• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maksud basa-basi Subkategori Meminta maaf

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.2.3 Maksud basa-basi Subkategori Meminta maaf

Basa-basi meminta maaf, yaitu fungsi tuturan untuk mengekspresikan penyesalan atas peristiwa yang terjadi pada diri sendiri. Berikut ini merupakan maksud basa-basi

meminta maaf yang diucapkan oleh anggota keluarga pendidik di desa Kalirejo,

Kulon Progo.

Cuplikan tuturan C1

PT : “Rin, nanti kalau kamu berangkat Sekolah, Ibu titip sesuatu buat Bu Endah ya?” MT : “Nitip apa Bu?”

PT : “Kemarin pas Ibu ke Bandung Bu Endah titip kaos” MT : “Oh, oke Bu”

PT : “Maaf ya Nduk, jadi ngrepotin ! Ayo pergi, nanti terlambat” MT : “Santai aja Bu.”

(Konteks : Tuturan terjadi di ruang tengah, tuturan terjadi dalam situasi santai, ketika Mitra

tutur dan Penutur sedang menyiapkan diri untuk ke Sekolah. Penutur meminta tolong kepada mitra tutur, dan mitra tutur meresponnya. Penutur merupakan seorang Guru SMP, berjenis kelamin perempuan yang berusia 48 tahun. Mitra tutur merupakan anak dari penutur yang berusia 14 tahun.)

Tuturan terjadi di ruang tengah, ketika penutur dan mitra tutur sedang

mempersiapkan diri untuk ke sekolah. Penutur merupakan seorang Guru SMP yang

berusia 48 tahun, sedangkan mitra tutur merupakan anak dari penutur yang berusia 14

tahun. Penutur meminta tolong kepada mitra tutur untuk membawakan kaos untuk

diberikan ke teman penutur, mitra tutur merespons permintaan dari penutur dengan

Penutur bermaksud menyampaikan rasa segannya kepada mitra tutur karena telah

merepotkan mitra tutur, selain itu penutur bermaksud menjaga hubungan yang baik

dengan mitra tutur. Intonasi : berita, nada tutur: rendah dan tekanan: sedang. Pilihan

kata: menggunakan partikel dan kata fatis “Ayo”.

Cuplikan tuturan C2

PT : “Anapa ta Bu, kok kaya bingung?” (Ada apa Bu, kok kayaknya bingung)

MT : “Iki lho Pak, meh ngerjakke tugas, tapi meja ne kebak dolanan e Fajar.” ( Ini lho Pak, mau ngerjain tugas, tapi di meja penuh mainannya Fajar)

PT : “Yawes, kene tak rewangi ngresiki” ( Yasudah, sini aku bantu bersihin)

MT : “Oke deh, maaf ya Pak ngrepoti!” (Oke deh, maaf ya Pak merepotkan.)

PT : “Iya Bu.” (Konteks: Penutur merupakan seorang Laki-laki berumur 47 Tahun. Mitra tutur

merupakan seorang Guru perempuan, berusia 45 Tahun. Tuturan terjadi pada sore hari dalam situasi santai, di ruang keluarga, tepatnya dimeja kerja. Mitra tutur

kebingungan, ketika akan mengerjakan tugas, karena di atas meja terdapat banyak mainan. Penutur memperhatikan mitra tutur, dan menawarkan bantuan. Mitra tutur meresponnya.)

Tuturan terjadi pada sore hari dalam situasi santai, di ruang keluarga, tepatnya

dimeja kerja. Mitra tutur kebingungan, ketika akan mengerjakan tugas, karena di atas

meja terdapat banyak mainan. Penutur memperhatikan mitra tutur, dan menawarkan

bantuan. Mitra tutur merespons tuturan dari penutur. Mitra tutur bermasud berterima

kasih kepada penutur, karena telah membantu mitra tutur membereskan meja yang

penuh mainan, sehingga mitra tutur merasa tidak enak hati karena merepotkan

tersebut :berita, nada tutur: rendah dan tekanan: sedang. Pilihan kata: menggunakan

partikel dan kata fatis “deh”.

Cuplikan tuturan (C3)

PT : “Dian, Ibu tadi dikasih tau Pak Minto, kalau nilai ulangan Matematika mu jelek.”

MT : “Waduh, iya Bu. Maafin Dian ya, Insya Allah Dian akan belajar lebih giat lagi”

PT : “Makanya belajar, jangan main terus.”

(Konteks: Penutur merupakan seorang Guru perempuan, berusia 37 Tahun. Mitra tutur

merupakan seorang anak Laki-laki berusia 9 Tahun. Tuturan terjadi pada sore hari, sekitar pukul 16.25 WIB. Tuturan berlangsung di ruang keluarga, ketika penutur dan mitra tutur sedang menonton tv.)

Penutur merupakan seorang Guru perempuan, berusia 37 Tahun. Mitra tutur

merupakan seorang anak yang berusia 9 Tahun. Tuturan terjadi pada sore hari, sekitar

pukul 16.25 WIB. Tuturan berlangsung di ruang keluarga, ketika penutur dan mitra

tutur sedang menonton tv. Penutur memberitahu mitra tutur jika nilai ulangan

matematikanya jelek dan mitra tutur merasa bersalah dan berjanji akan lebih giat

belajar lagi.

Mitra tutur bermaksud meminta maaf kepada penutur dengan berjanji akan belajar

lebih giat lagi. Kalimat yang disampaikan mitra tutur “Waduh, iya Bu. Maafin Dian ya, Insya Allah Dian akan belajar lebih giat lagi!’’, tidak hanya semata-mata meminta maaf, tetapi mitra tutur juga memberikan janji kepada penutur kalau akan

belajar lebih giat lagi. Untuk itulah tuturan kode (C3) merupakan basa-basi meminta

Tuturan pada kode (C3) tersebut penutur bermaksud mempertahankan dan

mempererat hubungan dengan mitra tutur. Penutur menyampaikan rasa

penyesalannya kepada mitra tutur dengan berjanji akan lebih giat belajar lagi. Hal ini

sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1996:111) yang

menjelaskan bahwa bas-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai,

mempertahankan, atau mengukuhkan hubungan anatara pembicara dan kawan bicara.

Cuplikan tuturan (C4)

PT : “Buk, lagi masak ya?” MT : “Oh, iya.. ini Ibu lagi masak, ada apa Nduk?” PT : “Wah kayaknya masakannya enak ini. Tapi maaf Bu, adek diantar dulu dong Bu. Mau pramuka” MT : “Ya, sebentar ya Nduk.” (Konteks : Tuturan terjadi di dapur pada sore hari, ketika Penutur sedang memasak dan mitra tutur akan berangkat pramuka. Penutur adalah seorang anak perempuan mitra tutur yang berusia 14 tahun, sedangkan mitra tutur adalah seorang Guru SD yang berusia 38 tahun. Penutur meminta tolong kepada mitra tutur untuk diantar pramuka, dan mitra tutur meresponnya)

Tuturan terjadi pada sore hari, ketika penutur sedang memasak dan mitra tutur

akan berangkat pramuka. Penutur adalah seorang anak perempuan mitra tutur yang

berusia 14 tahun, sedangkan mitra tutur adalah seorang Guru SD yang berusia 38

tahun. Penutur meminta tolong kepada mitra tutur untuk diantar pramuka, dan mitra

tutur merespons tuturan dari penutur.

Penutur tidak langsung menyampaikan maksud tujuannya untuk meminta tolong

kepada mitra tutur. Tuturan yang disampaikan oleh penutur merupakan basa-basi

tolong kepada mitra tutur. Pilihan kata pada kode (C4) menggunakan partikel dan

kata fatis “dong”. Kalimat yang diucapkan penutur: “Wah kayaknya masakannya enak ini. Tapi maaf Bu, adek diantar dulu dong Bu. Mau pramuka!” penutur tidak langsung menyampaikan maksud dan tujuannya, tetapi penutur malah meminta

maaf terlebih dahulu. Untuk itulah tuturan pada kode (C4) merupakan basa-basi

meminta maaf. Tuturan kode (C4) termasuk wujud basa-basi karena pada tuturan

tersebut penutur bermaksud mempertahankan dan mempererat hubungan dengan

mitra tutur. Penutur ingin menjaga hubungan yang baik dengan mitra tutur, untuk

itulah sebelum menyampaikan maksud dan tujuannya, penutur meminta maaf kepada

mitra tutur sebagai wujud basa-basi meminta maaf.