• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah 2.483.228 1.328.321 Total

Simpanan dari bank-bank lain yang merupakan pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 41. Informasi mengenai jatuh tempo simpanan dari bank-bank lain diungkapkan pada Catatan 3.d. Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar simpanan dari bank-bank lain diungkapkan pada Catatan 39.

Deposits from other banks, which were related parties, were disclosed in Note 41. Information in respect of maturities of deposits from other banks was disclosed in Note 3.d. Information with regards to the classification and fair value of deposits from other banks was disclosed in Note 39.

21. LIABILITAS DERIVATIF UNTUK TUJUAN

MANAJEMEN RISIKO

21. DERIVATIVE LIABILITIES HELD FOR RISK

MANAGEMENT Instrumen derivatif yang dimiliki untuk tujuan

manajemen risiko digunakan untuk mengelola eksposur Bank terhadap fluktuasi nilai tukar dan suku bunga, posisi devisa neto dan risiko lainnya sebagai bagian dari aktivitas pengelolaan aset dan liabilitas Bank, dan tidak memenuhi kriteria untuk penerapan akuntansi lindung nilai. Oleh karena itu, perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif ini dibebankan (dikreditkan) dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Derivative instruments held for risk management were used to manage the Bank’s own exposure to fluctuations in exchange and interest rates, net open position and other risks as part of its asset and liability management activities, and they did not qualify for hedge accounting. As such, changes in fair value of these derivative instruments were charged (credited) to the consolidated statements of comprehensive income.

* Diaudit Audited *

21. LIABILITAS DERIVATIF UNTUK TUJUAN

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

21. DERIVATIVE LIABILITIES HELD FOR RISK

MANAGEMENT (continued) Liabilitas derivatif untuk tujuan manajemen risiko

pada tanggal 30 Juni 2012 berupa instrumen swap suku bunga (IRS) - jual kepada pihak ketiga sebesar Rp2.256.

The derivative liabilities held for risk management as of 30 June 2012 was interest rate swap (IRS) - sell to a third party amounted to Rp2,256.

Jumlah nosional, tingkat suku bunga rata-rata dan rentang periode kontrak dari kontrak swap suku bunga tersebut adalah sebagai berikut:

The notional amount, average interest rate and range contract period of the above interest rate swap contracts were as follows:

30 Juni 2012/30 June 2012 Valuta/

Currency

Setara dalam USD/

Equivalent in USD

Tingkat suku bunga rata-rata/Average interest

rate

Rentang periode kontrak (hari)/Range contract period (days) Swap suku bunga - yang akan diterima IDR 10.646.793 3,88 % 1.098 Interest rate swap - to be received Swap suku bunga - yang

akan dibayar IDR 10.646.793 9,14 % 1.098

Interest rate swap - to be

paid

22. PERPAJAKAN 22. TAXATION

a. Liabilitas pajak kini terdiri dari: a. Current tax liabilities consisted of: 30 Juni 2012/

30 June 2012

31 Desember 2011/

31 December 2011

Pajak penghasilan badan Corporate income tax

Bank 133.271 109.722 Bank

Pajak penghasilan pasal 25 Income tax article 25

Bank 11.298 28.671 Bank

Jumlah 144.569 138.393 Total

b. Beban (penghasilan) pajak terdiri dari: b. Tax expense (benefit) consisted of:

Periode enam bulan berakhir/

Six-month periods ended

30 Juni 2012/

30 June 2012

30 Juni 2011/

30 June 2011

Pajak kini: Current tax:

Bank Bank

Pajak final 1.223 5.388 Final tax

Pajak kini 236.307 116.249 Current tax

Entitas Anak - 4.067 Subsidiary

237.530 125.704

Pajak tangguhan: Deferred tax:

Bank 29.373 84.046 Bank

Entitas Anak 3.971 11.286 Subsidiary

33.344 95.332

* Diaudit Audited *

22. PERPAJAKAN (lanjutan) 22. TAXATION (continued)

c. Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank dan Entitas Anak menghitung dan melaporkan/menyetorkan pajak untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang terpisah (pelaporan pajak penghasilan konsolidasian tidak diperbolehkan) berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan/ mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.

c. Under the taxation laws of Indonesia, the Bank and Subsidiary submit individual company tax returns (submission of consolidated income tax computation is not allowed) on a self-assessment basis. The tax authorities may assess/amend taxes within the statute of limitations under prevailing regulations.

d. Perhitungan pajak kini dan utang pajak (pajak lebih bayar) adalah sebagai berikut:

d. The computation of current income tax and tax payable (tax overpayment) was as follows: 30 Juni 2012/

30 June 2012 31 Desember 2011/ 31 December 2011

Laba kena pajak: Taxable income:

Bank 945.231) 1.247.936) Bank

Entitas Anak 8.283) (169.889) Subsidiary

953.514) 1.078.047)

Pajak kini: Current tax expense:

Bank Bank

Pajak final 1.223) 10.350) Final tax

Pajak kini 236.307) 311.984) Current tax

Entitas Anak -) -) Subsidiary

237.530) 322.334)

Pajak dibayar dimuka: Prepaid taxes:

Bank (103.036) (202.262) Bank

Entitas Anak -) (15.592) Subsidiary

(103.036) (217.854)

Utang pajak penghasilan badan: Corporate income tax payable:

Bank 133.271) 109.722) Bank

Entitas Anak -) -) Subsidiary

133.271) 109.722)

Kelebihan pembayaran pajak Corporate income tax

penghasilan badan: overpayment:

Bank -) -) Bank

Entitas Anak -) (15.592) Subsidiary

* Diaudit Audited *

22. PERPAJAKAN (lanjutan) 22. TAXATION (continued)

e. Aset dan liabilitas pajak tangguhan yang signifikan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

e. The items that gave rise to significant portion of deferred tax assets and liabilities as of 30 June 2012 and 31 December 2011 were as follows:

30 Juni 2012/

30 June 2012

31 Desember 2011/

31 December 2011

Entitas induk - Bank: Parent company - Bank:

Aset pajak tangguhan: Deferred tax assets:

Penyusutan aset tetap dan Depreciation of premises and equipment

amortisasi aset takberwujud 16.393) 13.368) and amortization of intangible assets

Liabilitas imbalan pasca-kerja 67.156) 60.917) Obligation for post-employment benefits

Beban masih harus dibayar dan

liabilitas lain-lain 235.722) 278.028) Accruals and other liabilitiies

Penyisihan penurunan nilai

agunan diambil alih 548) 682) Provision for decline in value of foreclosed assets

Penyisihan penghapusan aset

non-produktif 21.350) 23.030) non-productive assets Allowance for losses on

Lainnya 2.376) 403) Others

343.545) 376.428)

Liabilitas pajak tangguhan: Deferred tax liabilities:

Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment losses

nilai aset keuangan (9.881) (19.020) on financial assets

Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang

tersedia untuk dijual - bersih (4.174) (10.528)

Unrealized gain from change in fair value of available-for-sale

investment securities - net

Keuntungan bersih penilaian aset keuangan untuk tujuan

diperdagangkan (757) (1.636) financial assets held for trading Net gain on valuation of

Lainnya (13.270) (9.068) Others

(28.082) (40.252)

Aset pajak tangguhan - bersih (Bank) 315.463) 336.176) Deferred tax assets - net (Bank)

Aset pajak tangguhan - bersih

(Entitas Anak) 20.234) 24.205) Deferred tax assets - net (Subsidiary)

Jumlah aset pajak tangguhan - bersih 335.697) 360.381) Total deferred tax assets - net

f. Dalam jumlah liabilitas pajak tangguhan termasuk aset (liabilitas) pajak tangguhan yang berasal dari kerugian aktuarial (Catatan 23) sebesar Rp2.304 pada tanggal 30 Juni 2012 dan keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual (Catatan 12) masing-masing sebesar (Rp4.174) pada tanggal 30 Juni 2012 dan (Rp10.528) pada tanggal 31 Desember 2011 yang dicatat sebagai bagian dari unsur ekuitas konsolidasi.

f. Total deferred tax assets (liabilities) included the deferred tax asset (liability) arising from actuarial losses (Note 23) amounting to Rp2,304 as of 30 June 2012 and unrealized gain from the change in fair value of available-for-sale investment securities amounting to (Rp4,174) as of 30 June 2012 and (Rp10,528) as of 31 December 2011, respectively, which were recorded as part of consolidated equity.

g. Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer kemungkinan besar dapat direalisasi pada tahun-tahun mendatang.

g. The management believes that total deferred tax assets arising from temporary differences are probable to be realized in the future years.

h. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, terdapat beberapa Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang telah diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar (”KPP WPB”) I sehubungan dengan tahun-tahun fiskal berikut ini:

h. As of 30 June 2012 and 31 December 2011, Large Taxpayers Office (LTO) I has issued various tax assessment letters (SKP) related to the following fiscal years:

* Diaudit Audited *

22. PERPAJAKAN (lanjutan) 22. TAXATION (continued)

(1) .Tahun fiskal 2001 dan 2002 (1) Fiscal years 2001 and 2002 Pada tanggal 21 Desember 2004 dan

24 Desember 2004, KPP WPB I menerbitkan beberapa SKP Kurang Bayar (SKPKB) dan SKP Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) atas 5 Bank Peserta Penggabungan untuk tahun fiskal 2001 dan 2002 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp411.842. Atas penerbitan SKPKB dan SKPKBT tersebut, Bank pada tanggal 18 Januari 2005 mengajukan permohonan kepada KPP WPB I untuk dapat diberikan penjelasan lebih lanjut atas jumlah perhitungan yang tertera pada SKPKB dan SKPKBT tersebut di atas beserta dasar-dasar perhitungannya. Jawaban atas permohonan penjelasan Bank disampaikan oleh KPP WPB I melalui suratnya tertanggal 17 Pebruari 2005, namun tanpa penjelasan lebih lanjut atas jumlah/perhitungan yang tercantum dalam SKPKB dan SKPKBT beserta dasar-dasar perhitungannya. Atas penerbitan SKPKB dan SKPKBT tersebut di atas, Bank telah mengajukan keberatan kepada KPP WPB I melalui surat tertanggal 10 Maret 2005.

On 21 December 2004 and 24 December 2004, the LTO I issued various assessment letters of tax underpayment (SKPKB) and assessment letters of additional tax underpayment (SKPKBT) for 5 Banks Under Restructuring for fiscal year 2001 and 2002 with the total tax underpayment of Rp411,842. In relation to the issuance of SKPKB and SKPKBT, the Bank submitted a request to LTO I on 18.January 2005 to obtain further explanation on the computation amount as stated in SKPKB and SKPKBT together with the basis of computation. On 17 February 2005, the LTO I responded through their letters, but gave no any further explanation on the computation amount as stated in SKPKB and SKPKBT together with the basis of computation. For the issuance of SKPKB and SKPKBT, the Bank filed an objection to the LTO I on 10 March 2005.

Pada tanggal 20 Januari 2005, Bank melakukan pembayaran sebagian SKPKB dengan jumlah Rp26.959. Dengan bukti pemindahbukuan No. PBK-000378/VI/WPJ.-19/KP.0103/2005 tanggal 2 Juni 2005, KPP WPB I telah melakukan pemindahbukuan berdasarkan SKPLB No. 00017/406/03/ 091/05 tanggal 26 Mei 2005 sejumlah Rp1.026 dari jenis pajak PPh pasal 25/29 Badan tahun 2003 untuk pelunasan sebagian SKPKB PPh final dan fiskal luar negeri tahun 2002. Berdasarkan surat No. S-1301/WPJ.19/KP.01/2005 tanggal 26 Juli 2005, KPP WPB I melakukan pemblokiran dan pencatatan atas kekayaan berupa saldo rekening koran/giro atas nama Rekening Kreditur Finance (PT Bank Permata Tbk) untuk dijadikan jaminan pelunasan utang pajak Bank sebagaimana diuraikan di atas.

On 20 January 2005, the Bank paid part of SKPKB amounting to Rp26,959. With transfer evidence No. PBK-000378/VI/ WPJ.19/KP.0103/2005 dated 2 June 2005, the LTO I, based on SKPLB No. 00017/ 406/03/091/05 dated 26 May 2005, transferred Rp1,026 from the 2003 Company’s income tax articles 25/29 for a partial settlement of SKPKB final income tax and 2002 fiscal tax. Based on letter No..S-1301/WPJ.19/KP.01/2005 dated 26,July 2005, the LTO I froze and recorded the Bank’s assets in the form of current account on behalf of “Rekening Kreditur Finance” account (PT Bank Permata Tbk) as collateral for settlement of Bank’s tax payable as mentioned above.

Pada tanggal 1 Nopember 2005 dan 5 Desember 2005, Bank kembali melakukan pembayaran atas SKPKB dan SKPKBT di atas dengan jumlah masing-masing sebesar Rp50.000 dan Rp173.350. Selanjutnya berdasarkan surat KPP WPB I No. S-2307/ WPJ.19/KP.01/2005 tanggal 21 Desember 2005 telah dilakukan pemindahbukuan atas saldo yang diblokir yang tercantum di dalam Rekening Kreditur Finance ke Kas Negara yaitu sejumlah Rp4.041. Berhubung telah dilakukan pembayaran pajak melalui pemindahbukuan sebagaimana diuraikan di atas, maka KPP WPB I mencabut pemblokiran rekening tersebut sebagaimana dinyatakan dalam suratnya No. S-04/ WPJ.19/KP.01/2006 tanggal 3 Januari 2006.

On 1 November 2005 and 5 December 2005, the Bank paid for SKPKB and SKPKBT, as mentioned above, amounted to Rp50,000 and Rp173,350, respectively. Furthermore, based on the letter of LTO I No. S-2307/WPJ.19/KP.01/2005 dated 21 December 2005, the Bank has transferred the frozen balance of Rp4,041 in the “Rekening Kreditur Finance” to the State Treasury. In connection with the tax payment through the transfer account, as described above, LTO I took off the frozen account as stated in the letter No. S-04/ WPJ.19/KP.01/2006 dated 3.January 2006.

* Diaudit Audited *

22. PERPAJAKAN (lanjutan) 22. TAXATION (continued)

(1) Tahun fiskal 2001 dan 2002 (lanjutan) (1) Fiscal years 2001 and 2002 (continued) Berdasarkan surat tanggal 8 dan 9 Maret

2006, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah XIX Wajib Pajak Besar menolak keberatan yang diajukan Bank. Atas penolakan keberatan ini, Bank telah mengajukan banding ke Pengadilan Pajak pada tanggal 18 Mei 2006.

Based on the letters dated 8 March 2006 and 9 March 2006 the Regional Office XIX of LTO of the Directorate General of Taxation has rejected the Bank’s objections. On 18 May 2006, the Bank filed appeal letters to the Tax Court.

Pada tanggal 21 Juni 2006, Bank melakukan pembayaran sejumlah Rp156.466 atas saldo SKPKB dan SKPKBT yang menurut KPP WPB I masih terutang oleh Bank. Dengan demikian Bank telah melunasi seluruh SKPKB dan SKPKBT yang diterbitkan oleh KPP WPB I dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp411.842.

On 21 June 2006, the Bank paid the balance of tax underpayments stated in tax assessment letters SKPKB and SKPKBT amounted to Rp156,466. As such, the Bank has paid all SKPKB and SKPKBT issued by LTO I with the total amount of Rp411,842.

Pengadilan Pajak melalui surat tertanggal 31 Agustus 2006 menyampaikan kepada Bank Surat Uraian Banding yang diterima dari Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah XIX Wajib Pajak Besar. Pada tanggal 29 September 2006, Bank mengirim surat bantahan atas Surat Uraian Banding tersebut ke Pengadilan Pajak.

The Tax Court through its letter dated 31 August 2006 informed the Bank that the Regional Office XIX of LTO of the Directorate General of Taxation has submitted the Summation Letter. On 29 September 2006, the Bank sent an objection letter on that Summation Letter to Tax Court.

Berdasarkan putusan Pengadilan Pajak tanggal 16 Mei 2007, 21 Mei 2007 dan 25 Mei 2007, Pengadilan Pajak telah mengabulkan seluruhnya permohonan banding Bank atas keputusan Direktorat Jenderal Pajak. Sehubungan dengan putusan tersebut, Bank telah menerima kembali seluruh pembayaran yang telah

dilakukan atas SKPKB dan SKPKBT

sejumlah Rp411.842 pada tanggal 3 Juli 2007 berikut kompensasi bunganya sebesar Rp124.485 yang diterima pada tanggal 11 Oktober 2007.

Based on the Tax Court decision dated 16.May 2007, 21 May 2007 and 25 May 2007, the Tax Court accepted all of the Bank's appeals to the Decision of the Directorate General of Taxation, and the Bank received the tax refunds from the payments of SKPKB and SKPKBT with total amount of Rp411,842 on 3 July 2007, and its interest compensation of Rp124,485 on 11 October 2007.

Pada saat melakukan pembayaran atas SKPKB dan SKPKBT sejumlah Rp411.842, Bank menggunakan bagian dari provisi beban merger yang dibentuk saat peleburan usaha yang berhubungan dengan perpajakan (Catatan 25). Dengan adanya putusan Pengadilan Pajak dan telah diterimanya kembali pembayaran atas SKPKB dan SKPKBT sejumlah Rp411.842 di atas, Bank telah melakukan pembukuan kembali atas provisi beban merger tersebut (setelah diperhitungkan dengan klaim pengembalian pajak yang tercatat) di bulan Juli 2007.

When paying the tax underpayments as stated in the SKPKB and SKPKBT amounting to Rp411,842, the Bank utilized part of the merger cost provision related to taxation matters (Note 25). Based on the decision letter of the Tax Court and upon the receipt of tax refunds from the payments of SKPKB and SKPKBT amounted to Rp411,842, the Bank recorded back the merger cost provision (net of recorded claims for tax refund) in July 2007.

* Diaudit Audited *

22. PERPAJAKAN (lanjutan) 22. TAXATION (continued)

(1) .Tahun fiskal 2001 dan 2002 (lanjutan) (1) Fiscal years 2001 and 2002 (continued) Pengadilan Pajak melalui Pemberitahuan

Permohonan Peninjauan Kembali dan Penyerahan Memori Peninjauan Kembali

tanggal 60September 2007 dan

17 September 2007 memberitahukan Bank bahwa Direktur Jenderal Pajak mengajukan Permohonan / Memori Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung. Bank juga telah mengajukan Kontra Memori Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung pada tanggal 4 Oktober 2007 dan 11 Oktober 2007.

The Tax Court through Notification of Appeal for Judicial Review and Submission of Counter Memorandum dated 6 September 2007 and 17 September 2007 notified the Bank that the Director General of Taxation has filed an Appeal/ Memorandum for Judicial Review to the Supreme Court. On 4 October 2007 and 11 October 2007, the Bank has also submitted the Judicial Review Counter Memorandum to the Supreme Court. Pada tanggal 28 Juli 2010, 27 Agustus 2010,

12 Oktober 2010 dan 1 Maret 2011, Bank telah menerima seluruh putusan Mahkamah Agung, dimana Mahkamah Agung telah menolak Permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Direktur Jenderal Pajak atas SKPKB dan SKPKBT tahun fiskal 2001 dan 2002 tersebut diatas.

On 28 July 2010, 27 August 2010, 12 October 2010 and 1 March 2011, the Bank received the Supreme Court decisions, in which the Supreme Court rejected the Director General of Taxation memorandum for Judicial Review on SKPKB and SKPKBT fiscal year 2001 and 2002.

KPP WPB I melakukan pemeriksaan pajak atas seluruh pajak Bank untuk tahun fiskal 2001 dan 2002 berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) masing-masing pada tanggal 10 Juli 2006 dan 13 Juli 2006.

LTO I conducted tax audits on the Bank’s all taxes for fiscal years 2001 and 2002 based on Tax Audit Notification Letters dated 10 July 2006 and 13 July 2006, respectively.

Untuk pemeriksaan pajak tahun fiskal 2001, pada tanggal 23 Oktober 2008 KPP WPB I menerbitkan SKPKB atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp8.024, SKP Nihil atas Pajak Penghasilan (PPh) Badan dengan hasil saldo rugi fiskal dikoreksi sebesar Rp116.324 dan pada bulan Nopember dan Desember 2008, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan SKPKB PPh Pasal 4(2) sebesar Rp3.837 dan SKPKB PPh Pasal 26 sebesar Rp471. Pada bulan Januari, Februari dan Maret 2009, Bank telah mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak atas Surat Ketetapan Pajak tersebut di atas, kecuali untuk SKPKB PPN luar negeri sebesar Rp1.174.

For the tax audit result for fiscal year 2001, on 23 October 2008 LTO I issued SKPKB on Value Added Tax (VAT) with total amount of Rp8,024, nil tax assessment on corporate income tax but reduced the balance of tax loss carryforward by Rp116,324 and in November and December 2008, the Director General of Taxation issued SKPKB on income tax article 4(2) and article 26 amounted to Rp3,837 and Rp471, respectively. In January, February and March 2009, the Bank had submitted the tax objection letters to the Director General of Taxation for all tax assessment letters, except for the offshore Value Added Tax amounted to Rp1,174.

* Diaudit Audited *

22. PERPAJAKAN (lanjutan) 22. TAXATION (continued)

(1) .Tahun fiskal 2001 dan 2002 (lanjutan) (1) Fiscal years 2001 and 2002 (continued) Pada tanggal 30 September 2009, Direktur

Jenderal Pajak menerima seluruh keberatan Bank atas Surat Tagihan Pajak (STP) PPN luar negeri dan Bank telah menerima kembali pembayaran yang telah dilakukan atas STP tersebut sebesar Rp158. Pada tanggal 10 dan 13 Nopember 2009, Direktur Jenderal Pajak menolak keberatan yang diajukan Bank atas SKP PPh Badan, SKPKB PPh Pasal 26 dan SKPKB PPN Dalam Negeri. Bank memutuskan untuk menerima keputusan penolakan PPh Pasal 26 dan pada tanggal 11 Pebruari 2010 mengajukan banding ke Pengadilan Pajak atas PPh Badan dan PPN Dalam Negeri. Sampai dengan 30 Juni 2012, Bank belum menerima hasil dari proses banding tersebut. Direktorat Jenderal Pajak juga telah menolak keberatan PPh Pasal 4(2) sebesar Rp2.472 dan atas penolakan tersebut, Bank telah mengajukan banding sebesar Rp1.461 ke Pengadilan Pajak. Berdasarkan putusan Pengadilan Pajak tanggal 11, 22 dan 27 Juli 2011, Pengadilan Pajak telah mengabulkan permohonan banding atas SKPKB PPh Pasal 4(2) sejumlah Rp47. Bank memutuskan untuk menerima keputusan Pengadilan pajak tersebut.

On 30 September 2009, Director General of Taxation accepted the Bank’s objection on Tax Collection Letter (STP) for offshore VAT and the Bank received tax refund amounted to Rp158. On 10 and 13 November 2009, Director General of Taxation rejected the Bank’s objections on corporate income tax, SKPKB on withholding income tax article 26 and SKPKB on onshore VAT. The Bank decided to accept the Director General of Taxation decision on withholding income tax article 26 and on 11 February 2010 submitted tax appeals to the Tax Court on corporate income tax and onshore VAT. Up to 30 June 2012, the Bank has not yet received the result of these tax appeals. Director General of Taxation rejected withholding income tax article 4(2) amounting to Rp2,472 and the Bank has submitted tax appeals of Rp1,461 to the Tax Court. Based on the Tax Court decision dated 11, 22 and 27 July 2011, the Tax Court has granted part of the Bank’s appeal for SKPKB on witholding income tax article 4(2) amounting to Rp47. The Bank has decided to accept the Tax Court decision.

Untuk pemeriksaan pajak tahun fiskal 2002, pada tanggal 23 Januari 2007 KPP WPB I menerbitkan SKPKB atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp12.965 dan SKP PPh Badan dengan hasil saldo rugi fiskal menjadi berkurang sebesar Rp51.235. Bank telah mengajukan keberatan atas sebagian besar SKPKB PPN dan SKP PPh Badan tersebut.

For the tax audit result for fiscal year 2002, on 23 January 2007 LTO I issued SKPKB on Value Added Tax (VAT) amounted to Rp12,965 and tax assessment letter on corporate income tax which reduced the balance of tax loss carryforwards by Rp51,235. The Bank filed objection letters for most of the tax assessment letters.

Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak tanggal 25 September 2007, Direktur Jenderal Pajak membatalkan STP Pajak Pertambahan Nilai sejumlah Rp209. Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak tanggal 14 April 2008, Direktur Jenderal Pajak hanya menerima sebagian keberatan atas SKPKB PPN dan pada tanggal 10 Juli 2008, Bank mengajukan banding ke Pengadilan Pajak atas jumlah yang ditolak oleh Direktur Jenderal Pajak sebesar Rp9.448. Berdasarkan putusan Pengadilan Pajak tanggal 27 September 2010, Pengadilan Pajak telah menerima permohonan banding Bank. Sehubungan dengan putusan tersebut, Bank telah

Based on the decision of the Director General of Taxation dated 25 September 2007, the Director General of Taxation

Dokumen terkait