• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.4 Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Aset Organisasi Gereja

4.4.1 Manajemen sumber daya manusia dalam pengelolaan lahan

Jemaat Werwaru

Tabel 4.3 Jenis tanaman, luas lahan, penggarap dan hasil

Jenis Tanaman

Luas (m2) Penggarap Hasil

Kelapa 3000 - Warga Jemaat - Pendeta (anak katekisasi mengolahnya menjadi minyak kelapa) - Dijual, hasilnya dimasukan ke kas Jemaat - Untuk konsumsi Pendeta

Jambu mete 600 Kelompok (Ibu-ibu Janda)

Dijual, hasilnya dimasukan ke kas Jemaat

Jemaat Werwaru memiliki dua buah kebun

kelapa seluas 3000 m2 yang diserahkan kepada

warga untuk menggarapnya. Namun, berhubung

letaknya jauh dari perkampungan dan jalan masuk

enggan mengerjakannya. Akibatnya, pengelolaan

kebun kelapa diserahkan kepada pendeta yang

bertugas di Jemaat setempat. Hasil dari pengelolaan

aset kelapa berupa kopra yang dijual kepada

pengusaha dan hasilnya dimasukan dalam kas

jemaat, sedangkan kelapa yang diolah menjadi

minyak oleh anak-anak katekisasi hanya untuk

konsumsi pendeta.

Aset lainnya yaitu satu kebun jambu mete yang

lokasinya di belakang gedung gereja, yang

pengelolaannya diserahkan pada warga ibu-ibu janda

di tiap sektor pelayanan. Lahan jambu mete diolah

dengan baik, tetapi kebun kelapa belum dikerjakan

dengan maksimal. Pendeta dan majelis pembina

kurang optimal dalam memanajemeni SDM

warganya, dengan membiarkan keengganan

mengolah lahan yang lokasinya jauh dari

perkampungan. Selain itu, tidak ada strategi yang

dengan perkampungan, untuk mendorong warga dan

majelis bersedia menggarapnya.

Jemaat Patti

Tabel 4.4 Jenis tanaman, luas lahan, penggarap dan hasil

Jenis Tanaman Luas(m2) Penggarap Hasil Kelapa 18000 Warga Jemaat

yang ditunjuk oleh Majelis Dijual, hasilnya dimasukan ke kas Jemaat Jagung/Singkong/ Ubi-ubian lainnya 9600 Warga Jemaat dalam Sektor (Kelompok) Dibagi kepada penggarap dan Gereja

Jemaat Patti memiliki kebun kelapa dua buah

di lokasi yang berbeda, dan kebun untuk ditanami

tanaman musiman seperti jagung, singkong maupun

kacang-kacangan. Hasil dari kelapa diolah menjadi

minyak oleh warga jemaat dan atau kopra untuk

dijual kepada pengusaha kemudian hasilnya

dimasukan dalam kas jemaat. Mulai dari bibit

sampai panen dilakukan oleh warga jemaat tetapi

tetap dalam pengawasan majelis jemaat.

Tanaman umur pendek seperti tanaman

sayur-sayuran (kangkung, kacang panjang, buncis, sawi,

bayam, tomat, pare dll) jagung, kacang merah dan

kacang tanah, tanaman umur panjang seperti kelapa

dan jambu mete. Tanaman-tanaman tersebut

dikerjakan sesuai musim dan di musim hujan

berkisar antara bulan Oktober sampai bulan April.

Bibit tanaman disediakan oleh pihak gereja

(Majelis Jemaat) baru di tanami, disirami dan dirawat

sampai pada panen dikerjakan oleh warga jemaat.

Pupuk diambil dari kotoran ternak seperti kerbau,

sapi dan kuda.

Upaya tersebut dilakukan dengan cara

membuat berbagai macam peraturan untuk

menutup celah-celah yang dapat digunakan

secara tidak benar dan tidak bertanggungjawab.

gereja yang baik tetap kembali pada para

penyelenggaranya, baik itu para anggota majelis,

para pengurus komisi, maupun para warga

jemaatnya. Majelis jemaat perlu mempunyai

komitmen yang kuat untuk menempatkan aspek

pengawasan sebagai fokus perhatian di dalam

pelayanan dalam gereja.

Adanya pengawasan yang baik dan benar yang

dilakukan oleh majelis jemaat, diharapkan semua hal

yang berkaitan dengan aset milik gereja akan

terlindungi dengan baik. Pengawasan yang baik

maka aset dan orang-orang di dalam gereja yang

dipercayakan untuk mengelola aset pun terus

diawasi, sehingga tujuan dan sasaran organisasi

akan tercapai.

Mengawasi para pengelola aset gereja sama

halnya dengan mengawasi individu-individu lain yang

sedang bekerja di organisasi laba lainnya.

gereja sangat berbeda dengan tujuan dan sasaran

perusahaan pencari laba atau organisasi jasa.

Forum yang menentukan proses perencanaan

sampai dengan pengawasan dilakukan pada saat

sidang jemaat, setelah semua disahkan baru

ditindaklanjuti. Dari hasil panen kelapa maupun

jenis tanaman yang lain akan dimasukan ke kas

jemaat dan sebagian diberikan kepada anggota

jemaat untuk membiayai kebutuhan hidup

sehari-hari anggota keluarganya.

Jemaat Tomra

Tabel 4.5 Jenis tanaman, luas lahan, penggarap dan hasil

Jenis Tanaman Luas (m2) Penggarap Hasil Kelapa 9600 Warga Jemaat

yang ditunjuk oleh Majelis

Dijual, hasilnya dimasukan ke

kas Jemaat Jambu mete 1200 Warga Jemaat

yang ditunjuk oleh Majelis

Dijual, hasilnya dimasukan ke

kas Jemaat Sayuran 105 35 orang dalam

Jemaat (Ibu-ibu)

Dijual, hasilnya dimasukan ke

Jemaat Tomra adalah jemaat yang memiliki

anggota Jemaat terbanyak di wilayah pelayanan

Klasis Letti Moa Lakor dan juga memiliki lebih besar

pendapatan dari jemaat Serwaru. Jemaat Tomra

memiliki aset-aset seperti empat buah kebun jemaat,

enam buah kebun jambu mete dan enam buah

kebun kelapa serta 35 bedeng sayuran.

Tanaman musiman seperti kelapa dan jambu

mete dan tanaman musimam seperti umbi-umbian

dan sayuran dalam berbagai macam, kangkung,

bayam, tomat, cabe dan lain sebagainya. Semua

dikerjakan oleh warga jemaat yang telah ditunjuk

dalam forum bersama yaitu pada saat pelaksanaan

sidang jemaat tiap tahun.

Dalam pengelolaan aset mulai dari

perencanaan sampai evaluasi dilakukan oleh majelis

jemaat sebagai pengambil keputusan. Keputusan

disahkan dan diberlakukan pada saat sidang jemaat

organisasi gereja seperti tokoh agama, tokoh

masyarakat, pelayanan perempuan, pelayanan pria,

angkatan muda dan sekolah minggu tunas

pekabaran injil.

Segala keputusan yang telah ditetapkan akan

dilakukan secara bersama oleh majelis maupun

warga jemaat. Dalam mengerjakan aset-aset ini,

setiap orang telah ditunjuk dalam kelompok untuk

menjadi ketua yang akan diberikan tanggungjawab

untuk mengatur dan mengorganisir segala pekerjaan

yang dilakukan. Kalau yang mengelolanya hanya

perorangan maka itu juga akan diawasi oleh pihak

majelis jemaat, sehingga pekerjaan itu akan tetap

ada dalam pengawasan.

Pengawasan terhadap pekerjaan yang

dilakukan oleh warga jemaat dilakukan oleh majelis

tetapi intinya kepada orang yang menduduki jabatan

struktural dalam badan majelis yaitu seksi finansial

Pengawasan itu akan dilakukan mulai dari awal

tanah itu digarap sampai ditanami dan panen

hasilnya akan terus diawasi hingga penyerahan hasil

kepada gereja baik berupa uang maupun barang.

4.4.2 Manajemen Sumber Daya Manusia dalam

Dokumen terkait