• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Makna yang Terkandung pada Lirik Tembang dolanan dan

4.1.2 Makna Membandingkan

Lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat bermakna membandingkan biasanya lebih cenderung menekankan makna nilai-nilai budaya

23

dengan membandingkan sifat-sifat, kebiasaaan, karakteristik, perilaku, seekor binatang, tumbuh-tumbuhan serta sesuatu yang ada di dalam lingkungan masyarakat suku Jawa. Berikut dijabarkan beberapa lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat pada suku Jawa yang mengandung makna membandingkan:

a. Lirik tembang dolanan 1. PITIKWALIK

Pitik walik jambul „Ayam berbulu kriting‟

Sega golong mambu enthong „Nasi putih berbau centong‟

Mangga sami kundur „Mari kita pulang‟

Weteng kula sampun kothong „Perut saya sudah lapar‟

Enake sego liwet sayur terong „Enaknya nasi liwet sayur terong‟

Terong bunder bocah sregep mesti pinter „Orang yang rajin pangkal pandai‟

Terong ijo bocah kesed mesti bodo „Orang yang malas pangkal bodoh‟

Makna yang terkandung dalam lirik lagu Pitik Walik adalah makna membandingkan terdapat pada kalimat terong bunder bocah sregep mesti pinter yang artinya „orang yang rajin, tekun, pastilah pandai‟ dan terong ijo bocah kesed mesti bodo yang artinya „orang pemalas pada umumnya bodoh‟. Dalam lirik ini membandingkan antara seseorang yang rajin dan pemalas sama-sama akan mendapatkan hasil dan pasti hasilnya berbeda.

b. Lirik tembang macapat 1. TRANSMIGRASI

Wis wancine urip pisah lan sadulur „Sudah waktunya pisah dari saudara- saudara‟

Golek panguripan „Mencari penghidupan‟

24

Pindhah papan luwih becik „Pindah ke tempat lebih baik‟

Saja owel ninggalake papan lawas „Jangan ragu meninggalkan tempat tinggal yang lama‟

Prayogane transmigrasi kang sinebut „Lebih baik berpindah tempat yang disebut transmigrasi‟

Programe negara „Programnya negara‟

Pindhah saka tanah Jawi „Pindah dari tanah Jawa‟

Menyang pulo-pulo tlatah Nusantara „Pergi ke pulau-pulau yang ada di Nusantara‟

Makna yang terkadung dalam lirik lagu Transmigrasi adalah makna membandingkan. Penjelasan dari lirik lagu Transmigrasi adalah menceritakan seseorang yang sudah seharusnya berpisah dari saudaranya untuk merantau mencari kehidupan yang berbeda, berpindah ke tempat yang lebih baik dan jangan ragu untuk meninggalkan kampung halaman. Transmigrasi sebuah program negara yang memutuskan seseorang untuk berpindah ke pulau-pulau di luar pulau Jawa dan masih di daerah Nusantara. Makna perbandingan terlihat pada kalimat „Pindhah papan luwih becik’ yang artinya pindah ketempat yang lebih baik arti kata tersebut menyatakan seakan-akan tempat ia tinggal tidak baik diperkuat dengan kalimat Prayogane transmigrasi kang sinebut dan menyang pulo-pulo tlatah Nusantara yang artinya „lebih baik pindah tempat yang di sebut Transmigrasi‟ dan „pergi ke pulau-pulau yang ada di Nusantara‟.

25 4.1.3 Makna Menasehati

Lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat tidak lepas dari makna menasehati karena pada lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat juga berisi falsafah hidup, etika dan kesopanan agar menasehati dan memberikan arahan kepada orang agar menjalankan hidup dengan baik. Berikut dijabarkan beberapa lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat yang mengandung makna menasehati:

a. Lirik tembang dolanan

1. SLUKU-SLUKU BATHOK

Sluku-sluku bathok „Bersihkanlah batinmu‟

Bathoke ela-elo „Batinmu melantunkan la ilaha illallah‟

Si rama menyang Solo „Mandilah dan sholatlah‟

Oleh-olehe payung motha „Akan mendapatkan perlindungan dari Yang Maha Esa‟

Mak jenthit lolo lobah „Berhati-hatilah dengan kesalahanmu‟

Wong mati ora obah „Orang yang tidak mau berusaha bagaikan orang yang sudah mati‟

Nek obah medeni bocah „Jika bergerak akan menakut-nakuti anak kecil‟

Nek urip goleka dhuwit „Jika hidup tugasnya mencari uang‟

Makna yang terkandung dari lirik lagu di atas adalah makna menasehati.

sluku-sluku bathok berasal dari bahasa arab Ghuslu-ghuslu batnaka, artinya

„bersihkanlah batinmu‟. Nasihat membersikan batin untuk mencegah diri dari hawa nafsu dan lirik lagu juga menjelaskan bahwa kita harus senantiasa berzikir kepada Allah, pada hakikatnya baris pertama dan kedua merupakan kalimat tauhid yang

26

dalam sufisme Jawa ketika berdzikir. Bathoke ela-elo’ berasal dari bahasa arab yaitu batnaka La Illaha Illallah. Si rama menyang solo setelah membersikan diri maka sholatlah mendekatkan diri pada sang Maha Kuasa oleh-olehe payung mutho maka akan mendapatkan perlindungan dan kebahagian dari Allah SWT. mak jenthit loloobah berhati-hatilah dengan kesalahanmu, sebagai peringatan untuk selalu berbuat baik dan selalu mengoreksi diri dari kesalahan yang pernah diperbuat. wong mati ora obah orang yang tidak mau berusaha bagaikan orang yang sudah mati, dan nek obah medeni bocah kalau hidup hanya akan menakut-nakuti anak kecil, nek urip goleka dhuwit jika hidup tugasnya mencari uang.

2. PADANG BULAN

Ayo prakanca dolanan neng njaba „Marilah kita bermain di luar rumah‟

Padhang bulan padhange kaya rina „Terang bulan bagaikan siang‟

Padhang bulane, seng awe-awe „Terang bulannya melambai-lambai‟

Ngelengake saja padha turu sore „Mengingatkan kita jangan tidur sore‟

Makna yang terkandung dalam lirik lagu di atas adalah makna menasehati. di dalam lirik Ngelengake saja padha turu sore yang artinya „mengingatkan kita jangan tidur sore‟ karena dalam lirik tersebut terdapat filsafah hidup dan memberikan arahan kepada orang lain agar dapat menjalankan hidup dengan baik.

Lirik tersebut juga mengandung etika dan kesopanan untuk menasehati orang lain dengan baik.

a. Lirik tembang macapat 1. PITUTUR

Suntuturi kabeh putra putri „Semua nasehat untuk putra dan putri‟

27

Lamun sisa sregep ing pangolah „Kalau sibuk dengan pekerjaan‟

Budi pikir lan ngelmune „Berikan pendidikan untuk akal fikirannya‟

Saja sira gumunggung „Jangan mau disanjung-sanjung‟

Kebat kliwat datanpa mikir „Setiap tindakan harus dipikirkan‟

Trunyak-trunyak tindakanya „Jangan bertindak gegabah‟

Bilahi ing pungkur „Agar tidak menyesal kemudian hari‟

Singkirana tindak nistha „Hindari tindakan tercela‟

Kang pranyata nora gawe urip mukti „Yang membuat hidup menjadi susah‟

Estokna tutur ika „Ikuti nasehat ini‟

Ana maneh pitutur prayogi „Ada lagi nasehat yang lebih baik‟

Lamun sira wus ndungkap diwasa „Kalau kamu menjelang dewasa‟

Dadya janma utamane „Jadilah orang yang berguna‟

Mbangun turut mring Guru „Mengikuti kata guru‟

Bapa ibu tan kena kari „Bapak ibu tidak bisa kita tinggalkan‟

Manembah mring Hyang Suksma „Untuk menghindari marahnya Maha Kuasa‟

Ugi para sepuh „Dan para orang tua‟

Iku dadya tindakira „Itulah yang menjadi pedomanmu‟

Kang tumuju kautamaning dumadi „Menuju kehidapan yang sejati‟

Tundhone urip mulya „Untuk hidup yang lebih bahagia‟

Makna yang terkandung pada lagu di atas adalah makna menasehati mulai dari baris pertama sampai baris terakhir memiliki makna menasehati untuk anak-anak yang masih kecil hingga dewasa baik putra maupun putri, jika kamu sibuk

28

dengan pekerjaanmu maka berikanlah pendidikan untuk akal pikirannya dan janganlah kamu sanjung-sanjung agar tidak menjadi anak-anak yang manja dan lemah. Dan untuk semua tindakan harus diperkirakan baik buruknya jangan bertindak gegabah agar tidak menyesal dikemudian hari. Selalu hindari tindakan tercela yang akan membuat hidup susah, ditegaskan dengan kalimat Estokna tutur ika yang artinya „ikuti nasehat ini‟.

Pada bait kedua dituliskan ada lagi nasehat yang lebih baik jika seorang anak itu sudah menjelang dewasa. Jadilah orang yang berguna mengikuti kata bapak- ibu dan juga guru dan jangan engkau abaikan ataupun tinggalkan, untuk menghindari marahnya Maha Kuasa dan para orang tua. Itulah jadikan pedomanmu untuk menuju kehidupan yang sejati dan hidup yang lebih bahagia.

2. MIJIL

Dedalane guno lawan sekti „Cara untuk menjadi orang yang berguna dan sakti‟

Kudu andhap asor „Harus saling menghormati‟

Wani ngalah dhuwur wekasane „Berani mengalah itu lebih baik‟

Tumungkula yen dipundukanni „Lebih baik diam dikala ada orang yang marah‟

Ruruh sarwa wasis samubarangipun „Pintar-pintar untuk membuat keputusan‟

Seperti yang di jelaskan dalam lirik lagu mijil di atas, makna yang terkandung adalah makna menasehati, di mana etika dan kesopanan di dalam hidup harus dijunjung tinggi agar kita dapat menjalankan hidup sebagaimana mestinya.

Seperti pada lirik Dedalane guno lawan sekti yang artinya ‘cara untuk menjadi orang

29

yang berguna dan sakti‟ dan Kudu andhap asor yang artinya „harus saling menghormati‟ menjelaskan bahwa di dalam hidup kita harus saling menghormati agar dapat menjadi orang yang berguna. Sedangkan di dalam lirik Wani ngalah dhuwur wekasane yang artinya „berani mengalah itu lebih baik‟ menjelaskan nasihat bahwa dalam hidup terkadang kita harus mengalah agar dapat menang dalam suatu keadaan. Lirik Tumungkula yen dipundukanni yang „artinya lebih baik diam dikala ada orang yang marah‟ menjelaskan bahwa diam adalah cara yang terbaik untuk menghadapi orang yang sedang marah dengan tujuan agar hubungan tetap baik-baik saja. Dan terakhir, di dalam lirik Ruruh sarwa wasis samubarangipun yang artinya

„pintar-pintar untuk membuat keputusan‟ menjelaskan bahwa di dalam kehidupan, kita harus bijak dalam menjalani hidup dan mengambil keputusan di dalam keadaan apapun agar tidak menyesal dikemudian hari.

4.1.4 Makna Mengejek

Lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat tak lepas dari makna mengejek karena pada lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat juga berisi sindiran-sindiran dengan menggunakan kata-kata yang halus tetapi terkadang ada beberapa lagu yang memiliki makna dan tujuan yang baik untuk kehidupan. Berikut dijabarkan beberapa lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat yang mengandung makna mengejek:

a. Lirik tembang dolanan 1. MENTHOG-MENTHOG

Menthog, menthog, tak khandhani „Entok,entok,, ku beritahu‟

Mung solahmu angisin-isini „Wujudmu yang memalukan‟

30

Mbok ya saja ngetok ana kandhang bae „Janganlah menampakan diri di rumah saja‟

Enak-enak ngorok ora nyambut gawe „Enakan tidur,tidak bekerja‟

Menthog, menthog, mung lakumu „Entok,entok cara kamu berjalan‟

Megal-megol dadi guyu „Lenggak-lenggok membuat tertawa‟

Makna lagu di atas adalah makna mengejek, menggunakan perumpaan hewan entok. Hewan yang memiliki badan yang besar, mendatar, leher pendek, dada lebar, dan kaki yang pendek. Jika itu berwujudan dari manusia pastilah sangat memalukan, janganlah menampakan diri, dirumah saja. Entok yang lebih banyak menghabisakn dirinya untuk tidur dan tidak melakukan apapun, seperti manusia pemalas. Entok kalau berjalan lenggak-lenggok, sama halnya orang yang memiliki tubuh besar jika kalau berjalan seperti entok.

b. Lirik tembang macapat 1. ASMARANDANA

Lumrah tumrap wong ngaurip „Biasa dalam kehidupan‟

Dumung sadhengah papan „Bertempat dimana-mana‟

Tan ngrasa cukup butuhe „Selalu merasa kurang‟

Ngenteni rezeki tiba „Menunggu datangnya rezeki‟

Lamun tanpa makarya „Kekayaan akan datang‟

Sengsara bisa kepthuk „Kesengsaraan bisa berjumpa‟

Kang mangkono bundhelana ‘Contohlah ilmu yang seperti itu‟

Makna yang terkandung dalam lagu diatas adalah makna mengejek.

Menceritakan kebiasan-kebiasaan kehidupan yang selalu bertempat tinggal dimana-mana atau selalu pindah rumah, selalu merasa kurang, tanpa kerja tetapi menunggu

31

datangnya rezeki. Sifat manusia yang malas tetapi bercita-cita menjadi orang kaya.

Makna mengejek lebih ditegaskan di kalimat Kang mangkono bundhelana yang artinya „contohlah ilmu seperti itu‟, bukan suatu nasehat untuk ke tindakan baik melainkan mengejek untuk menyadarkan bahwa tindakan itu tidak baik.

4.2 Nilai-Nilai Budaya yang Terkandung pada Lirik Tembang Dolanan dan Tembang Macapat pada Suku Jawa di Desa Marubun Bayu

Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang ditanamkan atau disepakati oleh masyarakat yang mengakar pada kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dengan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau yang sedang terjadi.

Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, motto, dan visi misi.

Nilai budaya merupakan abstrak dan luas ruang lingkupnya, tingkat ini adalah ide-ide yang mengkonsepkan hal-hal yang paling bernilai dalam kehidupan.

Nilai-nilai budaya bersifat umum, luas dan konkret. Oleh sebab itu, nilai budaya tidak dapat diganti dengan nilai-nilai budaya yang lain dalam waktu singkat (Koentjaraningrat,1986:190)

Sibarani (2014:135-136) membagi nilai-nilai budaya menjadi, (1) kesejahteraan, (2) kerja keras, (3) disiplin, (4) pendidikan, (5) kesehatan, (6) gotong-royong, (7) pengelolaan gender, (8) pelestarian dan kreativitas budaya, (9) peduli lingkungan, (10) kedamaian, (11) kesopansantunan, (12) kejujuran, (13) kesetiakawanan sosial, (14) kerukunan dan penyelesaian konflik, (15) komitmen, (16) pikiran positif dan rasa syukur, (17) religi. Berikut dijabarkan beberapa nilai-nilai budaya dalam lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat.

32 4.2.1 Nilai Religi

Nilai religi/nilai ketuhanan mengandung arti keyakinan dan pengakuan bahwa Tuhan adalah segala sumber kemurahan, berkat dan kesehjahteraan.

Mengakui akan adanya Tuhan dengan menyertakan Tuhan dalam warisan nilai budaya adalah suatu bentuk keyakinan masyarakat suku Jawa. Berikut nilai religi/ketuhanan yang terdapat dalam lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat adalah sebagai berikut:

a. Lirik tembang dolanan

1. SLUKU-SLUKU BATHOK

‘Sluku-sluku bathok „Bersihkanlah batinmu‟

Bathoke ela-elo „Batinmu melantunkan la ilaha illallah‟

Si rama menyang Solo „Mandilah dan sholatlah‟

Oleh-olehe payung motha „Akan mendapatkan perlindungan dari Yang Maha Esa‟

Mak jenthit lolo lobah „Berhati-hatilah dengan kesalahanmu‟

Wong mati ora obah „Orang yang tidak mau berusaha bagaikan orang yang sudah mati‟

Nek obah medeni bocah „Jika bergerak akan menakut-nakuti anak kecil‟

Nek urip goleka dhuwit „Jika hidup tugasnya mencari uang‟

Pada lirik di atas terkandung nilai religi. Nilai religi pada lirik lagu diatas terdapat pada kalimat Bathoke ela-elo yang artinya „batinmu melantunkan la ilaha illallah‟, Si rama menyang Solo yang artinya ‘mandilah dan sholatlah‟, Oleh-olehe payung motha yang artinya ‘akan mendapatkan perlindungan dari Yang Maha Esa‟.

b. Lirik tembang macapat

33 1. KINANTHI

Kukusing dupa kumelun „Asap ke atas dupa yang naik‟

Ngeningken tyas kang apekik „Orang yang mengheningkan cipta‟

Kawengku sagung jajahan „Tidak ada yang difikir selain tujuannya‟

Nanging saget angikipi „Akan tetapi memiliki fokus yang dalam‟

Sang resikaneka putro „Mengagetkan para dewa‟

Kang anjog saking wiyati „Maka dewa turun dari kayangan‟

Pada lirik lagu di atas mengandung nilai religi. Nilai religi yang terdapat pada lirik di atas adalah Sang resikaneka putro yang artinya ‘mengagetkan para dewa‟, Kang anjog saking wiyati yang artinya‟ maka dewa turun dari kayangan‟

4.2.2 Nilai Kerukunan

Nilai kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh makna baik dan damai. Hidup bersama dalam masyarakat dengan kesatuan hati dan bersepakat untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran. Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka nilai kerukunan adalah suatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat. Nilai kerukunan yang terdapat dalam lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat adalah sebagai berikut:

a. Lirik tembang dolanan 1. PADANG BULAN

Ayo prakanca dolanan neng njaba „Marilah kita bermain di luar rumah‟

Padhang bulan padhange kaya rina „Terang bulan bagaikan siang‟

Padhang bulane, seng awe-awe „Terang bulannya melambai-lambai‟

Ngelengake saja padha turu sore „Mengingatkan kita jangan tidur sore‟

34

Pada lirik diatas terkandung nilai kerukunan. Nilai kerukunan pada lirik lagu diatas terdapat pada kalimat „Ayo prakanca dolanan neng njaba’ yang artinya marilah teman kita bermain di luar rumah.

a. Lirik tembang macapat 1. MIJIL

Dedalane guno lawan sekti „Cara untuk menjadi orang yang berguna dan sakti‟

Kudu andhap asor „Harus saling menghormati‟

Wani ngalah dhuwur wekasane „Berani mengalah itu lebih baik‟

Tumungkula yen dipundukanni„ Lebih baik diam dikala ada orang yang marah‟

Ruruh sarwa wasis samubarangipun „Pintar-pintar untuk membuat keputusan‟

Pada lirik lagu di atas mengandung nilai kerukunan. Nilai kerukunan dalam lirik lagu di atas dinyatakan pada lirik Kudu andhap asor yang artinya „harus saling menghormati‟, Wani ngalah dhuwur wekasane yang artinya ‘berani mengalah itu lebih baik‟, Tumungkula yen dipundukanni yang artinya ‘lebih baik diam dikala ada orang yang marah‟.

4.2.3 Nilai Komitmen

Komitmen menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu janji pada diri kita sendiri ataupun orang lain yang tercermin dalam tanggung jawab tindakan kita melakukan, menjalankan, memasukan, mengerjakan. Nilai komitmen dalam keseharian diungkapkan dalam perkataan yang menyatakan sebuah kesanggupan

35

untuk berbuat sesuatu. Nilai komitmen mengandung unsur kontinuitas. Artinya kita bersedia untuk melaksakan janji kita tidak hanya pada saaat ini, tetapi berkelanjutan dan secara terus-menerus. Nilai komitmen yang terdapat dalam lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat sebagai berikut:

a. Lirik tembang macapat

1. SINOM

Punika serat kawula „Ini adalah tulisan saya‟

Katura sira wong kuning „Untuk kamu orang yang kuning‟

Sapisan salam pandonga „Pertama salam doa‟

Kapindo takonpawarti „Kedua tanya kabar‟

Jare sirarsa laki „Katanya kamu akan menikah‟

Ingsun mung sewu jumurung „Aku hanya bisa mendukung‟

Amung ta wekasi wang „Yang lalu biarlah berlalu‟

Gelang alit mungging driji „Cicin yang tersemat di jari‟

Lamun sida saja lali kalih kula „Kalau jadi jangan lupakan aku

Pada lirik lagu di atas mengandung nilai pikiran positif. Nilai pikiran positif dalam lirik lagu di atas dinyatakan pada lirik Ingsun mung sewu jumurung yang artinya „aku hanya bisa mendukung‟, Amung ta wekasi wang yang artinya ‘yang lalu biarlah berlalu‟, Lamun sida saja lali kalih kula yang artinya „kalau jadi jangan lupakan aku‟.

36 4.2.4 Nilai Pikiran Positif

Nilai pikiran positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses memasukan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang membangun perkembangan. Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian atau karakter sehingga nilai pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan anda. Ini juga berarti bahwa dengan pikiran positif masyarakat bisa menjadi pribadi yang lebih matang, lebih berani menghadapi tantangan, dan melakukan hal-hal yang hebat. Nilai pikiran positif yang terdapat dalam Lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat sebagai berikut:

a. Lirik tembang dolanan 1. REK AYOK REK

Rek ayo rek mlaku-mlaku neng Tunjungan „Rek mari rek jalan-jalan ke Tunjungan‟

Rek ayo rek mlaku-mlaku berbarngan „Rek mari rek jalan bersama-sama‟

Cak ayo cak sapa gelem melu aku „Siapa yang mau ikut denganku‟

Cak ayo cak golek kenalan cah ayu „Ayo cari kenalan anak yang cantik‟

Ngalor ngidul liwat toko ngumbah mata „Kesana-kesini lewat toko cuci mata‟

Awak lungkrah pikir susah jadi lega „Badan capek, pikiran susah jadi lega‟

Sapa ngerti nasib awak lagi mujur „Siapa tahu nasib saya lagi bagus‟

Kenal anake sing dodol rujak cingur „Kenal anaknya penjual rujak cingur‟

Pada lirik lagu di atas mengandung nilai pikiran positif. Nilai pikiran positif dalam lirik lagu di atas dinyatakan pada lirik Sapa ngerti nasib awak lagi mujur

37

yang artinya „siapa tahu nasib saya lagi bagus‟, Kenal anake sing dodol rujak cingur yang artinya „kenal anaknya penjual rujak cingur‟.

a. Lirik tembang macapat 1. TRANSMIGRASI

Wis wancine urip pisah lan sadulur „Sudah waktunya pisah dari saudara-saudara‟

Golek panguripan „Mencari penghidupan‟

Pindhah papan luwih becik „Pindah ke tempat lebih baik‟

Saja owel ninggalake papan lawas „Jangan ragu meninggalkan tempat tinggal yang lama‟

Prayogane transmigrasi kang sinebut „Lebih baik berpindah tempat yang disebut transmigrasi‟

Programe negara „Programnya negara‟

Pindhah saka tanah Jawi „Pindah dari tanah Jawa‟

Menyang pulo-pulo tlatah Nusantara „Pergi ke pulau-pulau yang ada di Nusantara‟

pada lirik di atas terkandung nilai pikiran positif. Nilai pikiran positif pada lirik di atas pada bait pertama yaitu Pindhah papan luwih becik yang artinya ‘pindah ke tempat lebih baik‟, Saja owel ninggalake papan lawas yang artinya ‘jangan ragu meninggalkan tempat tinggal yang lama‟.

4.2.5 Nilai Kerja Keras

kerja keras diartikan sebagai nilai melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan. Nilai kerja

38

keras dapat dilakukan dalam segala hal, mungkin dalam mencari rezeki, menuntut ilmu, berkreasi, membantu orang lain, atau kegiatan yang lain. Nilai kerja keras yang terdapat dalam lirik tembang dolanan dan lirik tembang macapat sebagai berikut:

a. Lirik tembang macapat 1. KINANTHI

Kukusing dupa kumelun „Asap ke atas dupa yang naik‟

Ngeningken tyas kang apekik „Orang yang mengheningkan cipta‟

Kawengku sagung jajahan „Tidak ada yang difikir selain tujuannya‟

Nanging saget angikipi „Akan tetapi memiliki fokus yang dalam‟

Sang resikaneka putro „Mengagetkan para dewa‟

Kang anjog saking wiyati „Maka dewa turun dari kayangan‟

Pada lirik di atas terkandung nilai kerja keras. Nilai kerja keras pada lirik di atas terdapat pada kalimat Ngeningken tyas kang apekik yang artinya ‘orang yang mengheningkan cipta‟, Kawengku sagung jajahan yang artinya‘tidak ada yang difikir selain tujuannya‟, Nanging saget angikipi yang artinya „memiliki fokus yang

Pada lirik di atas terkandung nilai kerja keras. Nilai kerja keras pada lirik di atas terdapat pada kalimat Ngeningken tyas kang apekik yang artinya ‘orang yang mengheningkan cipta‟, Kawengku sagung jajahan yang artinya‘tidak ada yang difikir selain tujuannya‟, Nanging saget angikipi yang artinya „memiliki fokus yang

Dokumen terkait