• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.3 Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat Sektor Wisata dan Kegiatan

6.3.1 Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat

Persepsi masyarakat sekitar, unit usaha dan tenaga kerja di TWA Rimbo Panti perlu diketahui karena merupakan pihak yang langsung merasakan manfaat dari pengembangan wisata. Tabel 6.10 menyajikan persepsi responden

masyarakat, unit usaha, dan tenaga kerja terhadap pengembangan TWA Rimbo Panti.

Tabel 6.10 Persepsi responden masyarakat sekitar, unit usaha, dan tenaga kerja terhadap pengembangan TWA Rimbo Panti Tahun 2013

Manfaat yang dirasakan

Masyarakat Unit Usaha Tenaga Kerja Jumlah

(∑) (%) (∑) (%) (∑) (%) (∑) (Rata-Rata%) 1. Membuka lapangan pekerjaan 11 55,00 9 60,00 8 53,33 28 56,11 2.Peningkatan pendapatan 7 35,00 3 20,00 5 33,33 15 29,44 3. Menjaga kondisi lingkungan 0 0,00 1 6,67 1 6,67 2 4,45 4. Menghasilkan udara bersih 0 0,00 2 13,33 1 6,67 3 6,67 5. Peningkatan PAD 2 10,00 0 0,00 0 0,00 2 3,33 Jumlah 20 100,00 15 100,00 15 100,00 50 100,00 Sumber: Data primer (2013)

Tabel 6.10 memperlihatkan lebih dari 50% responden masyarakat, unit usaha, dan tenaga kerja menyatakan manfaat yang dirasakan dari pengembangan wisata di Cagar Alam Rimbo Panti adalah peningkatan lapangan kerja, yaitu masing-masing sebanyak 55%, 60%, dan 53,33% responden. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang membuka unit usaha seperti warung makan, penginapan, berdagang asongan, dan lainnya ketika kawasan wisata tersebut mulai dikembangkan dan ramai dikunjungi wisatawan. Pengembangan kawasan wisata juga akan menyerap tenaga kerja untuk kegiatan operasional. Sangat sedikit dari responden yang menyatakan dampak yang terkait dengan lingkungan. Hal ini karena pola pikir dan faktor ekonomi dari responden yang masih rendah. Mereka hanya memikirkan untuk memperoleh penghasilan lebih besar dengan adanya pengembangan TWA Rimbo Panti. Secara umum, responden masyarakat, unit usaha, dan tenaga kerja menyatakan bahwa pengembangan kawasan wisata dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

Pengembangan TWA Rimbo Panti membuka peluang bagi masyarakat untuk memiliki usaha dan bekerja sebagai pekerja di unit usaha tersebut. Manfaat ini juga dirasakan oleh masyarakat di luar kawasan Panti, meskipun masih sedikit masyarakat yang dapat merasakan manfaat tersebut.

Tabel 6.11 Dampak keberadaan TWA Rimbo Panti bagi masyarakat sektor wisata

Penyerapan Dampak Peluang Kerja

Total Masyarakat Sekitar

Panti

Masyarakat Luar Panti

Pemilik Unit Usaha 11 4 15

Tenaga Kerja 13 2 15

Jumlah 24 6 30

Sumber: Data primer (2013) Tabel 6.11 menunjukkan bahwa dari total pemilik usaha dan penyerapan tenaga kerja karena adanya TWA Rimbo Panti lebih besar dirasakan oleh masyarakat sekitar Panti jika dibandingkan masyarakat di luar Panti. Sebanyak 11 pemilik unit usaha merupakan masyarakat sekitar Panti dan sisanya dimiliki oleh masyarakat di luar panti. Begitu pula dengan tenaga kerja, sebanyak 13 orang tenaga kerja juga berasal dari sekitar Panti dan hanya dua orang yang merupakan masyarakat luar Panti.

Beragam jenis unit usaha yang muncul dengan keberadaan TWA Rimbo Panti dapat dilihat pada Tabel 6.12 berikut:

Tabel 6.12 Jumlah unit usaha dan jenis usaha di TWA Rimbo Panti

No Jenis Usaha Jumlah

1. Warung Makan 3 2. Kios Makanan 5 3. Warung Kopi 1 4. Pedagang Asongan 3 5. Penginapan 2 6. Toilet Umum 1 Total 15

Sumber: Data primer (2013)

Tabel 6.12 menunjukkan jumlah unit usaha dan jenis usaha apa saja yang ada di TWA Rimbo Panti. Unit usaha ini mulai dibuka setelah adanya TWA Rimbo Panti. Pemilik unit usaha sudah memiliki pekerjaan utama sebelum adanya kegiatan wisata di TWA. Pekerjaan disektor wisata merupakan pekerjaan sampingan bagi mereka. Unit usaha warung makan menyediakan berbagai menu makan. Sedangkan kios makanan terdiri dari kios bakso, soto, dan jajanan ringan.

Beragam jenis pekerjaan yang dapat diserap dengan keberadaan TWA Rimbo Panti. Tabel 6.13 yang menggambarkan jenis pekerjaan dan jumlah penyerapan tenaga kerja yang diperlukan.

Tabel 6.13 Penyerapan tenaga kerja TWA Rimbo Panti

No Tenaga Kerja Jumlah

1. Petugas Kebersihan 2

2. Pegawai Warung Makan 2

3. Pegawai Penginapan 3

4. Penjaga Kolam Pemandian 1

5. Juru Parkir 2

6. Tukang Ojek 5

Total 15

Sumber: Data primer (2013)

Dampak dari adanya TWA Rimbo Panti dalam penyerapan tenaga kerja cukup sedikit. Hal ini dikarenakan sedikitnya unit usaha yang ada disekitar TWA Rimbo Panti dan sedikitnya jumlah pengunjung pada hari-hari biasa, sehingga pekerja yang diperlukan relatif sedikit. Seiring dengan peningkatan jumlah

pengunjung terutama pada saat libur lebaran dan peak season, banyak unit usaha

yang menambah jumlah pekerja. Juru parkir dan tukang ojek juga akan bertambah dengan sendirinya karena pengunjung yang datang ke lokasi juga meningkat. Dengan demikian, jumlah penyerapan tenaga kerja akan meningkat seiring pertambahan jumlah pengunjung pada saat-saat tertentu.

Dampak ekonomi dengan adanya TWA Rimbo Panti akan memberikan perubahan terhadap pendapatan masyarakat (pemilik unit usaha dan pekerja) yang memanfaatkan keberadaan kawasan ini. Perubahan tingkat pendapatan masyarakat dapat dianalisis dengan cara mengurangi total pendapatan masyarakat dengan TWA dan diluar TWA, sehingga didapatkan pendapatan dari dari TWA Rimbo

Panti (Persamaan 6). Semua pendapatan yang digunakan pada perhitungan ini

sudah merupakan pendapatan bersih yang diperoleh masyarakat. Jika pendapatan rata-rata masyarakat meningkat karena adanya kawasan wisata berarti keberadaan kawasan wisata ini memberikan dampak positif bagi perekonomian mereka. Berikut Tabel 6.14 yang menggambarkan perubahan pendapatan masyarakat dari tiap kelompok pekerjaan. Rincian data pendapatan masyarakat dengan TWA dan tanpa TWA ada di Lampiran 6.

Tabel 6.14 Perubahan pendapatan masyarakat dengan dan tanpa adanya TWA Rimbo Panti (Rp./Bulan)

No Kelompok Pekerjaan Jumlah Populasi Total Pendapatan dengan TWA Pendapatan diluar TWA Perubahan Pendapatan dari TWA Perubahan Pendapatan/ Individu

(a) (b) (c) (d) (e) (d-e) (d-e)/c

1. Pemilik Penginapan 2 8.000.000 4.500.000 3.500.000 1.750.000 2. Pemilik Warung Makan 3 4.600.000 2.100.000 2.500.000 833.333 3. Pemilik Kios Makanan 5 4.300.000 2.500.000 1.800.000 360.000 4. Pedagang Asongan 3 1.350.000 800.000 550.000 183.333 5. Pemilik Warung Kopi 1 1.000.000 700.000 300.000 300.000 6. Pemilik Toilet Umum 1 900.000 500.000 400.000 400.000 7. Petugas Kebersihan 2 1.900.000 1.100.000 800.000 400.000 8. Pegawai Warung Makan 2 1.250.000 700.000 550.000 275.000 9. Pegawai Penginapan 3 3.200.000 1.700.000 1.500.000 500.000 10. Penjaga Kolam

Pemandian 1 500.000 0 500.000 500.000

11. Juru Parkir 2 1.000.000 500.000 500.000 250.000 12. Tukang Ojek 5 4.150.000 2.400.000 1.750.000 350.000

Total Peningkatan Pendapatan 14.650.000 6.101.666

Sumber: Data primer (2013)

Hasil pada Tabel 6.14 meperlihatkan secara keseluruhan TWA Rimbo Panti setiap bulannya memberikan kontribusi sebesar Rp. 14.650.000 terhadap total pendapatan masyarakat sekitar. Jika dilihat dari kontribusi terhadap tiap individu menurut kelompok usaha atau pekerjaan, rata-rata memberikan peningkatan yang cukup besar. Perubahan pendapatan yang mengalami peningkatan terbesar adalah pemilik usaha penginapan yaitu sebesar Rp. 1.750.000/bulan. Peningkatan yang cukup besar ini disebabkan karena usaha penginapan memang dibutuhkan wisatawan yang datang dari luar kota. Lokasi kawasan wisata yang jauh memaksa pengunjung dari luar kota yang berjarak jauh untuk menginap. Menurut karakteristik responden (Tabel 5.1) sebanyak 41% responden berasal dari luar Kabupaten Pasaman, walaupun tidak semua pengunjung yang dari luar kota datang untuk menginap. Pendapatan yang mengalami peningkatan terbesar kedua dirasakan oleh pemilik usaha warung makan di sekitar kawasan wisata yaitu sebesar Rp. 833.333. Hal ini dikarenakan usaha yang mereka jalani sekarang merupakan usaha tambahan dan sebelumnya mereka hanya bertani dan tidak memiliki usaha tambahan. Selain itu, pengunjung juga butuh konsumsi saat melakukan kegiatan wisata. Perubahan pendapatan terbesar pada tenaga kerja dirasakan oleh kelompok pekerjaan pegawai penginapan dan penjaga kolam

pemandian yakni sebesar Rp. 500.000. Adanya TWA Rimbo Panti telah memberikan dampak positif berupa pembukaan lapangan pekerjaan dan penyerapan tenaga kerja. Mereka yang sebelumnya tidak memiliki usaha sampingan atau bahkan tidak memiliki pekerjaan, dapat bekerja pada sektor wisata setelah adanya TWA Rimbo Panti. Dampak ekonomi keberadaan TWA Rimbo Panti dapat dilihat dari perubahan pendapatan yang dirasakan masyarakat.

Manfaat ekonomi terhadap pendapatan rata-rata masyarakat juga akan terlihat berdasarkan proporsi pendapatan yang diperoleh dari rata-rata perubahan pendapatan dari TWA Rimbo Panti terhadap rata-rata total pendapatan dengan adanya TWA Rimbo Panti (Persamaan 7). Pendapatan total adalah pendapatan yang diperoleh dari adanya kawasan wisata ditambah pendapatan yang diperoleh dari selain kegiatan wisata. Pendapatan dari adanya kawasan wisata merupakan pendapatan yang diperoleh hanya dari adanya keberadaan kawasan wisata. Nilai proporsi pendapatan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui apakah pendapatan dari wisata merupakan pendapatan utama atau bukan. Tabel 6.15 menyajikan proporsi pendapatan masyarakat dari TWA Rimbo Panti terhadap total pendapatan mereka.

Tabel 6.15 Proporsi pendapatan rata-rata masyarakat dengan adanya TWA Rimbo Panti terhadap pendapatan total Tahun 2013

Pendapatan Rata-rata (Rp. /bulan/orang) No. Kelompok Pekerjaan Rata-Rata Perubahan

Pendapatan dari TWA

Rata-Rata Total Pendapatan dengan TWA Persentase Proporsi Pendapatan (a) (b) (c) (d) (e) = (c/d)% 1. Penginapan 1.750.000 4.000.000 43,75 2. Warung Makan 833.333 1.533.333 54,35 3. Kios Makanan 360.000 860.000 41,86 4. Pedagang Asongan 183.333 450.000 40,74 5. Warung Kopi 300.000 1.000.000 30,00 6. Toilet Umum 400.000 900.000 44,44 7. Petugas Kebersihan 400.000 950.000 42,11 8. Pegawai Warung Makan 275.000 625.000 44,00 9. Pegawai Penginapan 500.000 1.066.667 46,88 10. Penjaga Kolam Pemandian 500.000 500.000 100,00 11. Juru Parkir 250.000 500.000 50,00 12. Tukang Ojek 350.000 830.000 42,17

Proporsi pendapatan rata-rata masyarakat dengan adanya keberadaan kawasan wisata paling besar dirasakan oleh penjaga kolam pemandian dengan persentase proporsi pendapatan sebesar 100%. Persentase proporsi sebesar 100% menggambarkan bahwa pendapatan yang diperoleh pekerja tersebut merupakan pendapatan utama atau bisa dikatakan sebagai pendapatan pokok. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Soehadji (1995) dalam Soetanto (2002) yang

menyatakan bahwa usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan 70-100% disebut sebagai usaha pokok. Berdasarkan hasil wawancara dengan penjaga kolam pemandian, penjaga tersebut menyatakan bahwa pekerjaan ini memang pekerjaan utama karena sebelumnya tidak memiliki pekerjaan apapun, sedangkan pemilik unit usaha dan tenaga kerja lainnya sebelumnya telah memiliki pengahasilan utama dengan sebagian besar bekerja sebagai petani.

Secara umum keberadaan kawasan wisata memberikan perubahan pendapatan bagi pemilik unit usaha dan tenaga kerja lokal (masyarakat sektor wisata). Keberadaan TWA Rimbo Panti secara keseluruhan memiliki dampak dan manfaat yang positif bagi perekonomian masyarakat. Keberadaan kawasan wisata menjadi salah satu alternatif pekerjaan yang mana akan berdampak pada perbaikan perekonomian masing-masing. Jika pengelola dapat mengembangkan potensi TWA Rimbo Panti dan berhasil menambah pengunjung yang datang, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Peningkatan jumlah

pengunjung akan berpotensi mengakibatkan over carrying capacity dan

mengancam kelestarian TWA bahkan cagar alam, sehingga perlu dihitung nilai carrying capacity kawasan terhadap kegiatan wisata. Penelitian ini tidak

mencakup menghitung nilai carrying capacity tersebut.

Dokumen terkait