BAB I PENDAHULUAN
A. Kajian Pustaka
1. Manajemen Sekolah
Organisasi atau lembaga pendidikan baik formal maupun non formal sangat membutuhkan pengelolaan atau manajemen. Sutarto (2014) menjelaskan bahwa manajemen adalah suatu sistem pola pekerjaan, dengan pemberian bimbingan dan juga pengarahan kepada suatu individu atau kelompok dalam mencapai tujuan secara bersama-sama. Fattah (2011: 1) mengatakan bahwa manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Shunhaji (2019) menjelaskan bahwa manajemen suatu ilmu yang diperuntukkan dlam mengatur, menata, dan mengarahkan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan perencanaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan serangkaian proses pengelolaan berbagai komponen yang ada di dalamnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang manajemen, seperti yang dikatakan Terry dan Leslie (Kompri, 2014: 3) mengatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumber lainnya. Habib (2016) yang mengatakan bahwa dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yaitu: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).
Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konsep manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh. Proses pengambilan keputusan melibatkan pendayagunaan segala sumber daya secara efisien disertai cara penetapan dan cara pelaksanaan oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dalam perencanaan perlu untuk melaksanakan analisis SWOT, yaitu Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan).
b. Pengertian Manajemen Sekolah
Manajemen dapat dilakukan oleh setiap organisasi diberbagai bidang, termasuk sekolah. Sagala (2011: 55) mengatakan bahwa manajemen sekolah adalah proses dan instansi yang memimpin dan membimbing penyelenggaraan pekerjaan sekolah sebagai suatu organisasi dan mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Manajemen sekolah merupakan suatu proses. Habib (2016) mengemukakan bahwa manajemen sekolah adalah melakukan pengelolaan
sumber daya yang dimiliki oleh sekolah atau organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.
Pengelolaan manajemen dilakukan untuk mendayagunakan sumberdaya yang dimiliki secara terintegrasi dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan sekolah.Pengelolaan dilakukan oleh Kepala Sekolah (KS) dengan kewenangan sebagai manajer sekolah melalui komando atau keputusan yang telah ditetapkan dengan mengarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan. Menurut Winarsih (2014) mengatakan bahwa pihak tertinggi suatu organisasi akan melakukan proses atau membentuk suatu sistem terkait dengan penugasan sesuai oknum dalam melakukan (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian).
Manajemen sekolah diartikan sebagai proses pendayagunaan sumber daya sekolah. Pendayagunaan sumber daya tersebut melalui kegiatan fungsi- fungsi manajemen.Fungsi tersebut diantaranya adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian secara lebih efektif dan efisien dengan segala aspeknya menggunakan semua potensi yang tersedia agar tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta produktivitas sekolah yang bermutu.
Terdapat beberapa langkah pelaksanaan manajemen peningkatan mutu sekolah. Sagala (2011: 55-56) menjelaskan bahwa setiap sekolah melaksanakan manajemen peningkatan mutu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Merumuskan visi, misi, tujuan dan target peningkatan mutu secara berkelanjutan;
2) Menyusun perencanaan sekolah menggunakan model perencanaan strategik;
3) Melaksanakan program sekolah sesuai formulasi perencanaan; 4) Melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap program kerja
yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas serta kualitas penyelenggaraan program sekolah;
5) Menyusun laporan kemajuan sekolah dan melaporkannya kepada orang tua siswa kemajuan hasil belajar anak-anaknya di sekolah, melaporkan kemajuan sekolah kepada masyarakat dan stakeholders sekolah serta pemerintah daerah;
6) Merumuskan program baru sebagai hasil evaluasi program sekolah dan kelanjutan dari program yang telah dilaksanakan menggunakan perencanaan strategik sekolah.
Langkah yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan manajemen peningkatan mutu harus melalui tahapan-tahapan. Tahapan manejemen dimulai dari proses merumuskan rencana dan tujuan, penggunaan strategi yang tepat, pelaksanaan dan pelaporan serta ditutup dengan menentukan langkah baru untuk meningkatkan mutu yang lebih baik. Langkah ini penting untuk mengukur pencapaian tujuan dan kualitas sekolah.
c. Komponen-komponen dalam Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah didalamnya terdapat komponen-komponen yang mendukung dalam proses pelaksanaannya. Triwiyanto (2013) menjelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam manajemen sekolah antara lain sebagai berikut:
1) Manajemen Kurikulum
Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh seluruh peserta didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun diluar sekolah. Pengalaman peserta didik di sekolah dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan pendidikan antara lain: mengikuti pelajaran di kelas, praktik keterampilan, latihan-latihan olahraga dan kesenian dan kegiatan karya wisata atau praktik dalam laboratorium di sekolah. Manajemen kurikulum di dalamnya terdapat kegiatan yang dititik beratkan kepada kelancaran pembinaan situasi belajar mengajar.
Kegiatan manajemen dititik beratkan pada usaha pembinaan situasi belajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting dibagi menjadi dua kegiatan yaitu sebagai berikut:
a) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru 1) Pembagian tugas mengajar
2) Pembagian tugas atau tanggung jawab dalam membina ekstrakulikuler
b) Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar mengajar
1) Penyusunan jadwal pelajaran.
2) Penyusunan program (rencana) berdasarkan satuan waktu tertentu (caturwulan, semesteran,tahunan).
3) Pengisian daftar kemajuan peserta didik. 4) Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar. 5) Laporan hasil evaluasi.
6) Kegiatan bimbingan penyuluhan.
Kegiatan manajemen kurikulum melibatkan semua komponen mulai dari tugas pendidik hingga proses pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal tersebut dimaksudkan agar pelaksanaan kurikulum dapat berjalan sesuai dengan arah yang ditentukan.
2) Manajemen Personal Sekolah
Personal dalam sekolah disebut dengan pegawai.Personal di sekolah meliputi unsur guru dan karyawan.Secara terperinci dapat disebutkan keseluruhan personal sekolah adalah Kepala Sekolah, guru, pegawai tata usaha dan pesuruh atau penjaga sekolah.
Kepala sekolah (KS) harus mampu menjadi manajer yang efisien dan pemimpin yang efektif.Kepala Sekolah harus mencerminkan tampilan sebagai kekepalasekolahan sejati, yaitu memiliki kemampuan manajemen dan dapat menampilkan sikap dan sifat sebagai Kepala Sekolah.Istilah kekepalasekolahan bermakna segala yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
Kepala Sekolah. Karnati (2017) menjelaskan bahwa fungsi dari seorang Kepala Sekolah yang baik adalah dengan melahirkan sistem yang sinergi dan juga melahirkan sustu subtansi yang didasari dari perencanaan, dan pengolahan yang baik dan efektif dalam mengembangkan pendidikan dan prestasi belajar siswa, Kinerja Kepala Sekolah dalam kaitannya dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh Kepala Sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Karnati (2017) menjelaskan kepemimpinan KS yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan masyarakat secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.
4) Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain disekolah.
5) Bekerja dengan tim manajemen.
6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria untuk menjadi Kepala Sekolah yang efektif harus mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.Pelaksanaan tugas Kepala Sekolah yaitu dengan memberdayakan semua sumber daya yang ada dan berhasil mewujudkan tujuan sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.
3) Manajemen Tatalaksana Sekolah
Prinsip dalam manajemen tatalaksana sekolah adalah bertanggung jawab mengurusi semua kegiatan yang berlangsung di dalam sekolah. Beberapa tatalaksana sekolah (ketatausahaan sekolah) yang terpenting menurut Hamid (2013) adalah:
1) Surat dinas dan buku agenda
2) Buku ekspedisi (bukti surat yang dikirim sudah sampai kepada alamat atau orang yang diberi tanggung jawab)
3) Buku catatan rapat sekolah (notulen) 4) Buku pengumuman
5) Pemeliharaan gedung (bangunan sekolah) 6) Pemeliharaan halaman sekolah
7) Pemeliharaan perlengkapan sekolah 8) Kegiatan manajemen yang didindingkan.
Manajemen tatalaksana sekolah harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar dapat menciptakan sekolah yang memiliki pola manajemen kegiatan yang tersusun dengan rapi. Kegiatan yang tersusun dan terencana dengan baik akan berdampak pada peningkatan menuju sekolah yang
efektif.
4) Manajemen Sarana Pendidikan
Sarana prasarana merupakan komponen yang penting dalam pelaksanaan pendidikan. Robe (2015) menjelaskan bahwa Prasarana merupakan suatu alat bantu dalam lingkup sekolah yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran . Prasarana pendidikan ini juga berperan dalam proses belajar mengajar walaupun secara tidak langsung. Garis besarnya manajemen sarana dan prasarana meliputi lima hal yaitu: penentuan kebutuhan, proses pengadaan, pemakaian, pencatatan atau pengurusan, dan pertanggung jawaban.
5) Manajemen Keuangan Sekolah
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Manajemen keuangan sekolah akan sangat terasa apabila diterapkan pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen keuangan dalam MBS menuntut kemampuan sekolah untuk dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2011: 47).Persoalan yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar pada: uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya.
6) Organisasi Sekolah (Lembaga Pendidikan Formal)
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuan dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan. Hamid (2013) dengan adanya organisasi sekolah segala komponen didalamnya akan tersusun secara sistematis sesuai dengan tugas masing-masing seperti Kepala Sekolah, tugas guru, tugas karyawan sekolah (pegawai tata usaha).
7) Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Kegiatan Humas)
Hubungan sekolah dengan masyarakat menjadi sangat perlu untuk menunjang peningkatan mutu dan prestasi sekolah. Winarsih (2014) mengatakan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain, hubungan sekolah dengan pemerintah setempat, hubungan sekolah dengan instansi-instansi dan hubungan sekolah dengan masyarakat pada umumnya. Selanjutnya diuraikan bahwa hendaknya semua hubungan itu merupakan hubungankerja sama yang bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak.
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati masyarakat umumnya serta publik khususnya.Fungsi tersebut membantu sekolah mensukseskan program-programnya sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.Fungsi hubungan sekolah
dengan masyarakat diantaranya adalah mengatur, memelihara, mengembangkan serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui berbagai bentuk komunikasi.
Hubungan sekolah dengan dengan masyarakat juga memiliki tujuan. Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat dapat ditinjau dari kepentingan sekolah. Pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
a) Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
b) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan. c) Memperlancar proses belajar mengajar.
d) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Hubungan sekolah dengan masyarakat yang baik dapat menjadi sebuah dukungan atas penyelenggaraan pendidikan.Dukungan dari masyarakat diharapkan mampu untuk mencapai tujuan sekolah yang telah direncanakan.Oleh karena itu, sekolah dan masyarakat harus membangun kerjasama yang baik agar tercapai sekolah yang bermutu.
8) Manajemen Peserta Didik
Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam proses manajemen sekolah. Menurut Shunhaji (2019) menjelaskan peserta didik adalah suatu individu yang ikut atau maasuk dalam suatu perguruan pendidikan dan telah diberi ilmu pengetahuan. Arti peserta didik yang lebih
khusus dijelaskan dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Penjelasan tentang arti peserta didik di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah orang yang terdaftar dalam suatu proses pembelajaran tertentu.
Manajemen peserta didik memiliki arti yaitu pengelolaan peserta didik di dalam proses pendidikan di sekolah. Pengelolaan peserta didik tersebut dimaksudkan agar tercapainya kompetensi peserta didik secara maksimal. d. Fungsi Manajemen
Manajemen berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan secara sistemik, yang meliputi pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, staffing (penyusunan personalia), pengarahan dan kontrol. Proses yang berkesinambungan dan yang memiliki fungsi dan masing-masing fungsi manajemen tersebut mencakup beberapa sub fungsi yang bekerja secara bergiliran. Manajemen sekolah yang terdiri dari beberapa sub fungsi yang bekerja secara bergiliran mempunyai karakteristik tersendiri sebagai bagian dari fungsi manajemen. Sutarto (2014) menjelaskan bahwa fungsi manajemen merupakan suatu sistem dalam membuat prencanaan, pengorganisasian, dalam suatu pelaksanaan agar mendorong sumber daya dalam mencapai tujuan secara bersama-sama.
Terdapat beberapa fungsi dalam manajemen sekolah. Sagala (2011: 56) menjabarkan fungsi manajemen sekolah dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Fungsi Perencanaan
Perencanaan mengutamakan kontinuitas program sebagai lanjutan bagi terciptanya stabilitas kegiatan belajar mengajar di sekolah. Perencanaan adalah proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Proses perencanaan dilaksanakan secara kolaboratif atau kerja sama, yaitu dengan mengikutsertakan personal sekolah dalam semua tahap perencanaan.
2) Fungsi Pengorganisasian
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum.Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sekolah, perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif.
Istilah organisasi dalam menjalankannya dapat disebut sebagai pengorganisasian, Sutarto (2014) menjelaskan bahwa pengorganisasian diartikan suatu pembagian tugas-tugas yang disusun secara sistematis yang diperuntukkan kepada seseorang atau kelompok yang terlibat dalam suatu organisasi. Tugas-tugas tersebut demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh masing-masing unit organisasi.
3) Fungsi Penggerakan(Actuating)
Salah satu fungsi manajemen ialah fungsi penggerakan.Menggerakkan (actuating) diungkapkan oleh Terry (1977) dalam Sagala (2011: 59) yang berarti merangsang anggota kelompok melaksanakan tugasnya dengan antusias dan kemauan yang baik.Tugas menggerakkan dilakukan oleh pemimpin.Oleh karena itu kepemimpinan Kepala Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan personal sekolah melaksanakan program kerjanya.Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menggerakkan adalah tugas pemimpin, pemimpin memiliki kemampuan untuk membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
4) Fungsi Pengoordinasian
Fungsi manajemen selanjutnya adalah pengoordinasian.Sagala (2011: 61) berpendapat bahwa koordinasi dalam operasionalnya mengerjakan unit-unit, orang-orang, lalu lintas informasi, dan pengawasan selektif mungkin, semuanya harus seimbang dan selaras dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Sergiovani(1987)dalamSagala(2011:61) mengemukakan bahwa organisasi yang baik memberikan susunan administratif, aturan, mekanisme pengkoordinasian yang dibutuhkan untuk memudahkan menjalankan aktivitas organisasi secara maksimal.
Pengoordinasian mutlak diperlukan dalam organisasi pendidikan khususnya sekolah.Pengoordinasian dalam organisasi sekolah menurut Sagala (2011: 62) terdapat pembagian kerja yang amat substansi yaitu
pekerjaan mendidik, pekerjaan manajemen sekolah dan manajemen pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai mutu yang dipersyaratkan.
5) Fungsi Pengarahan
Guru, tenaga kependidikan, dan karyawan sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya membutuhkan informasi dan arah yang jelas.Personel sekolah membutuhkan pengarahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.Sagala (2011: 64) dalam bukunya mengatakan bahwa pengarahan (directing) dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pemborosan. Karnati (2017) menjelaskan pengarahan adalah bentuk perintah kepada anggota dalam menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Pengarahan dilakukan oleh individu yang memiliki jiwa kepemimpinan.Pengarahan dalam manajemen sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah.Pengarahan oleh individu yang mempunyai kepemimpinan diharapkan dapat mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sebaik-baiknya dalam mencapai tujuan. Kerjasama memerlukan proses pemantauan (monitoring), yaitu suatu kegiatan mengumpulkan data dalam usaha mengetahui kegiatan sekolah telah mencapai tujuannya atau tidak, dan kendala yang ditemui dalam pelaksanaannya. Hasil pemantauan itu menjadi penjelas bagi Kepala Sekolah dalam memberi arahan dan menyampaikan
informasi penting meningkatkan kinerja sekolah.Pemantauan dalam manajemen yang dilakukan oleh Kepala Sekolah sangat penting untuk dilakukan karena diharapkan dapat meningkatkan mutu dan prestasi sekolah tersebut.
6) Fungsi Pengawasan
Pengawasan dapat dilakukan sebagai proses untuk meninjau secara langsung dari sebuah kegiatan yang dilakukan. Sutisna (1983) dalam Sagala (2011: 65) mengatakan bahwa mengawasi adalah proses administrasi melihat yang terjadi di lapangan sesuai dengan yang seharusnya terjadi atau tidak, jika tidak maka penyesuaian yang perlu dibuatnya.
Pengawasan dalam proses manajemen menjadi sangat perlu untuk dilakukan. Sagala (2011: 65) mengatakan bahwa pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui realisasi perilaku personal sekolah dan tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai yang dikehendaki atau tidak, kemudian dari hasil pengawasan akan dilakukan perbaikan. Pengawasan meliputi pemeriksaan semua berjalan sesuai rencana yang dibuat atau tidak, instruksi-instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
a. Indikator Manajemen Berbasis Sekolah indikatornya adalah sebagai berikut :
1) Partisipasi masyarakat diwadahi melalui komite sekolah 2) Transparasi pengelolaan sekolah ( program dan anggrana). 3) Program sekolah realistis (need assessment)
4) Pemahaman stakeholder mengenai visi dan misi sekolah. 5) Lingkungan fisik sekolah nyaman, terawatt.
6) Iklim sekolah kondusif.
7) Berorientasi mutu, penciptaan budaya mutu.
Meningkatkan kinerja professional kepala sekolah dan guru. b. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Sekolah
Manajemen berbasis sekolah memberi peluang bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki. Pemberian kebebasan yang lebih luas juga memberikan
kemungkinan kepada guru untuk dapat menemukan jati dirinya dalam me mbina peserta didik di lingkungan sekolah.peranan guru yang paling dominan adalah sebagai berikut:
1) Guru sebagai Demonstrator
Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya dan senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan dapat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.
2) Guru sebagai Pengelola Kelas
merupakan lingkungan belajar dan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Pengawasan terhadap lingkungan menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang kondusif.
3) Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media merupakan alat komunikasi guru yang berguna untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
4) Guru sebagai Evaluator
Penilaian perlu dilakukan karena dengan penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.
Kesimpulan yang diperoleh dari uraian diatas adalah guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya.Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
c. Implementasi Manajemen Sekolah
Dalam rangka mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah secara efektif dan efesien, guru harus berkreasi dalam meningkatkan
manajemen kelas. Guru adalah teladan dan panutan langsung para peserta didik di kelas. Oleh karena itu, guru perlu siap dengan segala kewajiban, baik manajemen maupun persiapan isi materi pengajaran.Guru juga harus mengorganisasikan kelasnya dengan baik.Jadwal pelajaran, pembagian tugas peserta didik, kebersihan, keindahan dan ketertiban kelas, pengaturan tempat duduk peserta didik, penempatan alat-alat dan lain-lain harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.Suasana kelas yang menyenangkan dan penuh disiplin sangat diperlukan untuk mendorong semangat belajar peserta didik.Kreativitas dan daya cipta guru untuk mengimplementasikan MBS perlu terus menerus di dorong dandikembangkan, Eka Whayu Setiati (2016).
Menurut Eka Wahyu Setiati. (2016) ada 6 prinsip umum yang patut menjadi pijakan dalam melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah, yaitu:
1) Memiliki visi ke arah pencapaian mutu pendidikan, khususnya mutu siswa dengan jenjang masing-masing.
2) Berbijak pada “power sharing” (berbagi kewenangan). 3) Adanya profesionalisme semua lini.
4) Melibatkan partisipasi masyarakat yang kuat. 5) Menuju kepada terbentuknya dewan sekolah. 6) Adanya transparansi dan akuntabilitas.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa implementasi manajemen sekolah memerlukan aktifitas semua komponen untuk aktif dan bertanggung
jawab sesuai dengan bidang yang telah diberikan agar tidak ada kesenjangan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.