• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Pembelajaran

Qur‟an al-Muntaha Kel Cebongan Kec. Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016?

5

2. Apa problematika manajemen pembelajaran pondok pesantren

tahfidzul Qur‟an al-Muntaha Kel Cebongan Kec Argomulyo Salatiga Tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui manajemen pembelajaran pondok pesantren

tahfidzul Qur‟an al-Muntaha Kel Cebongan Kec. Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016.

2. Untuk mengetahui problematika dalam manajemen pembelajaran pondok pesantren tahfidzul Qur‟an al-Muntaha Kel Cebongan Kec. Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain :

a. Manfaat teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran terhadap wacana pendidikan

agama Islam khususnya di bidang pendidikan tahfidzul qur‟an.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Pondok Pesantren: untuk memberi gambaran sistem manajemen pondok pesantren yang baik guna melahirkan para hafidz al Qur‟an.

6

2. Bagi Masyarakat: untuk memberi pengetahuan mengenai pondok pesantren yang memiliki sistem manajemen yang unggul.

3. Bagi Peneliti: untuk menambah pengetahuan mengenai manajemen

pondok pesantren tahfidzul qur‟an. E. Penegasan Istilah

1. Manajemen pembelajaran

Manajemen pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan pembelajaran. Istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan (Majid, 2012:109). Sedangkan menurut George R. Terry Manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya (Sunarto, 2005:71).

Sedangkan menurut Mary Parker Follet , telah mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini bermakna bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk secara sinergi mencapai tujuan organisasi (Suparlan, 2014:41).

7 2. Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an

Pesantren atau pondok adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Dari segi historis pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia (indigenous). Lembaga pendidikan yang sudah ada sejak dulu (madjid, 1997:3).

Sedangkan tahfidz atau menghafal merupakan bahasa indonesia yang berarti menerima, mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan yang diperoleh melalui pengamatan. Sedangkan menurut istilah hifzhi al-Qur‟an adalah menghafal al

-Qur‟an sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf Utsmani mulai dari surat al-Fatihah hingga surat al-Nash dengan maksud beribadah, memelihara kalam Allah (Munjahid, 2007:74). Kita akan mengetahui berbagai anugrah dan keistimewaan agung yang diperoleh para penghafalnya (Syinqithi, 2011:4). Jadi pondok pesantren tahfidzul

Qur‟an merupakan suatu lembaga yang khusus pada bidang hafalan al

-Qur‟an.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendeketan dan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, Menurut Moleong (2008:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

8

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Sedangkan menurut Bogdan dan Tylor dalam Meoleong (2009:4). Metode Kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak berupa angka-angka tetapi data yang terkumpul berbentuk kata-kata lisan yang mencakup laporan dan foto-foto. Jadi hasil penelitian ini adalah berupa deskripsi atau gambaran manajemen pembelajaran pondok pesantren tahfidzul

Qur‟an al-Muntaha Kota Salatiga Tahun 2016.

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti hadir secara langsung pada obyek penelitian dalam rangka pengumpulan data yang dilaksanakan peneliti tinggal di obyek penelitian, sehingga peneliti terlibat secara langsung dan aktif dalam rangka pengumpulan data.

3. Lokasi

Lokasi pesantren Jl. Soekarno-Hatta no 39, Kel. Cebongan, Kec. Argomulyo, Kota salatiga. Terletak di tepi jalan utama Solo-Semarang,

9

sangat strategis dan mudah transportasi. Fasilitas pendukung yang ada diantaranya Masjid, Laudry, dan Rumah Makan Barokah.

4. Sumber Data

Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai sumber data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat data utama (primer) dan data pendukung (skunder).

a. Data Primer

Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:22). Adapun yang terlibat secara langsung sebagai sumber data primer berasal dari santri, pengurus pondok, ustadz ustadzah pondok, dan pengasuh Pondok Pesantren al-Muntaha Salatiga. b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 200:20). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara. Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah buku-buku

10

yang terkait dengan manajemen pembelajaran, arsip-arsip, dokumen, catatan dan laporan Pondok Pesantren al-Muntaha.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah : a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Asmani, 2011:23). Metode observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan yang digunakan dengan mengadakan pengamatan fenomena-fenomena yang dijadikan pengamatan. Adapun cara yang digunakan adalah mengadakan pengamatan langsung di pondok pesantren al-Muntaha dengan cara melihat dan pengindraan lainnya. Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan manajemen yang dilakukan. Dalam observasi ini yang menjadi objeknya antara lain aktifitas kegiatan pembelajaran sehari-hari yang di lakukan oleh pengasuh dan dewan asatidz. b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara menggali data. Hal ini harus dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan data yang detail dan valid (Asmani, 2011:122). Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan wawancara terbuka dan terstruktur karena informan atau narasumber mengetahui

11

bahwa mereka sedang diwawancarai, penelitian sudah menetapkan dan menyimpan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara sistematis. Dalam penelitian ini metode wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam pembelajaran pesantren dan bagaimana peran masing-masing dewan pengasuh, asatidz, pengurus serta santri dalam menerapkan dan mengorganisir sistem pembelajaran pondok pesantren tahfidzul Qur‟an.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:148). Dokumentasi dalam penelitian ini di perlukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari lapangan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berupa catatan tertulis dari Pondok Pesantren al-Muntaha.

6. Analisis Data

Analisis data digunakan awal penelitian hingga akhir pengumpulan data yang bersifat terbuka dan induktif, sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi reduksi data, perbaikan dan ferifikasi atas data yang diperole hal ini dimaksudkan untuk lebih mempermudah pemahaman dan kejelasan.

12

Menurut Moleong (2008:280) analisis data adalah proses mengorganisasaikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong (2008:324) ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008:330). Pada teknik ini peneliti melakukan triangulasi dengan terknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan triangulasi dengan sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait serta membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

13

8. Tahap-Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut:

a. Tahap Sebelum ke lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

b. Tahap Pekerja Lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan peran pembelajaran pesantren tahfidzul Qur‟an al-Muntaha. Data ini diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. c. Tahap Analisis Data

Menurut Miles dan huberman yang dikutip Sugiono (2007:337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1) Mereduksi atau merangkum data, memiliki hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.

2) Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya naratif.

14

3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.

d. Tahap Penulisan Laporan

Tahap penulisan laporan adalah tahap penyusunan data-data hasil temuan penelitian secara sistematis. Dalam penulisan laporan penelitian ini tentunya mencakup semua kegiatan penelitian mulai dari tahap awal penelitian sampai tahap akhir yaitu tahap penarikan kesimpulan. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis menyusun kedalam 5 (lima) bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA. Membahas secara tuntas judul yang ada sesui dengan teori yang mendukungnya. Yaitu pengertian manajemen pembelajaran dan pondok pesantren tahfidzul Qur‟an.

BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Berisi Gambaran Umum Pondok Pesantren al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga Tahun 2016 yang meliputi sejarah singkat pesantren, visi dan

15

misi, letak geografis, profil pondok, struktur kepengurusan, sumber dana, daftar santri, jadwal pelajaran, jadwal kegiatan harian, struktur organisasi, tata tertib pondok.

BAB IV: PEMBAHASAN. Meliputi manajemen pembelajaran pondok pesantren, problematika yang dihadapi pondok pesantren tahfidzul Qur‟an

al-Muntaha.

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Pembelajaran

1. Pengertian Manajemen Pembelajaran

Manajemen pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan pembelajaran. Secara bahasa (etimologi) manajemen

berasal dari kata kerja “to manage” yang berarti mengatur (Hasibuan,

2007:1).

Adapun menurut istilah (terminologi) terdapat banyak pendapat mengenai pengertian manajemen salah satunya menurut George R. Terry manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan yang dicapai melalui perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya (Hasibuan, 2007:3).

Selanjutnya, mengenai pembelajaran berasal dari kata

“instruction” yang berarti “pengajaran”. Pembelajaran pada hakikatnya

adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidikan (Mansur, 2007:163). Menurut Undang-undang Ri No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

17

Dari beberapa pengertian diatas dapat dikatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan usaha untuk mengelola pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

2. Fungsi-fungsi Manajemen Pembelajaran

Dalam kegiatan manajemen pembelajaran ini terdapat fungsi manajemen yang harus dilaksanakan. Diantaranya yaitu perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan pengawasan pembelajaran yang juga meliputi kegiatan evaluasi pembelajaran.

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah aktivitas pengambilan suatu keputusan mengenai sasaran dan tujuan pembelajaran, strategi dan metode yang harus dilakukan, siapa pelaksana tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam pengertian lain perencanaan pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, penggunaan pendekatan dan metode, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Majid, 2008:17).

18 b. Pengorganisasian Pembelajaran

Pengorganisasian pembelajaran adalah keseluruhan proses pengelompokan pendidikan, peserta didik, materi dan sumber belajar serta sarana prasarana dan media belajar sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang dapat berjalan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pengorganisasian ini akan ditentukan materi materi pelajaran beserta siapa pengajarnya dan untuk siapa materi itu diberikan, bagaimana cara menyampaikan, serta kapan pelajaran itu akan diberikan.

Menentukan materi pembelajar berarti melakukan kegiatan pengelolaan materi pembelajaran, hal ini harus memperhatikan prinsip keragaman anak, tujuan moral (kognitif, emosional, dan kinetik) dan aspek psikologis lain (Maimun dan Fitri, 2010:108). Dengan demikian pelajaran yang akan diajarkan dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan pondok pesantren guna menunjang tercapainya target program pondok yang sedang dikembangkan. Usman mendefinisikan pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya (Usman, 2010: 146).

Pengorganisasian pembelajaran menurut Syaiful Sagala (2010:143) meliputi beberapa aspek :

19

1) Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan personel yang diperlukan untuk penyusunan kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan pelaksanaan pembelajaran yang diperlukan untuk menyelesaikannya.

2) Mengelompokkan komponen pembelajaran dalam struktur sekolah secara teratur.

3) Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi pembelajaran.

4) Merumuskan dan menetapkan metode dan prosedur pembelajaran.

c. Pelaksanaan Pembelajaran

Di dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran ini, seorang pendidik melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar sesuai panduan yang telah dirancang dengan memanfaatkan dan menggunakan unsur-unsur belajar seperti, materi/bahan ajar, sumber belajar, media belajar, strategi, dan metode belajar sehingga peserta didik mau dan bisa belajar dengan senang dan sungguh-sungguh guna mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai rencana.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan seorang guru harus memiliki keterampilan dalam penyampaian materi pelajaran dan mampu menggunakan metode mengajar

20

secara tepat. Oleh karena itu penguasaan terhadap metode pembelajaran baik metode konvensional maupun inkonvensional merupakan hal yang urgen. Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Suwardi, 2007:61). Jadi metode pembelajaran adalah cara yang diguna-kan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Penggunaan metode belajar mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, kemampuan guru, anak didik, materi yang dipelajari, ketersediaan fasilitas atau alat, dan durasi waktu belajar. Diantara jenis-jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam KBM adalah sebagai berikut:

1. Metode pembiasaan

Metode pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap,dan bertindak sesuai dengan ajaran, norma, dan aturan yang berlaku (Arief, 2002:110).

2. Metode keteladanan

Metode keteladanan adalah cara mengajar yang dilakukan dengan memberikan contoh-contoh yang baik yang dapat dicontoh atau ditiru dari seseorang oleh orang lain (Arief, 2002:117).

21

Metode pembelajaran ini dilakukan dengan cara memberikan ganjaran atau hadiah atas perilaku baik maupun keberhasilan belajar peserta didik sebagai pendorong dan motivasi belajar (Arief, 2002:127).

4. Metode pemberian hukuman

Metode ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan hukuman atas perilaku tidak baik atau kesalahan peserta didik (Arief, 2002:131).

5. Metode ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai (Arief, 2002:136). Dalam pengertian lain ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas (Usman, 2002:34).

6. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab yaitu penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab (Arief, 2002:140). Pada pendapat lain metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan (Usman, 2002:43).

22 7. Metode Sorogan

Sorogan berasal dari bahasa Jawa (sorog) yang artinya menyodorkan (Nasir, 2005:110). Metode sorogan ialah sebuah sistem belajar di mana para murid satu persatu menghadap guru untuk membaca dan menguraikan isi kitab ataupun menyetorkan hafalan (Arief, 2002:150).

8. Metode bandongan/weton

Metode bandongan menurut Zamakhsyari Dhofier dalam Arief (2002:153) adalah metode belajar di mana sekelompok murid (jumlah banyak) mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan sering kali mengulas buku Islam dalam bahasa Arab, kemudian setiap murid memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah fikiran yang sulit. Metode bandongan atau sistem weton ini merupakan metode belajar tertua di pondok pesantren menyertai metode sorogan dan tentunya merupakan inti dari pengajaran di suatu pesantren (Nasir, 2005:113).

9. Metode drill

Menurut Rustiyah dalam Arief (2002:174) metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan dengan suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan latihan-latihan agar

23

memiliki keterampilan ataupun ketangkasan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

10.Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok ialah cara menyajikan materi pelajaran di mana siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama dan bergotong royong (Arief, 2002:196).

Selain metode yang tepat efektivitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh ketepatan penggunaan media belajar. Media pembelajaran adalah sesuatu hal yang berfungsi sebagai perantara penyampaian pesan atau informasi dalam proses pembelajaran (Suwardi, 2007:76). Diantara media belajar yang dapat digunakan adalah gambar/poster, slides, video, buku teks, modul, dan lain-lain.

d. Pengawasan dan Evaluasi

Pengawasan adalah suatu konsep yang luas yang dapat diterapkan pada manusia, benda dan organisasi. Pengawasan dimaksudkan untuk memastikan anggota organisasi melaksanakan apa yang dikehendaki dengan mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi serta memanfaatkan untuk mengendalikan organisasi (Hasibuan, 2007:197).

24

Pengawasan pembelajaran adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran telah dilakukan sesuai perencanaan yang telah dibuat atau justru menyimpang dari rencana semula. Dalam melakukan pengawasan pembelajaran ini seorang pemimpin ataupun guru harus mengetahui dan memahami program pembelajaran yang telah direncanakan, sehingga diharapkan tidak ada satupun celah lolos dari pengawasan. Kegiatan pengawasan dalam pembelajaran ini biasanya diikuti dengan evaluasi untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran sehingga kemudian dilaksanakan perbaikan pada kegiatan berikutnya.

Evaluasi menurut National Committee on Evaluation dari UCLA (Stark & Thomas, 1994:12) yang dikutip oleh Widoyoko (2009:4) berarti kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya. Dengan demikian evaluasi pembelajaran adalah kegiatan memilih, mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran untuk digunakan sebagai dasar mengambil keputusan dan menyusun program pembelajaran selanjutnya. Kegiatan evaluasi pembelajaran ini diawali dengan pengukuran hasil belajar, kemudian penilaian, dan setelah dua kegiatan tersebut selesai barulah dilaksanakan evaluasi.

25

Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran. Sedangkan evaluasi pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.

Dokumen terkait