• Tidak ada hasil yang ditemukan

82

mentaati peraturan dan selalu mengingatkan apabila temannya melakukan kesalahan. Disiplin belajar seorang siswa akan meningkat jika ia berteman dengan siswa yang mempunyai disiplin baik pula.

b. Kesadaran

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase kesadaran belajar siswa secara umum dalam kategori baik, namun frekuensi secara keseluruhan dari hasil analisis menunjukkan kesadaran siswa paling banyak berada pada kriteria kurang baik. Kesadaran belajar yang kurang baik disebabkan karena siswa kurang terbiasa belajar secara rutin. Di dalam diri siswa belum muncul pemikiran bahwa hasil dari proses belajar sesungguhnya sangat bermanfaat bagi kehidupannya di masa depan. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar membaca, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak bisa membaca menjadi bisa membaca.

c. Administrasi Sekolah

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase administrasi sekolah siswa secara umum dalam kategori baik. Di sekolah swasta, administrasi sekolah terdiri dari berbagai hal, salah satunya berkaitan dengan pembayaran iuran sekolah seperti pembayaran SPP, uang gedung, maupun iuran-iuran lain guna memperlancar proses pembelajaran. Pengelolaan administrasi yang baik oleh pihak sekolah juga sangatlah dibutuhkan, jika antara pihak sekolah dengan siswa bekerjasama

di dalam berdisiplin administrasi, maka proses pembelajaran akan semakin lancar. Sebaliknya jika administrasi sekolah tidak berjalan dengan baik, maka proses pembelajaranpun akan terganggu.

2. Pembelajaran

Subvariabel pembelajaran meliputi kurikulum dan tekun menghadapi tugas. Lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Kurikulum

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai kurikulum secara umum masih dalam kategori baik. Pemilihan materi-materi yang kurang berimbang antara teori dan praktek menyebabkan siswa kesulitan dalam belajar, tingginya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bagi siswa sehingga siswa merasa kesulitan untuk mencapai KKM. Kurikulum yang kurang baik akan menyebabkan siswa kesulitan didalam berdisiplin belajar, sebagai contoh tingginya bobot materi pelajaran, misalnya materi pelajaran yang seharusnya diperoleh siswa di kelas XII namun sudah harus diterima di kelas XI. Kurikulum seharusnya disusun berdasarkan kemampuan siswa secara umum, sehingga akan mempermudah siswa di dalam berdisiplin belajar dan dalam pencapaian tujuan belajar.

b. Tekun Menghadapi Tugas

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai tekun menghadapi tugas, secara umum masih dalam kategori rendah karena disebabkan oleh kurangnya kesadaran siswa didalam mengerjakan tugas – tugasnya. Tugas – tugas yang diberikan oleh guru terkadang hanya dianggap sepele oleh siswa-siswanya.

84

Misalnya sewaktu guru berhalangan hadir, dan sebelumnya siswa sudah diberi tugas, karena tidak adanya pengawasan oleh guru terkadang siswa hanya membuat tugas seenaknya saja. Siswa seharusnya menganggap tugas sebagai salah satu sarana untuk belajar, bukan hanya dianggap sebagai kewajiban semata, sehingga siswa akan mengerjakan tugas dengan senang hati dan tekun. 3. Komunikasi

Subvariabel keluarga meliputi hubungan dengan guru, dam pengetahuan hafalan. Lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Hubungan dengan Guru

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai hubungan dengan guru secara umum masih dalam kategori baik karena disebabkan siswa menganggap guru sebagai penentu keberhasilan belajar para siswa. Sebenarnya disiplin belajar yang baik itulah yang menentukan keberhasilan belajarnya. Seorang guru yang bersikap acuh terhadap siswanya, akan mengakibatkan siswa tidak tertarik untuk mengikuti materi pelajaran yang disampaikan, suasana tersebut akan membuat suasana belajar menjadi tidak tenang. Sebaliknya, hubungan yang baik antara siswa dengan guru akan membuat suasana belajar yang menyenangkan, sehingga proses belajar semakin kondusif.

b. Pengetahuan Hafalan

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai pengetahuan hafalan masih dalam kategori tinggi, namun frekuensi terbanyak berada dalam kategori kurang baik. Hal tersebut disebabkan karena disiplin belajar yang kurang baik dari siswa. Pengetahuan hafalan yang buruk menjadikan siswa menjadi tidak

bisa mengikuti pelajaran seperti yang diinginkan guru. Misalnya seorang guru yang akan memberikan ulangan kepada siswa, namun terdapat beberapa siswa yang masih belum menguasai materi, hal itu akan menyebabkan siswa mendapat hasil ulangan yang buruk.

4. Kondisi Udara dan Penglihatan

Subvariabel dari faktor ini terdiri dari dua, yaitu kondisi udara dan penglihatan. Lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Kondisi Udara

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai kondisi udara termasuk dalam kategori kurang baik, hal ini dikarenakan ruang kelas yang kurang sesuai dengan standar, tidak adanya fasilitas penunjang seperti kipas angin membuat ruangan menjadi panas, ditambah lagi kurangnya pohon maupun tanaman hijau di lingkungan sekolah. Kondisi udara dan fasilitas pendukungnya tidak layak, akan mengakibatkan siswa dan guru yang berada di dalamnya tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak merasa nyaman di saat proses belajar. Sekolah perlu menyediakan ruang belajar yang layak untuk proses belajar demi menunjang kelancaran aktivitas belajar di sekolah, serta penataan ruang belajar yang sesuai akan menjadikan suasana belajar lebih nyaman.

b. Penglihatan

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai penglihatan termasuk dalam kategori kurang baik. Kurangnya fungsi penglihatan dapat mengganggu aktivitas belajar siswa, siswa yang mempunyai fungsi penglihatan kurang akan mengalami kesulitan dalam belajarnya, sehingga ketika guru menyampaikan

86

materi siswa akan mengalami kesulitan belajar apabila melihat tulisan yang ada di papan tulis maupun buku. Siswa yang mengalami gangguan dalam penglihatan, sebaiknya langsung segera diperiksakan agar didalam proses belajar tidak terganggu. Penglihatan yang baik akan membantu siswa di dalam membaca, dan semakin siswa terbiasa membaca, maka disiplin belajarnya juga akan meningkat.

5. Motivasi dan Pola Makan

Subvariabel dari faktor ini terdiri dari tiga, yaitu dukungan orangtua, pemahaman, dan pola makan. Lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Dukungan Orangtua

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai dukungan orangtua dengan anak secara umum masih dalam kategori baik. Kurangnya dukungan dan nasihat orang tua kepada anaknya dalam belajar yang menyebabkan anak merasa kesulitan dalam belajar, dengan demikian disiplin belajarnya juga menurun. Orangtua yang selalu mendukung anaknya belajar untuk mencapai prestasi yang baik akan mengakibatkan anak akan termotivasi untuk belajar. Perhatian atau dukungan orang tua kepada anaknya dapat berupa pemberian semangat atau motivasi, menyediakan peralatan belajar, dan mengingatkan anaknya untuk belajar akan memudahkan anak dalam meningkatkan disiplin belajarnya, dengan demikian hasil belajar anak dapat meningkat.

b. Pemahaman

Berdasarkan hasil dari deskriptif persentase mengenai pemahaman masih berada dalam kategori baik, namun frekuensi paling banyak berada dalam

kategori kurang baik, hal ini disebabkan siswa kurang begitu memperhatikan di dalam proses pembelajaran, sehingga pada saat guru menyampaikan materi siswa tidak dapat menerimanya dengan baik. Pemahaman didalam belajar dapat diperoleh siswa dengan berbagai cara, salah satunya dengan memperhatikan guru disaat menerangkan, dan yang kedua dengan cara memperbanyak membaca atau belajar diluar jam pelajaran yang ada.

4.2.2. Kontribusi faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal

Kontribusi faktor-faktor yang mempengarahi disiplin belajar siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal sebagai berikut:

1. Lingkungan Sekolah

Subvariabel lingkungan sekolah mempunyai nilai varian sebesar 22,73%, artinya subvariabel lingkungan sekolah mempunyai kontribusi sebesar 22,73% terhadap disiplin belajar siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal. Faktor lingkungan sekolah terdiri dari teman bergaul, kesadaran, dan administrasi sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Tu’u (2004:94) bahwa teman bergaul dapat mempengaruhi disiplin belajar sebab:

Teman bergaul di sekolah yang baik dapat memberi dorongan agar seorang siswa berubah perilakunya. Diharapkan teman dekat ini memberi pengaruh positif bagi perubahan perilakunya. Akan tetapi, teman bergaul di sekolah atau di luar sekolah, juga dapat membuat perilaku dan prestasi yang baik berubah menjadi kurang baik. Hal ini terjadi apabila memilih teman bergaul yang kurang disiplin.

Kesadaran menurut Tu’u (2004:48) dapat mempengaruhi disiplin belajar

88

bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu, kesadaran diri menjadi motif sangat kuat terwujudnya disiplin”. Administrasi sekolah menurut Tu’u (2004:120)

dapat mempengaruhi disiplin belajar sebab:

Setiap pelanggaran yang terjadi harus dicatat oleh bagian administrasi yang ditugaskan khusus mencatat pelanggaran tata tertib sekolah. Administrasi disiplin ini perlu dibuat rapi dan sistematis. Tujuannya agar kita dapat melihat siswa yang bermasalah dengan disiplin sekolah. Kita dengan cepat dapat mengetahui kondisi siswa tersebut.

2. Pembelajaran

Subvariabel pembelajaran mempunyai nilai varian sebesar 13,51%, artinya subvariabel pembelajaran mempunyai kontribusi sebesar 13,51% terhadap disiplin belajar siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

Faktor pembelajaran terdiri dari kurikulum dan tekun menghadapi tugas. Kurkulum menurut Tu’u (2004:12) dapat mempengaruhi disiplin belajar sebab

“Komponen-komponen sekolah yang utama seperti kurikulum dan program pembelajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan dan sarana-prasarana ikut memberi kontribusi bagi disiplin siswa yang berpengaruh pada perubahan perilaku dan prestasinya”. Menurut Sardiman (2011:84) “dalam kegiatan belajar -mengajar akan berjalan dengan baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri”.

3. Komunikasi

Subvariabel komunikasi mempunyai nilai varian sebesar 11,19%, artinya subvariabel komunikasi mempunyai kontribusi sebesar 11,19% terhadap disiplin belajar siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

Faktor komunikasi terdiri dari hubungan dengan guru dan pengetahuan hafalan. Hubungan dengan guru menurut Tu’u (2004:61) dapat mempengaruhi disiplin belajar sebab “Siswa yang telah melanggar ketentuan sekolah dan telah

diberi sanksi disiplin perlu dibina dan dibimbing oleh guru-guru”. Pengetahuan hafalan menurut Santoso dalam Tu’u (2004:2) dapat mempengaruhi disiplin belajar sebab “kita selama ini memiliki kecenderungan belajar dengan cara mememorisasi atau menghafal segala sesuatu yang kita hafalkan dan memasukannya ke dalam sistem memori di otak kita”.

4. Kondisi udara dan penglihatan

Subvariabel kondisi udara dan penglihatan mempunyai nilai varian sebesar 10,07%, artinya subvariabel kondisi udara dan penglihatan mempunyai kontribusi sebesar 10,07% terhadap disiplin belajar siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

Faktor kondisi udara dan penglihatan terdiri dari kondisi udara dan

penglihatan. Menurut Baharuddin (2008:27) “kondisi udara merupakan faktor -faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi

lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat”. Menurut Djamarah (2002:155) “sebagian besar yang dipelajari manusia (anak) yang belajar

berlangsung dengan membaca, melihat contoh, atau model, melakukan observasi, mengamati hasil-hasil eksperimen”.

5. Motivasi dan pola makan

Subvariabel motivasi dan pola makan mempunyai nilai varian sebesar 9,31%, artinya subvariabel motivasi dan pola makan mempunyai kontribusi

90

sebesar 9,31% terhadap disiplin belajar siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

Faktor motivasi dan pola makan terdiri dari dukungan orang tua,

pemahaman, dan pola makan. Dukungan orang tua menurut Tu’u (2004:122) dapat mempengaruhi disiplin belajar sebab “Pembinaan disiplin tidak dapat berjalan

dengan mulus dan baik apabila orang tua kurang memberi dukungan”.

Pemahaman menurut Suradi (2011) dapat mempengaruhi disiplin sebab

“pemahaman mengenai makna dari peraturan maupun tata tertib sekolah menjadi

langkah awal dari siswa untuk berperilaku disiplin”. Pola makan menurut Baharuddin (2008:19) dapat mempengaruhi disiplin belajar, hal ini disebabkan

“Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi proses belajar maka

perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah menjaga pola makan yang sehat dengan memperhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Hal senada pendapat lain bahwa faktor –

faktor yang mempengaruhi disiplin belajar adalah:

“disiplin belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) Motivasi, baik berupa motivasi internal maupun eksternal. (2) Lingkungan sekolah, fasilitas yang disediakan sekolah dan guru yang menjadi teladan siswa. (3) Peraturan sekolah, berupa penerapan kurikulum dan tata tertib yang ada, serta pihak-pihak pelaksana. (4) Kesadaran dari siswa dan pola makan yang baik” (Sanjaya, 2005:9)

91

Dokumen terkait