• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Topeng

Dalam dokumen 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA (Halaman 25-32)

Topeng Untuk Upacara Ritual

Topeng merupakanbenda yang akrab dengan kehidupan manusia dengan rentang waktu yang sangat panjang, yaitu sejak masa prasejarah hingga saat ini. Sifatnya pun universal, hampir di semua belahan dunia mengenal topeng.

Bahan topeng pun bermacam-macam, mulai dari logam (emas, perak, perunggu), kayu, kulit, tanah liat, bahkan batu. Lukisan warna -warni pada wajah seseorang menurut beberapa ahli juga dapat dikategorikan sebagai topeng. Artinya, topeng selalu dikaitkan dengan fungsi sebagai penutup wajah, dengan alasan yang berbeda -beda, mulai dari religi, sosiologis, hingga kesenian dan tontonan.(“http://arkeologijawa.com/”).

Pemakaian topeng dalam konteksnya sebagai ritual dalam berbagai upacara-upacara primodial di beberapa Suku Bangsa Indonesia mula-mula dimaksudkan untuk menyembunyikan identitas pemakainya, agar tidak dikenal oleh peserta upacara. Hal tersebut disebabkan pe makainya menjadi perantara antara dunia roh dengan manusia. Kehadiran roh nenek moyang dalam topeng

berarti pemulihan hubungan kedua dunia tersebut. Pada masa prasejarah, topeng berfungsi sakral dan digunakan sebagai sarana dalam pemujaan terhadap roh/arwah nenek moyang. Upacara ritual pada masa prasejarah berkaitan dengan topeng atau kedok adalah pemujaan, upacara kesuburan, dan upacara kematian atau penguburan. Bukti-bukti arkeologis tentang topeng atau kedok pada masa prasejarah antara lain berupa hiasan pada tempayan, kendi, nekara, kapak perunggu, kalamba, dan lukisan pada dinding gua (batu cadas). Kesemuan penggambaran topeng tersebut erat kaitannya dengan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Sebagai bekal kubur, topeng selain sebagai simbol perubahan identitas dari manusia biasa menjadi roh yang dipuja, juga sebagai lambang keabadian sehingga dipercaya tetap hidup bersama masyarakat yang ditinggalkan.

Gambar 2.1.Ritual Tiwah Sumber : Tari Topeng Indonesia

Oleh karena itu, sosok yang dikubur dengan dibekali topeng apalagi dari emas, tentu saja merupakan tokoh yang sangat terpandang dan berpengaruh, bahkan mungkin seorang pemimpin suku atau kelompok.

(“http://arkeologijawa.com/”).

Selanjutnya bukti arkeologis pada masa pengaruh Hindu-Buddha, topeng disebutkan dalam prasasti dan diwujudkan dalam relief, kala pada gerbang candi, dan topeng dari emas, kayu, kulit binatang, tanah liat, dan batu. Pada masa Hindu-Buddha ini fungsi topeng lebih beragam tidak semata difungsikan sakral sebagai

bagian dari upacara ritual saja, namun lambat laun difungsikan dalam seni pertunjukan sebagai tontonan yang bersifat sekular. Meskipun demikian ciri-ciri ritualnya tidak seluruhnya hilang. Perkembangan tersebut terus berlangsung sampai pada masa tumbuhnya kerajaan Islam. Topeng tetap berkembang baik dari teknologinya maupun fungsinya. Pada masa awal tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam, topeng juga digunakan sebagai sarana ritual utamanya berkait dengan cer ita-cerita Topeng Panji. Selain fungsi sebagai tontonan dan tuntunan yang lebih bersifat sekular berkembang pesat.(“http://arkeologijawa.com/”).

Selama manusia masih berkarya, berkarsa, dan mencipta, topeng tidak akan pernah berhenti berkembang. Topeng identik dengan watak dan karakter manusia, sebab pada dasarnya topeng adalah manusia itu sendiri. Dalam topeng tersimpan berbagai watak manusia, baik buruk, dan warna warni wajah yang terpancar sebagai luapan emosi manusia. Karenanya perkembangan topeng, pada dasarnya tidak akan mati ditelan ruang dan waktu. Topeng merupakan misteri dan keunikan yang bertahan dan kekal. Meskipun terjadi pergeseran fungsi dari sakral menjadi sekular dan kembali ke sakral, begitu seterusnya namun secara tegas batas itu tidak dapat ditentukan. Pada saat sekarang inipun perkembangan topeng terus berlangsung baik dari segi teknik pembuatan, fungsi, maupun kreativitas seniman. Perkembangan fungsi topeng dewasa ini pun pada suku-suku etnis di negeri tercinta ini, ada yang masih kental juga dengan ritual dan kemagisan.

Dalam teknik pembuatan pun, topeng memerlukan rangkaian ritual yang tidak dapat dilakukan pada sembarang orang dan sembarang waktu.(“http://arkeologijawa.com/”).

Kreativitas para seniman pun tidak pernah berhenti dalam mengembangkan teknologi dan fungsi topeng. Di luar tujuan ritual, topeng berkembang menjadi sangat pesat berkait dengan pertunjukan dan tontonan. Dari tarian dengan iringan musik baik tradisional maupun modern, pertunjukan kreasi baru, film, sampai pada mainan topeng dikreasi sedemikian rupa. Masih terlalu banyak kreasi yang dapat dikembangkan berkaitan dengan topeng yang pada dasarnya menutupi identitas sebenarnya pemakai topeng. Namun, fungsinya yang menutupi identitas pemakai, topeng dapat disalahgunakan dalam kejahatan.

Karenanya buka dulu topengmu untuk menampilkan siapa diri sebenarnya, itulah makna topeng sebagai alat penutup. (“http://arkeologijawa.com/”).

Topeng Untuk Seni Pertunjukan

Menurut Robby Hidajat, seni pertunjukan Topeng pada mulanya dilahirkan dari aktivitas Ritual, yaitu pemujaah terhadap roh-roh nenek moyang.

Kepercayaan animistik tersebut meyakini bahwa roh-roh orang yang telah meninggal dunia tidak meninggalkan lingkungan di mana manusia itu hidup.Maka untuk menciptakan ketenangan dan ke damaian roh-roh tersebut di alamnya, maka diciptakan bentuk-bentuk media yang dapat melakukan menjadi sarana komunikasi.Harapan bagi mereka yang masih hidup, yaitu roh-toh orang yang telah meninggal tidak mengganggu, dan atau menderita.Karena roh tersebut tidak memiliki media untuk tinggal (seperti raga yang disebut sebagai rumah roh).Maka harapan dari komunitas yang memuja roh adalah bertujuan untuk memberikan tempat tinggal sementara, sebelum roh-roh tersebut di sempurnakan melalui tahapan tertentu. (“Budaya”)

Aspek pendidikan yang dapat diangkat dari fenomena tersebut adalah sebuah pengormatan bagi leluhur, mereka pada waktu hidup telah memberikan perbuaran baik.Maka sudah sepatutnya bagi mereka yang telah meninggal masih dibutuhkan cara-cara tertentu untuk mendapatkan balasan atas perbuatan baiknya (amalan atau dharma).Maka semua tindakan untuk membeirkan rumah roh berupa topeng, terutama topeng-topeng yang digunakan sebagai pertunjukan pada intinya adalah menghidupkan secara imajiner, dan mengabarkan berbagai perbuatan baik pada orang-orang yang tidak mengenal sebelumnya. Usaha-usaha mengabarkan perbuatan baik bagi para leluhur adalah sebuah proses menghadiran, roh di hadirkan untuk menceritakan berbagai peristiwa semasa hidup.

Gambar 2.2. Pertunjukan Seni Tari Topeng Sumber : Festival Topeng Nusantara 2010

Untuk itu berbagai bentuk seni pertunjukan yang menghadirkan topeng di atas panggung terdapat unsur pawang/dukun/saman yang para perkembangan berikutnya di sebut dengan “dalang”.Sehingga salah satu pengertian dalang adalah

“pengudal piwulang” (orang yang menyiarkan ajaran). Ajaran yang dimaksud adalah, berbagai pengetahuan dan berbagai pengalaman yang pernah dialami oleh mereka yang telah meninggal dunia, dalam alam roh mereka dianggap masih dapat melakukan sesuatu yang dapat memberikan bimbingan, menjaga, dan memberikan perlindungan bagi komunitas tertentu.

Topeng Sebagai Karya Seni

Menurut Dewi Puspa, sejak zaman Primitif topeng telah digunakan sebagai satu piranti ritual. Khusus di Indonesia Topeng ditengarai sudah digunakan sejak abad 16. Meski hanya sebagai pelengkap upacara keagamaan, topeng tidak pernah ditanggalkan tapi justru sangat disakralkan.

Ada beberapa wilayah di dunia ini yang dalam sejarahnya menjadikan topeng sebagai simbol religius dan berkembang dalam bentuk budaya dan berkesenian. Salah satunya adalah Indonesia. Di nusantara topeng juga tersebar penggunaannya dibeberapa daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan hingga Papua. (“ metrotvnews”).

Mulai dari ibukota Jakarta. Betawi nyatanya juga memiliki cerita tentang topeng. Melihat letaknya yang berdekatan dengan Jawa Barat membuat topeng betawi lebih lekat dengan dunia Pasundan. (“ metrotvnews”).

Tapi tak bisa dipungkiri, asimilasi datangnya bangsa Cina dan Eropa ke Batavia juga kuat mempengaruhi perkembangan dunia seni betawi termasuk topeng. Topeng betawi biasanya digunakan sebagai pelengkapan tari topeng seperti tari ” topeng blantek”. Warna yang kuat terpatri biasanya merah, kuning, dan hitam. Karakternya bermata sipit dan cenderung berwajah feminim.

Sayangnya wabah modernisasi telah menyudutkan keberadaan pembuat-pembuat topeng betawi. Kini sulit sekali menemukan pembuat topeng khusus topeng betawi. (“ metrotvnews”).

Untuk perwakilan Jawa barat coba kita tengok kota pelabuhan Cirebon.

Selepas Mataram berkuasa dan Islam mulai merajai wilayah Jawa termasuk Cirebon, saat itu tarian topeng cirebon sangat populer di masyarakat. Sunan Gunung Jati-lah yang kemudian berinisiatif menggunakan topeng sebagai media pendekatan kepada masyarakat. Alasannya karena tari topeng mudah diterima khalayak juga memiliki alur cerita mulai dari karakter topeng hingga tarian yang dibawakan. Itu sebabnya karakter -karakter yang tergurat pada topeng Cirebon lebih merupaka n karakter cerminan sifat dan sikap manusia. Ada yang bathil maupun yang sholeh. (“ metrotvnews”).

Dengan alasan ini pula padukuhan kasultanan Cirebon kemudian melegitimasikan tarian topeng sebagai satu tarian resmi dalam literature kesenian keraton Cirebon. Topeng Cirebonpun menjadi identitas daerah sebagai satu asset leluhur. (“ metrotvnews”).

Pada dasarnya keraton Cirebon mencoba menghidupkan kembali filosofi tari Topeng Cirebon yang berpatokan pada kisah Raden Panji maupun lakon Tumenggung Kelana. Apalagi keberadaan sanggar kerajinan maupun sanggar tari topeng di Cirebon dari waktu ke waktu terus menurun jumlahnya bahkan nyaris punah.Regenerasi menjadi satu terobosan untuk menjaga eksistensi tari topeng Cirebon diwilayah keraton. Keraton Cirebon bahkan me mbuka pintu seluas-luasnya untuk warganya yang ingin terlibat menjaga dan melestarikan kesenian tua ini. Terobosan kaum elite kasultanan ini setidaknya sampai hari ini, mampu menjaga aset kejayaan leluhurnya.(“ metrotvnews”).

Topeng-topeng tradisional yang memiliki karakter kuat dalam bersenian dan sarat pedoman hidup juga bisa ditemui di karisidenan Solo, Surakarta. Salah

satu pembuatnya adalah Bambang Suwarno yang menekuni dunia seni dalang tari topeng hingga pembuatan topeng dalam kesehariannya.(“ metrotvnews”).

Secara kasat mata ciri khas topeng Solo banyak memiliki ornamen yang padat dalam warna -warna yang menonjol. Inilah ciri topeng Surakarta yang berani tampil lebih terbuka demi mengenalkan tokoh-tokoh yang menjadi patron antero pewayangan.

Selain Solo ada juga Yogyakarta. Kota Pelajar yang menyimpan gelora seni bisa ditemukan di desa bobung wilayah gunung Kidul. Kini karena kesadarannya masyarakatnya desa bobung-pun menjadi sentra pembuatan topeng kayu.Sadar topeng bukan sekedar sebuah pelengkap ta rian. Disekitar tahun 70-an seorang cucu penari topeng, Slamet Riyadi kemudian mengeksplorasi topeng sebagai benda seni yang memiliki nilai tinggi. Kini hampir 90 persen warga bobung menjadikan topeng sebagai identitas lokal sekaligus peluang usaha mereka. Topeng buatan warga bobung sengaja dibuat untuk kepentingan estetika yang lebih luas, termasuk untuk souvenir dan pajangan, tidak heran melalui topeng desa ini sudah terkenal hingga mancanegara.

Gambar 2.3.Topeng sebagai Karya Seni Sumber : Festival Topeng Nusantara

Namun untuk mempertahankan akarnya, tari topeng juga menjadi pelajaran wajib yang perlu diketahui anak cucu warga desa nan subur ini. Topeng yang semula sangat sederhana dengan warna cerah merah, kuning, biru, hijau dan karakter punakawan kini semakin sarat warna dengan torehan batik yang menjadi ciri topeng keluaran desa bobung.

Keluar dari Jawa, masih ada Kalimantan dan Papua. Disini topeng masih berunsur sakral sebagai pelengkap ritual dan elemen alat perang. Pengembangan topeng khas daerah timur, didunia modern cenderung lambat. Sayang sekali aset seni ini harus pudar karena kurangnya perhatian kita sebagai pelestarinya. Padahal motif-motif topeng buatan warga Indonesia tengah maupun timur ini sangat kaya makna meski dalam tampilan yang sederhana. Kini jangankan mencari pembuatnya, mengoleksi sisa-sisa kejayaan topeng di zaman dulu juga sangat sulit didapat.

Dalam dokumen 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA (Halaman 25-32)

Dokumen terkait