. The Journal of Neuroscience 25:550-557.

45. Mencakup: (1) daerah motor primer daerah Brodmann 4 yang mengendalikan gerakan otot kesadaran, (2) daerah Broadmann 6 merencanakan urutan-urutan gerakan-otot kompleks; (3) korteks prefrontal –semua yang berada di anterior dari daerah premotor- yang memediasi sejumlah fungsi korteks aras tinggi yang penting untuk perencanaan, bahasa, interaksi sosial, serta melakukan pemantauan umum terhadap daerah lain di otak. Kecerdasan (IQ, g) berkorelasi kuat dengan peta gray matter; dan g berkorelasi dengan perbedaan volume gray matter di Lobus frontal. Hal ini dibawah kendali sangat kuat oleh faktor genetik.

46. Avants BB and Schoenemann PT, Gee JC, 2005. Lagrangian frame diffeomorphic image registration: morphometric comparison of human and chimpanzee cortex. Med. Image Anal. 10:397-412.

47. Semendeferi K, Armstrong E, Schleider A, Zilles K, Van Hoesen GW, 1998. Limbic frontal cortex in hominoids: a comparative study area 13. Am. J. Phys. Anthropol. 106:129-55.

48. Carpenter MB, Sutin J. 1983. Human Neuroanatomy. Baltimore, MD: Williams & Wilkins.

49. Semendeferi K, Armstrong E, Schleider A, Zilles K, Van Hoesen GW, 2001. Prefrontal cortex in humans and apes: a comparative study of area 10. Am. J. Phys. Anthropol. 114:224-41.

50. Dengan bioinformatika kita dapat melakukan analisis pohon kekerabatan serta menganalisis struktur gen (panjang, struktur ekson-intron, orf (open reading frame), struktur tuas pengendali – promotor-, dan komposisi basa nukleat, dll) dan genom (penjajaran DNA secara bebas –free alignment-), kandungan gen yang sama dalam genom, keteraturan posisi gen di dalam genom (gene order), rata-rata kesamaan urutan, dan filogenomik. Melalui pendekatan-pendekatan molekuler kita boleh lebih kokoh memahami bahwa migrasi dan pola persebaran manusia modern di muka bumi terjadi melalui teori out of eden (Stringer and Andrews, 19881; Vigilant et al., 19911; Hudjashov

et al., 20071).

51. Nachman M. W., 2000. Estimate of the mutation rate per nucleotide in human. Genetics 156: 297-304.

52. Hall S, 2008. Last of the Neanderthals. National Geography 214: 34- 59.

53. King M-C and Wilson AC, 1975. Evolution at Two Levels in Humans and Chimpanzees. Science 188: 107-116.

54. Bailey WJ, Fitch DHA, Tagle DA, Czelusniak J, JL Slightom, and M

Cakrawala Pemikiran Teori Evolusi Dewasa ini

109

Gibbon phylogeny and the hominoid slowdown. Mol. Biol. Evol. 8: 155- 184.

55. Oleh sebab itu dalam taksonomi terbaru, genus Pan (simpansé) dan genus Homo diklasifikasikan ke dalam satu kerabat yakni Hominini. 56. Wildman D, Uddin M, Liu G, Grossman L, and Goodman M, 2003.

Implications of natural selection in shaping 99.4% nonsynonymous DNA identity between humans and chimpanzees: enlarging genus

Homo. Proc. Natl. Acad. Sci. USA 100: 7181-7188.

57. King M and Wilson A. C., 1975. Evolution at two level in human and chimpanzees. Science 188: 107-116.

58. Khaitovich P, and 8 others, 2005. Parallel patterns of evolution in the genomes and transcriptomes of human and chimpanzees. Science

309: 1850-1854.

59. Rockman M.V. and Wray G. A., 2002. Abundant Raw Material for Cis-Regulatory Evolution in Humans. Mol. Biol. Evol. 19:1991–2004. 60. DNA tuas pengendali adalah DNA bukan pembawa sandi genetik

namun berfungsi mengendalikan ekspresi gen (terutama pada aras transkripsi), yang konsekuensi fungsionalnya dapat bergantung pada faktor-faktor tipe sel, suhu, distribusi induser eksogen, interaksi dengan elemen-elemen lain seperti intron, elemen hilir dari sistem ekspresi gen, dan kovariasi pada tempat yang lain di dalam genom. 61. Wray G. 2007. The evolutionary significance of cis-regulatory

mutations. Nat Rev Genet. 8:206–216.

62. Sridhar Kudaravalli, Jean-Baptiste Veyrieras, Barbara E. Stranger, Emmanouil T. Dermitzakis and Jonathan K. Pritchard, 2009. Gene Expression Levels Are a Target of Recent Natural Selection in the Human Genome. Mol. Biol. Evol. 26(3):649–658

63. iHS merupakan statistik yang diperkenalkan belum lama untuk mengukur kejadian seleksi terhadap variasi genetik yang masih baru dan belum mencapai fiksasi (Tang et al. 2007: Tang K, Thornton K, Stoneking M. 2007. A new approach for using genome scans to detect recent positive selection in the human genome. PLoS Biol. 5:e171.) 64. Tautz D, 2000. Evolution of Transcriptional Regulation. Curr Opin

Genet Dev 10:575-579

65. Levine M and Tjian R, 2003. Transcription Regulation and Animal Diversity. Nature 424(6945):147-151.

66. Wang X and Chamberlin HM., 2004. Evolutionary innovation of the excretory system in Caenorhabditis elegans. Nature Genetics 36:231- 232.

67. Yakni bagian otak yang mengalami ekspansi ukuran yang paling luar- biasa relatif terhadap bagian dari otak dan tubuh lain, serta beberapa perbedaan dalam organisasi internalnya dalam evolusi hominin 68. Cáceres M, Lachuer J, Zapala M, Redmond J, Kudo L, Geschwind D,

Lochard D, Preuss T, and Barlow C., 2003. Proc. Natl. Acad. Sci. USA

100: 13030-13035.

69. Enard, W. and 12 others, 2002. Intra- and Interspecific variation in Primate gene expression patterns. Science 296: 340-343.

70. ACC (anterior cingulated cortex) merupakan bagian korteks yang spesifik manusia, terdapat dompolan-dompolan sel-sel neuron piramidal khusus yang disebut spindle cell pyramidal neurons. Sel-sel neuron piramidal memiliki akson-akson yang panjang yang

menghantar informasi keluar dari korteks. Jumlah spindle cell pyramidal neurons semakin berkurang berturut-turut pada bonobo, simpansé, gorilla, dan orangutan, bahkan tidak ditemukan

samasekali pada primata dan mamalia lainnya. Ukuran spindle cell- nya beberapa kali lebih besar. Sel-sel ini jauh lebih peka terhadap penyakit Alzheimer ketimbang sel-sel piramidal lainnya.

71. Uddin M, Wildman D, Liu G, Xu W, Johnson R, Hof P, Kapatos G, Grossman L, and Goodman M, 2004. Sister grouping of chimpanzees

110

Makalah Utama

Dalam dokumen M01063 (Halaman 35-37)

Dokumen terkait