• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR KEDUA UNTUK SEKRETARIAT

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN

C. MANAJEMEN PERUSAHAAN

Sub Aspek Kriteria Indikator Skor

Sertifikasi a.

Produk 100% produk bersertifikat 4 >80% produk bersertifikat 3 >40% produk bersertifikat 2 >0% produk bersertifikat 1 Belum ada produk

bersertifikat

0

Penjelasan:

1. Sertifikasi Produk ditujukan untuk memberikan jaminan kepastian mutu produk kepada konsumen sesuai persyaratan dan spesifikasi teknik yang berlaku. Sertifikasi produk dapat mengacu kepada Standar Nasional maupun Internasional yang berlaku diantaranya: SNI, GMP, ASME Code, ANSI, ASTM, API, JIS, British Standar, dan standar lain yang berlaku.

2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:

 Bukti dokumen sertifikat produk yang dimiliki Data Primer:

 Wawancara terkait dengan sertifikasi produk perusahaan

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi sertifikat produk yang dimiliki

 Evaluasi terhadap rasio produk bersertifikat dengan jumlah produk yang dihasilkan perusahaan.

berlaku) beroperasi Belum ada sarana

pengolahan sama sekali 0

Penjelasan:

1. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup, dan atau dapat membayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Oleh karena itu setiap kegiatan yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan. Pengelolaan Limbah B3 secara spesifik telah diatur dalam PP 18/1999 yang selanjutnya disempurnakan dengan PP 85/1999. Pada PP tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan limbah B3 merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,

penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,

pemanfaatan,pengolahan dan penimbunan limbah B3. Semua kegiatan pengelolaan tersebut harus memiliki perizinan sebagaimana ketentuan yang berlaku.

2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder:

 Jenis limbah B3 yang dihasilkan

 Perizinan pengelolaan limbah, manifest pengiriman limbah B3, dan keterangan pendukung lain yang dimiliki

 Laporan operasional sarana pengelolaan limbah B3 Data Primer :

Hasil pengujian kualitas limbah B3

Pemantauan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah B3

Wawancara terkait dengan perizinan dan sarana pengelolaan limbah B3.

3. Cara/Justifikasi Penilaian :

Evaluasi jenis limbah B3 yang dihasilkan, dokumen perizinan, manifest pengiriman limbah B3, keterangan pendukung lain dan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah B3.

C. MANAJEMEN PERUSAHAAN

Sub Aspek Kriteria Indikator Skor

Sertifikasi a.

Produk 100% produk bersertifikat 4 >80% produk bersertifikat 3 >40% produk bersertifikat 2 >0% produk bersertifikat 1 Belum ada produk

bersertifikat

0

Penjelasan:

1. Sertifikasi Produk ditujukan untuk memberikan jaminan kepastian mutu produk kepada konsumen sesuai persyaratan dan spesifikasi teknik yang berlaku. Sertifikasi produk dapat mengacu kepada Standar Nasional maupun Internasional yang berlaku diantaranya: SNI, GMP, ASME Code, ANSI, ASTM, API, JIS, British Standar, dan standar lain yang berlaku.

2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder:

 Bukti dokumen sertifikat produk yang dimiliki Data Primer:

 Wawancara terkait dengan sertifikasi produk perusahaan

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi sertifikat produk yang dimiliki

 Evaluasi terhadap rasio produk bersertifikat dengan jumlah produk yang dihasilkan perusahaan.

Sub Aspek Kriteria Kriteria Skor Sertifikasi b. Sistem

manajemen Memiliki >3Memiliki 3 sertifikat sertifikat 4 3 Memiliki 2 sertifikat 2 Memiliki 1 sertifikat 1 Belum ada sertifikat 0

Penjelasan:

1. Beberapa Sertifikasi Sistem Manajemen :

 EMS (Environment Management System) adalah sistem manajemen lingkungan (SML) yang dilakukan perusahaan yang meliputi pengelolaan seluruh aspek kegiatan perusahaan (mulai dari masuknya bahan baku, proses sampai dengan penangangan limbah). Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi ISO 140001.

 QMS (Quality Management System) adalah sistem manajemen mutu (SMM) yang dilakukan untuk membantu memenuhi kualitas sesuai peraturan dan persyaratan yang relevan, juga untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi ISO 90001.  Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

(SMK3) merupakan salah satu bagian dari sistem manajemen yang bertujuan untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja sehingga timbulnya kecelakaan dan penyakit dapat dikurangi yang pada akhirnya berdampak pada terciptanya lingkungan kerja yang aman, nyaman, efektif, dan produktif dalam bekerja. Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi SMK3 oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau standar ISO 18001 (OHSAS).  Untuk industri makanan dan minuman, penilaian sertifikasi

lebih ditekankan pada SMKP (Sistem Manajemen Keamanan Pangan) yaitu sistem manajemen yang diterapkan dalam rangka menjamin mutu dan keamanan dari produk pangan

dan minuman yang dihasilkan. Beberapa standar yang digunakan meliputi antara lain HACCP dan ISO 22000 serta sertifikasi lain yang relevan dalam mendukung keamanan mutu pangan.

2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder:

 Bukti dokumen sertifikat ISO 14001, ISO 9001, SMK3/OHSAS, HACCP/ISO 22000, dan dokumen (sertifikat) lain yang relevan dengan standar sistem manajemen tersebut diatas

Data Primer :

 Wawancara terkait dengan sertifikasi tersebut diatas.

3. Cara/Justifikasi Penilaian :

 Identifikasi jenis sertifikat relevan dengan sistem manajemen (lingkungan, mutu, K3 dan keamanan pangan)

Sub Aspek Kriteria Indikator SkorR

CSR a.

Penerapan CSR Ada kebijakan CSR, dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi serta ada pelaporan

4

Ada kebijakan CSR, sudah dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi, tapi tidak ada pelaporan

3

Ada kebijakan CSR, sudah dilaksanakan, namun belum dilakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan

2

Ada kebijakan CSR namun

belum dilaksanakan 1 Belum ada kebijakan CSR 0

dan minuman yang dihasilkan. Beberapa standar yang digunakan meliputi antara lain HACCP dan ISO 22000 serta sertifikasi lain yang relevan dalam mendukung keamanan mutu pangan.

2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder:

 Bukti dokumen sertifikat ISO 14001, ISO 9001, SMK3/OHSAS, HACCP/ISO 22000, dan dokumen (sertifikat) lain yang relevan dengan standar sistem manajemen tersebut diatas

Data Primer :

 Wawancara terkait dengan sertifikasi tersebut diatas.

3. Cara/Justifikasi Penilaian :

 Identifikasi jenis sertifikat relevan dengan sistem manajemen (lingkungan, mutu, K3 dan keamanan pangan)

Sub Aspek Kriteria Indikator SkorR

CSR a.

Penerapan CSR Ada kebijakan CSR, dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi serta ada pelaporan

4

Ada kebijakan CSR, sudah dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi, tapi tidak ada pelaporan

3

Ada kebijakan CSR, sudah dilaksanakan, namun belum dilakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan

2

Ada kebijakan CSR namun

belum dilaksanakan 1 Belum ada kebijakan CSR 0

Penjelasan:

1. Program Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan perusahaan sebagai perwujudan kepedulian terhadap lingkungan sosial disekitarnya. Perusahaan tidak hanya memacu pencapaian ekonomi atau bisnis semata, tetapi juga memberikan perhatian terhadap pengembangan sosial, ekonomi masyarakat sekitar dan pengelolaan lingkungan. 2. Sumber Data/Informasi :

Data sekunder:

 Program pengembangan CSR perusahaan.

 Laporan pelaksanaan program yang pernah dilakukan dalam 3 tahun terakhir.

 Data pendukung lainnya. Data Primer :

 Wawancara terkait dengan program CSR dan hasil penerapan yang telah dilakukan.

3. Cara/Justifikasi Penilaian :

 Identifikasi jenis kegiatan CSR

 Evaluasi hasil pelaksanaan program CSR

Sub Aspek Kriteria Indikator Skor

CSR b. Alokasi dana

CSR ≥2% dari keuntungan perusahaan 4 ≥1% dari keuntungan perusahaan 3 <1% dari keuntungan perusahaan 2 <0,5% dari keuntungan perusahaan 1

Belum ada alokasi dana CSR 0

Penjelasan:

1. Pelaksanaan CSR yang merupakan bentuk komitmen perusahaan terhadap pengembangan masyarakat dan perlindungan lingkungan memerlukan dukungan dana. Dana CSR ini biasanya dialokasikan dari sebagian keuntungan perusahaan dengan jumlah yang berbeda-beda pada setiap perusahaan.

2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder:

a) Program CSR yang telah dilakukan dalam 3 tahun terakhir b) Laporan keuangan perusahaan dalam 3 tahun terakhir c) Laporan pelaksanaan CSR dalam 3 tahun terakhir Data Primer :

Wawancara terkait dengan program CSR.

3. Cara/Justifikasi Penilaian :

a) Identifikasi program yang terkait dengan CSR

b) Evaluasi persentase alokasi dana : rasio biaya pelaksanaan program CSR terhadap profit perusahaan

Sub Aspek Kriteria Indikator Skor

Penghargaan Penghargaan terkait bidang produksi dan pengelolaan lingkungan industri yang pernah diterima >3 penghargaan 4 3 penghargaan 3 2 penghargaan 2 1 penghargaan 1 Belum ada penghargaan 0

Penjelasan:

1. Pelaksanaan CSR yang merupakan bentuk komitmen perusahaan terhadap pengembangan masyarakat dan perlindungan lingkungan memerlukan dukungan dana. Dana CSR ini biasanya dialokasikan dari sebagian keuntungan perusahaan dengan jumlah yang berbeda-beda pada setiap perusahaan.

2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder:

a) Program CSR yang telah dilakukan dalam 3 tahun terakhir b) Laporan keuangan perusahaan dalam 3 tahun terakhir c) Laporan pelaksanaan CSR dalam 3 tahun terakhir Data Primer :

Wawancara terkait dengan program CSR.

3. Cara/Justifikasi Penilaian :

a) Identifikasi program yang terkait dengan CSR

b) Evaluasi persentase alokasi dana : rasio biaya pelaksanaan program CSR terhadap profit perusahaan

Sub Aspek Kriteria Indikator Skor

Penghargaan Penghargaan terkait bidang produksi dan pengelolaan lingkungan industri yang pernah diterima >3 penghargaan 4 3 penghargaan 3 2 penghargaan 2 1 penghargaan 1 Belum ada penghargaan 0

Penjelasan:

1. Penghargaan terkait produksi dan pengelolaan lingkungan industri adalah salah satu bukti upaya perusahaan dalam menerapkan konsep industri hijau dalam kegiatan industrinya. Beberapa bentuk penghargaan terkait dengan penerapan konsep industri ramah lingkungan mulai berkembang. Beberapa bentuk kegiatan pemberian penghargaan terkait dengan pengembangan industri yang ramah lingkungan mulai dan terus berkembang saat ini, antara lain :

 Penghargaan Industri Hijau oleh Kementerian Perindustrian RI.

 Penghargaan Perusahaan Hijau (Green Business)/SRI-Kehati.  Penghargaan Energi Bersih oleh Kementerian ESDM RI.  Penghargaan Pengelolaan Minyak Sawit Berkesinambungan -

Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

 Penghargaan yang relevan dari institusi internasional terkait dengan peran industri dalam implementasi kegiatan ramah lingkungan atau berkelanjutan.

2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder:

 Bukti penghargaan terkait dengan pengembangan dan implementasi industri hijau.

Data Primer :

 Wawancara terkait dengan penghargaan yang pernah diterima.

3. Cara/Justifikasi Penilaian :

 Identifikasi jenis penghargaan yang pernah diterima.

 Hitung jumlah penghargaan terkait dengan pengembangan industri hijau dalam skala nasional dan internasional yang pernah diterima dalam 3 tahun terakhir.

Sub Aspek Kiteria Indikator Skor

Kesehatan karyawan Pemeriksaan

kesehatan Dilakukan secara periodik setiap 3 bulan 4 Dilakukan secara periodik

setiap 6 bulan 3 Dilakukan secara periodik

setiap 1 tahun 2 Dilakukan secara periodik

>1 tahun 1

Belum pernah dilakukan

pemeriksaan kesehatan 0

Penjelasan:

1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja. Kapasitas dan produktivitas pegawai sangat ditentukan oleh keadaan kesehatannya. Dimana hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kebiasaan hidup sehari-hari dan kondisi lingkungan pekerjaan, yang pada akhirnya akan ikut menentukan kinerja masing-masing pegawai. Tujuan dari pemeriksaan kesehatan kepada pegawai adalah untuk memberi jaminan pegawai tersebut cocok untuk dipekerjakan dan tetap dalam keadaan bugar sepanjang masa kerja. Selain itu juga sebagai deteksi dini (screening) dan penanganan penyakit akibat kerja/penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan pegawai juga memiliki landasan hukum yang mengatur, yaitu sesuai dengan UU Kesehatan No.23/1992.

2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder:

a) Laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam 3 tahun terakhir.

Data Primer :

a) Wawancara terkait dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

Sub Aspek Kiteria Indikator Skor Kesehatan karyawan Pemeriksaan

kesehatan Dilakukan secara periodik setiap 3 bulan 4 Dilakukan secara periodik

setiap 6 bulan 3 Dilakukan secara periodik

setiap 1 tahun 2 Dilakukan secara periodik

>1 tahun 1

Belum pernah dilakukan

pemeriksaan kesehatan 0

Penjelasan:

1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja. Kapasitas dan produktivitas pegawai sangat ditentukan oleh keadaan kesehatannya. Dimana hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kebiasaan hidup sehari-hari dan kondisi lingkungan pekerjaan, yang pada akhirnya akan ikut menentukan kinerja masing-masing pegawai. Tujuan dari pemeriksaan kesehatan kepada pegawai adalah untuk memberi jaminan pegawai tersebut cocok untuk dipekerjakan dan tetap dalam keadaan bugar sepanjang masa kerja. Selain itu juga sebagai deteksi dini (screening) dan penanganan penyakit akibat kerja/penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan pegawai juga memiliki landasan hukum yang mengatur, yaitu sesuai dengan UU Kesehatan No.23/1992.

2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder:

a) Laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam 3 tahun terakhir.

Data Primer :

a) Wawancara terkait dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

3. Cara/Justifikasi Penilaian :

a) Evaluasi terhadap laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

Dokumen terkait