• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Varney (2007), adalah sebagai berikut : a. Langkah pertama : pengkajian data

Pengkajian data adalah sistematis dalam pengambilan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien (Varney, 2008).

16

1) Data Subyektif

Data subyektif adalah berisi tentang data dari pasien melalui anamnesa (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung tentang keluhan atau masalah KB (Alimul, 2008). a) Identitas

Menurut Varney (2007), adalah sebagai berikut: (1) Nama

Nama akseptor dan suami untuk mengetahui identitas akseptor dan suami sebagai orang yang bertanggung jawab.

(2) Umur

Untuk mengetahui termasuk sebagai pertimbangan dalam menentukan cara KB yang rasional dan untuk mengetahui apakah pasien masih dalam usia reproduksi atau tidak.

(3) Agama

Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut akseptor, karena ada agama yang menganggap tabu cara KB

(4) Suku Bangsa

Untuk mengetahui suku bangsa yang dianut oleh akseptor.

(5) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektual yang mempengaruhi perilaku seseorang

(6) Pekerjaan

Mengetahui tingkat ekonomi keluarga atau penghasilan.

(7) Alamat

Untuk menghindari kekeliruan bila ada dua pasien dengan nama yang sama untuk keperluan kunjungan rumah.

b) Keluhan Utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan. Keluhan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan spotting ialah mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin (Varney, 2007).

c) Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya perkawinan (Varney, 2007).

d) Riwayat Menstruasi

Untuk mengetahui menarche, siklus, lama menstruasi, banyaknya menstruasi, teratur atau tidak, sifat darah, dan keluhan-keluhan yang dirasakan pada waktu menstruasi (Bickley, 2010).

e) Riwayat Kehamilan dan Nifas yang lalu

Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan hasil akhirnya (abortus, lahir hidup, apakah anaknya masih hidup, dan apakah dalam kesehatan yang baik), apakah terdapat komplikasi intervensi pada kehamilan, persalinan, ataupun nifas sebelumnya dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya (Farrer, 2007).

f) Riwayat Keluarga Berencana

Yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah menjadi akseptor KB. Kalau pernah, kontrasepsi apa yang pernah digunakan, berapa lama, keluhan pada saat ikut KB, alasan berhenti KB (Varney, 2007).

g) Riwayat Penyakit

(1) Riwayat penyakit sekarang

Dikaji penyakit yang berhubungan dengan keluhan atau masalah utama (Varney, 2008).

(2) Riwayat penyakit sistemik

Riwayat kesehatan yang perlu ditanyakan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan dan untuk mengetahui penyakit yang diderita dahulu seperti hipertensi, diabetes, PMS, HIV/AIDS (Bickly, 2010).

18

Pada penderita diabetes mellitus, hipertensi dan jantung tidak diperbolehkan memakai KB suntik 3 bulan (Sulistyawati, 2011).

h) Riwayat penyakit keluarga

Dikaji dengan penyakit yang menurun dan menular yang dapat mempengaruhi kesehatan akseptor KB. Sehingga dapat diketahui penyakit keturunan misalnya hipertensi, jantung, asma, demam dan apakah dalam keluarga memiliki keturunan kembar, baik dari pihak suami maupun pihak istri (Varney, 2007).

i) Pola kebiasaan sehari-hari

Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan pasien dalam menjaga kebersihan dirinya dan bagaimana pola makan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Farrer, 2007).

(1) Pola Nutrisi

Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien. Dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak pada pasien. Pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan spotting diperlukan mengkonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung zat besi untuk mencegah terjadinya anemia (Sulistyawati, 2011).

(2) Pola Eliminasi

Untuk mengetahui BAB Dan BAK berapa kali sehari warna dan konsistensi.Pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan spotting secara normal tidak mempengaruhi pola eliminasi sehari-hari (Sarifuddin, 2006).

(3) Pola Istirahat

Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa lama ibu tidur pada malam hari. Pada akseptor KB suntik 3 bulan yang mengalami spotting tidak mempengaruhi pola istirahat (Saifuddin, 2006).

(4) Pola Seksual

Untuk mengkaji beberapa frekuensi yang dilakukan akseptor dalam hubungan seksual (Saifuddin, 2006).

(5) Personal hygiene

Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, keramas, serta ganti baju, ganti celana dalam serta pembalut setidaknya 2 kali sehari. Pada kasus KB suntik 3 bulan dengan spotting dianjurkan untuk menjaga kebersihan terutama daerah genetalia (Wiknjosastro, 2008).

(6) Aktivitas

Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah atau adanya akibat penyakit-penyakit yang dialaminya. Pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan

spotting aktivitasnya terganggu karena keluarnya

bercak darah (Saifuddin, 2006). (7) Data Psikologis

Data psikososial ini diberikan untuk mengetahui motivasi atau mental pasien pada akseptor suntik 3 bulan dengan spotting serta psikologisnya tergantung merasa cemas dan karena keluar bercak darah (Prawirohardjo, 2006).

2) Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang didapat dari hasil observasi memalui pemerikasaan fisik sebelum atau selama pemakaian KB (Hidayat, 2008).

a) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan Umum : Mengetahui keadaan pasien baik atau tidak (Alimul, 2006)

(2) Kesadaran : Menilai status kesadaran pasien composmentis yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya, somnolens yaitu

20

kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal, apatis yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh (Hidayat, 2008).

(3) Pemeriksaan tanda vital (vital sign) (a) Tekanan darah

Mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan normal antara 120/80 mmHg sampai 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan pasien normal (Wiknjosastro, 2008). (b) Pengukuran suhu

Mengetahui suhu badan pasien, suhu badan normal adalah 36 ºC sampai 37 ºC. Bila suhu tubuh lebih dari 38ºC harus dicurigai adanya infeksi (Wiknjosastro, 2008).

(c) Nadi

Memberi gambaran kardiovaskuler. Denyut nadi normal 70 x/menit sampai 88 x/menit.

(d) Pernafasan

Mengetahui sifat pernapasan dan bunyi nafas dalam satu menit. Pernapasan normal 22 x/ menit sampai 24x/ menit (Bickley, 2010).

(e) Berat Badan

Mengetahui berat badan pasien karena merupakan salah satu efek samping KB suntik 3 bulan (Saifuddin, 2006).

(f) Tinggi Badan

b) Pemeriksaan Sistematis (1) Kepala

(a) Rambut : Untuk menilai warna, kelebatan, dan karateristik seperti ikal, lurus, keriting (Hidayat, 2008).

(b) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah odema (Wiknjosastro, 2008). (c) Mata : Conjungtiva berwarna merah muda atau

tidak, sclera berwarna putih atau tidak (Hidayat, 2008).

(d) Hidung : Untuk mengetahui adakah polip atau tidak (Hidayat, 2008).

(e) Telinga : Bagaimana keadaan daun telinga, liang telinga dan ada serumen atau tidak (Hidayat, 2008).

(f) Mulut : Untuk mengetahui mulut bersih apa tidak ada caries atau tidak dan ada karang gigi atau tidak (Wiknjosastro, 2008).

(2) Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau tyroid, tumor dan pembesaran getah bening (Nursalam, 2009).

(3) Dada dan aksila : Apakah ada benjolan pada payudara atau tidak, dan apakah sistematis kanan kiri (Nursalam, 2009).

(4) Abdomen : Apakah ada jaringan parut atau bekas operasi adakah nyeri tekan serta adanya massa (Farrer, 2007).

(5) Genetalia : Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda- tanda infeksi, varices, pembesaran kelenjar batholini, dan perdarahan. Pada akseptor KB suntik 3 bulan PPV (Pengeluaran Per Vaginam) berupa darah bercak merah (Saifuddin, 2006).

(6) Ekstremitas : Apakah terdapat varices, odema, atau tidak, betis merah atau lembek atau keras (Saifuddin, 2006).

22

c) Pemeriksaan Inspekulo

Pemeriksan inspekulo dilakukan untuk mengetahui atau mencari sumber perdarahan, apakah terdapat lesi pada porsio atau servik, pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan spotting sumber perdarahan berasal dari uterus (Depkes RI, 2009).

d) Pemeriksaan Labolatorium

Digunakan untuk mengetahui kondisi pasien sebagai data penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus KB suntik 3 bulan dengan spotting yaitu dilakukan pemeriksaan Hb apakah ibu mengalami anemia atau tidak (Nursalam, 2009).

b. Langkah kedua : Interpretasi data

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan menjadi satu diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi menjadi diagnosa nomenklatur

1) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnostik kebidanan (Varney, 2007).

Contoh : Ny. X P…A… tahun Akseptor KB Suntik 3 bulan dengan Spotting.

Data Subyektif Data dasar :

a) Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah (Saifuddin, 2006).

b) Ibu mengatakan merasakan cemas tentang perdarahan di luar haid (Saifuddin, 2006).

Data Obyektif

a) Keadaan ibu : Baik

b) Kesadaran : Composmentis c) Vital sign :

(1) Tekanan darah : mmHg (2) Respirasi : x/menit

(3) Nadi : x/menit (4) Suhu : ºC

d) Genetalia : Pengeluaran pervaginam berupa bercak darah. 2) Masalah

a) Menurut Nursalam (2009), masalah adalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien dari asal pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien. b) Menurut Varney (2008), masalah yang sering muncul pada

akseptor KB Suntik 3 bulan dengan spotting antara lain sebagai berikut :

(1) Rasa tidak nyaman pada daerah kemaluan. (2) Rasa cemas tentang perdarahan diluar haid. 3) Kebutuhan

Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien- pasien dan yang belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.Kebutuhan yang diperlukan akseptor KB suntik 3 bulan dengan spotting adalah dukungan moril pada ibu (Varney, 2008).

c. Langkah Ketiga : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah suatu pernyataan yang timbul berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2008). Diagnosa potensial yang terjadi pada akseptor KB Suntik 3 bulan adalah anemia (Sulistyawati, 2011).

d. Langkah Keempat : Antisipasi

Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi pasiennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/ masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan segera.

24

Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, segera kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2008).

Antisipasi pada spotting yaitu diberikan terapi: tablet besi yang merupakan suatu suplemen penambah darah untuk mencegah terjadinya anemia (Saifuddin, 2006).

e. Langkah kelima : Perencanaan

Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan spotting menurut Saifuddin (200), adalah :

1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.

2) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin dilanjutkan suntikan maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan :

a) Beri siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-50 mg

etinilestradiol), ibuproven (sampai 800 mg, 3 x/hari untuk 5

hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan.

b) Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/ hari selama 3 -7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1.25 mg esterogen equin konjugasi untuk 14 -21 hari.

3) Berikan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada vulva, salah satu tindakan yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan vulva dari depan kebelakang menggunakan air bersih (Hidayat, 2008).

f. Langkah Keenam : Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan dari asuhan kebidanan yang telah direncanakan secara efisien dan aman. Pada kasus dimana bidan harus berkolaborasi dengan dokter, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan pasien adalah tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh (Varney, 2008). Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan Spotting menurut Saifuddin (2006), adalah :

1) Menginformasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.

2) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin dilanjutkan suntikan maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan.

a) Memberi siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-50 mg

etinilestradiol), ibuproven (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5

hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan.

b) Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/ hari selama 3 -7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg esterogen equin konjugasi untuk 14 -21 hari.

3) Memberikan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada vulva, salah satu tindakan yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan vulva dari depan kebelakang menggunakan air bersih (Alimul, 2008).

26

g. Langkah Evaluasi Ketujuh : Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari rencana asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Menurut saifuddin (2006), evaluasi yang diharapkan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan spotting meliputi:

1) Ibu sudah merasa nyaman dengan keadaannya.

2) Spooting dapat teratasi dan sudah tidak merasa cemas pasien tetap menggunakan KB suntik 3 bulan.

Dokumen terkait