• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)

2015 Modal kerja/

46. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)

Bank mengelola risiko likuiditas melalui analisis

perbedaan jatuh tempo likuiditas dan rasio-rasio likuiditas. Risiko likuiditas diukur dan dipantau secara harian berdasarkan kerangka kerja limit risiko likuiditas. Analisis kesenjangan likuiditas memberikan pandangan terhadap ketidaksesuaian arus kas masuk dengan arus kas keluar pada waktu tertentu. Kondisi ini dikelola secara terpusat oleh Treasury yang mempunyai akses dan otorisasi secara langsung ke interbank market, nasabah besar (institusional) dan professional market yang lainnya, dalam upaya membantu aktivitas utama bisnis Bank di pengumpulan dana dan pemberian pinjaman.

The Bank manages liquidity risk through liquidity gap analysis and liquidity ratios. Liquidity risk is measured and monitored on a daily basis based on liquidity risk limit framework. Liquidity gap analysis provides insight as to the mismatch of expected cash inflows vis-à-vis outflows on any given day. This is centrally managed within Treasury which has direct and authorized access to interbank, wholesale and other professional markets, to supplement core banking activities such as lending and deposit taking.

Langkah yang diambil oleh Bank sehubungan dengan perbedaan antara aset dan liabilitas moneter yang jatuh tempo antara 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) bulan, adalah meningkatkan pelayanan kepada nasabah simpanan, memantau perpanjangan simpanan, mencari nasabah baru serta menawarkan produk dan bunga yang menarik kepada nasabah untuk menjaga stabilitas dan kontinuitas jumlah simpanan. Di samping itu, Bank juga mengintensifkan usaha penagihan kepada debitur bermasalah dan menempatkan kelebihan dana pada Efek-efek yang memiliki pasar sehingga dapat dicairkan setiap saat apabila Bank membutuhkan dana.

The steps taken by the Bank in connection with the maturity gap mismatch between its monetary assets and liabilities due in 1 (one) to 3 (three) months such as improving its services to customers, monitor the extension of deposit, search for new customers and offering services including attractive products and interest rates in order to maintain stability and continuity of deposits from customers. In addition, the Bank also intensify collection efforts from non- performing debtors and placing excess funds on marketable securities so they can be withdrawn at any time as the Bank needs a fund.

Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi mengenai perkiraan jatuh tempo dari liabilitas sesuai arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.

The maturity tables below provide information about maturities on contractual undiscounted cash flows of liabilities on 31 December 2015 and 2014.

2015 Jumlah/ Total < 1 bulan/ < 1 month > 1 bulan 3 bulan/ > 1 month 3 months > 3 bulan 1 tahun/ > 3 months 1 year > 1 - 5 tahun/ > 1 - 5 years > 5 tahun/ > 5 years Liabilitas Liabilities Obligations due

Liabilitas segera 2,311,585 2,311,585 - - - - immediately

Simpanan

nasabah 17,324,586,352 7,974,883,312 5,045,673,957 4,304,029,083 - - Deposits from customers Simpanan dari bank Deposits from other lain 1,661,090,693 1,591,143,942 67,646,751 2,300,000 - - banks

Efek-efek yang

diterbitkan 1,002,246,429 - - - 1,002,246,429 - Securities issued Akrual dan liabilitas lain-lain 7,820,290 7,820,290 - - - - Accruals and otherliability

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued) 2014 Jumlah/ Total < 1 bulan/ < 1 month > 1 bulan 3 bulan/ > 1 month 3 months > 3 bulan 1 tahun/ > 3 months 1 year > 1 - 5 tahun/ > 1 - 5 years > 5 tahun/ > 5 years Liabilitas Liabilities Obligations due

Liabilitas segera 4,225,200 4,225,200 - - - - immediately

Simpanan

nasabah 16,263,966,781 9,056,356,846 4,167,243,283 3,040,366,652 - - Deposits from customers Simpanan dari bank Deposits from other lain 1,069,009,345 1,025,082,674 39,571,925 4,354,746 - - banks

Efek-efek yang

diterbitkan 1,000,565,125 - - - 400,370,828 600,194,297 Securities issued Akrual dan liabilitas lain-lain 29,374,328 5,965,839 1,009,722 22,398,767 - - Accruals and otherliability

18,367,140,779 10,091,630,559 4,207,824,930 3,067,120,165 400,370,828 600,194,297

Informasi mengenai perkiraan cash outflow dari rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014

The tables below provide information about estimated cash outflow of off-balance sheet as at 31 December 2015 and 2014. 2015 Jumlah/ Total Kurang dari/ Less than 1 bulan/month 1 – 3 bulan/ months 3 – 12 bulan/ months 1 – 5 tahun/ years Lebih dari/ More than 5 tahun/years Fasilitas pinjaman yang

belum digunakan 1,355,051,722 83,827,397 288,558,758 951,237,508 31,428,059 - Unused loan facilities Garansi yang diberikan 177,920,477 54,782,893 4,436,472 106,671,865 12,029,247 - Guarantees issued

1,532,927,199 138,610,290 292,995,230 1,057,909,373 43,457,306 - 2014 Jumlah/ Total Kurang dari/ Less than 1 bulan/month 1 – 3 bulan/ months 3 – 12 bulan/ months 1 – 5 tahun/ years Lebih dari/ More than 5 tahun/years Fasilitas pinjaman yang

belum digunakan 1,339,609,234 81,341,028 205,686,524 1,017,861,475 34,720,207 - Unused loan facilities Garansi yang diberikan 182,979,954 54,731,258 13,000,565 79,892,131 35,356,000 - Guarantees issued

1,522,589,188 136,072,286 218,687,089 1,097,753,606 70,076,207 -

Risiko operasional Operational risk

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang langsung ataupun tidak langsung yang terjadi karena tidak memadainya atau karena adanya kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian- kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

Operational risk is the risk of direct or indirect loss resulting from inadequate or failure in internal processes, people and systems or from external problems that affect the Bank's operations.

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Bank, dari mulai Kantor Pusat sampai Kantor Kas. Kegagalan mengelola risiko operasional dapat menyebabkan kerugian keuangan, keselamatan karyawan dan reputasi Bank. Tujuan Bank dalam mengelola risiko operasional adalah meminimalisasi dampak kegagalan/ketidakcukupan proses internal, faktor manusia, sistem atau kejadian-kejadian eksternal yang dapat mempunyai dampak kerugian keuangan dan merusak reputasi Bank.

This type of risk is inherent in all business processes, operational activities, systems and products of the Bank, from Head Office to Cash Office. Failure to manage operational risks properly could lead to financial losses, loss of employee safety, and reputation of the Bank. The Bank's objective in managing operational risk is to minimize the impact of the failure of/inadequate internal process, people, system or from external events, which could have financial loss impact, and damage the Bank's reputation.

46. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 46. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko operasional (lanjutan) Operational risk (continued) Bank menerapkan manajemen risiko operasional

dengan sasaran memastikan bahwa Bank telah melakukan proses manajemen risiko yang meliputi risk identification, risk assesment, risk evaluation, risk mitigation serta dilakukan monitoring dan reporting atas pelaksanaannya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan akhir memaksimalkan benefit dari suatu produk/layanan atau proses transaksi/aktivitas dengan potensi risiko operasional yang telah diperhitungkan.

The Bank applies the operational risk management with the main target to ensure that the Bank has conducted a risk management process that includes risk identification, risk assessment, risk evaluation, risk mitigation and conducted monitoring and reporting on implementation. This is done with the ultimate target to maximize the benefits of a product/service or process transactions/activities with potential operational risks that have been taken into account .

Proses pengkajian risiko dilakukan untuk menilai kecukupan pengendalian internal serta proses identifikasi dan penelaahan risiko untuk setiap proses dan produk di masing-masing unit kerja untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan batasan-batasan yang dibuat oleh manajemen Bank. Pengelolaan risiko operasional juga dilakukan dengan memperkuat aspek keamanan dan kehandalan operasi teknologi informasi sehingga kesalahan manusia, fraud, kesalahan proses dan potensi kegagalan sistem yang menyebabkan terganggunya kelangsungan bisnis dapat ditekan dan diantisipasi lebih dini.

A risk assessment process is carried out to evaluate the adequacy of internal control and risk identification and assessment in every process and product in each working unit to ensure compliance with the policies, rules and limits set down by the Bank's management. Operational risk management is also performed by strengthening security and operational aspects of information technology so that human error, fraud, processing errors and system failure that can affect business continuity can be anticipated and reduced.

Dalam pemantauan risiko operasional, fungsi Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) melaksanakan penilaian terhadap implementasi kebijakan dan prosedur manajemen risiko pada setiap aktivitas fungsional, produk atau layanan baru dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) berfungsi memastikan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko berjalan dengan efektif pada setiap aktivitas fungsional, produk atau layanan baru.

In monitoring operational risk, the Internal Audit conducted an assessment of the implementation of risk management policies and procedures in each functional activity, new products or services and Risk Management Unit (SKMR) function ensures the identification, measurement, monitoring and risk control work effectively on any functional

Pengawasan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Bank atas profil risiko dan pelaksanaan manajemen risiko dilakukan melalui rapat Satuan Kerja Manajemen Risiko yang dilakukan secara berkala dengan jadwal yang telah ditentukan.

The Boards of Commissioners and Director actively monitor the Bank's risk profile and its risk management implementation through several Risk Management Working Unit that are conducted regularly.

Selain kebijakan dan metode tersebut di atas, Bank juga telah menerapkan upaya yang terus menerus dikembangkan untuk membangun lingkungan budaya yang mendukung pelaksanaan manajemen risiko operasional. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan pada tiga lini pertahanan (three line of defense) yaitu pemberdayaan unit bisnis sebagai lini pertahanan pertama, pembentukan fungsi manajemen risiko operasional sebagai lini pertahanan kedua dan koordinasi kerja dengan Internal Audit sebagai lini pertahanan ke tiga.

Other than policy and the above mentioned method, the Bank has continued developing its culture and support the implementation for operational risk. The three line of defense implementation, which consist of unit business as the first line of defense, establishment of operational risk management as second line of defense and coordination with internal audit as third line of defense.

Risiko hukum Legal risk Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum

dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis tersebut antara lain disebabkan adanya, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan dokumen yang tidak sempurna.

Legal risk is the risk related to legal claims and/or weakness in the legal aspect. Such weakness in legal aspect is caused, among others, by the lack of the supporting legislation or weakness of the contracts such as incomplete requirements for a valid contract and imperfect document contract.

Sebagai sebuah perusahaan yang berdiri dalam yuridiksi hukum Indonesia, Bank harus selalu tunduk terhadap segala peraturan hukum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku regulator industri perbankan di Indonesia. Selain itu, Bank juga harus mengikuti segala bentuk peraturan perundangan yang berlaku di masyarakat baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha Bank. Kegagalan Bank dalam mengikuti

peraturan hukum yang berlaku dapat

mengakibatkan pada timbulnya tuntutan hukum yang akan ditujukan kepada Bank. Apabila tuntutan- tuntutan hukum yang diajukan kepada Bank memiliki nilai yang material, maka hal tersebut dapat memberikan dampak secara langsung terhadap kinerja keuangan Bank.

Bank melaksanakan identifikasi risiko hukum berdasarkan beberapa faktor-faktor yang meliputi tuntutan hukum, tidak adanya peraturan regulasi hukum yang mendukung, dan kelemahan perjanjian. Pengendalian risiko hukum dilakukan Bank dengan memastikan bahwa seluruh kegiatan dan hubungan kerja dengan pihak ketiga telah didasarkan pada aturan maupun persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank dari segi hukum termasuk antisipasi terhadap potensi tuntutan dari pihak eksternal.

As an entity which is governed by the laws of the Republic of Indonesia, the Bank should always comply with all such laws and regulations issued by Bank Indonesia as the regulator in the banking industry in Indonesia. In addition, the Bank should also follow all prevailing rules and regulations in the society whether directly or indirectly related with the business activities conducted by the Bank. Failure by the Bank to comply with such prevailing laws and regulations may give rise to legal claims against the Bank. If legal claims against the Bank are material in amounts, then it may directly affect the Bank's financial performance.

Banks has implement legal risk identification based several factors include lawsuits, lack of rule or law that supports the regulation and the weakness of the agreement. The Bank legal riskcontrol performedto ensure that all activities and working relationships with third parties have been based on the rules and requirements that can protect the interests Bank from legal terms including the anticipation of potential demands from external parties .

Untuk memitigasi risiko hukum yang mungkin timbul akibat tuntutan hukum atau kelemahan aspek yuridis, Bank memiliki Biro Hukum. Biro tersebut memiliki peranan:

To mitigate the possible legal risk caused by legal claims or weaknesses in legal aspects, the Bank has a General Legal Counsel Bureau. Such division has the following functions:

1) melakukan analisa hukum atas produk dan aktivitas baru serta membuat standar dokumen hukum yang terkait dengan produk dan aktivitas tersebut;

2) memberikan analisa/advis hukum kepada seluruh pegawai pada setiap jenjang organisasi; 3) memberikan advis atas eksposur hukum akibat

perubahan ketentuan atau peraturan;

4) memeriksa segala perjanjian yang akan dibuat antara Bank dengan pihak ketiga;

5) melakukan pemeriksaan berkala atas perjanjian yang telah dibuat;

1) to provide legal analysis on new product and activity and prepare standard legal document related with such new product and activity; 2) to provide legal analysis/advice to all employees

at any level of organization;

3) to provide advice on legal exposure due to change of laws or regulations;

4) to review any contracts between the Bank and third party;

5) to conduct a periodical review on contracts which have been executed;

46. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 46. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko hukum (lanjutan) Legal risk (continued)

Dengan adanya biro tersebut, maka kebijakan hukum dan standar dokumen hukum yang terkait dengan produk atau fasilitas perbankan yang ditawarkan oleh Bank kepada masyarakat, dimana kebijakan hukum dan standar dokumen hukum dimaksud dibuat dengan mengacu kepada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku serta memperhatikan kepentingan aspek yuridis dari Bank.

Based on the bureau above, legal policy and legal document standards related to the product or banking facilities offered by the Bank to public, whereby the legal policy and legal document standards are intentionally made in accordance with the prevailing laws and regulations also considering the interests in the legal aspect of the Bank.

Selain itu, Biro Hukum juga memiliki bagian Litigasi untuk menangani setiap permasalahan hukum yang terkait dengan litigasi agar risiko hukum yang mungkin timbul dapat diminimalisir seminimal mungkin.

In addition, the General Legal Counsel Bureau also has a Litigation division to handle every legal case related to litigation so that the possible legal risk can be minimized as minimum as possible.

Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan memantau perkembangan kasus-kasus hukum yang terjadi dan mengambil lesson learnt dari kasus- kasus tersebut. Penanganan kasus hukum yang dilakukan pada Bank senantiasa memperhitungkan potensi kerugian baik atas penyelesaian kasus secara damai ataupun melalui jalur pengadilan. Bank juga memberikan perhatian khusus atas kasus hukum yang berpotensi menimbulkan kerugian secara signifikan.

The legal risk is also conducted by monitoring the development of legal cases and take lesson learnt principle from those cases. The management of legal cases conducted by the Bank at all time calculating potential loss, either through settlement or court. The Bank also takes special observation on legal case which potentially create significant loss to the Bank.

Risiko reputasi Reputation risk

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank. Kegagalan Bank dalam menjaga reputasinya di mata masyarakat dapat menimbulkan pandangan maupun persepsi negatif masyarakat terhadap Bank. Apabila risiko ini dihadapi oleh Bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi penurunan atau hilangnya kepercayaan nasabah terhadap Bank yang pada akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan volume aktivitas Bank.

Risiko reputasi dapat berdampak langsung pada berkurangnya kepercayaan nasabah sehingga jumlah nasabah ataupun pendapatan Bank menurun. Dalam mengelola risiko reputasi, Bank berupaya untuk menjaga reputasi dengan memberikan pelayanan terbaik dengan menangani keluhan dan memberikan kepuasan kepada nasabah untuk menghindari munculnya keluhan tersebut di media massa.

Reputation risk is the risk related to the decreasing level of stakeholders' confidence arising from the negative perception on the Bank. Reputation risk is inherent in every activity conducted by the Bank. The Bank's failure to protect its reputation in the public's eye may result in negative view as well as perception by the public towards the Bank. If the Bank faces this risk then in the short run, the Bank may lose the customer's trust that will ultimately result in a negative impact to the Bank's income and volume of activities.

Reputational risks can have a direct impact on the decreasing of customer confidence as a result the number of customers or the Bank's income decreased . In managing reputation risk , the Bank seeks to maintain a reputation for providing the best service to handle complaints and provide satisfaction to customers to avoid the appearance of such complaints in the media .

Risiko reputasi (lanjutan) Reputation risk (continued)

Corporate Secretary setiap hari melakukan

monitoring pemberitaan media untuk memantau publikasi negatif atau keluhan nasabah yang muncul di media. Sedangkan monitoring atas keluhan nasabah yang disampaikan langsung ke Bank dilakukan oleh bank Service Quality untuk kemudian ditindaklanjuti penyelesaiannya. Untuk pemberitaan negatif dan keluhan nasabah yang muncul di media selanjutnya dibuatkan klarifikasi dan tanggapan sesuai dengan langkah yang ditempuh Bank. Upaya mitigasi risiko reputasi juga dilakukan saat Bank meluncurkan produk/layanan/program baru dengan menganalisa risiko reputasi yang mungkin timbul dan bagaimana mengantisipasi risiko tersebut. Demikian pula, untuk informasi yang material atau yang penting untuk diketahui oleh nasabah, Corporate Secretary juga menyiapkan panduan untuk para frontliner dan spokespersons agar mereka bisa menjelaskan informasi tersebut secara benar dan proporsional kepada nasabah.

The Corporate Secretary performs a daily media monitoring of the news to observe negative publications or customers' complaints which appear in the media. The monitoring of customers' complaints which are submitted directly to the Bank is performed by the Quality Service Bank for follow up. For negative news publication and customers' complaints which appear in the media, a clarification and appropriate response will be conducted in accordance with the steps undertaken by the Bank. Efforts to mitigate the reputation risk are also undertaken everytime when the Bank launches a new product/service/program by analyzing the possibility of reputation risk that may arise and how to anticipate such risk. Moreover, for material or important information to be known by the customer, the Corporate Secretary also prepares guidelines for frontliners and spokespersons so that they are able

to explain the information correctly and

proportionately to customers.

Risiko stratejik Strategic risk

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Ketidakmampuan Bank dalam melakukan

penyusunan strategi yang tepat dapat menimbulkan kegagalan bisnis Bank di masa yang akan datang.

Strategic risk is the risk due to inaccuracy in deciding and/or implementing a strategic decision as well as the failure in anticipating the changes in the business environment. Failure in formulating the right strategy may deteriorate the Bank's business in the future.

Risiko ini juga mencakup kemampuan Bank dalam mengembangkan daya saing dan menciptakan keunggulan kompetitif Bank di tengah kompetisi perbankan yang semakin ketat. Ketidakmampuan Bank dalam menghadapi tantangan bisnis yang terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu akan mengakibatkan kegagalan bagi Bank untuk mencapai visi yang selama ini telah ditetapkan.

This risk also includes the Bank's ability to develop its competitiveness and create a competitive edge amidst the stiff competition in the banking industry. The inability to cope with such business challenges which are constantly changing from time to time will lead to failure to accomplished determined vision.

Bank mengelola risiko stratejik melalui proses pertimbangan dan pengambilan keputusan secara kolektif dan komprehensif di lingkungan komite- komite pengawasan dan eksekutif, yang turut mempengaruhi dan berdampak pada langkah- langkah bisnis yang akan diambil dalam kerangka kebijakan dan arah yang telah ditetapkan.

The Bank manages strategic risks through a comprehensive and collective consideration and decision-making processes encompassing areas of