• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IDIOM DAN MAKNA 気`KI`

2.3 Makna 気 `Ki`

Dalam mempelajari idiom, harus diketahui terlebih dahulu hubungan yang erat antara bahasa dan kebudayaan, namun dalam penelitian pengaruh kultur terhadap idiom, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi dalam masyarakat manusia. Setiap kegiatan kemasyarakatan manusia tentu tidak akan lepas dari penggunaan bahasa.

Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah yang berarti budi atau akal (Koentjaraningrat,1969:76). Adapun kata culture yang merupakan kata asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin (Koentjaraningrat, 1985:181). Maka, kebudayaan itu memberikan arti kepada semua usaha dan gerak-gerik manusia, serta makna kebudayaan itu merupakan sesuatu yang disampaikan manusia satu sama lain dalam hidup bermasyarakat (Koentjaraningrat, 1969:76).

Dalam bahasa Jepang mengetahui makna sebuah idiom oleh bahasa lain, mereka harus mengetahui pola berfikir, tradisi dan kebiasaan, nilai dan corak hidup bangsa Jepang.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis akan mencoba menjelaskan makna 気 `Ki` sebagai acuan untuk menganalisa makna idiom yang terbentuk dari 気 `Ki` tersebut.

Dalam 国語大辞典`Kokugo Daijiten` atau Kamus Besar Bahasa Jepang (hal 423) , makna 気`Ki` dijelaskan sebagai berikut.

1. 人の活動の根源 となる生命 力。精神。`Hito no katsudou no kongen to naru

seimeiryoku. Seishin`. `Kekuatan yang menjadi dasar kegiatan manusia.

2. その人に備わった心の傾向。気質。`Sono hito ni sonawatta kokoro no keikou.

Kishitsu`.`Kecenderungan hati yang dimiliki oleh seseorang`.

3. 何かをしようと思う心。つもり。意志。`Nanika wo shiyou to omou kokoro.

Tsumori. Ishi`.`Hati yang bermaksud melakukan sesuatu hal. Niat. Maksud`.

4. 物事にたいしたときの心の状態。気持ち。`Monogoto ni taishita toki no kokoro no jōkyō. Kimochi`. `Keadaan hati terhadap suatu benda. Perasaan`.

5. い ろ い ろ と 思 い 巡 ら す 心 。`Iroiro to omoimegurasu kokoro`. `Hati yang merenungkan berbagai hal`.

6. 感情。`Kanjō`. `Perasaan, emosi, sentimen, impuls, kata hati`.

7. 人·物·物 事 に 引 か れ る 心 。 関 心 。`Hito-mono-monogoto ni hikareru kokoro. Kanshin`. Hati yang teralih oleh peristiwa, benda dan orang.`

8. 物事に対して有効に働く心。`Monogoto ni taishite yūkō ni hataraku kokoro`.`Hati yang bekerja secara efektif terhadap peristiwa atau kejadian`.

9. そのものの中に含まれている勢い。力。精気。特に、アルコール類の場合は

香気。味。`Sono mono no naka ni fukumareteiru ikioi.Chikara. Seiki. Tokuni, arukoru rui no baai wa kōki. Aji`.`Kekuatan yang terkandung dalam benda. Tenaga/Daya. Semangat. Khususnya, aroma pada jenis alkohol. Rasa.`

10.その場に感じられる漠然とした感じ。雰囲気。気配。`Sono ba ni kanjirareru

bakuzen toshita kanji. Fun`iki. Kehai`.`Perasaan yang dirasakan secara samara- samar. Suasana. Indikasi`.

11.空気などの気体。`Kūki nado no kitai`.`Benda gas seperti udara dan lain-lain`.

12.人の吸ったり吐いたり息。呼吸。`Hito no suttari haitari iki. Kokyū`.`Udara yang dihirup dan dikeluarkan manusia. Pernafasan`.

Jeff Garrison dan Kayoko Kimiya, (1994:8) dalam tesis Wimonwan Wonyara (1998) menyatakan bahwa:

"We found, in short, that whenever Japanese talk about themselves or others, discuss human relations, or express their emotions, feelings, intentions or opinions, there was ki in abundance."

“Kita dapat menyimpulkan secara sederhana bahwa kapan pun orang Jepang berbicara mengenai diri mereka ataupun orang lain, mendiskusikan hubungan manusia atau juga mengekspresikan emosi, perasaan, maksud maupun pendapat mereka, selalu penuh dengan perasaan (ki)”.

Dalam bahasa China, huruf kanji 「気」 dibaca dengan 「ch`i」.Para pengikut ajaran Konfusius pada zaman baru Dinasti Sung, para ahli alkemia maupun para filosofi ajaran Tao memikirkan dengan sungguh-sungguh makna dari 気(ki) dan menafsirkannya sebagai “nafas, energi, kemampuan beraktifitas, udara, cuaca dan seks”.Huruf kanji「気」 dipercayai adalah bagian dari semua makhluk hidup sebagai semacam "kekuatan hidup" ata

「気」 merupakan suatu hal yang dipusatkan pada

pola pikir bangsa China secara tradisional terhadap semua benda. Secara etimologi, huruf kanji 「気」 pada mulanya ditulis dengan bentuk 「氣」yang terdiri atas huruf kanji 「气」yang bermakna “uap” dan huruf kanji 「米」 `kome` yang bermakna “beras” dan pada mulanya huruf kanji 「 気」 tersebut memiliki makna “pernafasan atau nafas”. Hubungannya adalah huruf kanji 「气」 yang bermakna uap akan muncul di saat 「米」`kome` dimasak. Pada awalnya, cara menulis huruf kanji 「气」 terdiri dari tiga baris utama, yang digunakan untuk menunjukkan nafas seseorang pada saat hari atau udara dingin. Para penulis bangsa China dahulu, ingin mengganti makna huruf kanji 「气」 dengan makna yang asli yaitu memberikan makan kepada orang lain dalam konteks sosial, seperti halnya menyediakan makanan kepada

para tamu. Jadi, huruf kanji 「气」 ditambah dengan huruf kanji 「米」`kome` menjadi

「氣」 merupakan karakt er tradisional bangsa China yang masih digunakan dan berlaku hingga

saat ini. Namun, di Jepang, huruf kanji 「氣」 hanya digunakan hingga tahun 1946 saja, karena pada tanggal 16 November 1946, pemerintah membuat suatu kebijakan dengan adanya istilah

Tōyō Kanji (当用漢字 ) mengenai daftar Kanji untuk pemakaian sehari-hari. Seluruhnya ada

1.850 karakter yang dimuat dalam daftar Tōyō Kanji. Daftar Tōyō Kanji berintikan karakter- karakter yang waktu itu tinggi frekuensi pemakaiannya. Karakter Tōyō Kanji dimaksudkan untuk dipakai dalam

masyarakat umum. Setelah dikeluarkannya Tōyō Kanji, rakyat dan penerbit surat kabar pada dasarnya hanya memakai karakter yang ada dalam daftar Tōyō Kanji. Kata-kata yang tidak

dapat ditulis dalam Tōyō Kanji diganti dengan karakter lain atau ditulis denga Takeda Kenji dalam tesis Wimonwan Wonyara mengatakan bahwa makna

「気」 adalah: 「『気』は、日常我々が日本語を用いる際にしばしば使う言葉の一つであ る。もっとも、周知の通り、『気』はそもそも古代中国において成立した概念であ り、先秦時代の思考を伝える多くの文献に既に登場している。日本語における 『気』を基盤としながら、そこに日本語としての独自のニュアンスを加えつつ形成 されたといってよかろう」

“Ki” wa nichijō wareware ga nihongo wo mochiiru sai ni shibashiba tsukau kotoba no hitotsu de aru. Mottomo, shūchi no toori, “ki” wa somosomo kodai chūgoku ni oite seiritsu shita gainen de ari, sakishin jidai no shikō wo tsutaeru ōku no bunken ni sudeni tōjō shiteiru. Nihongo ni okeru “ki” wo kiban toshinagara, sokoni nihongo toshite no dokuji no nyuansu wo kuwaetsutsu keisei sareta to itte yokarō”

`Ki merupakan salah satu kosa kata yang sering kita gunakan sehari-hari pada saat menggunakan bahasa Jepang. Kemudian, seperti yang diketahui secara umum, “ki” pada awalnya merupakan konsep yang terbentuk pada bangsa China kuno, dan muncul sebelumnya dalam banyak kesusastraan yang menyampaikan pemikiran jaman dahulu. Berdasarkan atas “ki” yang ada dalam bahasa Jepang, dapat dikatakan bahwa “ki” terbentuk dengan menambahkan nuansa orisinil sebagai bahasa Jepang`.

Akatsuka Yukio dalam Kanji Hyakka Daijiten Nihongogaku dalam tesis Wimonwan Wonyara menyatakan makna Ki yaitu:

「気」という文字の小学的研究、『孟子』、『荀子』、『列子』、『荘 子』、『呂氏春秋』、『淮南子』などにみられる中国における「気」思想の展開は、 秀れた多くの学者たちによって研究されてきた。しかし、当の私たち日本人の 「気」の概念が、いつ、いかにして形づくられ、時代の推移と共に、どのように変 化し、展開されてきたかということは、残念ながらいまひとつははっきりしていな い。

“Ki” to iu moji no shogakuteki kenkyū, “moushi”, “junshi”, “retsuko”, “souko”, “ryoshi shunju”, “wainanko” nado ni mirareru chūgoku ni okeru “ki” shisō no tenkai wa sugureta ōku no gakushatachi niyotte kenkyū sarete kita. Shikashi, tou no watashitachi nihonjin no “ki” no gainen ga, itsu, ikanishite katachi zukurare, jidai no suii to tomoni, dono youni henka shi, tenkai sarete kitaka to iu koto wa zannen nagara ima hitotsu wa hakkiri shiteinai.

`Dalam penelitian dasar terhadap huruf “ki”, perluasan konsep “ki” yang terdapat di China seperti “moushi”, “junshi”, ”retsuko”, “souko”, “wainanko” dan sebagainya,

merupakan konsep yang diteliti oleh para ilmuwan yang unggul. Namun, konsep pemikiran “ki” bagi kita sebagai bangsa Jepang pada waktu itu, sejalan dengan peralihan masa, perihal mengenai perluasan konsep, bagaimana perubahannya, pada saat kapan dan bagaimana bentuknya dibuat, sangat disayangkan saat sekarang pun masih tidak jelas`.

Kojima Yukie dalam Dōkanji Hyakka Daijiten Nihongogaku dalam tesis

Wimonwan Wonyara menjelaskan bahwa,

「気」という語はもともと漢語である。それがいつごろどのように日本に 入ってきて、どのような展開を遂げてきたのか、東洋哲学的な意味はもとより、仏 教や儒教にもとうぜん関係があるであろう。

`Ki to iu go wa motomoto kango de aru. Sore ga itsu goro dono youni Nihon ni haitte kite, dono youna tenkai wo togete kitanoka. Tōyōtetsugakutekina imi wa motoyori, Bukkyou ya Jyukyou nimo touzen kankei ga aru de arou`

`Kata “ki” pada dasarnya merupakan sebuah kata yang berasal dari China. Kata “ki” itu sendiri sejak kapan, dan bagaimana masuk ke Jepang, dan bagaimana mulai meluasnya, barangkali ada hubungannya dengan ajaran Konfusius maupun ajaran agama Buddha berdasarkan makna filosofis wilayah Timur`.

Jika kita melihat Kesusastraan Kuno bangsa Jepang, maka kita akan memahami makna, dan cara pemakaian kata “ki”. Cara penggunaan kata “ki” disempurnakan pada abad ke 17 Masehi. Sebelumnya, pada abad 11 hingga 12 Masehi, kata “ki” dibaca dengan “ke”. Pada waktu itu, digunakan hanya berdasarkan kondisi tulisan saja tanpa membedakan makna atau hal lainnya. Jika kita melihat kata 御気色 `gokeshiki` dalam karya sastra Genji Monogatari, barangkali dapat dikatakan bahwa kata “ki” merupakan bentuk ragam hormat.

Pada pertengahan abad ke 11 Masehi, kata “ke” perlahan-lahan dibaca menjadi “ki” dan digunakan secara umum sebagai pengganti kata “ke”.

Dokumen terkait