• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Manajemen

Dalam dunia bisnis untuk menarik minat pelanggan, perusahaan melakukan penjualan secara kredit. dalam aktivitas tersebut maka timbul yang namanya piutang. Sebelum mengkaji manajemen piutang terlebih dahulu perlu dijelaskan dari manajemen piutang itu sendiri yang merupakan bagian dari hasil kegiatan operasional perusahaan.

Piutang ialah suatu bentuk tagihan yang timbul akibat aktivitas penjualan yang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap aktivitas lainnya,termasuk individu,perusahan atau organisasi lainnya dan merupakan bagian penting dari total aktiva lancar ( warren, dalam aria 2005:338 )

Piutang adalah suatu tagihan yang menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva yang berasal dari penjualan merupakan kegiatan usaha normal perusahaan (soemarsono, 2002:.338 )

Dengan dua pengertian diatas, maka dapat ditampilkan bahwa manajemen piutang merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian , pengarahan, pengawasan dalam bentuk klaim kepada pihak lain perorangan, bahan usaha maupun pihak tertagih lainnya atas ativa atau kekayaan perusahan yang timbul akibat dari dilaksanakannya transaksi-transaksi penjualan secara kredit denngan menerima sejumlah dana berupa uang, barang, jasa dan mengunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pengolongan Piutang

Piutang dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu: a) Piutang Usaha (Account Receivable)

yang dimaksud dengan piutang usaha adalah semua piutang yamg berasal dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa secara kredit dari kegiatan utama perusahaan yang normal, biasaya oiutang usaha akan dilunasi dala jangka waktu kurang 1 tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar, dan biasanya piutang usaha ini tidak mencakup bunga meskipun bunga atau biaya jasa dapat ditambahkan bila mana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu.

Jika perusahaan sangat memerlukan uang tunai untuk memperlancar usahanya maka piutang yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk mendapatkan uang tunai denagan cara :

a. Pledged ( Digadaikan)

uang muka diterima dari bank dengan mengunakan piutang yang dimiliki sebagai jaminan. Penagihan piutang dilakukan perusahaan yang menerima uang muka dan penagihan diharuskan sebagai pembayaran pinjaman yang diperoleh oleh bank. b. Assigned ( Diserahkan)

suatu piutang dikatakan assigned jika piutang tersebut diserahkan kepada perusahaan finance untuk mendapatkan uang muka, jika piutang tersebut masih merupakan tanggung jawab perusahaan yang melakukan assigned.

c.sold( dijual)

pada dasarnya uang tunai yang diperoleh dengan penjualan piutang, yang berarti tertagih tidaknya piutang tersebut bukan lagi merupakan tangung jawab prusahaan yang menjual piutang tetapi sebaliknya pembeliaanlah yang bertanggung jawab atas tidak tertagihnya piutang tersebut.

b) Wesel Tagih /Piutang Wesel ( Notes Receivable)

yang dimaksud wesel tagih yaitu suatu janji tertulis tampa syarat oleh suatu pihajk kepada pihak lain untuk membayar suatu jumlah tertentu pada suatu saat tertentu. Wesel dapat dinegosiasikan atau tidak dapat dinegosiasikan. Bersifat dinegosiasikan berarti dapat ditransfer secara sah melalui endorsemen dan penyerahan, wesel ini biasanya dapat diterima bank secara diskonto, sehingga dianggap lebih likuid dari pada piutang lainnya.

Dalam pelaporannya, wesel tagih hendaknya mencakup instrument jangka pendek yang dapat dinegosiasikan saja yang diperoleh dari debitur dagang yang belum jatuh tempo. Wesel perdagangan pada umumya timbul dari penjualan yang meliputi jumlah mata uang (dollar) yang relate tinggi, dimana pembeli menginginkan untuk peneguhan pembayaran melalui kredit yang biasanya yaitu selama 30-90 hari. Pada penjualan atau kreditur kadang-kadang meminta wesel dari pelanggan yang piutang masih terbuka setelah lewat waktu. Wesel tagih bukan perdagangan harus dinyatakan secara terpisah dineraca pada jurnal yang tepat. Sebagai contoh, wesel yang timbul dari pinjaman yang diberikan kepada pelanggan, para pejabat, karyawan, dan perusahaan afiliasi harus dilaporka secara terpisah.

c) Piutang Lain-Lain( Outder Receivable)

piutang lain-lain merupakan piutang yang timbul bukan berasal dari penjualan barang-barang dan jasa merupakan kegiatan utama perusahaan. Piutang ini timbul adanya pinjaman yang dierikan perusahaan kepada seseorang tampa adanya hubungan yang langsung dengan penjualan barang dan jasa merupakan produk dari perusahaan.

Contoh:- Piutang dari perusahaan dari afilisiasi - Piutang direksi dan karyawan-karyawan

Piutang direksi dan karyawan ini adalah pinjaman yang bewrupanuang yang akan dibayar kembali ataupun dicicil pada saat pembayaran gaji.piutang dari perusahaan afilisiasi dengan maksud mengadakan hubungan bisnis atau menguasai perusahaan afilisiasi tersebut . masalah kemungkinan tertagihnya piutang lain-lain biasanya berbeda dengan piutang dagang. Oleh karena itu, harus digolongkan terpisah dari piutang dagang.

3. Umur Piutang

Umur piutang adalah kjangka waktu pembiayaan yang diberikan kepada nasabah. Umur piutang PT. BANK BTPN Medan maksimal 60 bulan atau 5 tahun yang disesuaikan dengan permintaan nasabah atau tingkat kemampuan perngembaliaan nasabah.

4. Klasifikasi kolektibilitas nasabah pembiayaan dan cara menghitung tuinggakan kredit

Formulasi denda yang diberikan adalah :0.0057 x kewajiban ansuran x jumlah hari tunggakan.( berlaku untuk semua jenis pembiayaan).

Denda diberlakukan satu hari setelah tanggal maksimal jatuh tempo pembayaran angsuran. Pada mulanya Bank BTPN tidak mengenkan denda kepada para nasabah yang menunggak, namun akhirnya diberlakukan untuk mendisiplinkan nasabah.

Klasifikasi kolektibilitas nasabah pembiayaan atau tingkat kelancaran pembiayaan angsuran oleh nasabah di klasifikasikan menjadi 5 jenis sewrta cara menghitung tunggakan kredit adalah sebagai berikut:

a. Kolektibilitas 1 ( coll1)= lancar = pembiayan tampa tunggakan b. Kolektibilitas 2 ( coll2)= dalam perhatiaan khusus= pembiayan

c. Kolektibilitas 3( coll3)=kurang lancar= pembiayan dengan tunggakan dalam jangka waktu 91 s/d 180 hari( 4 s/d 6 bulan) d. Kolektibilitas 4 ( coll4)=diragukan = pembiayan dengan

tunggakan dalam jangka waktu181 s/d 270 hari( 7 s/d 9 bulan) e. Kolektibilitas 5( coll5)=macet= pembiayan dengan tunggakan

dalam jangka waktu 271 keatas ( lebih dari sembilan bulan) f. Rumus perhitungan tunggakan pembiayaan ( kredit)

a. Fasilitas pensiunan = total angsuran ( pokok + margin ) yang belum dibayar sampai dengan bulan berjalan

b. Fasilitas pegawai= total angsuran pokok yang belum dibayar sampai dengan bulan berjalan + total pendapatan bagi hasil yang belum dibayar sampai dengan bulan berjalan

Table 2.1

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan

Tahun 2005 ( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin Lancar 7.054.239 - - Perhatiaan khusus 890.000 9.235 5.235 Kurang lancar 100 10.652 1.810 Diragukan 65.000 11.345 6.239 macet - - - Total 8.110.180 31.256 13.284

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.1 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 48.65% lebih besar dari pada kredit diragukan 0.04% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.

Table 2.2

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan

Tahun 2006 ( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin Lancar 8.089.245 - - Perhatiaan khusus 900.000 16.459 7.249 Kurang lancar 110.730 14.256 2.283 Diragukan 69.581 18.443 8.729 macet - - - Total 9.169.493 49.248 18.261

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.2 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 53.94% lebih besar dari pada kredit diragukan 0.05% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.

Table 2.3

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan

Tahun 2007 ( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin Lancar 8.001.246 - - Perhatiaan khusus 925.265 18.860 10.258 Kurang lancar 113.358 18.054 1.503 Diragukan 75.562 19.269 11.231 macet - - - Total 9.115.431 55.183 22.998

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.3 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 50.02 lebih besar dari pada kredit diragukan 0.05% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.

Table 2.4

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan

Tahun 2008( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin Lancar 11.691.976 - - Perhatiaan khusus 206.513 20.816 4.414 Kurang lancar 101.594 16.414 10.256 Diragukan 77.376 21.780 11.089 macet - - - Total 12.077.459 59.055 25.759

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.4 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 70.87 lebih besar dari pada kredit diragukan 0.05% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.

Table 2.5

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan pegawai

Tahun 2005 ( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin Lancar 18.254.671 - - Perhatiaan khusus - - - Kurang lancar 19.497 3.458.192 258 Diragukan - - - macet - - - Total 18.274.168 3.458.192 258

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.5 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 93.61% lebih besar dari pada kredit diragukan 0.10% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.

Table 2.1

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan pegawai

Tahun 2006 ( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin Lancar 22.591.185 - - Perhatiaan khusus - - - Kurang lancar 20.681 4.005.283 301 Diragukan - - - macet - - - Total 22.661.866 4.005.283 301

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.6 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 92.21% lebih besar dari pada kredit diragukan 0.09% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.

Table 2.7

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pegawai

Tahun 2007( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin Lancar 26.960.661 - - Perhatiaan khusus - - - Kurang lancar 25.487 5.338.320 540 Diragukan - - - macet - - - Total 26.986.148 5.338.320 540

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.7 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 92.97% lebih besar dari pada kredit diragukan 0.08% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.

Tunggakan kredit terdiri dari tunggakan pokok dan tunggakan margin/ bagi hasil ( keuntungan ) dan perhitungannya disesuaikan dengan jumlah tunggakn bulan berjalan berdasarkan daftar table angsuran yang diberikan kepada nasabah. Sistem pemukuan angsuran nasabah adalah memakai sistem EFEKTIF yaitu pembayaran angsuran ( pokok + margin ) nasabah tetap setiap bulannya pembiayaan.

Berikut jurnal pencairan pembiayaan nasabah dengan sistem jual beli:

D piutang pensiunan xxx

K Rekening Nasabah xx

K Margin Pensiunan x

Jumlah pembayaran angsuran nasabah

D Rekening Nasabah xxx

K piutang pensiunan xx

Jurnal pencatatn margin ( keuntungan)

D margin pensiunan xxx

K pendapatan margin pensiunan xx

Jurnal pencairan pembayaran nasabah dengan sistem pegawai:

D pembiayaan pegawai xxx

K Rekening Nasabah xx

Jurnal pembayaran pokok angsuran nasabah D Rekening Nasabah( pokok) xxx

K pembiayaan pegawai xx

Jurnal pencatatam pegawai

D Rekening Nasabah( pegawai) xxx

Dokumen terkait