Dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko usaha. Perseroan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa penerapan manajemen risiko pada semua tingkat organisasi merupakan hal yang penting dalam corporate governance, dan hal ini perlu untuk mencapai tujuan usaha. Dalam memitigasi timbulnya risiko, Direksi bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan manajemen risiko dengan menetapkan kebijakan yang
tepat atas pengendalian internal untuk mengamankan invetasi dan aset Perseroan dan Anak Perusahaan.
Semua risiko yang mempengaruhi usaha Perseroan secara umum telah disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko terhadap kinerja Perseroan dan penyusunan tingkat risiko tersebut dimulai dari risiko utama Perseroan, yaitu sebagai berikut:
1. Risiko Fluktuasi Harga Batu Bara
Persyaratan dalam perjanjian operasional kontraktor tambang dengan pemberi kerja biasanya mengatur, antara
lain, volume produksi yang ditargetkan sehubungan dengan ektraksi batubara dan pemindahan kupasan tanah.
Target produksi ini biasanya ditentukan tiga bulan di muka, dikomunikasikan oleh pemberi kerja kepada Perseroan dan Anak Perusahaan secara terus menerus. Biaya yang dibayar kepada Anak Perusahaan Perseroan berdasar- kan perjanjian operasional tersebut berdasarkan tarif per unit yang ditentukan dan volume batubara mentah yang ditambang, diangkut dan dikirim, atau pemindahan pengupasan tanah, dan disesuaikan dengan harga bahan bakar dan variasi lain dalam beban bahan baku dan tenaga kerja sebagaimana dimasuk dalam ketentuan perjanjian operasional terkait.
Apabila harga batubara meningkat, para pemberi kontrak penambangan Perseroan dan Anak Perusahaan dap- at meninjau kembali dan meningkatkan target produksi apabila dimungkinkan guna memaksimalkan pendapatan mereka, dengan harga lebih tinggi dari yang diterima untuk produk mereka. Demikian halnya, pada saat harga batubara turun, target produksi Perseroan dapat dikurangi. Dengan demikian, pendapatan Perseroan secara tidak
langsung bergantung pada permintaan internasional dan dometik untuk batubara dan harga batubara, sehingga
pendapatan Perseroan bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan harga tersebut. Harga batubara juga mempengaruhi kelangsungan ekonomi dari kegiatan operasional pertambangan. Pada um-
umnya, batubara diektrak dari lapisan batubara hingga ke kedalaman tertentu di mana marjin biaya dari produksi
tersebut setara dengan marjin penerimaan yang dihasilkan. Demikian juga bilamana harga batubara lebih tinggi,
ektraksi batubara dilakukan pada kedalaman tertentu guna menghasilkan keuntungan yang lebih ekonomis bagi produsen batubara. Harga batubara juga dapat mempengaruhi trip ratio masing-masing lapisan yang mengandung batubara. Apabila terjadi penurunan yang signiikan dalam harga batu bara, pemberi kerja dapat mengintruksikan kepada Perseroan untuk mengurangi trip ratio terkait dengan tambang mereka, yang biasanya mengakibatkan
2. Risiko Kenaikan Harga dan Ketersediaan Bahan Baku
3. Risiko dari Kolektibilitas Piutang
4. Risiko Persaingan Usaha
5. Risiko Sumber Daya Manusia
6. Risiko Nilai Tukar Valuta Asing
kerugian cadangan batubara. Penurunan trip ratio akan menghasilkan penurunan yang sama pada volume pengu-
pasan tanah yang ditargetkan Perseroan, selain penurunan umur produksi tambang dan volume ektraksi batubara,
yang mungkin, dapat berdampak negatif pada pendapatan, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Perseroan.
Kegiatan operasional kontraktor tambang Anak Perusahaan Perseroan tergantung pada komponen utama atas peralatan dan mesin, termasuk armada eskavator, buldoser, grader, truk pengangkutan hasil tambang, crushing plant batubara, fasilitas pemuatan hasil tambang dan lainnya. Komponen tersebut akan tergantung pada kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan ketersediaan suku cadangnya, sehingga kenaikan harga bahan/material proyek termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM), dan suku cadangnya, termasuk kenaikan harga ban-ban khusus dapat mem- pengaruhi beban pokok usah Anak Perusahaan Perseroan.
Selain itu, Anak Perusahaan Perseroan juga terpengaruh oleh kenaikan bahan baku utama lainnya seperti kenaikan harga bahan peledak, yang juga dapat mengakibatkan penurunan keuntungan proyek.
Kenaikan harga dan kelangkaan bahan baku ini dapat berdampak secara negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja operasional, kondisi keuangan, dan prospek usaha Perseroan.
Dalam bisnis jasa kontruksi, pembayaran yang dilakukan oleh pemberi kerja dilakukan secara bertahap yang men- imbulkan adanya piutang, sehingga Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan memiliki risiko penundaan atau tidak dapat tertagihnya pembayaran piutang atas kewajiban pembayaran oleh pemberi kerja atau. Apabila piutang tersebut tidak dapat tertagih ataupun tidak ada jaminan pembayaran tersebut akan dilakukan tepat waktu, maka kedua hal tersebut diatas dapat berdampak secara negatif terhadap arus kas, kegiatan usaha, kinerja operasional, kondisi keuangan, dan prospek usaha Perseroan.
Anak Perusahaan Perseroan menghadapi persaingan dengan beberapa perusahaan dometik dan asing yang bergerak dalam bidang usaha yang sama. Dalam hal persaingan, eisiensi, dan penyelesaian secara tepat waktu
memegang peranan yang sangat penting. Apabila Anak Perusahaan Perseroan tidak mampu menjalankan usaha
secara eisien serta menjaga kualitas dan penyelesaian tepat waktu, maka dapat berpotensi mengakibatkan turun- nya reputasi Perseroan dan Anak Perusahaan sehingga mempengaruhi kemampuan Perseroan dan Anak Perusa- haan untuk mendapatkan kontrak baru yang akhirnya mempengaruhi pendapatan Perseroan di masa depan.
Sumber daya manusia merupakan salah faktor yang penting dalam proses operasional Perseroan. Sumber daya manusia terutama yang berada di area penambangan sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan berat.
Disamping itu dibutuhkan juga tenaga kerja ahli yang tersertiikasi dan berpengalaman. Bila terjadi pemogokan
atau kekurangan tenaga kerja ahli akan berpengaruh terhadap pencapaian produksi Perseroan sehingga juga akan
berpengaruh pada pendapatan dan meningkatnya biaya operasional yang mungkin dikeluarkan karena ineisiensi
produksi dan keharusan untuk melakukan sub kontrak dalam mencapai target produksi. Walaupun demikian, hing- ga saat ini Perseroan belum pernah mengalami pemogokan tenaga kerja.
Risiko ini timbul bila Anak Perusahaan Perseroan memiliki ketidaksesuaian (mismatch) antara aset dan liabilitas. Fluktuasi nilai tukar mata uang akan menimbulkan laba (rugi) selisih kurs yang berpengaruh pada besarnya laba