• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK (continued)

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2013 Final (Halaman 100-112)

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN YANG TELAH DIAUDIT

2012 Jumlah Saham

30. MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK (continued)

Kebijakan manajemen terhadap risiko keuangan dimaksudkan untuk meminimalisir potensi dan dampak keuangan merugikan yang mungkin timbul dari risiko- risiko tersebut.

Berikut ini adalah ikhtisar tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kelompok Usaha:

Financial risk management is designed to minimize the potential and adverse financial effects which might arise from such risks.

The Group’s financial risk management objectives and policies are summarized as follows:

a. Risiko Kredit a. Credit risk

Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.

Credit risk is the risk when one party to a financial instrument will fail to discharge an obligation and cause the other party to incur a financial loss.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan yang untuk saat ini cenderung terbatas. Untuk mengurangi risiko ini, Kelompok Usaha berusaha untuk memastikan penjualan mangan hanya dilakukan setelah menerima pembayaran di muka terlebih dahulu dan mempunyai perjanjian yang mengikat secara hukum. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih (lihat Catatan 5 dan 6).

Credit risk faced by the Group arising from the credit granted to its customers is currently very limited. Nevertheless, to mitigate this risk, the Group tries to ensure that manganese sales are made only after the receipt of advance payments and legally binding agreements are in place. Moreover, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts (see Notes 5 and 6).

Kelompok Usaha juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penampatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar. Untuk mengatasi risiko ini, Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik (lihat Catatan 4).

The Group is also exposed to credit risk arising from the funds palced by the Group in banks in the form of current account. To mitigate this risk, the Group has a policy to place its funds only in banks that have good reputation (see Note 4).

Risiko kredit dari asset keuangan lainnya dianggap tidak signifikan.

Credit risk from other financial assets is not considered significant.

b. Risiko Pasar b. Market Risk

1) Risiko Mata Uang 1) Foreign Currency Risk

Kelompok Usaha melakukan transaksi bisnis dalam beberapa mata uang asing dan karena itu terkena risiko mata uang asing. Kelompok Usaha tidak memiliki kebijakan mata uang asing lindung nilai. Namun manajemen memonitor eksposur mata uang asing dan

The Group transacts business in some foreign currencies and therefore is exposed to foreign exchange risk. The Group does not have a foreign currency hedging policy. However management monitors foreign exchange exposure and

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

30. MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK (continued)

b. Risiko Pasar (lanjutan) b. Market Risk (continued)

1) Risiko Mata Uang (lanjutan) 1) Foreign Currency Risk (continued)

2013 2012

Setara Setara

Mata Uang Asing / Rupiah / Mata Uang Asing / Rupiah /

Foreign Currency Rupiah Foreign Currency Rupiah

(ASD / USD) Equivalent (ASD / USD) Equivalent

Cash on hand and

Kas dan bank 2.600 31.694.447 2.889 27.938.467 in banks

Piutang usaha - Trade receivable -

pihak ketiga - - 186.978 1.808.067.307 third parties

Refundable

Uang jaminan 10.100 123.108.900 10.100 97.667.000 deposits

Jumlah 12.700 154.803.347 199.967 1.933.672.774 Total

Nilai tukar yang digunakan Perusahaan diungkapkan di dalam Catatan 2c laporan keuangan konsolidasian.

The exchange rate used by the Group is disclosed in Note 2c to the consolidated financial statements.

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, perubahan yang mungkin terjadi dalam Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, masing-masing adalah 7,12% dan 2,24%. Jika Rupiah telah melemah / menguat terhadap Dollar AS oleh tingkat tersebut, dengan semua variabel lainnya dianggap konstan, laba setelah pajak tahun 2013 dan 2012 akan menjadi lebih tinggi / rendah masing-masing sebesar Rp 8.268.973 dan Rp 32.494.560.

For the years ended December 31, 2013 and 2012, the reasonably possible change in Rupiah against United States Dollar is 7.12% and 2.24%, respectively. If Rupiah had weakened/strengthened against U.S. Dollar by such rate, with all other variables held constant, the post-tax profit in 2013 and 2012 would have been Rp 8,268,973 and Rp 32,494,560 higher/lower, respectively.

Menurut pendapat manajemen, analisis sensitivitas adalah menunjukkan pengungkapan risiko mata uang asing yang timbul pada akhir tahun namun tidak mencerminkan pengungkapan selama tahun berjalan.

In management's opinion, the sensitivity analysis is unrepresentative of the inherent foreign exchange risk as the year-end exposure does not reflect the exposure during the year.

2) Risiko Harga 2) Price Risk

SMR, Entitas Anak, menghadapi risiko harga komoditas karena mangan adalah produk komoditas yang diperjualbelikan di pasar global. Harga mangan cenderung berfluktuasi seiring dengan perubahan permintaan dan penawaran di pasar global. Saat ini terdapat risiko yang tinggi bahwa harga rata-rata mangan akan mengalami penurunan dibandingkan dengan harga pada tahun

SMR, a Subsidiary, faces commodity price risk because manganese is a commodity product traded in the global markets. Manganese prices fluctuate in line with changes in supply and demands in the global markets. Currently, there is a high risk that the average price of manganese will decrease compared to the prices in prior years. SMR has entered into certain

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

30. MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK (continued)

c. Risiko Likuiditas c. Liquidity Risk

Risiko likuiditas adalah risiko di mana Kelompok Usaha akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana guna memenuhi komitmennya atas instrumen keuangan.

Liquidity risk is the risk when the Group will encounter difficulty in raising funds to meet its commitments associated with financial instruments.

Pengelolaan terhadap risiko likuiditas dilakukan dengan cara menjaga profil jatuh tempo antara aset dan liabilitas keuangan, penerimaan tagihan yang tepat waktu, manajemen kas yang mencakup proyeksi dan realisasi arus kas hingga beberapa tahun ke depan serta memastikan ketersediaan pendanaan melalui komitmen fasilitas kredit.

Liquidity risk is managed through maintaining/synchronizing the maturity profile between financial assets and liabilities, on-time receivable collection, cash management which covers cash flow projection and realization in the subsequent years and ensure the availability of financing through committed credit facilities.

Tabel di bawah merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Kelompok Usaha berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember, 2013 dan 2012.

The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities based on contractual undiscounted payments as of December 31, 2013 and 2012.

2013

Kurang dari Lebih dari

1 tahun / 1 – 2 tahun / 2 tahun / Jumlah /

Less than 1 year 1 – 2 years More than 2 years Total

Hutang usaha - Trade payable -

pihak ketiga 760.973.632 - - 760.973.632 third parties

Hutang lain-lain 25.510.998 - - 25.510.998 Other payables

Beban masih harus Accrued

dibayar 2.675.209.517 - - 2.675.209.517 expenses

Hutang sewa Obligation under

pembiayaan 3.665.242.239 - - 3.665.242.239 finance lease

Hutang pembiayaan Consumer finance

konsumen 3.233.185.328 9.747.671 - 3.242.932.999 payable

Jumlah 10.360.121.714 9.747.671 - 10.369.869.385 Total

2012

Kurang dari Lebih dari

1 tahun / 1 – 2 tahun / 2 tahun / Jumlah /

Less than 1 year 1 – 2 years More than 2 years Total

Hutang usaha - Trade payable -

pihak ketiga 1.016.986.318 - - 1.016.986.318 third parties

Hutang lain-lain 57.068.775 - - 57.068.775 Other payables

Beban masih harus Accrued

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING 31. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

COMMITMENTS

a. Surat pernyataan dukungan kegiatan

pertambangan

a. Statement of support letter related to mining activities

Sejak tahun 2008 hingga 2013, SMR, Entitas Anak, memperoleh surat pernyataan dukungan dari pemilik lahan, tua adat, dan aparat desa dari enam desa di Kecamatan Kuatnana dan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

From 2008 until 2013, SMR, a subsidiary, had obtained the statement of support letter from the land owners, elders and the related village officials from six villages located in Kuatnana and Amanuban Tengah Sub-districts, Timor Tengah Selatan District, Nusa Tenggara Timur Province.

Surat pernyataan dukungan tersebut berisi dukungan dari para pemilik tanah terkait kegiatan penambangan mangan SMR dengan memberikan hak pengelolaan atas tanah yang dimiliki pemilik lahan kepada SMR, yang berlaku selama masa izin usaha pertambangan, dan perpanjangannya, yang dimiliki oleh SMR. Hak pengelolaan tersebut termasuk namun tidak terbatas untuk menyerahkan dan menggunakan lahan/bidang tanah, melakukan kegiatan pembukaan lahan (land clearing), pembuatan jalan akses baru ke area tambang, perbaikan jalan akses yang sudah ada, pengangkutan hasil tambang, dan penjualan hasil tambang di wilayah tersebut.

Such statement of support letter contains the support from the land owners related to SMR’s manganese mining activities by giving SMR the right to use and manage the land owned by the land owners during the period covered by SMR’s mining business license, including probable extension periods. Such right to use and manage includes, but not limited to, the transfer and use of land/parcel of land, conduct of land clearing, establishment of a new access road to the mine sites, repair of existing access road, loading of mining products and sale of the mining products in such area.

b. Surat kesepakatan bersama b. Joint arrangement letter

SMR dan masing-masing dari pemilik lahan yang terletak di WIUP SMR telah menandatangani surat kesepakatan bersama yang berlaku selama umur IUP-OP SMR termasuk perpanjangan dan perubahannya, yang diantaranya mengatur sebagai berikut:

SMR and each of land owners located in the WIUP of SMR have signed joint arrangement letters valid for the periods covered by the IUPOP of SMR including the period of its extension and amendment, which contain, among others, the following matters:

• Pemilik lahan meminta SMR untuk melaksanakan kegiatan penambangan di wilayah tanah milik pemilik lahan.

• Penegasan kembali atas penyerahan hak pengelolaan bidang tanah milik pemilik lahan kepada SMR (lihat Catatan 31a) untuk selanjutnya SMR menjadi pemegang yang sah atas hak pengelolaan tersebut.

• Atas penyerahan hak pengelolaan dari pemilik lahan tersebut, SMR menunjuk pemilik lahan untuk melakukan kegiatan pengawasan dan pemilahan mangan yang dihasilkan dari kegiatan penambangan pada bidang tanah yang dimiliki pemilik lahan.

• Terkait dengan aktivitas pengawasan dan pemilahan pemilik lahan, SMR bersedia

The land owners have asked SMR to undertake the mining activities in the land owned by them.

Re-enactment of the transfer of right to use and manage the land owned by the land owners (see Note 31a), of which SMR has become the official holder of such right to use and manage.

In relation to the transfer of such right to use and manage from the land owners, SMR has appointed the land owners to perform the controlling and sorting activities on manganese produced from the mining activities on land owned by the land owners.

In relation to the controlling and sorting activities of the land owners, SMR has

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 31. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

COMMITMENTS (continued)

b. Surat kesepakatan bersama (lanjutan) b. Joint arrangement letter (continued)

Biaya yang terjadi sehubungan dengan aktivitas pengawasan dan pemilahan mangan tersebut dikelompokkan sebagai biaya penggalian dan pengerukan dalam ”Beban Pokok Penjualan”.

The expenses incurred in relation to the controlling and sorting activities on the manganese produced are classified as digging and dredging expenses which are charged to ”Cost of Goods Sold”.

c. Komitmen penjualan c. Sales commitments

Pada tanggal 31 Desember 2012, SMR memiliki komitmen untuk menjual mangan kepada CV Sinar Surya dengan total kuantitas mangan dan harga yang telah disepakati, yang akan diserahkan terpenuhinya hingga jumlah kuantitas yang disepakati. SMR menerima pembayaran dimuka sebesar Rp 352.800.000 yang akan diperhitungkan terhadap penjualan mangan terkait, yang dicatat sebagai ”Uang Muka Pelanggan”.

As of December 31, 2012, SMR has commitments to sell manganese to CV Sinar Surya at specified agreed quantity of manganese and price, which will be delivered until the agreed quantity is reached. SMR has received an advance payment amounting to Rp 352,800,000 which will be applied against the invoice price of the manganese to be sold, which is recorded as “Advances from Customers”.

d. Liabilitas pengelolaan lingkungan hidup d. Environmental obligations

Kegiatan usaha Kelompok Usaha telah, dan di masa mendatang mungkin, dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam peraturan pengelolaan lingkungan hidup. Kebijakan Kelompok Usaha adalah berusaha untuk memenuhi semua ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan menerapkan ukuran yang secara teknis dapat dibuktikan dan secara ekonomis memungkinkan.

The operations of the Group have been, and may in the future be, affected from time to time by changes in environmental regulations. The Group’s policy is to comply with all applicable regulations issued by the Government of the Republic of Indonesia, by applying technically proven and economically feasible measures.

Kelompok Usaha telah membentuk provisi untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup (Catatan 19).

The Group has recognized provision for environmental and reclamation costs (Note 19).

e. Royalti e. Royalty

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/2003, seluruh perusahaan yang memiliki kuasa pertambangan (sekarang Izin Usaha Pertambangan) diwajibkan untuk membayar iuran eksplorasi/iuran eksploitasi/royalti sebesar 3,25% dari harga jual untuk jenis bahan galian/mineral berupa mangan. SMR mencatat biaya royalti dimaksud sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan”.

Based on Government Regulation No. 45/2003, all companies holding mining rights (currently mining business license) will have an obligation to pay an exploration fee/exploitation fee/royalty for manganese minerals, computed at 3.25% of sales price. SMR recorded the royalty fee as part of “Cost of Goods Sold”.

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 31. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

COMMITMENTS (continued)

f. Peraturan kehutanan (lanjutan) f. Foresty regulation (continued)

Menurut Peraturan Kehutanan 2006, perusahaan dapat diberikan izin perhutanan untuk menggunakan area hutan bukan untuk kegiatan perhutanan (misalnya untuk kegiatan komersial), dibatasi dengan sejumlah syarat, untuk periode selama 5 tahun (dapat diperpanjang).

Pursuant to the 2006 Forestry Regulation, a company may be given a forestry permit to use a forest area for non-forestry activities (e.g., commercial activities), subject to a number of preconditions, for a period of 5 years (extendable).

Salah satu syarat signifikan berdasarkan Peraturan Kehutanan 2006 adalah untuk menyediakan lahan bukan hutan seluas dua kali dari luas hutan yang digunakan (lahan kompensasi). Lahan kompensasi kemudian harus dihutankan kembali/reboisasi.

One of the most significant preconditions under the 2006 Forestry Regulation is to provide nonforest land with an area twice that of the forest area to be used (“compensation land”). The compensation land must then be reforested.

Atau sebagai alternatif, apabila dalam 2 tahun, perusahaan pemohon IPPKH tidak dapat menyediakan lahan kompensasi yang diminta, perusahaan harus membayarkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (”PNBP”) secara tahunan kepada Menteri Kehutanan sebesar 1% dari jumlah nilai produksi. Peraturan Kehutanan 2006 tidak menyebutkan bagaimana menentukan jumlah nilai produksi.

Or, alternatively, if within 2 years the company as applicant of IPPKH cannot provide the required compensation land, the company must pay on an annual basis Non-tax State Revenue (“PNBP”) to the Minister of Forestry in the amount of 1% of “total production value”. The 2006 Forestry Regulation, however, is silent on how to determine the “total production value”.

Pada tanggal 10 Juli 2008, Peraturan Kehutanan 2006 telah diperbaharui melalui Peraturan Menteri Kehutanan No. P.43/Menhut-II/2008 (”Peraturan Kehutanan 2008”) antara lain mengenai penambahan bentuk kompensasi lahan untuk IPPKH, perubahan besaran PNBP dan jangka waktu IPPKH yang berubah menjadi 20 tahun dan dapat diperpanjang.

On July 10, 2008, the 2006 Forestry Regulation was amended by Ministerial Regulation No. P.43/Menhut-II/2008 (“the 2008 Forestry Regulation”) in relation to, among others, additional alternatives for land compensation for IPPKH, the changes in the basis of PNBP and changes in the IPPKH period to become 20 years, which is extendable.

Pada tanggal 30 Maret 2011, Peraturan Kehutanan 2008 telah diperbaharui melalui Peraturan Menteri Kehutanan No. P.18/Menhut- II/2011 (”Peraturan Kehutanan 2011”) antara lain mengenai perubahan kondisi dan ketentuan IPPKH.

On March 30, 2011, the 2008 Forestry Regulation was amended by Ministerial Regulation No. P.18/Menhut-II/2011 (“the 2011 Forestry Regulation”) in relation to, among others, changes in the IPPKH terms and conditions.

SMR yang saat ini telah memperoleh persetujuan prinsip atas IPPKH mungkin dapat dikenakan PNBP dan melakukan reboisasi. SMR juga melakukan monitoring terus-menerus atas kepatuhan mereka terhadap peraturan kehutanan dimaksud.

SMR, which currently has obtained approval in principle related to IPPKH, may be charged with PNBP and should perform reforestation. SMR also continuously monitors its compliance with such forestry regulation.

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 31. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

COMMITMENTS (continued)

g. Peraturan menteri No. 34/2009 (lanjutan) g. Ministerial regulation No. 34/2009

(continued)

Setelah itu, pada tanggal 31 Agustus 2010, KESDM mengeluarkan Keputusan Menteri No. 1604 K/30/MEM/2010 yang menetapkan persentase batas minimal DMO sebesar 24,75% untuk tahun 2011. Belum terdapat pengaturan DMO yang berlaku khusus untuk mangan.

Subsequently, on August 31, 2010, the KESDM issued Ministerial Decree No.1604 K/30/MEM/2010 which sets a minimum DMO percentage of 24.75% for the year 2011. There is no DMO regulation applied specifically for manganese.

h. Peraturan menteri No. 17/2010 h. Ministerial regulation No. 17/2010

Pada bulan September 2010, KESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010 yang mengatur bahwa penjualan mineral logam (termasuk mangan) harus dilakukan dengan mengacu pada harga patokan yang ditetapkan oleh Pemerintah, yang akan diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara. Dalam Peraturan Menteri tersebut, untuk kontrak spot dan berjangka yang ada dan telah ditandatangani sebelum peraturan tersebut dikeluarkan wajib menyamakan ketentuannya dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri, dalam waktu enam bulan untuk kontrak spot dan 12 bulan untuk kontrak berjangka (term).

In September 2010, the KESDM issued Ministerial Regulation No. 17/2010 on the Procedure for the Setting of Benchmark Prices for Mineral and Coal Sales, which regulates that the sale of minerals (including manganese) shall be conducted with reference to the benchmark price as issued by the Government, which will be set by a regulation issued by the Director General of Mineral, Coal and Geothermal. In the Ministerial Regulation, existing spot and term contracts which have been signed prior to the date of the Ministerial Regulation must conform their provisions with the provisions under the Ministerial Regulation within six months for spot contracts and 12 months for term contracts.

Pengecualian diberikan untuk kontrak-kontrak yang harga jualnya telah dinegosiasi ulang berdasarkan dan sesuai dengan instruksi dari Menteri atau Direktur Jenderal Mineral dan Batubara.

Those contracts where their sales prices have been renegotiated under the instruction of the Minister or Director General of Mineral and Coal are exempted.

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2013 Final (Halaman 100-112)

Dokumen terkait