Berwirausaha memiliki banyak manfaat yang terbagi menjadi tiga aspek yaitu aspek dari individu itu sendiri, aspek ekonomi, serta aspek sosial. Seluruh narasumber mengatakan bahwa manfaat yang didapat dari berwirausaha sangat berdampak bagi kehidupan mereka seperti adanya kebebasan waktu. Manfaat yang dialami Ibu wieda yaitu beliau mengaku dalam segi waktu lebih nyaman, dari segi keuangan beliau mengaku meningkat, serta dari segi sosial beliau mengaku bisa bermanfaat bagi orang lain.
Ibu Wieda:
Ibu Wieda merasakan manfaat berwirusaha bagi individu atau bagi dirinya sendiri bahwa merasa dapat terus belajar sehingga hasil dari belajar itu menimbulkan adanya pengembangan terhadap dirinya, seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Wieda:
“Manfaatnya kalau saya sih merasa bahwa saya harus terus belajar akhirnya pengembangan diri, itu menjadi manfaat yang saya terima.”
Manfaat berwirausaha dalam aspek ekonomi juga dirasakan oleh ibu Wieda.
Ibu Wieda merasa saat berwirausaha pendapatannya jauh lebih besar, berikut hal yang dikemukakan oleh ibu Wieda:
“Dari segi finansial sendiri jauh lebih besar. Saat berwirausaha hasilnya didapatkan setiap hari berbeda saat bekerja yang harus menunggu disetiap bulannya dan memiliki toko pribadi.”
Dalam aspek sosial juga dirasakan oleh ibu Wieda yaitu lebih bermanfaat bagi orang lain bukan hanya memenuhi kebutuhan keluarganya tetapi dapat memenuhi kebutuhan karyawan juga merasakan manfaat sosial dari segi waktu, seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Wieda:
“Kalau dari segi sosial sendiri bisa memperkerjakan orang, karyawan saya itu pertama cerita pernah hidup dengan nasi dan garam saja, Dia anak SMP hanya bikin anyaman pindang dihargai seratus anyaman pindang diharaga hanya Rp.8000.- terus saya tarik untung menjadi karyawan saya dan beberapa lama bekerja dengan saya, sudah bisa ambil kredit motor.
Dari segi waktu juga lebih enak, bisa bertemu keluarga dan orang-orang sekitar.”
Secara spiritual, ibu Wieda juga merasakan manfaat yang didapat dari berwirausaha. Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Wieda:
“Dan saya ngerasa secara spiritual kalo kerja, kerja bantingan hasil tetap ini artinya ketergantungan sama Tuhan hanya biasa saja, berbeda saat memiliki usaha yang saya rasa lebih berketergantungan sama Tuhan. Hal ini secara spritualitas meningkat, itu karena memang bergantung penuh dengan Tuhan.”
Ibu Theresia juga mengalami hal yang sama dengan ibu Wieda dalam segi individu waktu yang lebih banyak untuk diri sendiri dan keluarga, meningkatnya dari segi ekonomi serta adanya manfaat dari segi sosial.
Ibu Theresia:
Manfaat berwirausaha dirasakan oleh ibu Theresia yaitu bagi individu atau bagi dirinya sendiri yaitu lebih banyak memiliki waktu bagi diri sendiri dan dapat mengatur semua yang diinginkan tanpa ada tekanan, seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Theresia:
“Secara individu aku mempunyai waktu untuk diri ku sendiri dan aku bisa mengatur waktu istirahatku.”
Hal yang juga disampaikan oleh ibu Theresia tentang manfaat berwirausaha dalam aspek ekonomi yaitu seiring dengan adanya pengembangan usaha, ibu Theresia merasakan aset yang dimilikinya bertambah. Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu
Theresia:
“Kalau dilihat secara materi keuntungan sudah jelas dengan bertambahnya usaha dengan pengembangan usaha, bertambahnya asset yaitu toko fotocopy, tanah dan bangunan. Secara finansial sudah pasti bisa menghidupi aku dan keluargaku.”
Bukan hanya manfaat bagi individu dan aspek ekonomi yang dirasakan, ibu Theresia juga merasakan manfaat berwirausaha dalam aspek sosialnya, ia mengatakan lebih memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga dan dengan orang-orang yang berada disekitarnya. Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu
Theresia:
“Saat ini aku bisa mengatur waktu ku buat keluarga seperti memiliki waktu yang lebih untuk ngobrol bersama anak ku, untuk bicara dari hati ke hati untuk memperhatikan kebutuhan anak ku secara lebih detail dan aku bisa punya waktu untuk sosialisasi dengan tetangga dengan kelompok sosial yang lain. Waktu menjadi sangat berharga banget, selain waktu yang lebih dirasakan juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain contohnya aku memberikan lapangan kerja baik karyawan langsung atau supplier ku karena usaha yang dibangun adalah fotokopi, kost dan es degan yang membutuhkan supplier.”
Manfaat berwirausaha dalam aspek spiritual juga dirasakan oleh ibu Theresia, saat bekerja ia tidak memiliki waktu yang lebih untuk dapat beribadah dan ketika ia memutuskan fokus berwirausaha ia memiliki waktu yang lebih untuk dapat beribadah bahkan menjadi bagian dari pengurus organisasi dalam lingkungan agama. Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Theresia:
“Saat ini aku juga bisa punya waktu untuk beribadah dan menjadi pengurus dalam lingkungan agama yang dianut.”
Berwirausaha juga memberikan manfaat bagi ibu Devi dalam segi individu merasakan adanya waktu untuk dapat mengeksplor diri, peningkatan pendapatan serta dalam manfaat dalam aspek sosial.
Ibu Devi:
Bagi individu, ibu Devi merasakan manfaat berwirausaha yaitu ia merasa dapat mengeksplor dirinya. Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Devi:
“Saya punya waktu banyak untuk mengeksplor diri saya sendiri dalam artian saya bisa membaca banyak hal bisa berbagi seperti ini dengan siapapun yang datang ke tempat usaha makanan yang saya bangun.”
Sedangkan dalam aspek ekonomi, ibu Devi merasa berwirausaha pasti mendapatkan keuntungan yang lebih mengingat usaha yang dibangun terbilang cukup lama. Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Devi:
“Kalau dari segi finansial keuntungannya pasti ada ya, bisa punya tempat sendiri walau sederhana namun memiliki letak yang strategis.”
Aspek sosial pun dirasakan oleh ibu Devi yaitu dapat membuka lapangan pekerjaan. Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Devi:
“Manfaat berwirausaha yang saya rasakan, pasti bisa membuka lapangan pekerjaan buat orang lain.”
Manfaat berwirausaha yang dirasakan oleh ibu Ipan jika dalam segi pendapatan tidak terlalu menujukkan pendapatan yang stabil, dalam segi individunya lebih banyak mengenal orang dan segi sosial yang juga sama dengan narasumber lainnya bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Ibu Ipan:
Manfaat berwirausaha dirasakan oleh ibu Ipan dari segi individu, ia merasa bahwa berwirausaha ini dirinya dapat lebih dikenal oleh orang banyak. Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Ipan:
“Saat ini yang dirasa, banyak orang yang lebih mengenal kita jadi kita punya banyak koneksi.”
Usaha yang dibangun ibu Ipan terbilang cukup baru sehingga manfaat dalam aspek ekonomi terbilang belum stabil dan belum merasakan keuntungan yang signifikan. Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Ipan:
“Kalo bisnisnya sukses pemasukannya banyak otomatis kehidupan lebih baik secara ekonomi, kalo pendapatan oke otomatis kita oke kalo pendapatan gak oke otomatis kita tombok.”
Manfaat berwirausaha dalam aspek sosial dirasakan oleh ibu Ipan, ia dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain bagi orang yang ada di sekitar lokasi usahanya seperti tetangga meskipun karyawannya merupakan karyawan part-time, bukan hanya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain tetapi usaha yang dibangun juga bermanfaat untuk menghidupkan lingkungan disekitar lokasi usaha. Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Ipan:
“Saya rasakan dapat menciptakan lapangan pekerjaan buat tetangga kemudian lingkungan kita bisa menghidupkan lingkungan. Jadi taunya orang gendongan sepi mungkin jadi sedikit lebih rame dengan adanya orang yang lalu lalang ke Valhala.”
Ibu Meigi mengalami manfaat dalam segi individu yaitu kebebasan dan lebih bisa berinovasi, aspek sosialnya ibu Meigi merasakan bisa lebih mengenal orang banyak. Berikut pernyataan dari ibu Meigi:
Ibu Meigi:
Manfaat berwirausaha dirasakan oleh ibu Meigi dari segi individu yaitu ia lebih merasa bebas dan dapat mengeksekusikan ide yang dimiliki.
Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Meigi:
“kebebasan kalo wirausaha, dari individu tapi yang pasti manfaatnyaadalah kita lebih bisa berinovasi yang paling penting adalah kebebasan.”
Karena usaha yang dibangun oleh ibu Meigi masih terbilang cukup baru, manfaat yang dirasakan dalam aspek ekonomi masih terbilang belum memenuhi target yang diinginkan, ia hanya merasakan manfaatnya yaitu lebih mampu memanajemen keuangan dengan lebih baik, seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Meigi:
“Sisi keuangan, kalo keuangan manfaatnya yang pasti kita bisa jauh lebih bersyukur sih, jadi misalnya mengelola keuangan dalam hal pendapatan maka uang yang harus dikeluarkan harus ditentukan.
Manfaatnya mungkin manajemen keuangannya lebih baik dibandingin kita bekerja.”
Meskipun manfaat dalam aspek ekonomi saat berwirausaha ibu Meigi belum merasakan manfaat yang signifikan tetapi dalam hal aspek sosial ia dapat merasakannya yaitu dapat mengenal setiap orang yang ditemui dalam lingkup usahanya. Seperti hal yang dikemukakan oleh ibu Meigi:
“Kalau wirasuaha, kita lebih mengenal pribadi orang sih. Kita jauh lebih mengenal pribadi orang bukan cuman dari curhatan tapi sebagai sesama pengusaha. Ternyata pengusaha A bisa seperti ini ya, si pengusaha b seperti ini, si pengusaha c seperti ini. Dengan begitu kita mengetahui tipe-tipe pengusaha seperti apa.”
Wanita wirausaha merasakan manfaat dalam berwirausaha, merasakan peningkatan akan kualitas hidupnya dalam segi waktu yang lebih bebas dan fleksibel sehingga dapat mengatur waktu bekerja tanpa harus terikat dengan waktu, berbeda saat bekerja di sebuah perusahaan yang minimal kerjanya 8 jam bahkan 24/7 hari kerja dan tidak memiliki waktu sekalipun hanya untuk diri sendiri.
Aspek lingkungan dirasakan oleh satu narasumber mengaku dengan adanya usaha yang dibangun dapat menghidupkan suatu lingkungan sehingga lingkungan yang awalnya sepi dengan adanya usaha lingkungan mulai ramai dan usaha yang dibangun dapat dikenal orang banyak, hal ini juga dapat meningkatkan aspek finansial dan sosial dari narasumber.
Aspek spiritual juga dirasakan oleh dua narasumber lebih meningkat.
Berwirausaha memberikan waktu yang lebih sehingga narasumber dapat mengatur waktunya kapan saja untuk dapat beribadah, berwirausaha juga meningkatkan kepercayaan dan berketergantungan dengan Pencipta.
Berbeda saat bekerja dulu, yang memiliki waktu terbatas dan hanya dihabiskan waktunya untuk bekerja.
Sebagai wanita wirausaha waktu yang fleksibel sangat dibutuhkan apalagi wanita yang berperan sebagai ibu rumah tangga, waktu bagi keluarga sangat diperlukan baik mendampingi suami ataupun mengurus anak.
Wirausaha wanita diartikan sebagai wanita atau sekumpulan wanita yang
mengatur, memulai, serta mengoperasikan perusahaan bisnis. Hal ini, untuk menjadi wanita wirausaha harus cerdik dalam pembagian waktu baik untuk pekerjaan atau bagi rumah tangga, mengingat wanita memiliki peran ganda dalam kehidupan ini (Munfaqiroh, 2016).
Tabel 4.5 menunjukkan adanya manfaat yang dirasakan dari berwirausaha dan berdampak pada kualitas hidup para narasumber yang sebelumnya bekerja kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja dan beralih berwirausaha. Dalam segi kehidupan sosial dan individu mengalami peningkatan seperti memiliki waktu yang lebih dengan keluarga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain dan dapat mengenal pribadi setiap orang yang ada dalam ruang lingkup usaha yang dibangun narasumber, dari segi ekonomi pun juga mengalami peningkatan meskipun ada beberapa narasumber menyatakan bahwa pendapatan bekerja dan berwirausaha berbeda jauh lebih tinggi saat bekerja meskipun belum merasakan manfaat dalam aspek ekonomi secara signifikan tetapi dengan keoptimisan narasumber maka target dalam aspek ekonomi dapat dicapai oleh narasumber. Hal ini para narasumber mengatakan pilihannya menjadi wirausaha sudah dirasa tepat dan berkeinginan untuk lebih mengembangkan usahanya.
4.5. Pembahasan
Hasil dari penelitian ini, mengungkapkan bahwa alasan narasumber berhenti dari pekerjaan dan beralih berwirausaha sebagian besar karena ingin lebih fokus mengurus anak, hal ini dikarenakan para narasumber adalah seorang ibu rumah tangga. Alasan lainnya berhenti dari pekerjaan juga dikarenakan adanya keinginan berwirausaha, seperti yang diungkapkan beberapa dari narasumber yang memiliki cita-cita untuk menjadi wirausaha dan sudah memiliki usaha sebelum keluar dari pekerjaan disuatu perusahaan.
Usaha atau bisnis yang dijalankan oleh narasumber rata-rata langsung kepada bisnis yang professional sehingga modal yang dikeluarkan terbilang cukup besar dan lama usaha yang dijalankan sebagian besar narasumber masih terbilang baru kurang dari 4 tahun dan masih berjalan hingga saat ini. Jenis usaha yang dijalankan narasumber rata-rata bergerak dibidang kuliner yaitu seperti kedai makanan, catering, toko roti serta hanya satu orang yang juga memiliki usaha dibidang jasa seperti fotokopi dan kost-kostan.
Faktor-faktor yang mendorong narasumber beralih berwirausaha yaitu karena faktor internal seperti adanya hobi atau passion, nilai-nilai pribadi yang berupa prinsip wanita, pemberdayaan diri guna memperoleh hasil dan faktor eksternal yang mendorong berwirausaha yaitu dukungan dari keluarga dan dukungan suami, dorongan dari lingkungan pertemanan, serta adanya peluang. Hasil dari penelitian faktor internal dan faktor eksternal menunjukkan tidak semua wanita yang telah mengambil keputusan untuk berhenti bekerja itu memiliki arah yang jelas. Para wanita tidak perlu merasa khawatir jika harus berhenti bekerja dikarenakan wanita cenderung memiliki hobi yang bisa dimanfaatkan untuk membuka usaha seperti menjual makanan dan minuman, serta dapat memanfaatkan peluang untuk berwirausaha dan penciptaan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Rizal, Setianingsih, & Chandra (2016) menyatakan suatu usaha kecil mampu dijadikan alternatif bagi setiap individu untuk dapat dijadikan pilihan dalam penciptaan lapangan pekerjaan baru. Hal ini membuktikan bukan hanya pemanfaatan bagi diri sendiri tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi orang banyak.
Dari segi individu yaitu adanya kebebasan bagi individu untuk mengendalikan diri dan mengkolaborasikan kehidupan segi ekonomi dan sosial sehingga mendapat kehidupan yang lebih baik serta mengolah usaha sejalan dengan hobi dan kesukaan individu tersebut. Segi ekonomi, individu memiliki hak sepenuhnya atas keuntungan yang diperoleh sehingga motivasi yang ada untuk mencapai ekonomi keluarga terpenuhi. Segi sosial, seorang pemilik usaha atau wirausahawan memiliki peran yang berdampak positif dalam masyarakat, adanya pengakuan atas usaha sendiri adanya peluang dalam melakukan sesuatu yang disenangi dan menumbuhkan rasa bahagia dalam mengerjakannya. Hasil penelitian ini mendukung atau sejalan dengan penelitian oleh Thomas W.Zimmerer et al (2005) yang menyatakan berwirausaha memiliki manfaat baik dari segi individu, ekonomi dan sosial.
Berdasarkan hasil wawancara, wirausaha memberikan manfaat yang meningkatkan kualitas hidup seseorang yang dapat dilihat dari adanya kebebasan dari segi individu, peningkatan pendapat hal ini
meningkatnya keadaan ekonomi seseorang yang beberapa sumber mengatakan pendapatan lebih baik dibanding saat bekerja di perusahaan sehingga dapat menopang perekonomian keluarga, ini disesuaikan dengan pendapat yang disampaikan oleh ibu Theresia yang hasil dari wirausaha bisa menghidupi beliau dan anaknya.
Usaha yang dikelola ibu Wieda saat ini memilki 16 karyawan juga ibu Theresia yang memiliki 3 karyawan dan ibu Ipan yang memiliki beberapa karyawan part time. Hal ini membuktikan bahwa wirausaha dapat menciptakan sebuah lapangan pekerjaan bagi orang lain sehingga orang lain pun dapat hidup layak.
Manfaat berwirausaha dirasakan oleh semua narasumber dari segi individu ekonomi maupun sosial. Ibu Devi mengaku dapat mengeksplor dirinya lebih dibanding saat bekerja di perusahaan serta ibu Meigi yang merasa adanya kebebasan dalam segi waktu.
Secara spiritual beberapa narasumber merasakan manfaat saat berwirausaha, ibu Wieda mengaku saat berwirausaha ketergantungan terhadap Tuhan lebih meningkat dan menjadikannya lebih dekat dengan Tuhan dan juga ibu Theresia yang mengaku saat berwirausaha memiliki waktu lebih untuk dapat beribadah. Beberapa hal yang sudah dipaparkan menunjukkan bahwa wirausaha memberikan banyak manfaat yaitu adanya kebebasan. Anggles & Memarista (2017) menyatakan imbalan yang berupa kebebasan dalam artian kebebasan untuk menjalankan secara bebas perusahaan sendiri, seseorang memiliki keinginan yang kuat agar dapat membuat keputusan sendiri, memungut imbalan yang ada serta mengambil suatu risiko.
BAB V