• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.3 Digitalisasi

2.3.4 Manfaat Digitalisasi

Perpustakaan memiliki alasan tersendri dalam melaksanakan kegiatan digitalisasi terhadap bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Kegiatan digitalisasi yang dilakukan perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan yang bersangkutan serta kemampuan dalam melaksanakannya.

22 Menurut Erika (2011) Digitalisasi manuskrip merupakan proses pengalihan manuskrip dari bentuk aslinya ke dalam bentuk digital atau menyalinnya dengan melakukan scanning (scanner) atau memfotonya dengan kamera digital. Digitalisasi naskah dilakukan agar isi kandungan dari naskah tetap terjaga jika sewaktu-waktu fisik naskah tersebut sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Digitalisasi memiliki manfaat antara lain:

a. Mengamankan isi naskah dari kepunahan agar generasi seterusnya tetap mendapatkan informasi dari ilmu-ilmu yang terkandung dari naskah tersebut.

b. Mudah digandakan berkali-kali untuk dijadikan cadangan (back up data).

c. Mudah untuk digali informasinya oleh para peneliti jika di-upload ke sebuah alamat web.

d. Dapat dijadikan sebagi obyek promosi terhadap kekayaan bangsa.

Manfaat digitalisasi yang dikemukakan oleh Chisenga (2003) sebagai berikut:

a. Penambahan koleksi yang lebih cepat dengan kualitas yang lebih baik.

b. Dapat mempecepat akses sehingga informasi yang dibutuhkan dapat sesegera mungkin di dimiliki dan di manfaatkan oleh para pengguna perpustakaan.

c. Tentunya dapat dikoneksikan lebih cepat apabila sistem digitalisasi digunakan di seluruh area kampus dengan jaringan,baik jaringan LAN maupun jaringan internet atau apapun itu yang berhubungan untuk mendapatkan koneksi sistem digitalisasi tersebut.

d. Pengguna dapat mengakses bukan hanya dalam bentuk format tercetak tetapi juga bisa mengakses dalam bentuk format suara , gambar , video dan masih banyak lagi lainnya .

Dari pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa manfaat digitalisasi adalah mengamankan isi bahan pustaka dari kepunahan, dapat dijadikan sebagai dokumen cadangan, dan mempermudah pengguna dalam akses informasi yang dibutuhkan.

23 2.3.5 Pendistribusian

Tahap akhir dari proses digitalisasi ini adalah tahap pendistribusian koleksi yang sudah didigitalisasikan. Pendistribusian merupakan salah satu tujuan dari digitalisasi karena informasi yang terkandung dalam koleksi yang didigitalisasi dapat digunakan kembali dengan baik oleh pengguna informasi.

Gardito (2002:19), mengemukakan bahwa:

Sistem pendistribusian informasi digital dapat dilakukan melalui situs web dari masing-masing perwakilan atau dari badan/asosiasi yang menjadi pusat pengelolaan kandungan informasi lokal. Informasi yang dilayankan dapat berupa teks dan gambar. Untuk karya yang berupa teks yang sudah dikategorikan wewenang publik (public domain) maka secara penuh/keseluruhan (fulltext) dapat dilayanankan kepada masyarakat, demikian pula halnya untuk karya lukisan maupun gambar. Lain halnya dengan apabila karya tersebut masih dilindungi hak cipta untuk mendistribusikannya secara luas dalam bentuk digital.

Dari pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa pendistribusian informasi harus dilakukan semaksimal mungkin dengan menggunakan media-media pendukung seperti situs web, CD ROOM, dll. Dengan tujuan informasi yang terkandung dalam koleksi yang didigitalisasi digunakan kembali dengan baik oleh pengguna informasi.

2.3.6 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan hal penting yang tidak dapat dipisahkan dalam aktivitas-aktivitas yang dimiliki oleh perpustakaan. Tanpa Sumber daya manusia, seluruh aktivitas atau roda kegiatan perpustakaan tidak akan berjalan dengan baik. Dalam proses digitalisasi, dibutuhkan keterampilan sumber daya manusia yang handal untuk menjalankan kegiatan digitalisasi.

24 Deegan & Tanner (2002:216) mengemukakan bahwa “hal yang membuat perpustakaan berarti adalah karena adanya pustakawan yang bekerja disana, mengumpulkan informasi-informasi dan sumbernya kepada komunitas yang berbeda-beda, baik minat ilmiah, publik, perusahaan, pemerintah, atau minat khusus”.

Semua aspek dari manajemen sumber daya manusia harus ditentukan pada saat tahap perencanaan dari aktivitas digitalisasi, khususnya bagi manajer senior atau direktur untuk mengerti dampak dari digitalisasi pada organisasi dan sumber daya manusia itu sendiri, Hughes(2004:96-97). Lebih lanjut, Hughes membagi dua ranah sumber daya yang harus diperhatikan pada saat perencanaan, yakni:

1. Sumber daya yang akan terlibat dalam kegiatan digitalisasi (siapa yang akan melakukan scaning, website desain, dan sebagainya). Untuk ranah ini diperlukan staf yang sesuai untuk masing-masing pekerjaan dan juga staf yang mengatur dan mengevaluasi pekerjaan mereka.

2. Sumber daya manusia yang akan melanjutkan pengaturan dari hasil-hasil pengerjaan proyek setelah proyek digitalisasi tersebut telah usai (sumber daya manusia yang kedua ini dimaksudkan sebagai staf pekerja untuk pengoperasian dan pemeliharaan hasil dari proyek digitalisasi yang sudah ada untuk jangka waktu yang lama atau seterusnya).

Jones (2001) memberikan pandangan bahwa “digitalisasi membutuhkan keahlian baru. Perencanaan proyek harus menyediakan kesempatan bagi staf tetap untuk belajar tehnologi baru tersebut”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa sumber daya manusia perpustakaan harus memiliki keahlian khusus dalam kegiatan digitalisasi pada perpustakaan. Sumber daya manusia yang handal merupakan penggerak roda perpustakaan dan keterampilan sumber daya manusia yang melaksanakan aktivitas-aktivitas pada perpustakaan.

25 2.3.7 Kebijakan Digitalisasi

Perpustakaan hendaknya memiliki kebijakan dalam melakukan kegiatan digitalisasi. Setiap perpustakaan memiliki kebijakan masing-masing terhadap pemilihan koleksi bahan pustaka. Kebijakan digitalisasi diadakan melihat situasi dan kondisi serta yang menjadi kebutuhan yang paling prioritas dalam perpustakaan.

Standar Operasional Prosedur Perpustakaan PTA Makassar (2008:10) Untuk menjamin kelancaran operasional proses digitalisasi bahan perpustakaan diperlukan kebijakan atau aturan sbb:

1. Pernyataan dukungan terhadap inisiatif digitalisasi koleksi Perpustakaan;

2. Bahan perpustakaan yang akan didigitalisasi termasuk semua disertasi, tesis, skripsi, dan karya lainnya merupakan teks lengkap, mulai dari halaman judul hingga lampiran;

3. Untuk melindungi karya tersebut, dipilih format PDF (Portable Document Format) sebagai jenis berkas digital karya. Melalui format ini, berkas tersebut bisa diatur ”hanya baca” atau read only dan diberikan password sebagai pengamannya. Menentukan jenis proteksi yang akan diterapkan pada koleksi digital ini, apakah boleh dicetak atau tidak, apakah perlu diberi password atau tidak, apakah bisa diedit atau tidak, dan lain-lain.

4. Menetapkan mekanisme layanan koleksi digital, misalnya apakah koleksi digital tersebut dapat diunduh, atau dikirim secara offline, dan sebagainya.

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa kebijakan dalam proses digitalisasi perlu diadakan sebaik mungkin untuk menjamin hasil dari proses digitalisasi seperti yang dilaksanakan oleh Perpustakaan PTA Makassar.

26 2.4 Koleksi Antiquariat

Buku merupakan salah satu koleksi cetak yang terdapat pada perpustakaan yang menjadi sumber informasi bagi penggunanya. Begitu juga dengan koleksi antiquariat yang merupakan sebuah koleksi cetak yang terdapat pada koleksi perpustakaan yang telah berusia lebih dari 50 tahun dan merupakan salah satu koleksi langka. Sehingga, koleksi antiquariat merupakan sebuah koleksi yang biasa disebut dengan koleksi langka.

Pengertian Antiquariatmenurut Merriam-Webster “relating to the collection and study of valuable old things (such as old books)”.

Sedangkan antiquariatmenurut Kernerman Webster College Dictionary dalam www.thefreedictionary.com “of value because of age or rarity: antiquarian books. dealing or interested in such objects”.

Menurut Arrasyid (2014) antiquarian books atau dapat disebut juga sebagai antiquariat/rare books adalah “ Koleksi buku yang bernilai dikarenakan langka dan usianya yang lebih dari 50 tahun”.

Forum Pustakawan Departemen Pertanian berpendapat Antiquariat atau rare books adalah “Koleksi yang dipertimbangkan sebagai koleksi yang sudah berumur lebih dari 50 tahun dan mempunyai nilai tertentu”.

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi DIY mendefenisikan koleksi langka, pustaka langka atau disebut juga antique books adalah “Suatu jenis koleksi yang memiliki ciri-ciri : tidak diterbitkan lagi, sudah tidak beredar di pasaran, susah

27 untuk mendapatkannya, mempunyai kandungan informasi yang tetap, memiliki informasi kesejarahan”.

Susanto Zuhdi (2009) mengatakan "langka" berarti tinggal sedikit atau nyaris punah, sedangkan pengertian "tua" lebih mengarah pada usia. Pengertian langka dan tua lebih identik pada kondisi materi koleksi itu sendiri. Jadi koleksi langka dapat diartikan koleksi yang sudah tidak terbit lagi, sekalipun usianya belum begitu lama.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi antiquariat merupakan sebuah koleksi cetak yang langka dan bernilai tinggi karena memilki nilai informasi tertentu yang sudah tua karena usia koleksinya sudah mencapai lebih dari 50 tahun.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa digitalisasi merupakan kegiatan merubah bentuk bahan pustaka dari bentuk tercetak ke dalam bentuk digital guna untuk menjaga nilai-nilai informasi yang terkandung dalam bahan pustaka dan mempermudah dalam penyebarluasan informasi kepada pengguna dengan indikator : pelestarian koleksi antiquariat, proses digitalisasi (scanning, editing, dan uploading), alat alih media, inisiatif, dan kondisi koleksi antiquariat dalam proses digitalisasi koleksi antiquariat pada Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

28 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum (Latar Penelitian)

Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit dalam tahap melakukan penyelamatan koleksi-koleksi tua dengan melakukan proses alih media. Saat ini koleksi yang dimiliki Perpustakaan Khusus PPKS terdiri dari 8.636 judul buku tentang perkebunan khususnya mengenai sawit dan perkebunan umumnya, 224 judul majalah, jurnal dalam dan luar negeri serta 240 jurnal online melalui Proquest Agricultural Database dan Science Direct. Diantaranya terdapat bahan pustaka koleksi antiquariat sebanyak kurang lebih 3.000 judul. Koleksi antiquariat memiliki kondisi fisik yang mudah rusak dikarenakan usia koleksi yang tua dan berumur lebih dari 50 tahun. Kegiatan alih media koleksi antiquariat telah berjalan di Perpustakaan Khusus PPKS. Kegiatan alih media tersebut telah dilaksanakan sejak akhir tahun 2013. Hingga saat ini sudah terdapat 815 judul buku koleksi antiquariat yang telah dialih media kedalam bentuk digital yang terdiri dari berbagai judul buku dan bermacam bahasa.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara substantif padaPerpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit, yang berlokasi di Jln. Brigjen Katamso No. 51 Kampung Baru, Medan. Pengambilan data direncanakan pada bulan Februari 2016.

29 3.3 Metode Penelitian yang Digunakan

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut Bodgan dan Taylor dalam Meleong (2000:3) mendefenisikan metodologi kualitatif sebagai “Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati melalui individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif partisipan.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggambarkan keadaan atau situasi yang terjadi pada saat sekarang berdasarkan survey yang telah dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian berupa penjelasan secara deskripsi yang menggunakan kalimat-kalimat, catatan, rekaman audio-visual yang akan diteliti, dianalisis dan dijelaskan oleh peneliti.

30 3.4 Data dan Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti untuk melengkapi data-data dalam kegiatan penelitian terdiri dari 2 sumber, antara lain:

1. Data Primer

Data primer penelitian ini adalah hasil dari wawancara dan pengamatan penulis berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data. Sumber data primer pada penelitian ini diperoleh peneliti dari informan di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah berbagai sumber tertulis yang memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam penelitian ini dan akan digunakan semaksimal mungkin demi mendorong keberhasilan penelitian ini. Sumber data sekunder pada penelitian ini diperoleh peneliti dari buku, majalah, artikel dan jurnal yang mengulas tentang proses kegiatan digitalisasi koleksi.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan tahapan-tahapan. Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

31 1. Mengidentifikasi Informan

Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti.

Dalam penelitian kualitatif, informan sangat memiliki posisi terpenting sebagai narasumber dalam penelitian. Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian Sutopo (2002:50).Informan dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan dan pegawai pelaksana kegiatan digitalisasi koleksi antiquarat di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Dari kedua informan tersebut, peneliti akan melakukan wawancara guna memperoleh data dan informasi yang lengkap dan akurat. Hal ini dilakukan dengan cara mensurvei terlebih dahulu pada lokasi Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

2. Menentukan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini adalah memilih informan yang dianggap mengetahui dan mampu memberikan keterangan terhadap masalah yang diteliti. Teknik pengambilan informan dilakukan secara purposif. Purposive sampling adalah “Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” Sugiyono (2006:61). Informan dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan dan pegawai pelaksana kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat yang berjumlah satu orang. Informan pertama yaitu

32 Kepala Perpustakaan Khusus PPKS yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan digitalisasi koleksi yaitu alih media koleksi antiquariat. Selanjutnya informan yang kedua yaitu seorang pegawai perpustakaan yang ditugaskan untuk melakukan kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat pada perpustakaan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara adalah “percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviuwer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviuwe) yang memberikan jawaban pertanyaan itu” Moleong (2002:135). Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap, akurat, dan adil. Pedoman wawancara diperlukan agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai informan yang telah ditentukan yaitu Kepala Perpustakaan Khusus PPKS dan pegawai pelaksana kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat dengan mengggunakan pedoman wawancara. Selain itu, peneliti menggunakan alat bantu berupa perekam suara dan alat tulis sebagai pendukung kegiatan wawancara.

33 2. Observasi

Arikunto (2002:146) mendefinisikan bahwa observasi adalah “kegiatan yang meliputi pengamatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indera”.Observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat pada Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

3. Dokumentasi

Menurut Gulo (2002:123) dokumentasi adalah “Metode pengumpulan data dengan cara mencatat berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu”. Peneliti juga melakukan studi dokumentasi demi menunjang kelengkapan data yaitu melalui buku laporan, majalah, jurnal, artikel yang tersedia dalam media online, dan mencatat seluruh hasil pengamatan langsung yang dilakukan peneliti, mengambil foto kegiatan alih media yang sedang dilakukan serta merekam suara informan pada saat berlangsungnya wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

3.7 Analisis Data

Pendapat Patton, yang dikutip Moleong (2002:103) menjelaskan bahwa

“analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”.

34 Dari keterangan di atas dapat diperoleh informasi bahwa kegiatan analisis data merupakan suatu kegiatan dimana data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data yang menggunakan metode wawancara diorganisasikan dan diproses sedemikian rupa menurut pola tertentu. Kegiatan analisis data dapat dilakukan saat proses pengumpulan data berlangsung dan juga setelah kegiatan pengumpulan data.Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang lain. Miles dan Huberman (2010) menyatakan bahwa terdapat tiga macam kegiatan analisis data.Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan diantara adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data yang dilakukan dengan cara menyeleksi data-data yang penting untuk penelitian, meyusun data, selanjutnya mengelompokkan berdasarkan hal-hal yang terfokus dan penting. Kemudian membuat laporan data deskriptif yang berkaitan dengan proses digitalisasi koleksi antiquariat. Pada penelitian ini peneliti melakukan beberapa langkah untuk mereduksi data tersebut diantaranya (1) peneliti memproses pemilihan data atas dasar tingkat relevansi dan kaitannya dengan setiap kelompok data, peneliti memilih data digitalisasi koleksi antiquariat. (2) peneliti menyusun data dalam satuan-satuan yang sejenis sebagai kegiatan kategorisasi. (3) peneliti membuat koding data sesuai dengan kisi-kisi

35 kerja penelitian. Disini peneliti membuat data sesuai hasil wawancara dan observasi di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

2. Display Data

Display data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian data. Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari informan di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Setelah mengumpulkan data tersebut, peneliti kemudian mencoba memahami data yang telah didapat dari informan tersebut, kemudian peneliti menyajikan data yang telah diperoleh dari informan berupa kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

3. Mengambil Keputusan dan Verifikasi

Peneliti mencoba mengambil sebuah kesimpulan dari data yang dikumpulkan. Kesimpulan itu awalnya masih kabur dan diragukan, tetapi dengan semakin bertambahnya data, maka kesimpulan tersebut semakin berkembang serta harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Pada penelitian ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil observasi dan

36 wawancara terhadap informan, kemudian untuk lebih menguji kebenaran dari data tersebut, maka data tersebut diverifikasi sehingga peneliti mendapatkan data yang akurat dan jelas.

3.8 Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data (Validity of Data)

Dalam menguji keabsahan data dalam penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Menurut Pawito (2007:99-100) jenis teknik triangulasi yaitu:

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data primer dan data sekunder. Data primer adalah hasil wawancara dan hasil observasi. Peneliti mewawancarai informan yaitu Kepala Perpustakaan Khusus PPKS dan pegawai pelaksana kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat untuk memperoleh data yang lebih lengkap disertai dengan observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti pada Perpustakaan Khusus PPKS. Data sekunder adalah berbagai sumber tertulis yang digunakan dalam penelitian ini guna mendorong keberhasilan penelitian, diantaranya buku-buku literatur, internet, dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

37 2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut serta diperkuat dengan artikel, jurnal, dan buku yang mengulas tentang digitalisasi koleksi.

3. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi. Peneliti melakukan wawancara terhadap informan, yang didukung dengan observasi mengenai digitalisasi koleksi antiquariat pada Perpustakaan Khusus PPKS.

38 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Perpustakaan dan Pegawai pelaksana kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Adapun karakteristik dari para informan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Karakteristik Informan

Informan Pertama (I1) adalah responden yang berhasil diwawancarai dengan perkenalan pendekatan terlebih dahulu, begitu juga dengan informan kedua (I2).

Responden kemudian diminta waktu dan kesediaannya untuk diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan pada penelitian yang akan dilakukan.

I1 diwawancarai bertempat di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Setelah tahap perkenalan, kemudian dilakukan wawancara terhadap responden.

No Kode Status

1 I1 Kepala Perpustakaan

2 I2 Pegawai Pelaksana

39 Wawancara berlangsung secara informal, dimana wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara. Suasana dan kondisi wawancara bersifat alamiah artinya apa adanya dan tidak dibuat-buat atau tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Begitu juga dengan bahasa yang digunakan tidak formal (informal).

Pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif, artinya tidak diharuskan pada suatu tempat. Suasana dan kondisi wawancara bersifat latar alamiah, artinya kondisi dan suasana yang apa adanya, yang tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Begitu juga dengan bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan selama percakapan adalah bahasa informal. Meskipun terkadang penulis menggunakan istilah dalam bidang Ilmu Perpustakaan. Bahasa informal juga digunakan untuk memancing percakapan awal kepada informan, kemudian menggunakan pedoman wawancara.

Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan.

Wawancara dilakukan berulang jika penulis merasa masih ada yang perlu ditambahi atau kurang jelas dari wawancara sebelumnya.

4.2 Hasil Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang lain dengan tahapan-tahapan yang dilakukan adalah reduksi data, display data, mengambil keputusan dan verifikasi data. Berdasarkan kegiatan analisis data yang dilakukan saat

40 proses digitalisasi koleksi antiquariat di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit terdapat beberapa kategori. Penulis dapat menurunkan lima kategori yang berkaitan dengan digitalisasi koleksi antiquariat. Adapun kelima kategori itu adalah, sebagai berikut:

1. Pelestarian Koleksi Antiquariat

2. Proses Digitalisasi : Scanning, Editing, Uploading 3. Alat Alih Media

4. Inisiatif

5. Kondisi Koleksi Antiquariat

4.2.1 Pelestarian Koleksi Antiquariat

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah pelestarian koleksi antiquariat. Pelestarian koleksi dilakukan guna mengusahakan

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah pelestarian koleksi antiquariat. Pelestarian koleksi dilakukan guna mengusahakan

Dokumen terkait