• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dana mandiri untuk kegiatan

ANALISIS DATA MANAJEMEN KEUANAGAN PADA LEMBAGA DEWAN DAKWAH INDONESIA LAMPPUUNG

B. Manajemen Keuangan Dewan Dakwah

Di dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.45 organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Di dalam Lembaga Dewan Dakwah Islam Indonesia Lampung untuk memenuhi kebutuhan lembaga mereka mengharapkan biasa mendapatkan bantuan dana atau bantuan yang lainnya dari para pengurus dan donatur dari luar lembaga. Bantuan yang di berikan donatur kepada dewan dakwah islam Indonesia lampung bisa membantu meringaankan semua kebutuhan dan program yang ada di lembaga dan biasa berjalan sesuai dengan tujuan bersama. Dewan dakwah islam Indonesia Lampung melapokran keuangannya disampaikan setiap satu tahun sekali. Sebagaimana pernyataan dari responden:

“LPJ di laporkan setiap satu tahun sekali setiap tutup buku.” R2 ( Wawancara,tanggal 26/10/2015, jam10.00 )

Berdasarkan faktor pendukung diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis manajemen keuangan yang dilakukan oleh Lembga Dewan Dakwah Islam Indonesia Lampung terbilang cukup baik dalam mengatur memberikan kepercayaannya ke pada donatur yang ada diyayasan. Hal ini dibuktikan bahwa donatur tidak pernah bosan dalam memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan cukup terpenuhi. Pelaksanaan Manajemen Keuangan Lembaga Dewan Dakwah Islam Indonesia Lampung, selama pelaksanaan dalam mendapatkan bantuan dana yang di peroleh oleh lembaga banyak melalui rintangan yang dihadapi oleh lembaga. Tetapi Dewan Dakwah Indonesia Lampung hingga sekarang kebutuhan yang diperlukan untuk zaki sudah cukup terpenuhi dari bantuan dana dari donatur. Menurut Pahala Nainggolan jenis-jenis pendapatan lembaga nirlaba ada lima tahapan yaitu :

1. Pendapatan dari Kegiatan Program Suatu lembaga nirlaba harus memiliki sumber dana sendiri atau dengan cara mandiri untuk memenuhi kegiatan atau program lembaga. Sehingga sebuah lembaga harus memiliki prinsip untuk mendapatkan dana dari kegiatan program yang sudah direncanakan. Dengan kemajuan program yang dijalankan, donatur mampu memberikan pemasukan bagi lembaga, ada tiga hal yang harus diperhatikan sebagai perolehan pendapatannya sebagai berikut :

a. Kelangsungan hidup lembaga

Lembaga Dewan Dakwah Islam Indonesia Lampung sudah memiliki program – program pemberdayaan LAZIS, dengan berdirinya program yang ada di lembaga, usaha ini mampu menghasilkan pendapatan untuk membantu keperluaan yang ada di

lembaga, karena suatu lembagaa zakat harus bias memiliki program kemandirian untuk masa depan lembaga, karena setiap bantuan yang diperoleh dari para donatur itu tidak bisa selalu di harapkan.

b. Peluasan pelayanan lembaga

Lembaga Dewan Dakwah Islam Indonesia Lampung termasuk salah satu cabaang dari Dewan Dakwah Islam Indonesia Pusat yang berada dipusat di Jalan Kramat Raya No. 45 Jakarta dari seluruh indonesia. Ini merupakan salaah satu bentuk upaya dalaam perluasan pelayanan lembaga.

c. Penghargaan dari masyarakat untuk jasa yang diberikan

Dewan Dakwah Islaam Indonesiaa Lampung mampu memberikan pelayanan atau memberikan jasa yang sesuai dengan kemampuannya, dan dewan dakwah tidak menerima sedikitpun imbalan dari masyarakat, jadi dengan begitu masyarakat akan selalu menghargai jasa yang diberikan oleh lembaga .

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Pahala Nainggolan tentang pendapatan dari kegiatan program lembaga dengan hasil temuan penelitian diatas, terdapat beberapa dukungan dan tidak mendukung dengan adanya hasil penelitian tersebut. Pendapat dari Pahala Nainggolan mendukung temuan yang ada dipenelitian ini yang berkenaan dengan kelangsungan hidup lembaga dan penghargaan dari masyarakat untuk jasa yang diberikan. Tetapi di dalam penelitian ini ditemukan adanya perluasan pelayanan lembaga yang berbeda dengan pendapat Pahala Nainggolan, yaitu berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, pendapatan dari kegiatan program yayasan tersebut belum dilakukan perluasan pelayanan lembaga.

Berdasarkan penjelasan diatas ada faktor pendukung dan tidak mendukung hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa analisis pendapatan dari kegiatan program dengan langkah kelangsungan hidup lembaga dan penghargaan dari masyarakat untuk jasa yang diberikan yang dilakukan oleh Dewan Dakwah Islam Indonesiaa terbilang cukup baik dalam mengatur pendapatan dari kegiatan program yang ada diyayasan meskipus masih belum terealisasikan. Hal ini dibuktikan dengan terlaksannya memberikan pelayanan dan jasa seperti bergotong royong dengan masyarakat sekitar, dan memberikan pelayanan konsultasi keluarga, hitanan masal anak-anak kurang mampu.

2. Pendapatan dari Sumbangan atau Donasi

Sumbangan merupakan pendapatan lembaga tanpa harus menyajikan suatu balas jasa terhadap donatur. Yayasan akan memberikan ucapan terima kasih kepada donatur dengan cara mengembangkan lembaga yayasan lebih baik lagi. Pendapatan yang diperoleh Dewan Dakwah Islam Indonesia Lampung yaitu dari para donatur yang memberikan sumbangan kepada lembaga tanpa adanya batas. Sumbangan yang di dapatkan dari Dewan Dakwah Islam Indonesia Lampung biasanya yang berupa uang tunai

3. Pendapatan dari Grant atau Hibah

Pendapatan hibah sama saja dengan pendapatan dari sumbangan. Bedanya hibah kebanyakan diberikan oleh suatu lembaga dari pada individual ataupun instansi. Dan jumlah hibah yang diberikan kepada lembaga memiliki jumlah lebih besar Dewan Dakwah Islam Indonesia Lampung mendapatkan dana sumbangan dari bantuan untuk penambahan lahan dan kelas diniyah yang di ajukan kepada pihak provinsi.

4. Pendapatan dari bunga, dan hasil investasi

Pendapatan yang bersumber dari bunga dan hasil investasi lainnya merupakan

income. Jadi pendapatan yang diperoleh dari suatu modal atau aset lembaga dalam menambah jumlah semuanya tergantung dengan berapa besar investasinya. Jadi hasil investasi merupakan dana abadi yang didapatkan oleh lembaga untuk memenuhi semua kebutuhan dan program yang sudah di rencanakan, tetapi tidak semua lembaga yayasan memiliki dana yang cukup banyak untuk diinvestasikan.

5. Pendapatan dari iuran anggota

Pendapatan dari iuran masyarakat lembaga untuk memiliki anggota. Bentuk-bentu lembaga seperti perkumpulan, asosiasi, kumpulan profesi memungkinkan untuk kondisi ini. Perkumpulan sebagai salah satu badan hukum lembaga nirlaba memiliki anggota.

6. Pendapatan dari usaha komersial

Lembaga berbentuk yayasan, sebagian pendapatan dari asset dapat digunakan untuk unit usahanya. Terdapat beberapa pilihan yang dapat diambil untuk memperoleh pendapatan lewat usaha komersil. Pertama, lembaga terlibat langsung dalam kegiatan komersial. Untuk itu lembaga menyediakan modal dan mengelola langsung kegiatan komersil. Kedua, lembaga tidak terlibat langsung dalam kegiatan komersial. Jadi suatau lembaga berfungsi sebagai investor, hanya menanamkan modal atau dana. Dalam mengelola usaha tersebut lembaga bisa mempercayakan uasaha tersebut untuk dikelola oleh pihak lain, dan lembaga hanya mendapatkan dana dari sebagian usaha yang sudah didirikan tetapi unit usaha tersebut juga bisa dikelola sendiri oleh

lembaga. Berdasarkan teori analisis pendapatan dan hasil temuan dilapangan yang dijelaskan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa antara teori yang dikemukakan oleh Pahala Nainggolan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai analisis pendapatan memiliki faktor yang tidak mendukung akan tetapi ada beberapa factor yang mendukung. Faktor yang tidak mendukung adalah analisis pendapatan di Dewan Dakwah Islam Indoneia tidak melakukan tahap analisis pendapatan dari bunga dan hasil investasi lainnya dan analisis pendapatan dari uasaha komersial. Sedangkan factor pendukung adalah pada analisis pendapatan dari kegiatan program lembaga, pendapatan dari sumbangan atau donasi, pendapatan dari grant atau hibah, dan pendapata dari iuran anggota.

Berdasarkan faktor pendukung dan faktor yang tidak mendukung diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis pendapatan yang dilakukan oleh Dewan Dakwah Islam Indonesia Lampung terbilang cukup baik dalam mengatur pendapatan yang ada dilembaga. Hal ini dibuktikan dengan terlaksannya beberapa kegiatan atau program – program. Tetapi dengan adanya faktor yang tidak mendukung teori analisis pendapatan dari bunga dan hasil investasi dan analisis pendapatan dari usaha komersial yang dikemukakan oleh Pahala Nainggolan lebih tepatnya lagi Dewan Dakwah Islam Indonesia bisa menerapkannya. Supaya Dwan Dakwah Islam Indonesia Lampung bisa lebih mandiri dengan cara tidak mengharapkan bantuan dari dana, karena biasanya bantuan dari donatur tidak bias dihandalkan terus. Arus pengeluaran keuangan Dewan Dakwah Islam Indonesia Lampung. Pada lembaga nirlaba, biaya merupakan penggunaan dan pendapatan yang diperoleh. Lembaga memperoleh pendapatan dari berbagai sumber yang didapatkan dari para donatur dan

jenis bantuan yang tidak hanya berupa materi tetapi bisa bantuan berupa fisik. Dari dana yang terkumpul dilakukan rencana kegiatan yang sudah direncanakan, jadi biaya yang akan dipergunakan untuk program yayasan tergantung pada pendapatan. Program atau kegiatan dilaksanakan sesuai dengan dana yang dimiliki oleh yayasan. Menurut Pahala Nainggolan biaya pengeluaran dapat digolongkan ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung:

7. Biaya Langsung

Biaya langsung merupakan biaya yang mudah dilihat dengan jelas dengan keterkaitannya kegiatan program lembaga. Biaya yang ada di Dewan Dakwah Ilam Indonnesia dipersiapkam dan dipergunakan untuk memenuhi segala keperluan dan kebutuhan.

8. Biaya tidak Langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan kegiatan program sosial lembaga. Biaya yang dikeluarkan oleh Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung yang sifatnya tidak menentu atau tidak terduga seperti biaya telpon, listrik tetapi listrik, renovasi, biaya perjalanan. Tetapi untuk biaya listrik ada donatur yang membayarkannya untuk meringankan lembaga.

Berdasarkan teori analisis arus keuangan dengan hasil temuan dilapangan yang dijelaskan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa antara teori yang dikemukakan oleh Pahala Nainggolan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai

analisis arus keuangan mendukung temuan yang ada di penelitian ini yang berkenaan dengan memiliki kesamaan analisis biaya langsung yang dipergunakan untuk anak asuh dan yayasan misalnya biaya makan, peralatan mandi, listrik, uang saku, dan tranportasi sedangkan biaya tidak langsung dipergunakan untuk merenovasi yayasan, mengikuti program dari liar lembaga.

Berdasarkan faktor pendukung diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis arus keuangan biaya langsung dan biaya tidak langsung yang dilakukan oleh Dewan Dakwah Ilam Indonnesia terbilang baik dalam mengatur kebutuhan yang ada diyayasan. Hal ini dibuktikan dalam memenuhi kebutuhan zakat cukup terpenuhi dan berjalan dengan baik.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan kajian teoritis dan analisis data berdasarkan penelitian dan temuan dilapangan tentang Manajemen Keuangan dalam mengatur pendapatan dan pengeluaran dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pendapatan Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung dalam memenuhi semua kebutuhan lembaga. Pendapatan yang diperoleh oleh Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung yang pertama pendapatan yang diperoleh yaitu dari pendapatan dari kegiatan program lembaga, jadi didalam Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung memiliki potensi untuk berkembang lebih baik lagi dengan cara mendirikan suatu kegiatan program yang sudah direncanakan yang mampu memberikan pendapatan untuk kelangsungan hidup lembaga. Setelah melakukan analisis pendapatan dari kegiatan program lembaga, proses selanjutnya adalah pendapatan dari sumbangan atau donasi yang didapatkan oleh Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung mendapatkan sumbangan dari para donatur yang ingin memberikan bantuan untuk zakat di Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung. Setelah melakukan analisis pendapatan dari sumbangan atau donasi. Selanjutnya Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung mendapatkan pendapatan dari grant atau hibah, yang didapatkan berupa perluasan lahan dan bantuan kelas untuk diniyah, yang diajukan ke provinsi. Setelah mendapatkan bantuan dari pendapatan grant atau hibah, langkah selanjunya

adalah pendapatan dari iuran anggota yang didapatkan oleh Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung, iuran tersebut didapatkan dari pengurus-pengurus yang ada diyayasan, untuk memenuhi kebutuhan anak asuh. Selanjutnya setelah melekukan arus pendapatan yang ada di Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung. Proses yang dilakukan selanjutnya arus keuangan Lembaga Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung dalam memenuhi semua kebutuhan.

Didalam Lembaga Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung dalam mengatur keuangan yang ada di lembaga sudah cukup baik dalam menerapkannya dan mengatur untuk kebutuhan anak asuh dan yayasan. Pengeluaran yang dikeluarkan oleh Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung berupa biaya langsung yang ada di Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung untuk memenuhi kebutuhan lmbaga sangat banyak sekali yang diperlukan. Selanjutnya setelah pengeluaran biaya langsung langkah selanjutnya pengeluaran yang ada di Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung yang dibutuhkan adalan biaya tidak langsung yang ada di Dewan Dakwah Ilam Indonnesia Lampung dalam memenuhi kebutuhan anak asuh dan lembaga yang tidak terduga yang diperlukan misalnya renovasi lembaga, pembayaran air, biaya honor untuk pengurus yayasan, pembelian peralatan lembaga yang sudah rusak, pembayaran listrik, tetapi dalam pembayaran listrik tidak selalu pihak lembaga yang membayarnya, ada pihak lain yang membantu membayarkan.

Dokumen terkait