• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori .1 Teori Agency.1 Teori Agency

2.1.3 Manajemen Modal Kerja

Pengertian manajemen modal kerja adalah “manajemen dari elemen-elemen aktiva lancar dan elemen-elemen hutang lancar. Kebijakan modal kerja menunjukkan keputusan-keputusan mendasar mengenai target masing-masing elemen aktiva lancar.” (Martono, 2001 : 71)

Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat Manajemen modal kerja suatu perusahaan yaitu:

1) Perputaran Modal Kerja

manajemen penggunaan modal kerja dapat diuji dengan menggunakan rasio perputaran modal kerja (working capital turnover), yakni perbandingan antara penjualan dengan jumlah keseluruhan aset lancar yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Bila volume penjualan naik, investasi persediaan dan piutang meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Formulasi dari working capital turnover (WCT) adalah sebagai berikut:

2) Perputaran Persediaan

PerputaranPersediaan menunjukkan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi. Dengan demikian, tingkat perputaran persediaan yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat penjualan yang tinggi pada perusahaan. Perputaran persedian ini dihitung dengan cara sebagai berikut :

x 1

Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan membagi jumlah persediaan akhir tahun dan awal tahun dengan dua. Besarnya hasil perhitungan perputaran persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang. Melalui tingkat perputaran persediaan maka kita dapat menghitung hari rata-rata barang disimpan digudang yaitu dengan membagi hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran persediaan. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Hari rata-rata barang disimpan digudang akan bermanfaat untuk menilai efisiensi dari persediaan.

3) Perputaran Aset Tetap

rasio perputaran asset tetap menunjukkan berapa kali nilai aset berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aset tetap menciptakan penjualan tinggi. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

4) Rasio Perputaran Piutang

rasio perputaranpiutang menunjukkkan berapa cepat penagihan utang”. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan working capital turnover

(WCT) sebagai parameter profitabilitas sebab working capital turnover menunjukkan seberapa efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan..

2.1.4 Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan “kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aktiva lancar.” (Martono, 2001: 55). Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Atau dengan kata lain, rasio likuiditas merupakan yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Caranya dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di passiva lancar (utang jangka pendek).

Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan yaitu:

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar (Current Ratio) merupakan aktiva lancar perusahaan yang dibagi dengan kewajiban lancar. Rumus dari current ratio adalah sebagai berikut:

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Quick ratio dapat dihitung dengan formula :

Sebagai parameter dari likuiditas, penulis menggunakan current ratio

(CR). Karena dalam praktiknya, sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi perusahaan.

Current ratio yang tinggi juga menunjukkan posisi para kreditor yang baik karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya. Rumus dari currentratio adalah sebagai berikut:

2.1.5Leverage

Seperti yang diketahui, dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri.

Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini leverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. Agar perbandingan penggunaan kedua rasio ini dapat terlihat jelas, kita dapat menggunakan rasio leverage.

Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio leverage yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain :

1) Debt to asset ratio

Debt to asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan untukmengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva

Rumusan untuk mencari debt to asset ratio dapat digunakan sebagai berikut :

2) Debt to equity ratio

Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan semakin tinggi resiko keuangan perusahaan tersebut. Rumus dari debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

3) Long term debt to equity ratio

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumusan untuk mencari Long Term Debt to Equity Ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dan modal sendiri, yaitu:

4) Time interest earned

Merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Jumlah kali perolehan bunga merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya. Rumus untuk mencari Time Interest Earned dapat digunakan dengan dua cara sebagai berikut:

Atau

5) Fix charged coverage

Fixed Charge Coverage (FCC) merupakan rasioyang dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa. Rumus untuk mencari Fixed Charged Coverage (FCC) adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian ini penulis menggunakan debt to equity ratio (DER) sebagai parameter dari rasio leverage. Karena bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan semakin tinggi resiko keuangan perusahaan dan mempengaruhi profitabilitas perusahaan tersebut.

Dokumen terkait