• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Lagu-lagu Pop Rohani bagi Pertumbuhan Iman Jemaat GMIT Agape

Dalam dokumen T1 712011028 Full text (Halaman 39-42)

Agape

Lagu-lagu pop rohani membuat suasana ibadah tidak monoton atau tidak terkesan membosankan dan melalui lirik lagu yang sederhana maka jemaat mudah memahami dan merasakan hadirat Tuhan83 jemaat dapat bebas dalam berekspresi saat beribadah. Hal ini juga berkaitan dengan sikap jemaat ketika mengekspresikan puji-pujian kepada Tuhan tanpa ada batasan. Menurut Sydnor jemaat tidak hanya dipersatukan dalam satu persekutuan melainkan juga umat Kristen dapat mengungkapkan isi hati dan perasaan mereka melalui puji-pujian. GMIT pada umumnya perlu juga untuk memahami bahwa ada nilai-nilai positif dari lagu- lagu pop rohani untuk jemaat seperti yang telah dijalankan oleh GMIT Agape agar dapat membuat suasana ibadah yang lebih hidup. Melihat juga dari sudut pandang tradisi GMIT bahwa tidak menjadi suatu masalah apabila lagu-lagu pop rohani dimasukan dalam tata ibadah namun yang perlu dilakukan gereja ialah menyeimbangkan nyanyian-nyanyian tersebut sehingga tradisi tetap terus dijalankan. Ini artinya bahwa tidak masalah juga untuk gereja GMIT yang lain menggunakan lagu-lagu bernuansa pop rohani mengingat bahwa gereja terus bergerak dalam menjalankan misi Allah maka perlu untuk membaharui aspek- aspek pelayanan dalam gereja. Adanya lagu-lagu pop rohani juga mengundang semangat pemuda-pemudi untuk aktif dalam pelayanan gereja. Gereja harus meyakini anggota- anggotanya untuk merangkul dan dirangkul atau tidak diperkenankan untuk hidup terpisah secara kategorial. Jemaat harus terus membawa misi Allah, mewartakan kabar baik dan melaksanakan kabar baik tersebut sehingga generasi-generasi muda harus pilar gereja untuk mewujudnyatakan misi Allah. Jemaat GMIT Agape menyadari hal tersebut sehingga saat ini pemuda-pemudi menjadi fokus utama jemaat GMIT Agape seperti yang dijelaskan jemaat mengenai penggunaan lagu-lagu pop rohani adalah salah satu cara untuk membuat muda- mudi giat dalam pelayanan namun yang menarik ialah untuk merealisasikan hal tersebut

40

maka orang tua terlebih dahulu mempraktekannya dengan menggunakan lagu-lagu pop rohani dalam pertemuan ibadah kategorial baik itu komisi kaum bapak, kaum wanita maupun lansia. Sama halnya juga yang telah diuraikan oleh evangelis bahwa jemaat GMIT Agape sangat suka bernyanyi agar dapat membangun iman mereka baik itu secara pribadi maupun dalam satu persekutuan. Penulis dapat melihat bahwa lagu-lagu pop rohani tidak hanya berkaitan dengan bentuk ekspresi iman jemaat kepada Tuhan melainkan dapat memberi semangat bagi generasi-generasi muda untuk terus aktif dalam segala bentuk kegiatan gerejawi. Nilai positif ini perlu dipahami oleh jemaat non-GMIT Agape bahwa lagu-lagu pop rohani memberi manfaat bagi keberadaan pemuda-pemudi di gereja sehingga yang disebut sebagai jemaat bukan hanya pendeta, majelis dan orang tua melainkan pemuda, remaja dan anak-anak sehingga apabila gereja melihat kebutuhan jemaat berarti kebutuhan pemuda, remaja dan anak-anak perlu diperhatikan.

Lagu-lagu pop rohani juga membawa manfaat bagi jemaat GMIT Agape yang mencakup kesatuan antar anggota jemaat sebagai komunitas gereja melalui iman percaya kepada Tuhan.84 Kesatuan jemaat berkaitan erat dengan bagaimana hubungan antar jemaat GMIT Agape melalui lagu-lagu pop rohani sehingga ada nilai positif dari lagu-lagu pop rohani dalam menyatukan jemaat dan juga untuk pertumbuhan iman jemaat secara pribadi seperti yang dijelaskan oleh jemaat R.G bahwa setiap orang setidaknya memiliki lagu

favorite yang terus dinyanyikan karena lirik lagu yang diungkapkan tidak jauh berbeda dengan pergumulan pribadi seseorang sehingga lagu-lagu pop rohani dengan lirik yang sederhana mampu mempererat relasi manusia dengan Tuhan begitu juga bagaimana Kijne memahami nyanyian yang bersumber pada refleksi iman Kristen atas pergumulan kehidupan atau mengenai hubungan dengan Tuhan.85 Penulis melihat bahwa cukup bermanfaat bagi jemaat dalam menggunakan lagu-lagu pop rohani guna membangun relasi dengan Tuhan namun perlu untuk meninjau dari pernyataan Mawane bahwa nyanyian harus mencakup tri panggilan gereja baik itu nyanyian gereja dalam aspek koinonia (persekutuan), aspek

marturia (kesaksian)maupun aspek diakonia (pelayanan sosial) tidak hanya memperhatikan spiritualitas jemaat dengan nyanyian-nyanyian sebagai unsur kesaksian maupun persekutuan melainkan nyanyian yang memperhatikan nilai-nilai sosial. Oleh karena itu jemaat GMIT Agape maupun jemaat GMIT yang lain perlu meninjau kembali buku-buku nyanyian jemaat yang menanamkan semangat oikumene. GMIT Agape tentunya harus tetap pada jalur GMIT sehingga tidak ada persoalan yang timbul oleh karena kesalahpahaman.

84

Hasil wawancara dengan jemaat M.A.12 januari 2016 pukul 10.00 WITA 85 Mawane, M.

41

Manfaat positif lagu-lagu pop rohani bagi jemaat GMIT Agape lainnya ialah lagu- lagu pop rohani menjadi salah satu faktor pembentukan identitas mereka sebagai jemaat yang sebagian besar ialah orang-orang Tionghoa oleh karena setiap gereja tentunya memiliki kisah sejarah tersendiri maka jemaat GMIT Agape yang merupakan satu-satunya gereja GMIT lebih dominan menggunakan lagu-lagu pop rohani merupakan hasil dari rentetan proses sejarah terbentuknya GMIT Agape. Identitas selalu berkaitan dengan adanya kelas sosial, gender, seksualitas, etnisitas, ras dan nasionalis yang memberikan tempat bagi individu- individu dalam kehidupan sosial86 faktor yang membentuk suatu identitas terbagi dalam faktor eksternal dan faktor internal. Aspek eksternal berhubungan dengan bahasa, melakukan tradisi-tradisi etnik, partisipasi dalam etnis personal seperti keluarga dan masuk dalam suatu institusi etnik seperti gereja, sekolah dan perusahaan. Faktor internal berkaitan dengan ide, sikap dan perasaan dan termasuk dalam tiga dimensi afektif, kesadaran kognitif dan moral. GMIT Agape yang merupakan institusi gereja dengan konteks mayoritas jemaat Tionghoa membawa ciri khas yang berbeda serta ide dan gagasan dari para penginjil dan jemaat mula- mula melalui proses pengalaman sejarah maka Perbedaan jemaat GMIT Agape membedakan jemaat dengan jemaat GMIT yang lain dan tradisi serta kebiasaan yang terus dibawa sampai pada anak dan cucu sehingga dalam proses bergereja tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam lingkungan GMIT maka inilah perbedaan dari jemaat GMIT Agape.

86

42

5

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen T1 712011028 Full text (Halaman 39-42)

Dokumen terkait