• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Pembinaan Jama’ah Haji pada KBIH Ulul Albaab 1 Perencanaan (Planning)

PADA KBIH ULUL ALBAAB TANGERANG

A. Manajemen Pembinaan Jama’ah Haji pada KBIH Ulul Albaab 1 Perencanaan (Planning)

Setiap usaha apapun tujuannya hanya dapat berjalan secara efektif dan efisien apabila sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu dengan matang. KBIH Ulul Albaab dalam melakukan aktivitas perencanaannya terhadap pembinaan jama’ah haji menggunakan langkah-langkah kegiatan, seperti : forecasting, objective, policies, programmes, schedule, procedurs, budget.1

a. Perkiraan (Forecasting)

Forecasting merupakan suatu prediksi atau peramalan usaha yang sistematis, yang diharapkan memperoleh sesuatu di masa yang akan datang, dengan dasar perkiraan dan menggunakan perhitungan yang rasional dan fakta yang ada.

Forecasting merupakan suatu hal yang berhubungan dengan masa depan, yaitu suatu keadaan yang belajar dan penuh ketidakpastian kondisi

1

internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal meliputi keadaan organisasi, tenaga pelaksana, serta persediaan fasilitas sarana dan prasarana lainnya yang diperlukan. Sedangkan kondisi eksternal meliputi lingkungan social (lingkungan pergaulan), pendidikan (sekolah), keluarga, ekonomi, dan sebagainya.

Dari kondisi internal misalnya tentang tenaga pelaksana : ketika akan mengadakan pembinaan jama’ah melalui Bimbingan manasik haji. Apabila pada saat kegiatan pembinaan ternyata Pembina tersebut sibuk dikarenakan suatu hal yang akhirnya ia tidak dapat melakukan tugas, maka dengan perkiraan dan perhitungan masa depan (forecasting), Pembina jama’ah di KBIH Ulul Albaab dapat memberikan alternatif dengan menugaskan petugas lain agar kegiatan bimbingan manasik haji tersebut dapat dilaksanakan.

Sedangkan kondisi eksternal, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa jama’ah haji berasal dari latar belakang yang berbeda seperti kondisi lingkungan sosial, pendidikan, dan ekonomi. Melalui forecasting ini diharapakan kondisi tersebut dapat di antisipasi.

b. Penentuan dan penetapan tujuan (objectives)

Tujuan manajemen pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab adalah :

- Untuk membekali jamaah haji dengan manasik haji secara optimal, sehingga tercapai kesiapan jasmani dan rohani yang baik.

- Menjalin tali persaudaraan selama melaksanakan ibadah haji maupun setelah kembali dari tanah suci dan terpeliharanya kemabruran haji dengan mengadakan kegiatan amal sholeh yang terorganisir

c. Penentuan Perumusan Sasaran

Penentuan dan perumusan sasaran merupakan hal yang sangat penting, karena rencana pembinaan jama’ah akan berjalan dengan baik, apabila terlebih dahulu diketahui apa yang menjadi sasaran dari pembinaan tersebut. Dan yang menjadi sasaran dari perencanan pembinaan adalah seluruh jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab.

d. Penetapan Kebijakan (policies)

Penetapan kebijakan ini merupakan kebijakan pimpinan dalam rangka menentukan dan mempertimbangkan segala hal penting demi kesempurnaan ibadah yang dilakukan oleh jama’ah haji. Adapun kebijakan tersebut adalah.

d.1 Fiqih Haji

Merupakan ilmu yang menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji baik berupa rukun maupun wajib haji.

- Adapun rukun-rukun haji adalah :

b. Wukuf di Arafah (hadir di padang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai dari tergelincir matahari pada tanggal 9 Dzulhijah sampai terbit fajar di tanggal 10 Dzulhijah)

c. Tawaf ifadah (mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali sambil membaca kalimat talbiyah)2

d. Sa’i, yakni berlari-lari kecil dari bukit Shafa menuju bukit marwah sebanyak 7 kali

e. Tahalul (mencukur rambut paling sedikit 3 helai)

f. Tertib, yakni mengikuti seluruh rangkaian rukun haji sesuai dengan aturan yang ditentukan Al-Qur’an dan Hadits.

- Wajib Haji

Wajib Haji adalah ketentuan atau pekerjaan/perbuatan yang bilamana dilangar ibadah Hajinya tetap syah, tetapi wajib membayar dendam atau Dam.3

Wajib Haji meliputi :

a. Niat Ihram dari Miqot (tempat yang ditentukan pada masa tertentu)

b. Mabit (bermalam) di Mudzalifah sesudah tengah malam, di malam hari raya haji sesudah hadir di padang Arafah.

c. Melontar Jumroh Aqobah pada hari raya haji.

2

Sulaiman Rasyid,Fiqih Islam,(bandung : Sinar Baru Algensindo, 2002), cet .ke-3, h 252-253 3

d. Melontar tiga jumroh ula, wustha dan aqabah dimana tiap jumroh dilempar dengan 7 batu kecil. Dan waktu melontar adalah sesudah tergelincir matahari.

e. Mabit (bermalam) di Mina

f. Tidak melakukan perbuatan yang dilarang pada saat melaksanakan ibadah Haji

g. Tawaf wada.

a. Perjalanan haji dan umroh. 1. Persiapan Keberangkatan

a). Persiapan Mental : bertaubat, banyak dzikir, mohon petunjuk, bimbingan dan perlindungan Allah SWT, menyelesaikan masalah yang ada sebelum berangkat, silaturahmi dengan keluarga dan lingkungan sekitar.

b).Persiapan material : menyiapkan seluruh barang bawaan dan keperluan secukupnya selama di tanah suci, kemudian menyiapkan bekal dalam bentuk materi atau uang baik untuk bekal selama di tanah suci dan juga untuk keluarga yang ditinggalkan

2. Pemberangkatan.

KBIH Ulul Albaab mengadakan pertemuan terakhir sebelum keberangkatan untuk mengevaluasi kesiapan jama’ah baik fisik, mental, maupun kesiapan perlengkapan. Pada pertemuan ini KBIH Ulul Albaab memberikan informasi kepada jama’ah mengenai :

Tanggal keberangkatan, tanggal kepulangan, kloter, maktab, nomor rumah, dan pesawat.

Contoh informasi yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah sebelum keberangkatan pada tahun 2010 :

Tanggal keberangkatan : 5 November 2010 Tanggal kepulangan : 17 Desember 2010

Kloter : 41

Maktab : Aziziah Syimaliah

Nomor rumah : 82, 83

Pesawat : GA. 7111

Kemudian pada kesempatan tersebut KBIH Ulul Albaab juga memberikan informasi lainnya kepada jama’ah, yaitu :

- Koper jama’ah akan dikumpulkan di sekertariat 2 (dua) hari sebelum keberangkatan

- Jama’ah berkumpul di Masjid “Al-Istighna” Islamic Village untuk acara pelepasan sebelum berangkat menuju asrama haji di Pondok Gede.

- Pakaian seragam nasional dan atribut atau kelengkapan lainnya - Transportasi dari Masjid “Al-Istighna” Islamic Village menuju

asrama Haji di Pondok Gede dan penjemputan dari cengkareng disediakan oleh yayasan atau KBIH Ulul Albaab dengan tidak menambah biaya dari jama’ah.

Sebelum menuju Pondok gede, KBIH Ulul Albaab mengadakan acara pelepasan di Masjid “Al-Istighna” Islamic Village yang disaksikan oleh keluarga dan seluruh pihak yang mengantar jama’ah, beserta petugas Kementrian Agama Kabupaten tangerang (Bpk. H. Heri dan kawan-kawan). Calon jama’ah cukup diantar oleh keluarga ke tempat pelepasan.

Kemudian pada pukul 14.00 WIB jama’ah dan seluruh pembimbing berangkat menuju Asrama haji di pondok gede dan sampai pada pukul 16.30 WIB, selanjutnya jamaah akan melakukan registrasi yang meliputi :

- Surat panggilan masuk asrama haji (SPMA) - Menunjukkan buku kesehatan

- Menerima kupon konsumsi - Pembagian kamar pemondokan

- Jama’ah menerima Living Cost SR. 1500 - paspor, dan gelang identitas

Di Bandara kedatangan Tanah Suci

Setelah seluruh jama’ah dan rombongan tiba di terminal kedatangan Bandara King Abdul Aziz. Jama’ah pria dan wanita berbris dengan terpisah, kemudian dilakukan pemeriksaan paspor, buku kesehatan, dan koper besrta barang bawaan jama’ahyang dilakukan oleh imigrasi Arab Saudi dan koper besar jama’ah diurus porter airport / Karom . Setelah pemeriksaan Imigrasi, badan dan barang bawaan selesai, jama’ah keluar

terminal untuk naik bus sesuai nomor rombongan menuju Maktab (pemondokkan) di Makkah.

Sebelum meninggalkan bandara jama’ah beserta rombongan mengambil miqot (niat untuk melaksanakan umroh) di bandara King Abdul Aziz, sekaligus berihram. Kemudian jama’ah menuju maktab yang sesuai dengan nomor yang telah ditentukan untuk beristirahat. Selepas beristirahat jama’ah melakukan orientasi linkungan di sekitar Masjidil Haram. Pada hari berikutnya jama’ah dipersilahkan untuk beribadah di masjidil Haram dan selama itu jama’ah tetap berkewajiban untuk berihram dan menaati peraturan selama berihram.

Ibadah yang dilakukan oleh jama’ah sebelum kegiatan haji dilakukan adalah : umroh, pembayaran DAM karena menggunakan Haji Tamattu (Umroh terlebih dahulu baru kemudian Berhaji), pemotongan hewan Qurban, ziarah ke jabal Tsur, jabal Nur, Jabal Rahmah, Orientasi ARMINA (Arafah-Mina), dan ceramah agama.

b. Tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umroh

KBIH Ulul Albaab dalam pelaksanaanya memiliih untuk melakukan ibadah Haji Tamattu, yaitu melaksanakan Umroh terlebih dahulu kemudian melaksanakan ibadah haji.

- Tata cara ibadah Umroh :

b. Ihram, bagi laki-laki, memakai dua helai kain yang tidak berjahit, dan bagi wanita memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan

c. Melaksanakan sholat sunnah ihram 2 rakaat, dianjurkan surat sunnah yang dibaca pada rokaat pertama adalah surat Al-kafirun dan rakaat kedua membaca surat Al-ikhlas

d. Memasuki Masjidil haram dari pintu mana saja sambil membaca do’a

e. Pada saat melihat ka’bah di sunnahkan untuk terus berdo’a

f. Melakukan Thawaf yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali sambil membaca kalimat talbiyah yang dimulai dan di akhiri dari sudut Hajar Aswad atau Garis Coklat yang terdapat di wilayah sekitar Ka’bah.

g. Berdo’a di Multadzam (tempat antara sudut Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah), tempat ini merupakan tempat yang makbul untuk berd’oa

h. Sholat sunnah Thawaf 2 rokaat di Maqam Ibrahim i. Sholat sunnah 2 rakaat di Hijir Ismail

j. Minum air zam-zam

k. Melaksanakan Sa’I yakni berlari-lari kecil dari bukit Shafa menuju bukit marwah sebanyak 7 kali yang berakhir di bukit Marwah

l. Bercukur atau memotong rambut paling sedikit tiga helai, dan berarti pula kita telah tahallul, sehingga selesai seluruh rangkaian ibadah Umroh4

Tata cara ibadah haji :

1. Bersuci, dengan mndi dan berwudhu 2. Berihram

3. Membaca Talbiyah, shalawat dan do’a.

4. Berangkat menuju Arafah sambil terus berdo’a

5. Di arafah pada tanggal 8 Dzulhijah sore sampai tanggal 9 Dzulhijah pagi, sambil menunggu waktu wukuf dianjurkan untuk terus berdo’a dan berdzikir

6. Wukuf di Arafah

a. Tanggal 8 Dzulhijah seluruh jama’ah bersiap-siap untuk diberangkatkan ke padang Arafah

b. Tanggal 9 Dzulhijah sebelum dzuhur seluruh jama’ah sudah berkumpul kembali ke kemah.

c. Waktu dzuhur, Wukuf di Arafah dimulai. d. Shalat jama’ qashar (dzuhur dan ashar) e. Mendengarkan khutbah Wukuf

44

f. Berdo’a, berdzikir, mohon ampunan sebanyak-banyaknya (bersama-sama dan sendiri-sendiri) Menjelang maghrib kegiatan Wukuf berakhir

g. Shalat jama’ qashar (maghrib dan isya) h. bersiap-siap menuju Muzdalifah. 7. Mabit di Muzdalifah

a. Seluruh jama’ah berangkat menuju Muzdalifah dengan bus.

b. Sesampainya di Muzdalifah langsung masuk area yang telah ditetapkan sesuai dengan nomor maktab.

c. Selama di Muzdalifah tetaplah berada dalam rombingan masing- masing

d. Mabit (bermalam) di Muzdalifah sampai lewat tengah malam e. Berdo’a dan berdzikir

f. Mengambil batu kerikil untuk melontar jumroh g. Antri menunggu jemputan untuk menuju Mina 8. Melempar jumroh di Mina

a. Setiba di Mina masuk ke tenda-tenda yang telah disediakan.

b. Pada tanggal 10 Dzulhijah suluruh jama’ah bersiap-siap menuju jamarat untuk meelempar jumroh Aqobah

c. Bercukur / gunting rambut paling sedikit tiga helai “Tahallul Awal”, dengan itu semua larangan gugur, kecuali bersetubuh, Niksh, menikahkan dan meminang.

d. Mabit (menginap) di Mina samapai dengan tanggal 12 atau 13 Dzulhijah

e. Pada tanggal 11 Dzulhijah melontar jumroh Ula, Wustho, ‘Aqobah f. Pada tanggal 12 Dzulhijah melontar jumroh Ula, Wustho,

‘Aqobah, bagi yang menginginkan pulang ke Makkah hari ini dibolehkan, hal ini dinamakan “Naffar Awal”, gabi yang belum pulang diwajibkan Mabit kembali

g. Pada tanggal 13 Dzulhijah melontar jumroh Ula, Wustho, ‘Aqobah, kemudian pulang ke Makkah , hal ini dinamakan “Naffar Tsani”, bagi yang belum membayar DAM TAMATTU dapat melaksanakannya disini, dan bagi yang mampu di anjurkan untuk berqurban.

h. Kembali ke Makkah untuk melaksanakan Thawaf ifadah dan sa’i 9. Thawaf ifadah dan sa’i

a. Kegiatan ini merupakan rukun haji

b. Boleh dilaksanakan sebelum atau sesudah melempar jumroh, namun bagi yang ingin melakukan sebelum melempar jumroh sebelum maghrib harus kembali ke Mina untuk Mabit. Apabila tidak memungkinkan sebaiknya thawaf ifadah dan sa’I dilaksanakan setelah mabit di Mina.

d. Thawaf wada’ atau thawaf pamitan, thawaf ini dilakukan pada saat akan meninggalkan Makkah untuk pulang ke Tanah Air atau melanjutkan perjalanan ke Madinah.

Karena KBIH Ulul Albaab menggunakan pelaksanaan Haji Tamattu, maka selepas bertahallul seluruh jama’ah beserta rombongan bersiap menuju Madinah. Selama di Madinah seluruh rombongan akan melakukan berbagai kegiatan,

Berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh jama’ah dan pembimbing selama di Madinah, antara lain : ibadah sholat Arba’in, berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW dan pemakaman Baqi’, berziarah ke Masjid Quba, Qiblatain, dan Jabal Uhud, ceramah Agama, berkunjung ke percetakan Al-Qur’an, dan jama’ah memiliki waktu untuk berbelanja kurma. Selepas itu seluruh jama’ah dan pembimbing bersiap untuk kembali ke tanah air berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementrian Agama.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Adapun langkah-langkah yang diterapkan oleh pimpinan pembinaan jama’ah haji bagi pelaksana bimbingan di KBIH Ulul Albaab adalah sebagai berikut :

a. Adanya pembagian kerja, dimana kegitan-kegiatan yang akan dilakukan oleh para pengurus pembinaan jama’ah ditentukan dan

dikelompokkan dalam beberapa Pembina, yang merupakan kesatuan organisasi.

Sebagai sebuah lembaga yang dikelola secara professional, masing-masing pengurus memiliki tanggung jawab sesuai dengan pembagian tugas dan kerjanya.

b. Adanya kebijakan wewenang kepada pimpinan (ketua) untuk mengambil keputusan.

Setelah KBIH menyusun pembagian kerja, masing-masing pengurus memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Adapun pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan kesepakatan pengurus. Kesepakatan bisa diartikan sebagai mufakat bulat ataupun melalui voting yang hasilnya merupakan tanggung jawab bersama.

c. Adanya tugas dan tanggung jawab yang ditekankan pada kejelasan tugas dan wewenang masing-masing bidang yang diterima oleh para pelaksana. Berdasarkan kesanggupan dan kemampuan masing-masing sesuai dengan jenis pekerjaan

Setiap tahun / akhir tahun anggaran, KBIH Ulul Albaab melakkan evaluasi internal untuk menilai kinerja masing-masing pengurus, staff dan kinerja KBIH Ulul Albaab secara keseluruhan.

Agar tujuan KBIH Ulul Albaab dapat tercapai, maka dibentuk organisasi untuk mengelompokkan dan membagi tugas sesuai dengan

kemampuan masing-masing. Maka dalam rangka mencapai tujuan, KBIH Ulul Albaab membentuk struktur organisasi untuk menjalankan seluruh kegiatan yang tekah direncanakan.

3. Penggerakan (Actuating)

Setelah rencana kerja dibuat, struktur organisasi sudah ditetapkan dan posisi-posisi / jabatan-jabatan dalam struktur organisasi telah diisi, maka langkah berikutnya adalah menggerakkan para pelaksana pembinaankepada jama’ah Haji.

Menurut Djati Julitiarsa penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk membuat orang lain dapat bekerja.pada dasarnya menggerakan orang lain bukanlah pekerjaan mudah, untuk menggerakan rencana-rencana yang akan dilaksanakan pimpinan harus memiliki kemampuan untuk menggerakan orang lain. Kemampuan atau seni untuk menggerakan orang lain itu disebut dengan kepemimpinan (leadership).

a. Pembimbingan

Agar suatu kegiatan pembinaan berjalan secara efektif dan efisien maka ketua regu/rombongan memberikan bimbingan kepada jama’ah dengan memberikan saran, penjelasan, dan pengalaman

Demi terwujudnya harmonisasi dan sinkronisasi pembinaan itu, maka diperlukan adanya jalinan hubungan atau koordinasi yang baik antara seluruh pengurus KBIH Ulul Albaab dengan jama’ah. Dalam hal ini KBIH Ulul Albaab telah berupaya sebaik mungkin, misalnya dengan melalui pertemuan-pertemuan pada rapat koordinasi antar anggota sehingga tujuan awal dapat tercapai.

c. Pengembangan dan peningkatan pelaksana bimbingan

Dengan adanya kegiatan pengembangan dan pelaksana bimbingan diharapkan proses kegiatan pembinaan dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga mengalami perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksana bimbingan (pembimbingan) di setiap tahunnya

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan, baik dari kelebihan maupun kekurangan, yang kemudian diteruskan sambil dikembangkan apa yang menjadi kelebihan dan berusaha melakukan perbaikkan serta mencegah terulangnya kembali kesalahan akibat kekurangan- kekurangan, agar kegiatan tidak keluar dari apa yang telah direncanakan dan ditetapkan.

Pengawasan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung.

a. Pengawasan langsung, yaitu apabila organisasi melakukan pengawasan dan pemeriksaan langsung pada tempat pelaksanaan pembinaan

b. Pengawasan tidak langsung, yaitu pimpinan organisasi melakukan pemeriksaan pelaksanaan melalui laporan-laporan yang diterima.5

Dalam kegiatan pengawasan, KBIH menggunakan pengawasan langsung dengan peninjauan pribadi yaitu ketua organisasi datang langsung dan melihat sendiri proses pembinaan kepada jama’ah. Dengan cara demikian pimpinan mengharapkan keterbukaan dan kebenaran dalam menerima informasi sekaligus pendapat tentang perbaikkan dan penyempurnaan dari pembimbing atau Pembina dan jama’ah.6

Pada tahap pemberkasan dokumen, pengawasan oleh ketua dilakukan secara tak langsung. Akan tetapi pada tahap pembinaan jama’ah haji, ketua ikut terjun langsung bukan saja dalam mengawasi proses pembinaan, melainkan juga ikut aktif membina jama’ah. Bahkan Ketua

5

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Herdiansyah (Ket ua KBIH Ulul Albaab) pada t anggal 30 mei 2011 di kant or Ulul Albaab

6

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Herdiansyah (Ket ua KBIH Ulul Albaab) pada t anggal 30 mei 2011 di kant or Ulul Albaab

juga ikut mengawal dan memberikan pembinaan secara langsung kepada jama’ah di tanah suci.

Dokumen terkait