• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RiSikO PERuSAHAAN

Sebagai perusahaan agribisnis yang terus menghadapi pola cuaca yang tidak menentu, fluktuasi harga-harga komoditas, serta kondisi tantangan-tantangan lainnya, Grup SIMP menjalankan kegiatan operasinya di lingkungan VUCA (Bergejolak, Tidak Menentu, Kompleks, Tidak Pasti). Perkembangan terakhir perekonomian global telah meningkatkan tantangan-tantangan dalam bentuk ketidakpastian perdagangan, gejolak nilai tukar mata uang, ancaman keamanan, konsumen yang makin berhati-hati dan tingginya persaingan.

Untuk memitigasi risiko-risiko tersebut, Grup telah mengembangkan kerangka Manajemen Risiko Perusahaan (“ERM”) terintegrasi agar dapat secara proaktif mengelola ketidakpastian di seluruh kegiatan operasi. Didukung oleh tata kelola perusahaan yang baik serta pelaksanaan kegiatan operasional yang efektif, ERM mengkoordinasikan “Lines of Defense” di seluruh unit operasional dan

fungsional, agar Grup SIMP dapat tetap waspada dan mengawasi kegiatan operasionalnya melalui identifikasi, evaluasi, mitigasi, pelaporan dan pengawasan secara tepat waktu dan akurat, atas risiko-risiko yang dapat berdampak negatif terhadap faktor-faktor pendorong usaha dan kinerja.

iMProVe sustainable business

business driVers/ source oF risks

coordination across the “lines of defense”

bo ard /e Xecuti Ve M ana ge M ent

Manage risk(s) and MiniMise iMPact

achie Ve busines s ob Jec ti Ve OPeRatIOn unItS - estate - Mills - refinery - engineering - r&d breeding - transportation SuPPORt FunctIOn - Procurement - accounting - treasury - budget - legal - hr MOnItORInG anD cOntROl FunctIOn - erM - internal audit - inspection service - system & Procedures OveRSIGht - bod - executive Management - audit commitee - steering commitees

actiVities coVerage Monitoring oVersight

coordinated aPProach to risk risks/issues StRateGIeS aSSeSS OPeRatIOnS MItIGate FInance RePORt cOMPlIance MOnItOR BuSIneSS StRateGIc InItIatIveS - short-term Programme - long-term Programme InDuStRy ISSueS - external/ industry trends - others

Dalam rangka mempersiapkan Grup dalam menghadapi tantangan-tantangan akibat makin ketatnya persaingan usaha, ERM juga memberi kontribusi pada operasi berkelanjutan Grup. Sejak tahun 2013, Grup telah melaksanakan Sistem Manajemen Keberlanjutan Usaha (“BCM”) untuk menjamin seluruh pemangku kepentingan atas ketersediaan produk dan layanan Grup selama periode darurat. BCM difokuskan untuk mengurangi dampak dari kondisi darurat pada kegiatan usaha Grup dan membangun ketahanan yang tinggi dalam organisasi untuk terus melanjutkan kegiatan operasionalnya selama masa sulit.

Melalui BCM, telah dikembangkan beberapa skenario potensi darurat, beserta tindakan-tindakan pengendalian guna memitigasi dan mengurangi dampak operasionalnya. Kebakaran perkebunan adalah salah satu contoh skenario yang mungkin terjadi. Tindakan-tindakan pengendalian meliputi pengawasan harian atas titik-titik api berdasarkan data dari satelit yang dapat diandalkan serta observasi insiden kebakaran oleh tim patroli kebakaran, pelatihan dan simulasi pencegahan kebakaran secara rutin di daerah-daerah rawan kebakaran, pemeliharaan peralatan pemadam kebakaran secara rutin; pembangunan menara-menara pengawasan kebakaran, pemetaan sumber-sumber air, serta komunikasi rutin tentang kebijakan Tanpa Pembakaran dari Grup dan keamanan kebakaran kepada karyawan, tenaga kerja kontrak dan masyarakat setempat. Upaya-upaya ini telah berhasil mengurangi jumlah insiden kebakaran dari tahun ke tahun. In preparing the Group for the challenges of an increasingly

competitive business environment, ERM also contributes to the sustainable operation of the Group. Since 2013, the Group has put in place a Business Continuity Management (“BCM”)) framework to assure all stakeholders of the availability of the Group’s products and services during periods of emergency. BCM focuses on minimizing the impact of emergencies on the Group’s operations and establishing a high level of resilience within the organisation to continue its operations during times of distress.

Under BCM, several potential emergency scenarios, with control measures to mitigate and minimize foreseeable operational impacts, have been developed. Take for example the ‘plantation fire’ scenario. Control measures included daily monitoring of hotspots based on reliable satellite data and observations of fire incidents by fire patrol teams, regular fire prevention trainings and exercises in prone estates, regular upkeep of fire-fighting equipment, construction of fire-monitoring towers, mapping of water sources, and regular communication on the Group’s Zero Burn policy and fire safety with employees, contract workers and the local community. These efforts have led to reduction of fire incidents over the years. Per For Mance co MP liance cORPORate GOveRnance TATA KELOLA PERUSAHAAN

In 2017, the Group has continued its ERM strategy to enhance the commitment of the Board of Directors, Heads of Department and Operating Units in the implementation of the ERM policy, establish a clear risk governance structure to support accountability of each unit, integrate the ERM policy into the management processes, align ERM programmes to support the business strategies, communicate ERM policy and processes, and foster a risk awareness culture within the Group.

ERM is supported by an ERM team who works closely with managers and risk owners to conduct quarterly risk assessments and review the effectiveness of control measures. The ERM team monitors the progress of the ERM Action Plan to mitigate risks, and reports significant risks and exposures to the Board as well as the AC & RMC. In 2017, the following risks were identified, monitored and managed:

Strategic Risks • Planning

Inadequate planning and forecasting may limit the Group’s ability to anticipate and respond to internal and external changes, make sound and informed decisions, and take advantage of growth opportunities. • Sustainable Palm Oil

Uncertainty in industry trends and requirements may threaten the Group’s ability to ensure sustainable business operations, leading to adverse perceptions among stakeholders and the loss of competitive advantage for the Group.

• Land Expansion

Land is a key resource in agribusiness, and any limitation on the availability or use of land can threaten the Group’s ability to grow and achieve its strategic objectives.

Operational Risks

• Pests and Plant Diseases

Infestations by pests and plant diseases may lower crop productivity and potential death of trees. • Occupational Health and Safety

Failure to implement a proper system of occupational health and safety to adequately protect employees and workers from workplace accidents and health hazards may expose the Group to higher fatality and accident rates, financial loss in terms of compensations and liabilities, and poor business reputation.

Di tahun 2017, Grup melanjutkan strategi ERM untuk meningkatkan komitmen Direksi, Kepala Departemen dan Unit Operasional dalam penerapan kebijakan ERM, menetapkan struktur tata kelola risiko yang jelas untuk mendukung akuntabilitas setiap unit, mengintegrasikan kebijakan ERM dalam setiap proses manajemen, menyelaraskan program ERM guna mendukung strategi usaha, mengkomunikasikan kebijakan dan proses ERM, serta meningkatkan budaya kesadaran risiko ke seluruh Grup.

ERM didukung oleh tim ERM yang bekerjasama dengan para manajer dan pemilik risiko untuk melakukan kajian risiko setiap kuartal, serta melakukan review atas efektivitas tindakan pengendalian. Tim ERM juga memantau kemajuan Rencana Aksi ERM untuk memitigasi risiko-risiko, serta melaporkan risiko-risiko signifikan dan eksposurnya kepada Direksi serta Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko.

Di tahun 2017, risiko-risiko berikut telah diidentifikasi, dimonitor dan dikelola:

Risiko Strategis • Perencanaan

Perencanaan dan prediksi yang tidak memadai dapat membatasi kemampuan Grup dalam mengantisipasi dan merespon perubahan internal dan eksternal, membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi, serta memanfaatkan peluang pertumbuhan.

• Minyak Sawit Lestari

Ketidakpastian dalam tren industri dan persyaratan-persyaratan dapat mengancam kemampuan Grup dalam memastikan kegiatan usaha yang berkelanjutan, sehingga menciptakan persepsi yang kurang baik dari para pemangku kepentingan serta melemahnya daya saing Grup.

• Perluasan Area

Lahan merupakan sumber daya penting usaha agribisnis dan setiap keterbatasan persediaan atau pemanfaatan lahan dapat mengancam kemampuan Grup untuk berkembang dan merealisasikan sasaran-sasaran strategisnya.

Risiko Operasional

• Penyakit dan Hama tanaman

Penyakit dan hama tanaman dapat menurunkan produktivitas tanaman serta berpotensi menyebabkan kematian tanaman.

• kesehatan dan keselamatan kerja

Kegagalan menjalankan sistem keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi para karyawan dan pekerja dari kecelakaan dan ancaman kesehatan di tempat kerja dapat berakibat tereksposnya Grup pada peningkatan musibah kematian dan kecelakaan, kerugian finansial dalam bentuk kompensasi dan kewajiban, serta reputasi usaha yang negatif.

• Resource Availability

Inadequate resources, such as raw materials, fertilisers, equipments, tools and component parts, may threaten the Group’s ability to produce quality products on time and at competitive prices. • Social Conflicts

Conflicts with local communities may affect the Group’s operations, resulting in limited or controlled access to critical areas, higher operating costs, lower productivity and unsafe work environments.

• Natural Disasters

Disasters such as flooding, drought, earthquake and fire, may result in property damage, stoppage or delay in operations, higher operating costs, lower productivity, and customer dissatisfaction.

Compliance Risks • Land Ownership

Failure to obtain land permits and licenses and to promptly resolve land ownership issues and third-party claims may result in loss of land rights. • tax Compliance

Non-compliance with local or national tax regulations, failure to identify and prevent legal risks, and

inadequate communication with tax authorities may result in severe financial penalties.

• Environmental Compliance

Non-compliance to environmental laws and regulations may expose the Group to regulatory sanctions, public protests, security problems, fines and penalties.

Financial Risks • Credit Defaults

Defaults of loans by plasma smallholders may result in financial loss.

• Capital Liquidity

Insufficient access to financial capital may affect the Group’s capacity to achieve growth, execute strategies and generate returns.

• Economic uncertainty

Fluctuations in commodity prices and rupiah exchange rates may adversely affect the Group’s financial condition.

Dokumen terkait