• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.2 Maksud Tuturan Fatis

4.2.2.5 Maksud Tuturan Fatis Menerima

Tuturan fatis menerima merupakan subkategori berdasarkan kategoriacknowledgment. Pembahasan maksud tuturan fatis subkategori menerima ini diperkuat dengan konteks yang melingkupi tuturan dan bentuk tindak verbal yang terdapat dalam tuturan serta partikel fatis.

Tuturan E1 (a1 dan b1) D: “Ya, silakan.”

M: “Berarti perilaku belajar yang bagaimana, yang lagi, Pak?” D: “Ya ra pa-pa. Ya, ndak pa-pa ta” (E1)

M: “Oh gitu, ya, Pak.”

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen menyetujui pendapat mahasiswa dalam memperbaiki penyusunan kalimat efektif dalam proposalnya).

Maksud tuturan E1 merupakan tuturan fatis yang dapat dilihat dari konteks tuturannya. Penutur seorang dosen berusia 55 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Dosen berusia 55 tahun berjenis kelamin laki-laki. Mahasiswa berusia 21 tahun berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi ruang dosen. Dosen menyetujui pernyataan mahasiswa berkaitan dengan kalimat efektif yang dibuatnya.

Tuturan E1 yang dituturkan oleh mitra tutur memiliki maksud yakni mitra tutur berusaha untuk mempertahankan komunikasi yang sedang berjalan dengan baik. Jika penutur tidak merespons tuturan dari penutur hal itu kan mempengaruhi komunikasi antara keduanya. Selisih umur antara penutur dan mitra tutur memang jauh, hal itu membuat mitra tutur tetap menghargai komunikasi yang sedang terjalin dengan sopan. Kridalaksana (1986: 111) menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan E2 (a1 dan b1)

M: “Pak, tapi nggak dijelasin itu loh, Pak. Untuk yang diprokarsinasi, jadi langsung aja, beda kalau yang prestasi belajar itu kan eee yang diteliti kan aspek ini. Kalo yang proskarsinasi, berarti sama kayak yang kecerdasan emosional?”

D: “Ha, iya, silahkan tapi yang jelas kan ada ceritanya, gitu lho. Penelitian itu ada ceritanya. Penelitian itu tentang apa? Variabel prokarsinasi itu yang diteliti tentang apa aja?” (E2)

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen menyarankan kepada mahasiswanya untuk membuat rancangan penelitian dengan mendeskripsikan dalam sebuah alur paragraf).

Tuturan E2 merupakan maksud tuturan fatis yang dapat dilihat dari konteks tuturannya. Penutur seorang dosen berusia 55 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Dosen berusia 55 tahun berjenis kelamin laki-laki. Mahasiswa berusia 21 tahun berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi ruang dosen. Mahasiswa sedang meminta penjelasan kepada dosen pembimbingnya dengan mengemukakan pernyataan dan pertanyaan. Dosen menyerahkan keputusan kepada mahasiswa dengan memberikan masukkan tambahan.

Tuturan E2 yang dituturkan oleh penutur memiliki maksud fatis, yakni penutur ingin memberikan kesempatan kepada mitra tutur untuk menentukan pilihan. Penutur memberikan masukkan tambahan sebagai bahan pertimbangan untuk mitra tutur.

Tuturan E3 (a1 dan b1)

D: “Ndak usah nanti, nek iki dingenekke ya ra pa-pa. Ora baiknya, ora

pantasnya, kabeh ki pantas. Begitu ya, dianu, kowe meh ya mung kari iki wae. Dadi aku melihat bahwa bahasamu itu lemah, gitu ya.”

M: “Iya, Pak (E3)

D: “Ha, nek bahasamu lemah ki repot, karena hidup itu harus dengan bahasa. Wis apa meneh ki?”

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di

ruang dosen. Dosen memberikan penjelasan agar mahasiswa membuat kalimat yang baik dan benar).

Tuturan E3 merupakan maksud fatis yang dapat dilihat dari konteks tuturannya. Mitra tutur seorang dosen berusia 55 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Penutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen memberikan penjelasan agar mahasiswa membuat kalimat yang baik dan benar. Tuturan terjadi di ruang dosen.

Maksud tuturan E3 adalah mitra tutur berusaha untuk mempertahankan komunikasi yang sedang berjalan dengan baik. Jika penutur tidak merespons tuturan dari penutur hal itu kan mempengaruhi komunikasi antara keduanya. Selisih umur antara penutur dan mitra tutur memang jauh, hal itu membuat mitra tutur tetap menghargai komunikasi yang sedang terjalin dengan sopan. Kridalaksana (1986: 111) menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan E4 (a1 dan b1)

D: “Jadi gini lho, satu alinea itu kan satu topik pembicaraan, perbedaan, berarti perbedaan itu kalau mau yang berbeda, kamu ngomongkan perbedaan penelitiannya. Terus di alinea berikutnya, di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh..”

M: “Iya Pak.”

D: “Di sisi lain atau di samping itu, selain itu pandangan yang ketiga..” M: “Emmm, iya, Pak” (E4)

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen memberikan penjelasan bagaimana membuat paragraf yang baik. Mahasiswa berusaha memahami apa yang dijelaskan dosen).

Tuturan E4 merupakan maksud fatis yang dapat dilihat dari konteks tuturannya. Mitra tutur seorang dosen berusia 55 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Penutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen memberikan penjelasan bagaimana membuat paragraf yang baik. Mahasiswa berusaha memahami apa yang dijelaskan dosen. Tuturan terjadi di ruang dosen.

Maksud tuturan E4 adalah mitra tutur berusaha untuk mempertahankan komunikasi yang sedang berjalan dengan baik. Jika penutur tidak merespons tuturan dari penutur hal itu kan mempengaruhi komunikasi antara keduanya. Selisih umur antara penutur dan mitra tutur memang jauh, hal itu membuat mitra tutur tetap menghargai komunikasi yang sedang terjalin dengan sopan. Kridalaksana (1986: 111) menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan E5 (a4 dan b5)

D: “Ya idealnya itu diperbaiki diuji lagi, tapi kan ndak mungkin. Ndak mungkin itu kita maksude, ya, apa namanya, kita fokus pengalaman saja sehingga tidak perlu yang itu kuliah S2 evaluasi, yang penting kan sekarang yang nggak valid buang aja, lalu”

M: “Terus nanti, apa saya memberi skor 12345 itu nanti ditulis di pembahasan juga atau?

D: “Ndak usah itu langsung di excel, itu kan kamu buat tabelnya di excel atau langsung di word juga boleh. Lalu kalau pun di pembahasan, hanya ditaruh di skripsi saja.”

M: “Oh” (E5)

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen memberi masukan kepada mahasiswa dalam menentukan skor nilai dan penulisan pembahasan).

Tuturan E5 merupakan maksud fatis yang dapat dilihat dari konteks tuturannya. Mitra tutur seorang dosen berusia 45 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Penutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen memberi masukan kepada mahasiswa dalam menentukan skor nilai dan penulisan pembahasan. Tuturan terjadi di ruang dosen.

Maksud tuturan E5 adalah mitra tutur berusaha untuk mempertahankan komunikasi yang sedang berjalan dengan baik. Jika penutur tidak merespons tuturan dari penutur hal itu kan mempengaruhi komunikasi antara keduanya. Selisih umur antara penutur dan mitra tutur memang jauh, hal itu membuat mitra tutur tetap menghargai komunikasi yang sedang terjalin dengan sopan. Kridalaksana (1986: 111) menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan E6 (a3 dan b6)

M: “Berarti nanti kalau udah selesai saya input itu, saya kasih Bapak dulu

atau langsung saya analisis?”

D: “Langsung kamu anu aja, eh langsung kamu setelah ditabulasi atau langsung kamu deskripsi menurut itu aja. Ya sejauh tidak banyak

memberikan respon langsung deskripsikan saja atau dipersentase nanti yang mau diubah yang mana. Daripada belum kamu pub nanti kamu tunjukkan ke saya, nanti ya saya belum bisa mbaca, paling nanti saya hanya ngecek satu kuisioner itu nanti bener ndak masuknya gitu”

M: “Ya udah Pak, itu dulu aja.” (E6)

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen meminta mahasiswa untuk mendeskripsikan data yang telah didapat. Mahasiwa merasa penjelasan dosen sudah cukup jelas. Setelah itu mahasiswa berdiri dan meninggalkan ruang dosen).

Tuturan E6 merupakan maksud fatis yang dapat dilihat dari konteks tuturannya. Mitra tutur seorang dosen berusia 45 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Penutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen meminta mahasiswa untuk mendeskripsikan data yang telah didapat. Mahasiwa merasa penjelasan dosen sudah cukup jelas. Tuturan terjadi di ruang dosen.

Maksud tuturan E6 adalah mitra tutur berusaha untuk mempertahankan komunikasi yang sedang berjalan dengan baik. Jika penutur tidak merespons tuturan dari penutur hal itu kan mempengaruhi komunikasi antara keduanya. Selisih umur antara penutur dan mitra tutur memang jauh, hal itu membuat mitra tutur tetap menghargai komunikasi yang sedang terjalin dengan sopan. Kridalaksana (1986: 111) menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan E7 (a3 dan b6)

M: “O jadi sekalian sambil ngerjain ini sambil ngurus aja.”

D: “Iya, daripada kamu ngerjain ini, mending kamu ngurus perijinan yang

sesungguhnya, sekalian kamu ngurus itu.” M: “Ya udah kalau gitu. Makasih ya, Pak, ya” D: “Oke oke” (E7)

M: “Mari, Pak” D: “Ya”

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen memberi saran kepada mahasiswa untuk mengerjakan proposal sembari mengurus surat izin penelitian. Mahasiswa menyetujui hal itu. Mahasiswa berdiri dan meninggalkan ruang dosen setelah berpamitan).

Penutur seorang dosen berusia 45 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen memberi saran kepada mahasiswa untuk mengerjakan proposal sembari mengurus surat izin penelitian. Mahasiswa menyetujui hal itu. Tuturan terjadi di ruang dosen.

Maksud tuturan E7 adalah mitra tutur berusaha untuk mempertahankan komunikasi yang sedang berjalan dengan baik. Jika penutur tidak merespons tuturan dari penutur hal itu kan mempengaruhi komunikasi antara keduanya. Selisih umur antara penutur dan mitra tutur memang jauh, hal itu membuat mitra tutur tetap menghargai komunikasi yang sedang terjalin dengan sopan. Kridalaksana (1986: 111) menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan E8 (a4 dan b5)

D: “Kelas 10 SMA, nah ini sudah benar, tinggal diatur aja biar

pemenggalannya betul.” M: “Kalo kaya gini boleh, Bu?”

D: “Boleh. Ya, kalo mau lebih bagus ya diatur lagi ta, biar tidak hanya satu, tapi kan ini pemenggalannya kan keliru.”

M: “O, ya, Bu” (E8)

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen memberikan masukan agar mahasiswa membuat pemenggalan kata yang baik dan benar).

Mitra tutur seorang dosen berusia 45 tahun, berjenis kelamin perempuan. Penutur seorang mahasiswa berusia 22 tahun, berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen memberikan masukan agar mahasiswa membuat pemenggalan kata yang baik dan benar. Tuturan terjadi di ruang dosen.

Maksud tuturan E8 adalah mitra tutur berusaha untuk mempertahankan komunikasi yang sedang berjalan dengan baik. Jika penutur tidak merespons tuturan dari penutur hal itu kan mempengaruhi komunikasi antara keduanya. Selisih umur antara penutur dan mitra tutur memang jauh, hal itu membuat mitra tutur tetap menghargai komunikasi yang sedang terjalin dengan sopan. Kridalaksana (1986: 111) menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan E9 (a4 dan b5)

D: “Nah ini masih ada salah-salah tulis. Nah ini, ini kan salah nulisnya, ini

depan ya mungkin sudahlah sementara. Mulai bab tiga ini yang masih ada revisi. Sama nanti dicek lagi salah tulis di depan. Sama penulisan daftar pustaka. Itu kan sudah tak beri tau ta?”

M: “Kan kemarin saya sudah nyoba, Bu, yang di sininya kan 1.5, yang ini

jarak tapi jadi itu,”

D: “Ya ndak, yang satu judul, itu satu spasi. Antar judul itu 1.5.” M: “Ooo (E9)

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen meminta mahasiswa memperbaiki kesalahan penulisan, seperti penulisan daftar pustaka).

Mitra tutur seorang dosen berusia 45 tahun, berjenis kelamin perempuan. Penutur seorang mahasiswa berusia 22 tahun, berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen meminta mahasiswa memperbaiki kesalahan penulisan, seperti penulisan daftar pustaka. Tuturan terjadi di ruang dosen.

Maksud tuturan E9 adalah mitra tutur berusaha untuk mempertahankan komunikasi yang sedang berjalan dengan baik. Jika penutur tidak merespons tuturan dari penutur hal itu kan mempengaruhi komunikasi antara keduanya. Selisih umur antara penutur dan mitra tutur memang jauh, hal itu membuat mitra tutur tetap menghargai komunikasi yang sedang terjalin dengan sopan. Kridalaksana (1986: 111) menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan E10 (a2 dan b4)

D: “Oh, sing penelitian bersama?” M: “Berarti nggak kepake?”

D: “Apanya?”

M: “Penelitian bersamanya.”

D: “Itu nanti yang ngembangin aku. Nah nanti, instrumen yang aku kembangkan bisa direfer tapi ya jangan direfer semua.”

M: “Oke oke (E10)

D: “Maksudku tak kon latian sik. Paling nggak, kalian harus ngalami. Ngerti? Oke tanggal 7, tapi boleh takon sebelum tanggal 7. Besok saya free. Dari jam 10 sampe malam saya free.”

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen menjelaskan instrument penelitian. Mahasiswa menyetujui penjelasan dosen).

Mitra tutur seorang dosen berusia 40 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Penutur seorang mahasiswa berusia 21-22 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen memberikan penjelasan bagaimana membuat paragraf yang baik. Mahasiswa berusaha memahami apa yang dijelaskan dosen. Tuturan terjadi di ruang dosen.

Maksud tuturan E10 yang dituturkan oleh mitra tutur memiliki wujud basa-basi menerima, karena mitra tutur berusaha untuk mempertahankan komunikasi yang sedang berjalan dengan baik. Jika penutur tidak merespons tuturan dari penutur hal itu kan mempengaruhi komunikasi antara keduanya. Selisih umur antara penutur dan mitra tutur memang jauh, hal itu membuat mitra tutur tetap menghargai komunikasi yang sedang terjalin dengan sopan. Kridalaksana (1986: 111) menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.