• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Manajemen Kredit

Manajemen kredit adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu lembaga atau institusi dengan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya untuk merencanakan, mengorganisasi, mengendalikan, dan

memimpin sehubungan dengan ruang lingkup dan berbagai kebijakan yang berhubungan dengan kredit beserta aturannya (Fahmi dan Lavianti, 2010:3).

Diterapkannya manajemen kredit, bertujuan agar segala kegiatan dibidang perkreditan dapat dikelola secara baik sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan oleh bank bersangkutan. Walaupun bank telah merencanakan untuk menjalankan kebijaksanaan perkreditan secara sehat, tidak berarti bank terlepas dari suatu risiko. Risiko pasti ada dalam setiap kegiatan perbankan yang nantinya dapat menimbulkan kerugian jika tidak dikelola sebagaimana mestinya.

a. Definisi Kredit

Dalam bahasa latin, kredit disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya kreditur percaya kepada debitur bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi debitur berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya (Kasmir, 2003:72).

Berdasarkan UU No. 10 tahun 1988 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

Menyalurkan kredit merupakan salah satu kegiatan bank umum yang bersumber dari dana masyarakat yang berhasil dihimpun dalam rangka menjalankan tugasnya sebagai lembaga intermediasi. Sebelum kredit disalurkan kepada pihak yang membutuhkan, bank terlebih dahulu harus menilai kelayakan usaha para debiturnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan semacam munculnya risiko kredit (kredit bermasalah) yang dapat merugikan kelangsungan hidup bank itu sendiri.

b. Unsur-Unsur Kredit

Dari pengertian di atas, menurut Ismail (2010:94) maka unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut:

1) Kreditur

Kreditur merupakan pihak yang memberikan kredit kepada pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan atau badan usaha.

2) Debitur

Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang mendapat pinjaman dari bank.

3) Kepercayaan

Kreditur memberikan kepercayaan kepada debitur, bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjamannya sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.

4) Perjanjian

Perjanjian merupakan suatu kesepakatan yang dilakukan antara kreditur (pihak pemberi pinjaman) dengan debitur (pihak yang mendapat pinjaman).

5) Risiko

Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya risiko tidak kembalinya dana. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang timbul atas penyaluran kredit bank.

6) Jangka waktu

Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk membayar pinjamannya kepada kreditur.

7) Balas Jasa

Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditur, maka debitur akan membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian. Imbalan ini dikenal dengan sebutan bunga bank bagi bank konvensional, dan bagi hasil untuk bank syariah.

c. Fungsi Kredit

Irham dan Lavianti (2010:50) menyatakan fungsi kredit perbankan dalam aktivitas perekonomian suatu negara adalah sebagai berikut:

1) Fungsi kredit berusaha memposisikan uang sebagai alat pertukaran yang efektif

menganggur dengan menyalurkan dana tersebut kepada pihak yang membutuhkan dan yang mampu mengelolanya, yaitu mengelola uang tersebut untuk membeli barang dan jasa sesuai kebutuhan.

2) Fungsi kredit sebagai penyalur dana dan pembina bagi dunia usaha Dunia usaha adalah pihak yang paling dominan dalam menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga dengan bantuan kredit yang disalurkan perbankan, diharapkan akan mampu mengatasi kekurangan dana yang selama ini tidak tercukupi untuk membeli kebutuhan yang sudah direncanakan. 3) Fungsi kredit untuk menciptakan pemerataan pendapatan

Para pebisnis yang berencana memperluas usahanya, akan membuat pengangguran sedikit berkurang karena akan ada tenaga kerja baru yang diharapkan mengelola bisnis tersebut. Sehingga dengan tertampungnya tenaga kerja baru diharapkan pendapatan pemerataan akan tercipta.

4) Fungsi kredit sebagai salah satu alat dalam menggairahkan bisnis internasional

Setiap pelaku bisnis yang terlibat dalam perdagangan internasional yang juga melakukan tindakan ekspor dan impor, maka kebutuhan akan kredit dalam bentuk mata uang asing akan meningkat. Dimana pada saat proyek yang dikerjakan membutuhkan mata uang asing, maka perbankan perlu mempunyai simpanan dan menyalurkan dananya dalam bentuk mata uang asing. Dari hal tersebutlah

kegairahan pebisnis untuk masuk ke pasar tradisional akan lebih mudah.

5) Fungsi kredit untuk meningkatkan aktivitas penggunaan barang dan jasa

Dana yang diperoleh pebisnis dari perbankan akan membuat mereka dapat membeli bahan baku dan melakukan prosesnya hingga menjadi barang jadi. Tindakan ini diharapkan akan meningkatkan nilai barang tersebut, begitupun dari segi jasa.

6) Fungsi kredit sebagai pendorong dan pencipta stabilitas ekonomi Pada saat suatu negara mengalami masalah perekonomian, diharapkan kredit ini dapat mengembalikan stabilitas perekonomian tersebut dengan cara mengendalikan inflasi, menciptakan pembukaan lapangan pekerjaan, memenuhi kebutuhan pokok rakyat dan mendukung dunia usaha khususnya bidang ekspor dan impor.

d. Jenis-Jenis Kredit

1) Dilihat dari segi kegunaannya, sebagai berikut: a) Kredit modal kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh: kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

b) Kredit investasi

Yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk keperluan membangun suatu proyek baru dengan masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih panjang dan dibutuhkan modal yang besar pula. Misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.

2) Sedangkan dilihat dari segi tujuan kredit, adalah sebagai berikut: a) Kredit produktif

Merupakan kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha yang akan menghasilkan barang dan jasa. Kredit ini pada umumnya diajukan oleh mereka yang bergerak dalam dunia usaha, dimana mereka membutuhkan dana untuk berekspansi bisnis atau bertujuan untuk meningkatkan hasil grafik yang telah diperoleh saat ini untuk menjadi lebih baik lagi (Fahmi dan Lavianti,2010:8).

b) Kredit konsumtif

Merupakan kredit yang digunakan dalam rangka pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi, dan bukan sebagai barang modal dalam kegiatan usaha nasabah. Jadi kredit konsumtif ini lebih dipergunakan untuk kebutuhan pribadi seperti membeli sepeda motor, mobil, rumah, peralatan rumah tangga dan sebagainya.

c) Kredit perdagangan

Merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan kredit ini sering diberikan kepada supplier yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.

e. Persyaratan Umum Untuk Mengajukan Kredit

Untuk mengajukan pinjaman kredit ke suatu lembaga perbankan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur sebagai syarat administrasi, yaitu:

1) Fotocopy KTP (Kartu Identitas Pemohon). Fotocopy KTP istri jika pemohon adalah suami, begitu pula sebaliknya.

2) Fotocopy KK (Kartu Keluarga).

3) SK 80% dan 100% (Untuk 80% khusus bagi PNS, namun jika pegawai swasta juga memilikinya agar turut menyertakannya).

4) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

5) Sertifikat kepemilikan rumah dan tanah sebagai jaminan, atau BPKB kendaraan.

6) Buku tabungan baik di bank tersebut maupun di bank lain. 7) Surat keterangan tempat bekerja (bagi pegawai kontrak). 8) Slip gaji 3 atau 4 bulan terakhir.

9) Mengisi formulir pengajuan kredit sesuai permintaan. Contohnya mengisi formulir pengajuan kredit KPR bila ingin mengambil pinjaman untuk memiliki rumah.

10) Surat keterangan sanggup membayar cicilan kredit dengan baik jika masa pensiun kerja semakin dekat.

f. Prinsip Dasar Pemberian Kredit

Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanya merupakan tambahan terutama untuk melindungi kredit macet yang disebabkan suatu hal. Oleh karena itu, bank harus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kreditnya. Ismail (2010:112) menyatakan prinsip pemberian kredit tersebut dapat dianalisis dengan 5C yaitu sebagai berikut:

1) Character

Character menggambarkan watak dan kepribadian calon debitur. Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon debitur tersebut yang tujuannya untuk mengetahui bahwa calon debitur mempunyai keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar pinjamannya sampai dengan lunas.

2) Capacity

Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur tersebut. Semakin baik kemampuan keuangan calon debitur, maka akan semakin baik pula kemungkinan kualitas kreditnya dimana dapat dipastikan kredit tersebut dapat dibayar secara tepat waktu.

3) Capital

Capital atau modal perlu di analisis lebih mendalam. Sebab semakin besar modal yang dimiliki oleh calon debitur akan semakin

meyakinkan bank akan keseriusan calon debitur dalam mengajukan kredit.

4) Collateral

Collateral merupakan jaminan yang diberikan oleh calon debitur atas kredit yang diajukan. Jaminan merupakan sumber pembiayaan kedua kalau debitur tidak dapat membayar angsurannya. Hendaknya jaminan tersebut melebihi jumlah kredit yang diberikan. 5) Condition of Economic

Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon debitur dikaitkan dengan kondisi ekonomi, apakah kondisi ekonomi tersebut akan berpengaruh pada usaha calon debitur di masa yang akan datang.

Dokumen terkait