HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil dan Pembahasan
4.2.2.2 Maksud basa-basi Subkategori Menerima
Basa-basi menerima yaitu fungsi tuturan untuk menerima (menghargai) basa-basi
dari lawan tutur. Berdasarkan hal ini, seseorang dapat menuturkan sebuah ungkapan
atau basa-basi yang bermaksud menanggapi, menerima, atau bahkan menghargai
tuturan orang lain. Tentunya maksud dari basa-basi ini dipengaruhi oleh konteks dan
niat pribadi dari “si pengucapnya”. Berikut ini merupakan maksud basa-basi menerima yang diucapkan oleh anggota keluarga pendidik di desa Kalirejo, Kulon
Progo.
Tuturan B1
PT: Bu, sisuk Bapak ora langsung mulih. Soale ana rapat ulang tahun Sekolah, ndak papa ta?
(Bu, besok Bapak tidak langsung pulang. Soalnya ada rapat ulang tahun Sekolah, tadak apa-apa kan?)
MT : “Ya Pak, ora papa. Dirampungke sik”
(Ya Pak, tidak apa-apa. Diselesaikan dulu) PT : “Iya Bu”
( Iya Bu…)
(Instrumen:Kuesioner) (Konteks :Tuturan terjadi di ruang keluarga, pada malam hari. Tuturan terjadi ketika penutur dan mitra tutur sedang menonton tv. Penutur merupakan seorang Guru SMA berjenis kelamin laki-laki yang berusia 49 tahun, sedangkan mitra tutur adalah istri dari penutur yang berusia 47 tahun.)
Tuturan pada kode (B1) ini terjadi antara penutur dan mitra tutur, penutur
merupakan seorang Guru SMP yang berusia 49 tahun, mitra tutur adalah istri dari
penutur yang berusia 46 tahun. Tuturan terjadi dalam situasi santai ketika penutur
ruang keluarga. Mitra tutur merespons tuturan dari penutur, dengan maksud ingin
menunjukkan hubungan yang baik dengan memaklumi pekerjaan penutur, selain itu
tuturan tersebut juga bertujuan untuk mengawali sebuah pembicaraan. Selanjutnya,
mengenai tekanan dan intonasi dapat diuraikan sebagai berikut. Intonasi dalam
tuturan tersebut adalah berita, nada tutur yang digunakan rendah dengan tekanan
sedang. Pilihan Kata: menggunakan partikel dan kata fatis “Ya”. Muslich (2008:113) mengatakan tidak semua kata dalam kalimat ditekankan sama, hanya kata-kata yang
dianggap penting atau dipentingkan yang mendapatkan tekanan.
Tuturan B2
PT : “Pak, hari ini Ibu ndak masak lho, gas nya habis. Tadi mau beli diwarung gak ada.”
MT : “Halah, santai aja Bu, tadi kan Bapak udah makan di kantin Sekolah.”
PT : “Ya udah, nanti sore beli nasi goreng di Wates ya Pak. “ MT : “Ya Bu…siap.”
(Instrumen:Kuesioner) (Konteks : Tuturan terjadi pada siang hari, pada pukul 14.30 WIB di dapur. Tuturan terjadi
ketika penutur berpapasan dengan mitra tutur.Penutur mengatakan kepada mitra tutur,
bahwa hari ini tidak masak
Tuturan terjadi antara penutur (merupakan istri dari mitra tutur yang berusia 45
tahun), sedangkan mitra tutur (adalah seorang Guru SMP yang berusia 50 tahun).
Penutur mengatakan kepada mitra tutur, bahwa hari ini tidak masak. Mitra tutur
merespon tuturan dari penutur dengan mengatakan bahwa tadi sudah makan. Mitra
tutur bermaksud memaklumi keadaan dan memberi penjelasan bahwa mitra tutur
tidak merasa bersalah karena belum memasak. Tuturan yang berbunyi: “Halah santai aja Bu, tadi kan Bapak udah makan di kantin Sekolah” merupakan wujud basa-basi menerima yang disampaikan mitra tutur untuk penutur sebagai ungkapan
bahwa mitra tutur memaklumi keadaan dan mencoba menenangkan hati penutur.
Intonasi berita, nada tutur : rendah, tekanan : sedang. Pilihan kata: menggunakan
partikel dan kata fatis “kan”dan“ya”.
Cuplikan tuturan (B3)
PT : “Pak, besok aku ada acara reunian di PEMKAB Bantul. Tapi aku ndak tau jalannya, besok diantar ya Pak?”
MT : “Insya Allahya Dek, besok Bapak antar!”
PT : “Makasih ya Pak…”
(Konteks : Tuturan terjadi di ruang keluarga, ketika penutur dan mitra tutur sedang
menonton tv. Mitra tutur adalah seorang Guru SMA, berjenis kelamin laki-laki yang berusia 43 tahun. Penutur adalah anak perempuan mitra tutur yang berjenis kelamin perempuan, berusia 17 tahun.)
Tuturan terjadi di ruang keluarga pada sore hari pukul 17.00 WIB. Penutur
merupakan seorang anak perempuan mitra tutur yang berjenis kelamin perempuan,
berusia 17 tahun. Suasana terjadi dalam situasi santai di ruang keluarga, penutur dan
mitra tutur sedang menonton tayangan televisi. Penutur meminta tolong kepada mitra
tutur untuk diantarkan ke Bantul.
Pada tuturan kode (B3) tersebut penutur bermaksud mempertahankan dan
mempererat hubungan dengan mitra tutur. Kesanggupan yang dilontarkan oleh
Intonasi yang digunakan pada tuturan tersebut adalah intonasi seru, nada tuturan
sedang dan tekanan sedang. Pilihan kata : menggunakan frase fatis “Insya Allah.
Cuplikan tuturan (B4)
PT : “Buk, pulpen nya tak taruh meja ya, tapi maaf kayaknya udah habis.”
MT : “Halah sante aja ta Nduk, wang dari kemarin ya tintanya tinggal sedikit
kok!”
(Konteks: Penutur merupakan seorang anak perempuan, berumur 17 tahun, mitra tutur
merupakan seorang Guru perempuan berumur 43 tahun. Tuturan terjadi dalam situasi santai, di ruang keluarga pada saat mitra tutur sedang menonton tv dan penutur menghampirinya. Penutur bermaksud meminta maaf kepada Mitra tutur karena sudah menghabiskan tinta pulpen, mitra tutur menerima dan meyakinkan penutur agar tidak merasa bersalah.)
Tuturan terjadi di ruang keluarga pada saat mitra tutur sedang menonton tv dan
penutur menghampirinya. Tuturan terjadi pada pukul 14.00 WIB. Penutur
merupakan anak perempuan dari mitra tutur yang berjenis kelamin perempuan
berusia 17 tahun. Mitra tutur adalah Guru SMP yang berjenis kelamin perempuan
berusia 43 tahun. Penutur bermaksud mengembalikan dan meminta maaf kepada
mitra tutur karena pulpennya habis. Mitra tutur merespons tuturan dari penutur,
dengan meyakinkan penutur agar tidak merasa bersalah. Tuturan yang mengatakan:
“Halah sante aja ta Nduk, wang dari kemarin ya tintanya tinggal sedikit kok!”, merupakan tuturan yang menjaga kelegaan hati dan perasaan dari penutur. Intonasi
yang digunakan pada tuturan tersebut adalah berita, nada tutur: rendah dan tekanan :
Cuplikan tuturan (B5)
PT : “Pak, mangkeh adek tumbaske pulsa ya?” (Pak, nanti adek dibeliin pulsa ya?) MT : “La wingi bar tumbas ta dek?” (La kemarin habis beli kan dek)
PT : “Nggeh Pak, niki kangge perpanjang paketan internet.” (Iya Pak, ini untuk perpanjang peketan internet )
MT : “Ya, engko tak tuku dek” (Ya..nanti beli Dek)
PT : “Matur nuwun Pak.” (Terimakasih Pak)
MT : “Ya.”
(Konteks:Penutur merupakan anak perempuan, berumur 16 Tahun. Mitra tutur merupakan seorang Guru Laki-laki, bermumur 47 Tahun. Tuturan terjadi dalam situasi santai, di ruang tengah, ketika Mitra tutur akan pergi mengajar ( lest) dan mitra tutur menghampiri penutur untuk dibelikan pulsa. Tuturan terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.)
Tuturan tersebut terjadi di ruang tengah, ketika mitra tutur akan berangkat
mengajar dan penutur menghampiri mitra tutur untuk meminta tolong dibelikan
pulsa. Penutur merupakan anak perempuan mitra tutur yang berusia 16 tahun,
sedangkan mitra tutur adalah seorang Guru SD yang berjenis kelamin laki-laki
berusia 46 tahun.
Tuturan yang disampaikan mitra tutur tersebut mempunyai maksud memberi
penegasan pada tuturannya. Pilihan kata pada tuturan kode (B5) menggunakan
partikel dan kata fatis “Ya”. Kalimat yang mengatakan “nanti tak beli” penutur bermaksud mempertahankan dan mempererat hubungan dengan mitra tutur. Hal ini
sejalan dengan teori Kridalaksana (1986:111) yang menjelaskan bahwa basa-basi
merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau