• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.5. Manfaat Kegiatan

Melalui pelatihan dan pendampingan ini diharapkan para pengurus dan pengawas koperasi mampu menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas Koperasi.

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Koperasi

Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Bentuk usaha ini di cita-citakan oleh bangsa Indonesia sebagai bangun usaha yang paling cocok. Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2012, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.

Koperasi seperti halnya Perseroan Terbatas (PT), merupakan badan hukum tersendiri untuk memperoleh status badan hukum tadi, koperasi harus didirikan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Untuk dapat mendirikan sebuah koperasi, sekurang-kurangnya harus ada 20 orang yang bertindak sebagai pendiri koperasi (dalam hal tertentu boleh kurang).

2. Para pendiri koperasi menyusun akte pendirian koperasi. Akte ini, yang dibuat rangkap 2, diajukan kepada pejabat yang ditunjuk untuk itu (kantor koperasi).

Akte pendirian, pada dasarnya memuat anggaran dasar koperasi.

3. Pejabat yang ditunjuk untuk mengesahkan pendirian koperasi dan mencatatnya dalam buku daftar umum yang disediakan untuk itu, serta mengumumkan dalam berita negara.

4. Sejak tercatat dalam buku daftar, koperasi yang bersangkutan telah sah menjadi badan hukum tersendiri.

Koperasi dapat melakukan usaha-usaha seperti disektor perdagangan, industri, manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa trasportasi, dan sebagainya.

2.2. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus

Menurut Undang-undang No.17 tahun 2012 Pasal 37 dijelaskan bahwa isi Laporan pertanggunngjawaban tahunan antara lain (1) laporan mengenai keadaan dan jalannya koperasi serta hasil yang telah dicapai; (2) rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempemngaruhi kegiatan koperasi; (3) laporan keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri dari Neraca akhir dan perhitungan hasil usaha tahun

11 buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut; (4) laporan pengawas; (5) nama pengawas dan pengurus; (6) besar imbalan bagi pengawas serta gaji dan tunjangan bagi pengurus. Selanjutnya disebutkan bahwa laporan keuangan koperasi yang sekurang-kurangnya terdiri dari neraca akhir dan perhitungan hasil usaha tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut, dimana laporan keuangan dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

Standar akuntansi keuangan yang berlaku untuk koperasi adalah SAK ETAP.

Di mana dalam SAK ETAP laporan keuangan yang diwajiban adalah Neraca, Laporan Laba Rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas; dan catatan atas laporan keuangan.

2.3. Laporan Pertanggungjawaban Pengawas

Laporan pertanggungjawaban pengawas adalah laporan yang dibuat oleh pengawas atas pelaksanaan pengawasan yang telah dilakukannya. Laporan pertanggungjawaban pengawas memuat informasi mengenai :

 Bidang organisasi yang meliputi (1). Keanggotaan; (2). Kepengurusan; (3).

Analisis Laporan Keuangan yang meliputi, analisis likuiditas / Current Ratio,.

Analisis solvabilitas, analisis rentabilitas modal sendiri

Kesimpulan Dan Saran Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Bentuk usaha ini di cita-citakan oleh bangsa Indonesia sebagai bangun usaha yang paling cocok. Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2012.

Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.

12 Koperasi seperti halnya Perseroan Terbatas (PT), merupakan badan hukum tersendiri untuk memperoleh status badan hukum tadi, koperasi harus didirikan dengan prosedur sebagai berikut (1) untuk dapat mendirikan sebuah koperasi, sekurang-kurangnya has ada 20 orang yang bertindak sebagai pendiri koperasi (dalam hal tertentu boleh kurang); (2) para pendiri koperasi menyusun akte pendirian koperasi. Akte ini, yang dibuat rangkap 2, diajukan kepada pejabat yang ditunjuk untuk itu (kantor koperasi). Akte pendirian, pada dasarnya memuat anggaran dasar koperasi; (3) pejabat yang ditunjuk untuk mengesahkan pendirian koperasi dan mencatatnya dalam buku daftar umum yang disediakan untuk itu, serta mengumumkan dalam berita Negara; dan (4) sejak tercatat dalam buku daftar, koperasi yang bersangkutan telah sah menjadi badan hukum tersendiri.

Koperasi dapat melakukan usaha-usaha seperti disektor perdagangan, industri, manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa trasportasi, dan sebagainya.

2.4. Laporan Keuangan Koperasi

Dalam Undang-undang Koperasi No. 17 tahun 2012 pasal 37 disebutkan bahwa laporan keuangan koperasi yang sekurang-kurangnya terdiri dari neraca akhir dan perhitungan hasil usaha tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut, lebih lanjut dalam undang-uandang tersebut disebutkan bahwa laporan keuangan sebagaimana dimaksudkan tersebut dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

Standar akuntansi keuangan yang berlaku untuk koperasi adalah SAK ETAP.

Di mana dalam SAK ETAP laporan keuangan yang diwajiban adalah Neraca, Laporan Laba Rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas; dan catatan atas laporan keuangan. Untuk menyediakan informasi akuntansi oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi dalam laporan keuangan diperlukan adanya urutan-urutan kegiatan seperti menggolong-golongkan transaksi, meringkas serta menyajikan dalam bentuk laporan keuangan. Proses Akuntansi dimulai dari kegiatan pencatatan sampai dengan penyajian informasi.

Pada saat pencatatan bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Untuk transaksi-transaksi yang sama sering dicatat dalam buku jurnal spesial (khusus).

Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam buku jurnal, akan

13 diringkas dan dibukukan ke dalam buku besar. Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan Hasil Usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan. Untuk memudahkan pekerjaan menyusun laporan keuangan biasanya dibuatkan neraca lajur (kertas kerja).

Menurut Baridwan (2000 : 50) Proses akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2 1. Proses Akuntansi

Dari gambar 2.1. tersebut dapat diketahui bahwa bukti–bukti pembukuan dicatat dalam buku buku jurnal setiap terjadi transaksi secara kronologis. Tembusan bukti-bukti pembukuan dibukukan kedalam buku pembantu setiap terjadi transaksi.

Setiap bulan atau periode yang lain buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke rekening-rekening bukku besar. Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan rugi laba, dan laporan laba ditahan dan lain-lain.

Agar proses akuntansi berjalan dengan baik diperlukan suatu sistem akuntansi yang baik yang didalamnya termasuk:

a. Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap transaksi dan digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.

b. Buku-buku jurnal, merupakan catatan pertama yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi urut tanggal terjadinya (kronologis), sumber pencatatannya berasal dari bukti-bukti pembukuan. Untuk transaksi yang sering terjadi dibuatkan buku jurnal spesial yang khusus digunakan untuk mencatat suatu transaksi tertentu seperti jurnal pembelian, penjualan, penngeluaran uang, penerimaan uang dan lain-lain.

14 c. Rekening-rekening dan buku besar, catatan yang ada dalam buku jurnal akan dipindah-pindahkan ke dalam rekening-rekening yang sesuai. Rekening-rekening ini disusun menurut suatu susunan yang akan memudahkan penyusunan laporan keuangan. Kumpulan dari rekening-rekening ini disebut buku besar. Rekening-rekening dalam buku besar dapat menjadi kelmpok Rekening-rekening riil, nominal dan campuran .

Rekening-rekening riel adalah rekening-rekening aktiva, utang dam modal yang merupakan pos-pos neraca, sehingga dapat dikatakan bahwa rekening-rekening riel itu adalah reeking-rekening-rekening neraca. Rekening nominal adalah rekening-rekening pendapatan, laba, biaya dan rugi yang merupakan pos-pos dalam laporan laba rugi, sehingga dapat dikatakan bahwa rekening-rekening nominal itu merupakan reeking-rekening rugi laba.

Rekening campuran adalah rekening-rekening yang saldonya mengandung unsure-unsur rekening riel dan nominal, setiap akhir periode rekening-rekening campuran ini perlu dianalisa dan dipisahkan menjadi rekening riel dan nominal.

Contoh rekening-rekening campuran adalah rekening bahan pembantu kantor yang didalamnya terdiri dari jumlah bahan pembantu yang digunakan dan persediaan bahan pembantu. Untuk memudahkan pembukuan ke dalam rekening-rekening biasanya masing-masing rekening-rekening diberi nomor kode yang disesuaikan dengan kelompoknya. Dari Proses akuntansi tersebut akan dihasilkan Laporan Keuangan (Financial Report). Laporan keuangan yang dihasilkan seperti Neraca, Laporan Laba Rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas; dan catatan atas laporan keuangan.

15 BAB III

METODE KEGIATAN

3.1. Khalayak Sasaran Strategis

Khalayak Sasaran strategis adalah Pengurus dan pengawas koperasi yang berada di wilayah Kecamatan Buleleng yang berjumlah 20 Orang.

3.2. Keterkaitan

Program P2M yang dilaksanakan ini berkaitan dengan (1) Dewan Koperasi Indonesia (Dekopinda) Kabupaten Buleleng yang menyediakan informasi mengenai pengurus dan pengawas koperasi yang akan diberikan pelatihan dan pendampingan penyusunan laporan pertanggungjwaban pengurus dan pengawas koperasi, dan (2) LPM Undiksha sebagai penilai keberhasilan program.

3.3. Metode Kegiatan

Metode kegiatan P2M ini dalam bentuk pelatihan dan pendampingan penyusunan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi bagi pengurus dan pengawas koperasi yang berada dikecamatan Buleleng. Untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik dan terarah maka metode kegiatan yang dilakukan adalah dirancang dengan sistematis dalam beberapa tahapan.

Adapun tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah : 1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini yang dilakukan adalah :

a. Penyiapan berbagai adiministrasi yang mungkin diperlukan b. koordinasi dengan Ketua Dekopinda Kabupaten Buleleng

c. Penyiapan materi pelatihan tentang penyusunan Laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi

d. Penyiapan Nara Sumber yang kompeten dan relevan dengan materi yang disiapkan.

e. Penyiapan Jadwal pelatihan 2. Tahap Implementasi

Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Pelatihan penyusunan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengaws koperasi

16 b. Pendampingan penyusunan laporan pertanggungjawaban pengurus dan

pengawas koperasi 3. Tahap Monitoring

Pada Tahap monitoring kegiatan yang dilakukan adalah pengawasan/

monitoring terhadap implementasi kegiatan yang telah disusun.

3. RANCANGAN EVALUASI

a. Evaluasi dilakukan untuk menilai kemampuan pengurus dan pengawas koperasi dalam menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi

1. Skor penilaian dihitung berdasarkan perbandingan skor perolehan dengan skor maksimal dikalikan 100%. Apabila skor penilaian yang dicapai lebih dari 80 dapat diartikan bahwa pengurus atau pegawai koperasi sudah dapat menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi dengan baik. Rubrik Penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Rubrik Penilaian Pemyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Koperasi 1. Kemampuan menyususn laporan

mengenai keadaan dan jalannya koperasi serta hasil yang telah dicapai dengan benar dan tepat

2 Mampu membuat rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempemngaruhi kegiatan koperasi dengan benar dan tepat

3 Mampu menyusun laporan keuangan terdiri dari Neraca akhir dengan tepat dan benar

4 Mampu menyusun laporan perhitungan hasil usaha dengan tepat ddan benar 5 Mampu membuat penjelasan atas

dokumen tersebut JUMLAH SKOR

17 Tabel 3.2. Rubrik Penilaian Pemyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pengawas

Koperasi 1. Mampu menyusun bidang organisasi

yang meliputi keanggotaan dan pengurus koperasi dengan benar dan tepat

2 Mampu menyusun kegiatan

pengawasan dengan tepat dan benar 3 Mampu menyususn hasil pemerikasaan

dengan tepat dan benar

4 Mampu mennganalisis dan menyusun bidang keuangan yang meliputi struktur modal, perbandingan rencana dan realisasi program kerja

5 Mampu mengAnalisis Laporan

Keuangan yang meliputi, analisis likuiditas / Current Ratio,. Analisis solvabilitas, analisis Rentabilitas

JUMLAH SKOR

Skor Penilaian = Skor perolehanX 100%

Skor Maksimal

1. Sedangkan untuk mengaveluasi kebermanfaatan kegiatan dari sikap pengurus dan pengawas koperasi dalam proses pelatihan dan pendampingan. Nilai sikap dihitung melalui perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor maksimal dikalikan 100%. Apabila skor nilai sikap di atas 80 maka berarti pelatihan penyusunan laporan keuangan bagi pengurus atau pegawai koperasi dapat diterima dengan baik. Rubrik sikap yang diamati dalam proses pelatihan dapat dillihat pada Tabel 3.3.

18 Tabel 3.3. Rubrik Sikap Yang Diamati Dalam Proses Pelatihan dan Pendampingan

NO NAMA

Skor 2 : jika aspek yang dinilai dilaksanakan dengan baik Skor 1 : Jika aspek yang dinilai dilaksanakan kurang baik

Nilai Sikap = Jumlah skor yang diperolehX 100%

Jumlah skor maksimal

19 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelum kegiatan pelatihan dilaksanakan, kegiatan ini diawali dengan penyiapan berbagai administrasi yang diperlukan antara lain permohonan izin melaksanakan pengabdian masyarakat, koordinasi dengan Ketua Dekopinda Kabupaten Buleleng untuk menentukan jadual kegiatan pelatihan dan pendampingan, pengiriman surat undangan oleh tim pendamping ke peserta pelatihan, penyiapan materi pelatihan tentang pelatihan tentang penyusunan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi serta materi rencana kerja dan Rencana Anggaran dan Belanja (RAPB) Koperasi Tahun buku 2015.

4.1.1. Peserta Pelatihan dan Pendampingan

Peserta pelatihan dan pendampingan kegiatan ini adalah pengurus dan pegawas koperasi yang berjumlah 20 Orang yang berada di daerah Buleleng, yang memiliki berbagai bentuk dan jenis usaha koperasi seperti, Koperasi pegawai negeri, Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Serba Usaha maupun koperasi Unit Desa.

Adapun ke duapuluh koperasi yang hadir dalam kegiatan pelatihan antara lain : Koperasi Pegawai Negeri Artha, Koperasi Serba Tri Manunggal, Koperasi Serba Usaha Tunas Muda, Koperasi Serba Usaha Matalan, Koperasi Serba Usaha Fajar, Koptan Swakarsa, Koperasi Simpan Pinjam Citra Mandiri, Koperasi Pegawai Negeri Daharmayasa, Koperasi Pepabri, Koperasi Unit Desa Krisna, Koperasi Pegawai Negeri Werdhiyasa, Koperasi Pegawai Negeri Agraria, Koperasi Unit Desa Tirtha Luhur, Koperasi Serba Usaha Tri Dwi Eka, Koperasi Pegawai Negeri Sada, Koperasi Pegawai Negeri Bakti, Koperasi Unit Desa KPS, Koperasi Serba Usaha Johor dan Koperasi Serba Usaha Adhi Kerti.

Kegiatan ini berlangsung selama dua kali pertemuan yaitu kegiatan diawali dengan pelatihan penyusunan laporan pertanggungjawaban pengawas dan pengurus koperasi, serta pendampingan penyusunan laporan pertanggungjawaban pengawas dan pengurus koperasi.

4.1.2. Penyiapan Materi

Materi yang disiapkan pada pelatihan dan pendampingan kegiatan ini meliputi materi rencana kerja dan RAPB Koperasi Tahun Buku 2015 yang disiapkan oleh

20 Dekopinda Kabupaten Buleleng dan materi pelatihan penysunan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi terdiri dari Laporan Laba Rugi atau Sisa Hasil Usaha, Neraca, Llaporan arus kas, perbandingan antara perencanaan dan realisasi, serta analisa laporan keuangan.

4.1.3. Kegiatan Pelatihan

Adapun rincian kegiatan pelatihan dan pendampingan adalah sebagai berikut:

kegiatan pelatihan dan pendampingan pertama berlangsung dari tanggal 29 dan 30 Juni 2015 dengan kegiatan pemberian materi Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja yang disajikan oleh bapak I Gede Ngurah Indrayana, SH yang merupakan praktisi dari Dekopinda, dilanjutkan pemberian materi laporan pertanggingjawaban Pengurus dan Pengawas Koperasi dari tim pelaksana P2M dari undiksha. Dalam kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan pemaparan materi dan diskusi. Kegiatan pendampingan dibantu oleh staf Dekopinda.

Kegiatan pendampingan berikutnya dilakukan oleh tim pendamping dari undiksha yang dilaksanakan pada selama empat hari yaitu pada tanggal 30 Juni, 4. 5, dan 11 Juli 2015.

Serangkaian kegiatan pelatihan dan pendampingan tersebut berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.

4.1.3.1. Pemberian Materi

Pemberian materi pelatihan ini berlangsung selama empat 4 jam. Materi yang disampaikan diantaranya Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja, dan materi laporan pertanggingjawaban Pengurus dan Pengawas Koperasi.

4.1.3.2. Diskusi

Setelah penyampain materi diakhiri kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang berlangsung selama satu jam , diskusi ini berlangsung dengan tertib dan terarah.

Pada saat diskusi peserta berperan aktif bertanya terkait dengan permasalahan yang mereka hadapi di usaha mereka masing-masing. Adapun pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

21 Tabel 4.1. DAFTAR PERTANYAAN PESERTA PELATIHAN

No Nama Nama

Koperasi

Pertanyaan

1. Wayan Wenten KPN Artha Bagaimana cara membuat rencana kerja yang berkaitan dengan assets, simpanan wajib dan simpanan anggota?.

2. Gusti Ketut Suparna

KPN

Dharmayasa

Bagaimana cara mengatasi anggota yang menjadi anggota tetapi mereka tidak mengetahuinya?.

3. Putu Sujasna KPN Agraria

Bagaimana cara menghitung ratio likuiditas, rentabilitas dan berapa

prosentase standar untuk ratio tersebut?

4. Made Dana KUD Tirtha Luhur

Bagaimana menghitung ratio likuiditas, berapa standar jumlah kas yang harus dimiliki suatu koperasi?

5. Gitawan Koperasi

Popabri

Bagaiman cara membuat perencanan dan realisasi dari unsur bidang usaha koperasi?

4.1.4. Kegiatan Pendampingan

Setelah kegiatan pelatihan diselesaikan peserta didampingi untuk menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi sesuai dengan kondisi dari masing-masing koperasi tersebut , kegiatan ini berlangsung selama empat hari.

Peserta dengan tekun dan antusias menyusun laporan tersebut dan langsung menanyakan apabila ada yang hal-hal yang belum mereka pahami.

4.1.5. Indikator Keberhasilan

Setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan penyusunan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi dilanjutkan dengan evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi yang telah disusun oleh Koperasi yang diberikan pelatihan dan pendampingan. Evaluasi ini dilakukan dengan menilai kemampuan pengurus dalam menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus dan menilai kemampuan pengawas dalam menyusun laporan pertanggungjawaban pengawas koperasi. Sedangkan kebermanfaatan

22 kegiatan dinilai dari sikap pengurus dan pengawas koperasi terhadap kegiatan pelatihan dan pendampingan yang telah dilakukan.

Rubrik dan skor rata–rata penilaian pemyusunan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi dapat dilihat pada tabel 4.2. dan table 4.3.

Tabel 4.2. Rubrik Penilaian Pemyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Koperasi 1. Kemampuan menyususn laporan

mengenai keadaan dan jalannya koperasi serta hasil yang telah dicapai dengan benar dan tepat

100 83.5

2 Mampu membuat rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempemngaruhi kegiatan koperasi dengan benar dan tepat

4 Mampu menyusun laporan perhitungan hasil usaha dengan tepat dan benar

100 87.7 mengikuti pelatihan dan pendampingan sebesar 86.52% yang dapat diartikan bahwa pengurus koperasi yang mengikuti pelatihan dan pendampingan sudah mampu menyusu laporan pertanggungjawaban pengurus dengan kreteria baik.

23 Tabel 4.3. Rubrik Penilaian Pemyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pengawas

Koperasi 1. Mampu menyusun bidang organisasi

yang meliputi keanggotaan dan pengurus koperasi dengan benar dan

3 Mampu menyususn hasil pemerikasaan dengan tepat dan benar

100 89.3

4 Mampu mennganalisis dan menyusun bidang keuangan yang meliputi struktur modal, perbandingan rencana dan realisasi program kerja

100 88.2

5 Mampu mengAnalisis Laporan

Keuangan yang meliputi, analisis mengikuti pelatihan dan pendampingan sebesar 88.72% yang dapat diartikan bahwa pengawas koperasi yang mengikuti pelatihan dan pendampingan sudah mampu menyusun laporan pertanggungjawaban pengawas dengan kreteria baik.

Evaluasi kebermanfaatan kegiatan ini dilihat dari sikap pengurus atau pegawai koperasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Ada empat aspek yang diamati dalam proses pelatihan dan pendampingan kegiatan ini antara lain aspek partisipasi, aspek motivasi, aspek kerjasama, aspek inisiatif.

24 Rubrik dan skor penilaian sikap pengurus dan pengawas koperasi yang mengikuti pelatihan dan pendampingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Rubrik dan Skor Rata-rata Sikap Yang Diamati Dalam Proses Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas Koperasi di Kecamatan Buleleng

NO NAMA PESERTA

25 Dari penilaian sikap pada tabel 4.4. dapat dikategorikan rata-rata sikap pengurus dan pengawas koperasi dapat menerima kegiatan ini dengan baik.

4.2. Pembahasan

Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan adanya pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada para anggotanya yang berbeda dengan badan usaha lainnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Untuk dapat mensejahterakan anggotanya koperasi harus memiliki kinerja yang memadai. Kinerja atau kemajuan suatu koperasi dapat dillihat dari laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh pengurus dan pengawas koperasi. Laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi tersebut juga sebagai syarat dalam menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

Berdasarkan Undang-undang No.17 tahun 2012 Pasal 37 dijelaskan bahwa isi Laporan pertanggunngjawaban tahunan antara lain (1) laporan mengenai keadaan dan jalannya koperasi serta hasil yang telah dicapai; (2) rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempemngaruhi kegiatan koperasi; (3) laporan keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri dari Neraca akhir dan perhitungan hasil usaha tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut; (4) laporan pengawas; (5) nama pengawas dan pengurus; (6) besar imbalan bagi pengawas serta gaji dan tunjangan bagi pengurus. Selanjutnya disebutkan bahwa laporan keuangan koperasi yang sekurang-kurangnya terdiri dari neraca akhir dan perhitungan hasil usaha tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut, dimana laporan keuangan dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

Standar akuntansi keuangan yang berlaku untuk koperasi adalah SAK ETAP.

Dimana dalam SAK ETAP laporan keuangan yang diwajiban adalah Neraca, Laporan Laba Rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas; dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan pertanggungjawaban pengawas adalah laporan yang dibuat oleh pengawas atas pelaksanaan pengawasan yang telah dilakukannya. Laporan pertanggungjawaban pengawas memuat informasi mengenai :

 Bidang organisasi yang meliputi (1).keanggotaan; (2). Kepengurusan; (3).

Administrasi.

26

Analisis Laporan Keuangan yang meliputi, analisis likuiditas / Current Ratio,.

Analisis solvabilitas, analisis rentabilitas modal sendiri

 Kesimpulan Dan Saran

Melalui pelatihan dan pendampingan ini pengurus dan pengawas koperasi yang berada di daerah Buleleng diberikan cara untuk menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi yang terdiri dari rencana kerja dan Rencana Anggaran dan Belanja (RAPB) Koperasi Tahun buku 2015 dan penyusunan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi. Kegiatan dalam pelatihan dan pendampingan penyusunan laporan pertanggungawaban pengurus meliputi penyusunan laporan mengenai keadaan dan jalannya koperasi serta hasil yang

Melalui pelatihan dan pendampingan ini pengurus dan pengawas koperasi yang berada di daerah Buleleng diberikan cara untuk menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi yang terdiri dari rencana kerja dan Rencana Anggaran dan Belanja (RAPB) Koperasi Tahun buku 2015 dan penyusunan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas koperasi. Kegiatan dalam pelatihan dan pendampingan penyusunan laporan pertanggungawaban pengurus meliputi penyusunan laporan mengenai keadaan dan jalannya koperasi serta hasil yang

Dokumen terkait