UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG PADA
PT. BTPN (Bank tabungan pensiunan Negara) MEDAN
TUGAS
AKHIR
Diajukan
Oleh
:
SUYATRIA
NIM
:
062101131
PROGRAM
STUDI :
DIPLOMA III KEUANGAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Lembar Persembahan Bismillahirrahmanirrahim
“ Ya Allah kumohon ampunanmu,ridhoilah aku dengan ilmu yang telah ku dapatkan, dan jangan jadikan aku orang sombong.
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan tugas akhir ini teruntuk kedua orang tua ku tercinta
Ayah…Mama…………
Tiap tetes keringatmu terbayang dipelupuk mata ku dan besarnya pengorbanan mu terhadapku telah ku lukis dalam relung jiwaku.
Dan kutau betapa lelahnya ayahanda yang tercinta dan betapa letihnya mama tersayang demi citaku terkuras seluruh daya mereka.
Kini kugai cita-cita itu kan kuberikan untuk ayahanda dan mama yang telah penuh harap menanti.
Kupesembahkan cita-cita itu untuk ku jadikan tonggak dimasa depan dan kan kuraih harapan yang begitu tinggi.
Terimakasih : Ayahanda : Hasballah
Mama : Hamidah
Serta saudara-saudara sedarahku yang tersayang:
Hasnilaila (k’ela) Khairida (k’ida)
Yusri ambia (b’iga) Mawaddah (k’adah)
keponakan-keponakan ku (tria,sarah,sari,selvia,dan riski) dan abang n kakak ipar ku, tak lupa pula ku persembahkan untuk keluarga ayah n mama tercinta .
Yang Teristimewa
Salihin (b’wen)
Terima kasih atas doa,dukungan dan kasih sayang yng telah diberikan selama ini dan untuk selamanya.semoga allah SWT berkenan memberi kesehatan,kasih sayang dan riski serta rahmat dan hidayahnya……..amin
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Segala puji bagi allah SWT, yang menciptakan ,yang memberi bentuk yang
membuat, yang memberi rejeki, yang memulai dengan kenikmatan- kenikmatan
sebelum di tuntut, yang selalu memberi kemudahan kepada Penulis dapat
menyelsaikan Program Diploma III keuangan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Rahmat dan kesejahteraan-Nya atas Rasul-Nya yang diutus untuk menyempurnakan
ahlak yang mulia, semoga kita mendapat syafaat-Nya di setiap periode kehidupan.
Dengan segala kerendahan hati dan kemampuaan yang ada, Penulis
berusaha mempersembahkan Tugas Akhir ini, semoga mempunyai manfaat bagi yang
membaca. Namun tulisan ini jauh dari kesempurnaan, sehingga Tugas Akhir ini
banyak memiliki kekurangan baik dari segi isi maupun metode penulisan.
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis telah banyak menerima bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.Selanjutnya terima kasih dan
penghargaan Penulis yang setinggi- tingginya sampaikan kepada:
1. Yang mulia Ayahanda tercinta Hasballah dan Mama tercinta Hamidah yang
menjadi sumber kehidupan penulis dan doa tiada hentinya sehingga penulis
dapat menyelesaikan kuliah dengan baik.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonang, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatra utara
3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, Ms, selaku Ketua Pengelola Diploma DIII
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Syafrizal Helmi,SE,Msi, selaku Sekertaris Pengelola Diploma DIII
5. Bapak Edi Yusup selaku pimpinan PT. Bank BTPN Medan. Yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelittian dan
memberikan data yang diperlukan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Untuk Keluarga Besar ku, Ayah, Mama, Kak Ela, Kak Ida, Bang Iga, kak
Adah, Bang Ria, Bang Sarah, Kak Ola, Bang irul serta keponakan- keponakan
ku (Tria,Sarah,Sari,Selvia, Riski) yang lucu-lucu,sepupu- sepupuku (Ina, Eli.
makasih ya dah banyak bantuin kakak)
7. Untuk Bang Wen (Salihin) yang selalu buat aku dongkol dan sakit hati
( jangan gitu lagi yaaaa)
8. Untuk sahabatku Winda ( Modi) n Raja ( Rajess) kalian emang THE BEST
FREND’S ku yang cool dan oke banget.
9. Untuk k,lia yang selalu bantuin tya makasih ya kak tya enggak akan lupa
dengan kebaikan kakak. Dan Kakak, Adik Kost 4B gang golof yang reseh .
10.Untuk sobat-sobatku di Keuangan Group A,B,C dan sobat-sobat ku di
Sekertaris, Ulan ( hilang), Shofi ( hilang), Jo, Roida, Citra, Icut, Isti, Popi.
11.Terakhir buat Kak Novi yang selalu memotivasi,mensuport,Tugas Akhir ini
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Allah SWT yang telah memberika waktu, kesempatan dan kesehatan bagi penulis
dalam mengerjakan Tugas Akhir ini, serta semua pihak yang telah membantu,
semoga amal ibadah Allah jualah yang membalasnya amin ya rabbal’ alamin.
Medan, juni 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
BAB. I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB. II : PROFIL PERUSAHAAN PT. BANK BTPN MEDAN ... 7
A. Sejarah Perusahaan ... 7
B. Jenis Usaha ... 8
C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 12
D. Tugas –tugas dari Struktur Organisasi ... 15
E. Kinerja Usaha Terkini Perusahaan ... 19
BAB. III : PEMBAHASAN ... 21
A. Manajemen Piutang ... 21
B. Syarat-syarat Pemberian Kredit ... 30
C. Kebijakan Pemberian Kredit ... 34
D. Penyaluran Pembiayaan Kredit ... 37
BAB.IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
1. Kesimpulan ... 40
2. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
A. LAPORAN KOLEKTIBILITAS PENSIUNAN ... 26
1. Tabel 2.1. Tahun 2005 ... 26
2. Tabel 2.2. Tahun 2006 ... 26
3. Tabel 2.3. Tahun 2007 ... 27
4. Tabel 2.4. Tahun 2008 ... 27
B. LAPORAN PEGAWAI ... 28
1. Tabel 2.5. Tahun 2005 ... 28
2. Tabel 2.6. Tahun 2006 ... 28
3. Tabel 2.7. Tahun 2007 ... 29
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat perekonomian mengalami krisis moneter, maka peranan bisnis
diharapkan dapat menyelamatkan Negara dari kondisi tersebut. Hal ini pasti sangat
membantu dalam meningkatkan taraf hidup rakyat. Oleh sebab itu, pemerintah perlu
melakukan suatu perubahan atas strategi yang diterapkan didalam dunia bisnis.
Sehubungan dengan usaha pemerintah dalam meningkatkan fungsi dari
dunia bisnis di Indonesia untuk memacu laju perekonomian Negara, maka dalam hal
ini pemerintah harus memperhatikan peran dan fungsi dari perbankan
Indonesia.Sistem perbankkan di Indonesia diatur dalam UU No.7 Tahun 1992 ( di
ubah Dengan UU No.10 Tahun 1998) Tentang perbankan di indonesia terdiri dari dua
(2) jenis, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Sebuah perusahaan apabila melakukan penjualan secara tunai, maka
secara otomatis perusahaan akan menerima sejumlah dana yang dicatat dalam kas.
Namun, apabila penjualan di lakukan secara kredit, maka perusahaan akan menerima
sejumlah piutang, dimana piutang tersebut menunjukkan adanya kebijakan kredit
yang diberikan atau ditetapkan oleh perusahaan kepada costumer atau pelanggan.
Semakin besar tingkat atau proporsi penjualan kredit dari keseluruhan
penjualan, maka semakin besar pula jumlah investasi piutang yang dimiliki
perusahaan. Dengan besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya, berarti
perusahaan tersebut harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang.
Dengan adanya penjualan kredit yang dilakukan, maka akan timbul
kemungkinan resiko yang dihadapi seperti munculnya berbagai biaya seperti,
meningkatnya bunga pinjaman yang terkait dengan piutang tersebut atau sering
disebut Bad Debt.
Perkembangan dunia usaha pada lingkup perbankan semakin meluas yang
diikut oleh semakin banyaknya risiko-risiko yang harus di tangani oleh Bank. Seiring
dengan kondisi eksternal perbankan yang makin diresahkan oleh risiko yang
mengancam, Bank Indonesia melalui peraturan no 5/8/PBI/2003 mewajibkan kepada
setiap bank untuk memiliki sistem manajemen risiko di tempatnya. Bank BTPN
dalam sasaran jangka pendek 2006-2008 ingin menjadi bank ritel yang memiliki
kekuatan secara finanial, modal dan manajemen untuk menunjang penerapan
manajemen risiko (Basel II) yang sesuai dengan regulasi Bank Indonesia
.
Dalam menganalisis penerapan dari sistem manajemen risiko yang sedang
berjalan, penulis menggunakan analisis perbandingan melalui parameter profil risiko
triwulan IV tahun 2005 dengan triwulan IV tahun 2006. Parameter profil risiko
diklasifikasikan menurut levelnya apakah “Low”, “Moderate”, atau “High
Saat semua masalah ini bermunculan, maka secara otomatis akan
menghambat kelancaran operasional perusahaan yang harus di capai. Oleh karena itu,
sebelum melakukan penjualan kredit perusahaan harus memperhatikan unsur “ 5 C “
(the five 5c of credit ) yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition.
Pertama, yang harus yang diketahui dalam konsep ini dimana perusahaan
harus mengetahui karakteristik (character) dari pelanggan, sehingga perusahaan yakin
dalam pemberian kredit.Kedua, perusahaan harus mengetahui kapasitas (capacity)
atau kemampuan dalam pelunasan pembayaran atas kredit yang diberikan tersebut.
Ketiga, perusahaan harus mengetahui jumlah dana atau modal (capital ) yang dimiliki
perusahaan yang melakukan pinjaman dalam hal mengetahui seberapa besar jumlah
terhadap kredit yang di berikan. Keempat, jaminan (collateral ) yang dijadikan
sebagai pengganti apabila sipelanggan tidak melakukan pembayaran kredit. Kelima,
kondisi (condition ) pelanggan yang melakukan pembelian kredit dalam menjalankan
operasional perusahaan dengan baik.
Dengan memperhatikan kelima konsep ini, maka perusahaan selalu selektif
dalam hal melakukan pemberian kredit kepada pelanggan (costumer). Ada juga
perusahaan yang melakukan penjualan piutang kepada lembaga keuangan, hal ini
disebabkan karena terlalu lamanya aktiva tertanam dalam perusahaan tersebut,
sehingga perusahaan harus melakukan manajemen piutang secara baik dalam
manajemen piutang ini terutama berkaitan dengan masalah pengendalian jumlah
piutang, pengendalian pemberian, dan pengumpulan piutang serta evaluasi politik
kredit yang dijalankan oleh perusahaan tersebut.
Hampir di semua lembaga perbankan mempunyai persoalan-persoalan internal
yang menjadi problem, problem tersebut bisa berupa likuiditas juga bisa berupa
sumber daya manusianya, dalam tugas akhir ini penulis hanya akan membahas
masalah kebijakan pemberian kredit di Bank BTPN, problem tersebut sebenarnya
tidak mengganggu jalannya perbankan, namun akan mengganggu jika problem
tersebut tidak segera diatasi maka bank btpn akan mengalami kerugian.Pada
kesempatan ini penulis ingin memaparkan problem apa aja yang kaitannya yang
dihadapi bank BTPN kaitannnya dengan kebijakan pemberian kredit.
Oleh sebab itu, perlu pengelolaan atau manajemen piutang yang berjalan secara
baik agar perusahaan dapat menjaga keamanan piutangnya. Berdasarkan alasan di
atas, maka penulis tertarik untuk menuangkan dalam tugas akhir yang berjudul :
B. Perumusan Masalah
Menurut Mohammad Nazir: “Masalah timbul karena adanya tantangan,
adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena,
adanya kemenduaan arti (ambiguity), adanya halangan dan ringan, adanya celah
(gap) baik antara kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah ada ataupun yang
aka nada”.
Semakin luasnya ruang gerak dan ukuran perusahaan menjadi lebih
kompleks dan meluas, menuntut manajemen harus mampu mengawasi jalannya
operasional perusahan .tetapi, kita perlu mengetahui ada tidaknya masalah dalam
perusahaan.
Berdasarkan pengamatan pendahuluan yang dilakukan, maka masalah
yang dihadapi oleh PT. BTPN (Bank tabungan pensiunan Negara), Medan adalah
: Bagaimana kebijakan pemberiaan kredit PT. BTPN (Bank Tabungan Pensiunan
Negara), Medan?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. untuk mengetahui syarat- syarat dalam pemberian kredit
2. untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam
pemberian kredit sesuai dengan ketetapan perusahaan.
3. untuk mengetahui secara dekat mengenai kebijakan penjualan kredit
4. Untuk menyusun tugas akhir yang merupakan salah satu syarat guna
menyelesaikan studi pada program D-III Fakultas Ekonomi Universitas
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
ntuk lebih memperdalam pengetahuan penulis tentang manajemen piutang
dalam dunia perbankkan.dan juga mengaplikasikan, megembangkan serta
membandingkan teori yang penulis peroleh di bangku kuliah dengan data
penulis peroleh dari penelitian.
2. Bagi perusahaan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan agar
manajemen piutang dapat disusun dan diterapkan dengan baik didalam
perusahaan.dan sebagai bahan informasi dan evaluasi yang dapat
dipengaruhi oleh perusahan dalam menyusun rencana di masa- masa akan
datang khususnya mengenai manajemen piutang
3. Bagi lembaga pendidikan
dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang
membutuhkannya
4. Bagi orang lain ( perusahaan lain ) atau bagi pembaca, sebagai sumber
informasi dan pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan referensi
oleh pihak lain yang berkepentinganyang ingin mengetahui lebih
mendalam tentang manajemen piutang apakah mahasiswa pelaku bisnis
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN PT.BTPN MEDAN
A. Sejarah Perusahaan.
Sejarah Bank BTPN berawal pada tahun 1958 di Bandung ketika 7 orang
pendiri yang terdiri dari 2 orang cacat purnawirawan ABRI, 4 orang purnawirawan,
dan 1 orang sipil merasakan keprihatinan yang mendalam atas kesulitan hidup yang
menimpa para pensiunan pada umumnya saat itu. Berbekal semangat sipil, maka
dibentuklah sebuah badan perkumpulan dengan nama BAPEMIL (Bank Pegawai
Pensiunan Militer).
Usaha dan keinginan kuat BAPEMIL untuk memajukan perekonomian para
pensiunan itulah yang kemudian mengantar BAPEMIL ke babak berikut sejarahnya.
Berkat usaha yang keras untuk menjujung tinggi kepercayaan yang diberikan
masyarakat dan para mitra usaha pada tahun 1986 BAPEMIL berubah menjadi PT.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan ijin usaha sebagai bank
tabungan
Sejarah ternyata membuktikan bahwa sebuah semangat kepeloporan tak akan
pernah hilang dalam perjalanan waktu. Bahkan, semangat itulah yang menjadi bekal
dalam menghadapi perkembangan ekonomi khususnya dan masyarakat pada
umumnya yang selalu penuh dengan tantangan dan perkembangan baru. Dengan
perkembangannya yang pesat sebagai bank pertama di Indonesia yang memberi
layanan jasa bagi para pensiunan dengan prinsip prudential banking, akhirnya pada
tanggal 22 Maret 1993, status Bank BTPN dirubah dari bank tabungan Menjadi bank
Saat ini Bank BTPN telah berkembang semakin pesat. Kini Bank BTPN telah
melayani nasabah di 14 propinsi dengan 366 Kantor Pelayanan, yaitu; 1 Kantor Pusat,
1 Kantor Cabang Khusus, 26 Kantor Cabang, 65 Kantor Cabang Pembantu, 230
Kantor Kas, 25 unit kas mobil dan 8 unit payment point.
Kiprah Bank BTPN dalam memberikan layanan jasa perbankan melalui
beragam produk perbankan telah mendapat kepercayaan dari nasabah dan mitra
kerjanya. Ini terbukti dengan pencapaian-pencapaian lain berupa prestasi dan
penghargaan dari dalam dan luar negeri.
VISI BANK BTPN
“Menjadi penyedia jasa keuangan retail yang terpilih dan penuh kepedulian di
Indonesia”
MISI BANK BTPN
1) Melaksanakan good corporate governance (GCG) di setiap pengoperasian
bisnis Bank BTPN.
2) Menyediakan beragam produk dan layanan yang sesuai dengan bisnis bank
BTPN kepada nasabah kami.
3) Memberikan pengalaman brand yang penuh arti bagi pemangku
kepentingan (stakeholders) bank BTPN setiap saat dimanapun kami berada
secara konsisten.
4) Menjamin keamanan, kepercayaan, dan kemudahan akses bagi nasabah
bank BTPN melalui penggunaan teknologi mutakhir di setiap
B. Jenis usaha
Komitmen jajaran manajemen dalam pengembangan bidang usaha Bank
BTPN, juga telah diwujudkan dengan menetapkan berbagai kebijakan, antara lain
peningkatan dalam bidang teknologi informasi yang diyakini akan mampu
mendukung percepatan dalam mencapai layanan perbankan real-time & on-line.
Sejalan dengan misi Bank BTPN, secara berkesinambungan telah dilaksanakan
programprogram sebagai upaya dalam mengembangkan produk dan layanan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin luas. Bank BTPN tidak hanya
menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan, tetapi juga menyalurkan
pinjaman.
1) BTPN TABUNGAN CITRA
Tabungan dengan bunga harian untuk perorangan dengan keleluasaan transaksi serta
bunga yang kompetitif, sehingga dana lebih cepat berkembang.
2) BTPN TABUNGAN CITRA PLUS
Tabungan yang dilengkapi fasilitas perlindungan asuransi berupa penutupan sisa
setoran dan santunan kematian apabila mengalami risiko meninggal dunia akibat sakit
atau kecelakaan serta biaya penggantian perawatan karena kecelakaan. Keuntungan
yang dapat dinikmati nasabah bunga tabungan dan gratis biaya premi asuransi
3) BTPN TABUNGAN CITRA PENSIUN
Tabungan ini dipersembahkan bagi para pensiunan dengan pengelolaan dana
pensiun bulanan. Para pensiunan dapat menikmati keuntungan berupa penerimaan
uang pension lebih awal dan tepat waktu, serta dapat melakukan penarikan
4) BTPN GIRO
Rekening giro ini dapat dimiliki oleh nasabah perorangan atau badan usaha,
dengan jasa giro yang menarik. BTPN Giro adalah mitra bisnis yang dapat diandalkan
untuk mendukung kelancaran transaksi usaha secara efektif dan efisien.
5) BTPN DEPOSITO BERJANGKA
Sarana investasi yang aman dan menguntungkan. Produk ini merupakan
pilihan fleksibel bagi nasabah, yaitu jangka waktu yang bervariasi serta dapat
dicairkan pada saat jatuh tempo atau diperpanjang secara otomatis (automatic roll
over). Selain itu, BTPN Deposito Berjangka dapat digunakan sebagai jaminan kredit.
6) BTPN SERTIFIKAT DEPOSITO
Simpanan pihak ketiga dari Bank yang mempunyai jangka waktu tertentu
dengan bunga yang dapat diperhitungkan dimuka, serta dapat
7) BTPN KREDIT PENSIUN
Fasilitas kredit yang khusus ditujukan bagi para pensiunan. Produk ini menawarkan
persyaratan yang sederhana, proses kredit yang mudah, dan
pencairan dana dalam waktu yang relatif cepat yaitu 1 (satu) hari kerja. Para nasabah
juga diberikan keleluasaan untuk memilih jangka waktu pinjaman, sesuai dengan
kemampuannya, sehingga memudahkan debitur dalam mengatur kebutuhannya.
8) BTPN KREDIT PEGAWAI AKTIF
Fasilitas kredit ini tersedia bagi para pegawai yang masih aktif
(non-pensiunan), baik untuk pegawai instansi pemerintah, TNI, Polri maupun Swasta, yang
memiliki penghasilan tetap, dengan persyaratan yang sederhana. Pelaksanaan
pinjaman diatur oleh Bank BTPN bekerjasama dengan instansi atau perusahaan
dimana pegawai tersebut bekerja, untuk memudahkan pengaturan pendapatan rutin
setiap bulannya.
MENENGAH (UMKM)
Fasilitas kredit untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah dengan
persyaratan yang
mudah, terdiri dari : Kredit Usaha Mikro dengan plafon sampaidengan Rp. 50 juta,
Kredit Usaha Kecil dengan plafon sampai dengan Rp. 500 juta. ,Kredit Usaha
Menengah dengan plafon sampai antara Rp. 500 juta sampai dengan Rp. 5 miliar.
10)BTPN KREDIT BACK TO BACK
Fasilitas kredit yang dijamin dengan BTPN Deposito Berjangka yang
ditempatkan di Bank BTPN.
11)BANK GARANSI
Pemberian jaminan kepada pihak penerima jaminan untuk prestasi yang harus
diselesaikan
12)ATM
Layanan perbankan ini merupakan kemudahan bagi para nasabah untuk
melakukan transaksi perbankan 24 jam sehari, berupa penarikan tunai dan informasi
saldo rekening, pemindahbukuan dan perubahan PIN. Saat ini nasabah lebih leluasa
menggunakan kartu ATM di lebih dari 12.600 mesin ATM dalam ATM jaringa
bersama
13)PAYMENT POINT BAGI PARA PENSIUNAN
Bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan khususnya untuk
kemudahan para nasabah pensiunan dalam melakukan transaksi.
14)PAYMENT POINT UNTUK PEMBAYARAN TAGIHAN
Bertujuan untuk menambah jaringan pelayanan dalam pembayaran tagihan
listrik, air minum, dan penerimaan pembayaran pajak.
Layanan ini merupakan salah satu wujud dari visi dan misi Bank BTPN untuk
menjadi penyedia jasa keuangan retail yang terpilih dan penuh kepedulian. Bentuk
layanannya berupa kemudahan dalam pembayaran uang pensiun maupun gaji para
pegawai yang masih aktif di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), TNI,
Polri dan Perusahaan Swasta.
16)KLIRING
17)INKASO
18)TRANSFER
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap bank btpn Indonesia masing- masing memiliki stuktur
organisasi yang berbeda-beda. Demikian juga dengan bank btpn Indonesia cabang
medan yang memiliki struktur yang melibatkan seluruh sumber daya yang ada dan
bertangung jawab terhadap maju mundurnya organisasi. Hal ini dimaksudkan agar
tujuan yang diharapkan dalam organisasi tercapai dan sebagai mana mestinya.
Dibawah ini beberapa tanggung jawab bagian dapat dijelaskan:
a) Direktur utama membawahi:
I. Direktur kepatuhan, direktur operasional, direktur umum,
direktur kredit, direktur keuangan dan direktur pemasaran
II. Membawahi langsung divisi satuan kerja audit intern (SKAI)
divisi sekertariat perusahandengan corporate planning
b) Direktur kepatuhan membawahi:
I. Divisi kepatuhan
II. Divisimanajemen resiko
III. Divisi sumberdaya manusia
I. divisi kredit pension
II. divisi business planning dan deployment, divisi special asset
management
III. divisi kredit pension
d) direktur keuangan
I. divisi financial instution public sector
II. divisi treasury
STRUKTUR ORGANISASI BANK BTPN MEDAN
wilayah Kepala penjualan
D. Tugas-tugas dari struktur organisasi sebagai berikut: a. Derektur utama
1) Direksi bertanggung jawab untuk menjamin berlangsungnya
operasional Bank.
2) Menciptakan pengawasan internal yang efektif dan efisien,
3) memantau serta mengelola risiko yang dihadapi Bank,
4) . memelihara iklim yang mendukung terciptanya produktivitas,
5) mengelola sumber daya manusia, menjaga profesionalisme,
6) menyampaikan laporan tentang kinerja Bank secara menyeluruh
kepada para Pemegang Saham di dalam RUPS.
b. komite Audit
1) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Satuan
Kerja Audit Internal (SKAI) dalam melaksanakan fungsi
pemantauan serta pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil
temuan SKAI, KAP, dan hasil pengawasan Bank Indonesia.
2) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP untuk disampaikan kepada
RUPS.
3) .Melakukan penilaian dan memberi masukan atas rencana kerja
tahunan yang dipersiapkan oleh SKAI
4) Melakukan koordinasi dan pertemuan atau rapat dengan Kepala
c. Komite Pemantau Risiko
1) melakukan evaluasi dan pemantauan kesesuaian antara kebijakan dan
pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko,
2) pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko.
3) melakukan review dan memberikan masukan atas rencana kerja
tahunan yang disiapkan oleh Direktorat Kepatuhan, serta secara
berkala melakukan rapat dan
d. Divisi kepatuhan
1) Melakukan pengujian/penilaian atas Rancangan Kebijakan
2) Melakukan pemantauan pelaksanaan prinsip kehati-hatian
3) Melakukan koordinasi dengan SKAI terkait denganpelaksanaan
Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank (SPFAIB).
e. Eatuan Kerja Audit internal (skai)
1) Bertanggung jawab melakukan pemeriksaan secara independent
terhadap segenap unit operasional di Bank BTPN.
2) SKAI memiliki tanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
f. Komite Alco
1) menetapkan dan mengkaji ulang kebijakan pengelolaan likuiditas
dan suku bunga,
2) .mengkaji ulanglimit-limit transaksi maupun limit money market
line dan rincian tugas lainnya dalam buku pedoman pengelolaan
aktiva pasiva (ALMA) di Bank BTPN.
1) meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan, khususnya terkait
dengan proses pemberian fasilitas kredit
2) mengevaluasi dan memutus kredit atas permohonan pemberian
fasilitas kredit individual sesuai dengan Batas Wewenang
Memutus Kredit (BWMK)
h. Manajemen Risiko
1. Komisaris,
1) memberikan persetujuan danmengevaluasi kebijakan manajemen
risiko yang diusulkan oleh Direksi
2) .mengevaluasi Pertanggungjawaban Direksi dalam pelaksanaan
kebijakan manajemen risiko.
2. Direktur Utama ,
1) bertanggungjawab untuk melaksanakan manajemen risiko di
Bank secara keseluruhan.
3. Direktur Bidang,
1) menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko dalam
bidang tugasnya secara tertulis dan komprehensif,
2) bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko
dan
3) eksposur risiko yang diambil oleh Bank dalam bidang tugasnya.
4. Komite Manajemen Risiko,
1) menyusun kebijakan manajemen risiko serta perubahannya
termasuk strategi manajemen risiko dan contingency plan serta
5. Komite Pemantau Risiko pada tingkat Komisaris
1) memahami secara mendalam proses yang digunakan oleh
manajemen untuk mengidentifikasi risiko,
2) pengendalian internal yang digunakan manajemen dalam
memitigasi risiko.
3) memahami profil risiko Bank BTPN secara menyeluruh dan
4) memfokuskan perhatian pada risiko tinggi, menjalin kerjasama
dengan Komite Auditl kinerja dan trend portofolio,
5) melakukan pemantauan atas penerapan manajemen risiko.
6. Divisi Manajemen Risiko,
1) menyusun kerangka manajemen risiko,
2) menerima laporan rutin dari unit bisnis
3) memastikan bahwa Bank memiliki ketrampilan manajemen risiko
dan kemampuan penyerapan risiko untuk mendukung strategi
bisnis serta membentuk budaya risiko bank.
7. Satuan Kerja Operasional (SKO)
1) melakukan pengendalian exposure risiko di unit kerja
masingmasing
I . komite personalia
1) melakukan rekrutmen,
2) melakukan rotasi dan mutasi karyawan,
3) melakukan promosi karyawan.
J. Sekretaris Perusahaan
1) Menjaga komunikasi yang efektif dengan para pemangku
E. Kinerja Usaha Terkini
Bank BTPN memiliki jumlah karyawan yang cukup besar sebanyak 3170 orang yang
terdiri dari laki-laki 2302 orang dan perempuan 868 orang salah satu faktor kunci
dalam kesuksesan bank BTPN adalah manajemen sumber daya manusia. Untuk
rencana pengembangan kedepan peningkatan kompetensi pengusaha industri jasa
keuangan , inovatif dalam pengembangan produk dan layanan, serta menciptakan
karyawan yang peduli kepada nasabah dengan memberikan rasa aman , dan
kemudahan akses bagi nasabah.
Upaya bank BTPN untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja dilakukan melalui
perbaikan kualitas pengelolaan sumber daya manusia dimulai dari penepatan
karyawan sesuai dengan kompentensinya ( stafring) penyempurnaan system
manajemen sumber daya manusia dan mengembangkan huban resourse information
sytem ( HRIS) termasuk menata system remunerasi yang berbasis dimensi
kompentensi skill. Problem solving dan accountability. Pelatihan adalah suatu aspek
penting dari strategi dari jangka panjang perusahaan meningkatkan kualitas sumber
daya alam dan menciptakan kesempatan pengembangan
1)
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (
Increasing the
Quality of Human Resource)
Bank BTPN menyadari bahwa kualitas sumberdaya manusia memiliki peran
yang sangat penting, sebagai mitra dalam menunjang keberhasilan kegiatan usaha
Bank BTPN. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia
dilakukan secara terencana dan berkesinambungan, agar setiap karyawan dapat
memberikan kontribusi yang optimal terhadap kinerja Bank BTPN.Sebagai langkah
penting dalam pembinaan sumberdaya manusia adalah menetapkan budaya
wajib dilakukan oleh setiap karyawan.Nilai perusahaan yang harus dijadikan landasan
kerja adalah: menjunjung tinggi integritas, bekerja secara profesiona Serta memegang
amanah tanggung jawab. Dengan trilogy nilai perusahaan yakni integrity,
profesionalism & responsibility, karyawan akan mampu memberikan kontribusi yang
terbaik untuk perusahaan.
Dalam rangka melaksanakan nilai-nilai perusahaan itu, telah ditetapkan buku
tentang pedoman etika kerja karyawan. Sebagai komitmen dalam melaksanakan
pedoman etika kerja, maka setiap karyawan diharuskan mempelajari dan memahami
serta membubuhkan tanda tangan.Untuk mendukung pengelolaan SDM dengan
database informasi karyawan yang lengkap, mulai dikembangkan program HRIS, baik
dalam program remunerasi maupun database karyawan.
Kebijakan manajemen dalam pengelolaan dan pengembangan sumberdaya manusia
yang telah dilaksanakan dalam tahun 2007 adalah cukup progresif dan mendasar. Dalam
pelaksanaannya bekerjasama HAY Management Consultant, konsultan SDM yang cukup
ternama dandipergunakan di lembaga perbankan yang established. Cakupan kebijakan SDM
yang telah dilaksanakan diantaranya adalah :
a. Reorganisasi.
b. Penetapan Job
c. Performance Management System (PMS). Setiap
d. Human Resources Information System (HRIS).
e. Compensation & Benefit
Sedangkan dalam rangka meningkatkan profesionalisme kerja, maka telah
Guna mendukung pertumbuhan usaha terutama dalam meningkatkan daya saing
melalui pengembangan produk serta peningkatan layanan perbankan yang aman,
cepat, efektif, akurat, dan realtime on-line, maka hingga tahun 2009 Bank BTPN telah
menerapkan 2 (dua) sistem core banking, yakni “Inhouse application SAID
inter-branch (SAID IB)” dan “Core Banking System” (CBS) Misys. Sejak januari 2009,
CBS Misys ini telah diterapkan sebagai pilot project di Kantor Cabang. Implementasi
teknologi informasi ini diharapkan juga akan meningkatkan system pengamanan,
control dan pemantauan dalam pelaporan. Dengan sistem teknologi informasi yang
ada saat ini, Bank BTPN sudah dapat melayani transaksi Dengan menggunakan ATM
melalui kerjasama jaringan ATM Bersama, sehingga nasabah dapat menggunakan
ATM di lebih dari 12.600 jaringan ATM bersama. Untuk mendukung pengembangan
produk pinjaman, khususnya dalam hal proses perkreditan, saat ini sedang dalam
tahap uji coba penerapan aplikasi loan originating system. Kedua layanan tersebut
direncanakan akan dapat terhubung dengan CBS Misys
2. Mewujudkan Layanan Prima (Creating First-class Service)
Guna mendukung pertumbuhan usaha terutama dalam meningkatkan daya
saing melalui pengembangan produk serta peningkatan layanan perbankan yang
aman, cepat, efektif, akurat, dan realtime on-line, maka hingga tahun 2007 Bank
BTPN telah menerapkan 2 (dua) sistem core banking, yakni “Inhouse application
SAID inter-branch (SAID IB)” dan Core Banking System” (CBS) Misys. Dengan
sistem teknologi informasi yang ada saat ini, Bank BTPN sudah dapat melayani
transaksi dengan menggunakan ATM melalui kerjasama dengan jaringan ATM
Bersama, sehingga nasabah dapat menggunakan ATM di lebih dari 12.600 jaringan
ATM bersama. Untuk mendukung pengembangan produk pinjaman, perkreditan, saat
layanan tersebut direncanakan akan dapat terhu Sistem pengamanan teknologi
informasi Bank BTPN diperkuat dari aspek teknis (hardware dan software) maupun
proses. Bank BTPN telah menyusun kebijakan dan prosedur pengamanan (security
procedure & policy) untuk mengatur aspek-aspek operasional pengamanan, misalnya
mengenai batas wewenang transaksi, menu maupun nominal. Disamping itu, secara
rutin juga dilakukan security audit oleh pihak eksternal. Bank BTPN juga telah
menggunakan infrastruktur
terkini untuk firewall system yang dikelola tersendiri, pengamanan melalui Virtual
Private Network (PVN) untuk layer network. Bank BTPN merencanakan akan
menggunakan jasa outsourcing dalam hal disaster and recovery centre menyangkut
back up utama, sedangkan operational security system ditangani oleh Divisi
BAB III PEMBAHASAN
A. Manajemen Piutang
1. Pengertian Manajemen
Dalam dunia bisnis untuk menarik minat pelanggan, perusahaan melakukan
penjualan secara kredit. dalam aktivitas tersebut maka timbul yang namanya piutang.
Sebelum mengkaji manajemen piutang terlebih dahulu perlu dijelaskan dari
manajemen piutang itu sendiri yang merupakan bagian dari hasil kegiatan operasional
perusahaan.
Piutang ialah suatu bentuk tagihan yang timbul akibat aktivitas penjualan yang
meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap aktivitas lainnya,termasuk
individu,perusahan atau organisasi lainnya dan merupakan bagian penting dari total
aktiva lancar ( warren, dalam aria 2005:338 )
Piutang adalah suatu tagihan yang menuntut pembayaran dalam bentuk uang
atau penyerahan aktiva yang berasal dari penjualan merupakan kegiatan usaha normal
perusahaan (soemarsono, 2002:.338 )
Dengan dua pengertian diatas, maka dapat ditampilkan bahwa manajemen
piutang merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian , pengarahan,
pengawasan dalam bentuk klaim kepada pihak lain perorangan, bahan usaha maupun
pihak tertagih lainnya atas ativa atau kekayaan perusahan yang timbul akibat dari
dilaksanakannya transaksi-transaksi penjualan secara kredit denngan menerima
sejumlah dana berupa uang, barang, jasa dan mengunakan sumber daya organisasi
2. Pengolongan Piutang
Piutang dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu:
a) Piutang Usaha (Account Receivable)
yang dimaksud dengan piutang usaha adalah semua piutang yamg berasal dari
penjualan barang-barang atau jasa-jasa secara kredit dari kegiatan utama perusahaan
yang normal, biasaya oiutang usaha akan dilunasi dala jangka waktu kurang 1 tahun,
sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar, dan biasanya piutang usaha ini tidak
mencakup bunga meskipun bunga atau biaya jasa dapat ditambahkan bila mana
pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu.
Jika perusahaan sangat memerlukan uang tunai untuk memperlancar usahanya
maka piutang yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk mendapatkan uang
tunai denagan cara :
a. Pledged ( Digadaikan)
uang muka diterima dari bank dengan mengunakan piutang yang dimiliki
sebagai jaminan. Penagihan piutang dilakukan perusahaan yang menerima uang muka
dan penagihan diharuskan sebagai pembayaran pinjaman yang diperoleh oleh bank.
b. Assigned ( Diserahkan)
suatu piutang dikatakan assigned jika piutang tersebut diserahkan kepada
perusahaan finance untuk mendapatkan uang muka, jika piutang tersebut masih
merupakan tanggung jawab perusahaan yang melakukan assigned.
c.sold( dijual)
pada dasarnya uang tunai yang diperoleh dengan penjualan piutang, yang
berarti tertagih tidaknya piutang tersebut bukan lagi merupakan tangung jawab
prusahaan yang menjual piutang tetapi sebaliknya pembeliaanlah yang bertanggung
b) Wesel Tagih /Piutang Wesel ( Notes Receivable)
yang dimaksud wesel tagih yaitu suatu janji tertulis tampa syarat oleh suatu
pihajk kepada pihak lain untuk membayar suatu jumlah tertentu pada suatu saat
tertentu. Wesel dapat dinegosiasikan atau tidak dapat dinegosiasikan. Bersifat
dinegosiasikan berarti dapat ditransfer secara sah melalui endorsemen dan
penyerahan, wesel ini biasanya dapat diterima bank secara diskonto, sehingga
dianggap lebih likuid dari pada piutang lainnya.
Dalam pelaporannya, wesel tagih hendaknya mencakup instrument jangka
pendek yang dapat dinegosiasikan saja yang diperoleh dari debitur dagang yang
belum jatuh tempo. Wesel perdagangan pada umumya timbul dari penjualan yang
meliputi jumlah mata uang (dollar) yang relate tinggi, dimana pembeli menginginkan
untuk peneguhan pembayaran melalui kredit yang biasanya yaitu selama 30-90 hari.
Pada penjualan atau kreditur kadang-kadang meminta wesel dari pelanggan yang
piutang masih terbuka setelah lewat waktu. Wesel tagih bukan perdagangan harus
dinyatakan secara terpisah dineraca pada jurnal yang tepat. Sebagai contoh, wesel
yang timbul dari pinjaman yang diberikan kepada pelanggan, para pejabat, karyawan,
dan perusahaan afiliasi harus dilaporka secara terpisah.
c) Piutang Lain-Lain( Outder Receivable)
piutang lain-lain merupakan piutang yang timbul bukan berasal dari penjualan
barang-barang dan jasa merupakan kegiatan utama perusahaan. Piutang ini timbul adanya
pinjaman yang dierikan perusahaan kepada seseorang tampa adanya hubungan yang
langsung dengan penjualan barang dan jasa merupakan produk dari perusahaan.
Contoh:- Piutang dari perusahaan dari afilisiasi
Piutang direksi dan karyawan ini adalah pinjaman yang bewrupanuang yang
akan dibayar kembali ataupun dicicil pada saat pembayaran gaji.piutang dari
perusahaan afilisiasi dengan maksud mengadakan hubungan bisnis atau menguasai
perusahaan afilisiasi tersebut . masalah kemungkinan tertagihnya piutang lain-lain
biasanya berbeda dengan piutang dagang. Oleh karena itu, harus digolongkan terpisah
dari piutang dagang.
3. Umur Piutang
Umur piutang adalah kjangka waktu pembiayaan yang diberikan kepada
nasabah. Umur piutang PT. BANK BTPN Medan maksimal 60 bulan atau 5 tahun
yang disesuaikan dengan permintaan nasabah atau tingkat kemampuan
perngembaliaan nasabah.
4. Klasifikasi kolektibilitas nasabah pembiayaan dan cara menghitung tuinggakan
kredit
Formulasi denda yang diberikan adalah :0.0057 x kewajiban ansuran x jumlah
hari tunggakan.( berlaku untuk semua jenis pembiayaan).
Denda diberlakukan satu hari setelah tanggal maksimal jatuh tempo
pembayaran angsuran. Pada mulanya Bank BTPN tidak mengenkan denda kepada
para nasabah yang menunggak, namun akhirnya diberlakukan untuk mendisiplinkan
nasabah.
Klasifikasi kolektibilitas nasabah pembiayaan atau tingkat kelancaran
pembiayaan angsuran oleh nasabah di klasifikasikan menjadi 5 jenis sewrta cara
menghitung tunggakan kredit adalah sebagai berikut:
a. Kolektibilitas 1 ( coll1)= lancar = pembiayan tampa tunggakan
b. Kolektibilitas 2 ( coll2)= dalam perhatiaan khusus= pembiayan
c. Kolektibilitas 3( coll3)=kurang lancar= pembiayan dengan
tunggakan dalam jangka waktu 91 s/d 180 hari( 4 s/d 6 bulan)
d. Kolektibilitas 4 ( coll4)=diragukan = pembiayan dengan
tunggakan dalam jangka waktu181 s/d 270 hari( 7 s/d 9 bulan)
e. Kolektibilitas 5( coll5)=macet= pembiayan dengan tunggakan
dalam jangka waktu 271 keatas ( lebih dari sembilan bulan)
f. Rumus perhitungan tunggakan pembiayaan ( kredit)
a. Fasilitas pensiunan = total angsuran ( pokok + margin ) yang belum
dibayar sampai dengan bulan berjalan
b. Fasilitas pegawai= total angsuran pokok yang belum dibayar sampai
dengan bulan berjalan + total pendapatan bagi hasil yang belum
dibayar sampai dengan bulan berjalan
Table 2.1
Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan
Tahun 2005 ( ribuan rupiah) Klasifikasi
pembiayaan
Baki debet Tunggakan Tunggakan margin
Lancar 7.054.239 - -
Perhatiaan khusus 890.000 9.235 5.235
Kurang lancar 100 10.652 1.810
Diragukan 65.000 11.345 6.239
macet - - -
Total 8.110.180 31.256 13.284
Sumber: PT. Bank BTPN Medan
Pada table 2.1 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 48.65% lebih besar
dari pada kredit diragukan 0.04% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit
Table 2.2
Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan
Tahun 2006 ( ribuan rupiah) Klasifikasi
pembiayaan
Baki debet Tunggakan Tunggakan margin
Lancar 8.089.245 - -
Perhatiaan khusus 900.000 16.459 7.249
Kurang lancar 110.730 14.256 2.283
Diragukan 69.581 18.443 8.729
macet - - -
Total 9.169.493 49.248 18.261
Sumber: PT. Bank BTPN Medan
Pada table 2.2 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 53.94% lebih besar
dari pada kredit diragukan 0.05% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit
macet.
Table 2.3
Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan
Tahun 2007 ( ribuan rupiah) Klasifikasi
pembiayaan
Baki debet Tunggakan Tunggakan margin
Lancar 8.001.246 - -
Perhatiaan khusus 925.265 18.860 10.258
Kurang lancar 113.358 18.054 1.503
Diragukan 75.562 19.269 11.231
macet - - -
Total 9.115.431 55.183 22.998
Sumber: PT. Bank BTPN Medan
Pada table 2.3 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 50.02 lebih besar dari
Table 2.4
Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan
Tahun 2008( ribuan rupiah) Klasifikasi
pembiayaan
Baki debet Tunggakan Tunggakan margin
Lancar 11.691.976 - -
Perhatiaan khusus 206.513 20.816 4.414
Kurang lancar 101.594 16.414 10.256
Diragukan 77.376 21.780 11.089
macet - - -
Total 12.077.459 59.055 25.759
Sumber: PT. Bank BTPN Medan
Pada table 2.4 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 70.87 lebih besar dari
pada kredit diragukan 0.05% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.
Table 2.5
Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan pegawai
Tahun 2005 ( ribuan rupiah) Klasifikasi
pembiayaan
Baki debet Tunggakan Tunggakan margin
Lancar 18.254.671 - -
Perhatiaan khusus - - -
Kurang lancar 19.497 3.458.192 258
Diragukan - - -
macet - - -
Total 18.274.168 3.458.192 258
Sumber: PT. Bank BTPN Medan
Pada table 2.5 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 93.61% lebih besar
dari pada kredit diragukan 0.10% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit
Table 2.1
Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan pegawai
Tahun 2006 ( ribuan rupiah) Klasifikasi
pembiayaan
Baki debet Tunggakan Tunggakan margin
Lancar 22.591.185 - -
Perhatiaan khusus - - -
Kurang lancar 20.681 4.005.283 301
Diragukan - - -
macet - - -
Total 22.661.866 4.005.283 301
Sumber: PT. Bank BTPN Medan
Pada table 2.6 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 92.21% lebih besar
dari pada kredit diragukan 0.09% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit
macet.
Table 2.7
Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pegawai
Tahun 2007( ribuan rupiah) Klasifikasi
pembiayaan
Baki debet Tunggakan Tunggakan margin
Lancar 26.960.661 - -
Perhatiaan khusus - - -
Kurang lancar 25.487 5.338.320 540
Diragukan - - -
macet - - -
Total 26.986.148 5.338.320 540
Sumber: PT. Bank BTPN Medan
Pada table 2.7 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 92.97% lebih besar
dari pada kredit diragukan 0.08% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit
Tunggakan kredit terdiri dari tunggakan pokok dan tunggakan margin/ bagi
hasil ( keuntungan ) dan perhitungannya disesuaikan dengan jumlah tunggakn bulan
berjalan berdasarkan daftar table angsuran yang diberikan kepada nasabah. Sistem
pemukuan angsuran nasabah adalah memakai sistem EFEKTIF yaitu pembayaran
angsuran ( pokok + margin ) nasabah tetap setiap bulannya pembiayaan.
Berikut jurnal pencairan pembiayaan nasabah dengan sistem jual beli:
D piutang pensiunan xxx
K Rekening Nasabah xx
K Margin Pensiunan x
Jumlah pembayaran angsuran nasabah
D Rekening Nasabah xxx
K piutang pensiunan xx
Jurnal pencatatn margin ( keuntungan)
D margin pensiunan xxx
K pendapatan margin pensiunan xx
Jurnal pencairan pembayaran nasabah dengan sistem pegawai:
D pembiayaan pegawai xxx
K Rekening Nasabah xx
Jurnal pembayaran pokok angsuran nasabah
D Rekening Nasabah( pokok) xxx
K pembiayaan pegawai xx
Jurnal pencatatam pegawai
D Rekening Nasabah( pegawai) xxx
B. Syarat-syarat Pemberiaan Kredit
Dalam pemberian kredit pada nasabah, pihak bank senantiasa melakukan
pertimbangan0pertimbangan dalam pemberian kredit sesuai dengan peraturan –
peraturan yang berlaku. Untuk menimbulkan suatu kepercayaan pada nasabah, setelah
dilakukan antara pemberi dan penerima kredit maka pihak bank sebagai pemberi
kredit perlu meneliti terlebih dahulu tentang apa dan bagaimana serta siapa calon
penerima kredit tersebut.
Prosedur pemberian pembiayaan oleh PT. BankBTPN Medan antara lain:
1. Pengumpulan data, baik yang bersifat data keuangan maupun profil nasabah
yang disesuaikan dengan kondisi rill
2. Menganalisa dan menuangkan data nasabah dalam usulan pembiayaan.
3. Mengajukan usulan pembiayaan kepada komite pembiayaan untuk
memperoleh persetujuan pencairan dana
4. Mengeluarkan surat persetujuan pembiayaan untuk di tanda tangani oleh
nasabah yang berisi persyaratan- persyaratan khusus yang harus di penuhi oleh
nasabah.
5. Mengadakan pengikutan atau penanda tanganan akan pembiayaan oleh
nasabah dan oleh pihak PT.Bank BTPN Medan. Dihadapan legal dan notaries
yang dituju oleh bank.
6. Pencairan dana pembiayaan kerekening nasabah yang bersangkutan.
1) penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah
a. Ketidak mampuan nasabah dalam membayar angsuran
b. Karakter buruk nasabah yang tidak memiliki itikad baik dalam
memenuhi kewajiabannya setiap bulan kepada bank, baik keterlambatan
c. Bank kurang intensif dalam mensuvervisi ( monitoring ) nasabah.
d. Kegagalan dalam memperosese pengajuan pembiayaan nasabah dalam
mengkaji resiko yang mungkin timbul dimasa yang akan dating.
e.Over Or Under Finance ( kelebihan atau kekurangan dalam
memberikan plafond pemiayaan ) sehingga nasabah tidak dapat mengelola
usahanya dengan optimal.
2) Solusi yang diberikan oleh bank untuk menghindari tunggakan.
a. solusi sebelum terjadi tunggakan
b. solusi setelah terjadi tunggakan
3) Penyaluran Dana
Table 2.8
Alokasi penyaluran dana ( ribuan rupiah) Dari tahun 2005-2008
Tahun /alokasi 2005 2006 2007 2008
Instansi
pemerintah dan BUMN
17.000.000 24.500.000 30.000.000 40.000.000
Usaha menengah keatas (Rp 100 juta keatas )
2.270.000 3.500.000 5.000.000 4.500.000
Uasaha kecil ( Rp 50 juta s/d 100 juta )
1.500.000 2.000.000 3.250.000 5.000.000
Saham mikro( <50 juta)
950.000 1.200.000 1.550.000 2.000.000
total 21.720.000 31.200.000 39.800.000 51.500.000
Sumber: PT. BTPN Medan
Pada table 2.8 terlihat bahwa penyaluran dan paling besar adalah instansi
pemerintah /BUMN sebesar 77.31% dan penyaluran dana paling kecil terletak pada
Batas maksimal pemberian kredit kepada nasabah
Nominal: batas maksimal pemberian kredit ( pembiayan ) disesuikan dengan
kemampuan calon nasabah dalam mengembalikab pembiayan yang diberikan oleh
bank dalm bentuk angsuran bulanan . disamping itu, nilai barang jamian juga
merupakn salah satu faktor penentu batas maksimal pemberian kredit ( pembiayan )
kepada nasabah.
Adapun analisa sumber pengembalian dana menurut ketentuan PT. Bank
BTPN Medan antara lain:
1. Jika kegunan fasilitas pembiaya untuk modal kerja atau penanaman persedian
barang usaha ( dagangan), maka sumber pengembaliannya berrasal dari
konversi piutang dan persedian menjadi kas kembali ( convertio current assets
to cash ) atau dengan kata lain adalah konversi dari pembelian persedian
barang dagangan menjadi penjualn sehingga menghasilkan kas.
2. Jika kegunaan fasilitas pembiayaan untuk investasi (pembeliaan aktiva tetap ),
maka sumber pengembaliannya adalah dari laba usaha ( convertion retaind
earning to cash ).
3. Replacement Debt With Other Debt ( melunasi fasilitas pembiayaan dari
hutang yang diterima dari lembaga keuangan lain).
4. Konversi ( penjualan ) fixed assets menjadi cash.
5. Sale Of Equity ( penjualan saham perusahaan)
Jenis-jenis barang yang dapat dijadikan barang jaminan pembiayaan di PT.
Bank BTPN Medan adalah sebagai berikut:
1) Untuk pembiayan dibawah Rp 100.000.000,- ( seratus juta rupiah)
dapat menjaminkan tanah yang dilengkapi dengan akta jual beli(AJB )
(SHM), kendaraa tertinggi ( tiga tahun terakhir ) yang dilengkapi
denga BPKB, khusus untuk pegawai negeri sipil biasa menjaminkan
surat kepegawaian ( SK) terakhir taspen, dan aktiva tetap ( fixed asset)
lainnya.
2) Untuk pembiayaan diatas Rp 100.000.000,- ( seratus juta rupiah) dapat
menjaminkan tanah /rumah/bangunan yang dilengkapi denga surathak
milik (SHM) sertifikat, kendaraan tahun tertinggi (lima tahun terakhir )
yang dilengkapi dengan BPKB, dan fixed asset lainnya.
Jangka waktu: batas maksimal jangka waktu ppemberian kredit kepada
nasabah adalah 60 bulan (5 tahun) dan batas maksimal jangka waktu pemberian krdit
disesuaikan dengan permohonan calon nasabah. Namun, disamping itu, besar
kemampuan pengembalian angsuran juga menjadi faktor jangka waktu pemberian
kredit ( pembiayaan ).
C. Kebijakan pemberian kredit 5C
Dalam memberikan kredit kepada nasabah, perusahan dituntut dapat
mengambil suatu kebijakan agar tidak terjebak kepada banyaknya piutang yang tidak
tertagih. Setiap pengembalian suatu kebijakn pemberian kredit hendaknya
memperhatiakn siapa orang yang patut memperoleh kredit serta metode penagihan
piutang tersebut.
PT. Bank BTPN Medan dalam kebijaksanaan pemberiaan kredit sudah
melaksanakan kebijakan tersebut, hal ini dapt dilihat dimana bank dalam memberikan
kredit harus meneliti terlebih dahulu siapa orang yang patut memperoleh kredit, apa
jenis usahanya, berapa jumlah kredit serta bagaiman metode pembayaran kredit
tersebut. Semua ini merupakan penilaian bank terhadap debitur, selain itu bank harus
diamna bank mempertimbangkan besar kecilnya perusahaan debitur, likuiditas
perusahaan serta kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.
Kebijakan pemberian kredit yang perlu dilakukan daam penyusunan rencana
kredit adalah denan melihat dan mempertimbangkan berbagi aspek yang
mempengaruhi keadaan perekonomian pada masa yang aka dating serta pengalaman
pada tahun sebelumnya. Dalam pemberian kredit kepada nasabah oleh PT. Bank
BTPN Medan harus memperhatikan aspek-aspek pertimbangan terencana pemberian
kredit seperti:
1) Situasi perekonomian dan perdagangan ,yaitu melihat dan
memperhitungkan keadaan ekonomi dan perdagangan pada saat ini yang
belum stabil dengan kemungkinan- kemungkinan perkembangan yang
akan rtimbul.
2) Persaigan keuangan yaitu melihat besarnya dana yang tersedia dan
besarnya dana yang benar-benar dapat dilepas kepada masyarakat.
3) Persaigan tidak mendorong keputusan kredit akan tetapi suatu keputusan
yang harus dalam mempertimbangkan faktor persaigan.
a. Dalam menyalurkan kredit kepada nasabah PT. Bank BTPN Medan
berpedoman pada “5C” yaitu character, capacity,capital, collateral,
dan condition of economic. Mengingat PT. Bank BTPN Medan sangat
diharapkan keberadaannya guna membantu para pengusaha, pegawai
dan usaha mikro serta usaha kecil yang membutuhkan dana guna
kelangsungan hidup usahanya.
Penerapan 5C yang dilakukan PT. Bank BTPN Medan tiadak mutlak dilakuka
secara keseluruhan karena penilainnya atas pemberian kredit terkadang terjadi
a. condition of economic.( kondisi ekonomi ) yaitu penilain bank atas
kondisi ekonomi dimasa sekarang dan kondisi ekonomi dimasa
yang mendatang kadang tidak tepat. Hal ini disebabkan bahwa
keadaan perekonomian sekarang tidak stabil dan kemungkinan
keadaan perekonomian dimasa depan tidak dapat diprediksi/
diramalkan dengan baik.
b. Collateral (jaminan) yaitu penilain jaminan atas agunan yang
diberikan oleh nasabah tidak tepat dimana terjkadang nilai jaminan
memiliki kondisi nilai yang rendah disbanding nilai kredit yang
diberikan oleh bank dalam hal ini kondisi barang yang dijamin
selalu tidak diperhatikan dan taksira nilai barang yang dijaminkan
kadang tidak selalu tepat.
c. Prospect, yaitu penilaian bank atas usaha nasabah dimasa akan
dating menguntungkan tidak dapat diramalkan oleh bank dengan
tepat.
Dalam penerapn 5C dimana terlhat PT. Bank BTPN Medan seharusnya
memperhatikan dalam penilaian atas pemberian kredit disebabkan adanya keadaan
ekonomi yang tidak stabil atau tidak pasti sehingga mempengaruhi prospek usaha
nasabah.
Dimana kondisi perekonomian dipengaruhi oleh:
a. Nilai krus valuta terhadap nilai uang domestic( rupiah)
b. Peraturan-peraturan pemerintah berlaku sebagainya
Pada umumnya kegaglan perkredita disebabkan oleh tidak tertagihnya kembali
pokok pinjaman maupun tunggakn bunga yang seharusnya dibayar oleh nasabah. Hal
menurunkannn laba pada PT. Bank BTPN Medan dalammengantisipikasi kegagaln ini
“ flate rate “ yang disesuaikan kepada suatu persentase tertentu dari piutang
D. Penyaluran Pembiayan Kredit
Dewasa ini peran bank cukup sentral dalam menyalurkan pembiayaan ( kredit)
kepada masyarakat yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup masyaraka,
dimana bank menyalurkan dana masyarakat untuk membiayai kebutuhan/
kelangsungan usaha yang di geluti oleh masyarakat.
Rumus perhitungan pembayaran dan tunggakan pertahun:
1. pembayaran lancar = pembayara lancar x 100%
angsuran pertahun
2. tunggakan = tunggakan x 100% angsuran pertahun
dari penyaluran dana lampiran 1a , sampai denagn 1b selama tahun
2005-2008 dapat di presentasikan sebagai berikut:
1) revisi, yaitu nominal pembayaran angsuran nasabah direvisi
sesuai dengan kemampuan dalam membayar angsuran,
namun hal ini tidak merubah jangka waktu pembiayaan.
2) Rescheluding, yaitu memperkecil angsuran bulanan
nasabah sesuai dengan kemampuannya dengan cara
memperpanjang masa pembiayaan, namun harga jual ( pkok
+ margin ) tidak mengalami perubahan.
3) Restructuring, yaitu pembiayan nasabah secara total
4) Melakukan off set, yaitu melakukan penjualn barang
jaminan nasanah biasa menjual sendiri atau mengkuasakan
kepada bank atau agen penjualanya. Hasil penjualan barang
hutang nasabah dan jika terdapat kelebihan uang atas
penjualan barang jaminan, terdapat kelebihan uang atas
penjualan barang jaminan, maka kelebihan trsebut akn
dikembalikan kepada nasabah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Berdasarkan Uraian Yang Telah Penulis Kemukakan diatas maka pada bab ini
dapat diatarik kesimpulan sebagaimana diuraikan dibawah ini, yaitu:
a. Pelayanan pemberian kredit pada Bank BTPN Medan baik dari segi
kebijakan pemberiaan kredit maupun jaminan telah berjalan cukup
baik dan lancar. Pelaksanaan pemberian kredit merupakan proses
kegiatan yang efektif dalam mendeteksi penurunan tingakat
pengembalian kredit yang telah diberikan bank.
2. SARAN
a. Dalam pembuatan keputusan kredit diperlukan informasi yang
berkualitas seperti faktor “5C” yaitu character, capacity,capital,
collateral, dan condition of economic disini terlihat kurangnya
pemahaman masyarakat mengenai 5Cdiatas, sehingga perusahan harus
selalu kontiniu atau bertahap kepada nasabah agar adanya pemahaman
yang jelas mengenai pembiayaan.
b. Dalam klasifikasi pembiayaan ( kredit) perusahan harus benar-benar
memperhatikan kredit yang diragukan, karena semakin lama waktu
terjadinya kredit diragukan, dapat mengakibatkan terjadinya kredit
macet pada perusahaan
c. Harus lebih menigkatkan pengawasan terhadap usaha nasabah, baik
secara langsung untuk menghindari terjadinya tunggakan kredit (kredit
d. Informasi tentang nasabah sebaiknya lengkap sehingga penilaian
dalam memberikan kredit dapat dilakukan dengan benar da efektif.
e. Perusahaan hendaknya memperhatiakn usaha mikro, dimana usaha
mikro mengalami penunggakan yang cukup besar dan perusahaan
hendaknya memberikan solusi dan pembinaan secara terus- menerus
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akutansi Indonesia,2002. Standar Akutansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
Nazir Mohamad,1999. Metode Penelitian, Cetakan Keempat: Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Santosa Tri Rudy, 1997. Mengenal Dunia Perbankan, Edisi Ketiga, Cetakan
Pertama:Andi Offset, Yogyakarta.
Sinungan Mucdarsyah, 1995. Dasar-Dasar Dan Teknik Manajemen Kredit, Edisi
Pertama, Cetakan Kedelapan: Bumi Aksara, Jakarta.
Suyatno Thomas,1992. Dasar-Dasar Perkreditan, Cetakan Kedua: Gramedia
Pustaka Umum, Jakarta
Suyatno Thomas, 1993. Kelembagaan Perbankan, Edisi Kedua: Gramedia Pustaka
Lampiran 1a. Alokasi penyaluran dana tahun 2005
Aloksi Penyaluran
Dana Jenis Nasabah / Usaha
Jumlah
Golongan II 2.000.000.000 133 orang 77.303.198.59 36 bulan
Golongan III 5.500.000.000 275 orang 212.903.469 36bulan Instansi Pemerintah
dan BUMN
Golongan IV 9.500.000.000 380 orang 367.742.356 36bulan
Perdagangan Sistem Grosir 970.000.000 9 orang 41.813.922 36bulan
Perkebunan Sawit/ Karet 875.000.000 6orang 28.691.012 36 bulan Usaha Menengah
Keatas ( Rp.100 juta keatas)
Yayasan Pendidikan 425.000.000 1 orang 30.659.955 36bulan
Perdagangan Sistem Eceran 725.000.000 13 orang 36.600.499 36bulan
Perkebunan Sawit/ Karet 415.000.000 6orang 17.962.400 36 bulan Usaha Kecil ( Rp.
50 juta s/d Rp. 100 juta )
Usaha Jasa 360.000.000 5 orang 11.476.988 36bulan
Perdagagan Sistem Eceran 435.000.000 23 orang 25.948.148 36bulan
Usaha Jasa 315.000.000 13 orang 14.274.195 36bulan
Usaha Mikro (< Rp. 50 juta)
Industri Kecil 200.000.000 13orang 11.149.074 36 bulan
Lampiran 1b. Daftar Kelancaran dan Tunggakan Pembayaran Nasabah Tahun 2005
Aloksi Penyaluran
Dana
Jenis Nasabah / Usaha Jumlah Penyaluran
Golongan II 2.000.000.000 77.303.198.59 927.638.383 911.613.948 16.024.435
Golongan III 5.500.000.000 212.903.469 2.554.841.628 2.525.271.705 29.569.923 Instansi
Pemerintah dan BUMN
Golongan IV 9.500.000.000 367.742.356 4.412.908.272 4.309.480.741 103.427.531
Perdagangan Sistem Grosir 970.000.000 41.813.922 501.767.064 501.767.064 0
Perkebunan Sawit/ Karet 875.000.000 28.691.012 344.292.144 395.588.200. (51.296.056) Usaha
Menengah Keatas ( Rp.100 juta
keatas) Yayasan Pendidikan 425.000.000 30.659.955 367.919.460 321.731.541 55.187.919
Perdagangan Sistem Eceran 725.000.000 36.600.499 439.205.988 439.205.988 0
Perkebunan Sawit/ Karet 415.000.000 17.962.400 215.548.800 185.075.659 30.474.141 Usaha Kecil
( Rp. 50 juta s/d Rp.
100 juta ) Usaha Jasa 360.000.000 11.476.988 137.723.856 160.546.670 (22.822.814)
Perdagagan Sistem Eceran 435.000.000 25.948.148 311.377.776 173.453.394 137.924.382
Usaha Jasa 315.000.000 14.274.195 171.290.340 140.478.350 30.811.990
Usaha Mikro (< Rp. 50 juta)
Industri Kecil 200.000.000 11.149.074 133.788.888 89.192.592 44.596.296