BAB V KESEHATAN MENTAL
B. Manfaat Pembinaan Kesehatan Mental
1. Peraturan baris-berbaris dimaksudkan untuk mengatur
bersama-sama secara tertib dan serempak baik gerakan ditempat maupun gerakan berjalan.
2. Pengetahuan PBB sangat bermanfaat bagi peserta Diklat
Prajabatan Golongan III baik selama mengikuti Diklat maupun setelah Diklat, guna mendukung tugas pokok. Pembinaan disiplin dan memupuk rasa kebersamaan antar peserta dilakukan melalui PBB. Gerakan-gerakan enerjik dari kedisiplinan yang tinggi serta rasa karsa yang dihasilkan dari latihan PBB sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas.
C. Gerak Ditempat
Gerakan ditempat diperlukan untuk mempersiapkan atau
merapikan barisan dalam menghadapi upacara-upacara,
melaksanakan apel kerja pagi/siang, apel belajar pagi/persiapan pelaporan belajar pagi/siang di kelas
1. Contoh-Contoh
Gerakan-gerakan di tempat yang umum dilakukan adalah:
a. Sikap sempurna; b. Lencang kanan; c. Lencang depan; d. Berhitung; e. Hadap kanan; f. Hadap kiri;
g. Hadap serong kanan/kiri;
h. Balik Kanan;
i. Istirahat ditempat.
2. Latihan
Untuk melaksanakan gerakan-gerakan ditempat dilakukan melalui aba-aba yang diberikan oleh pelatih atau pimpinan barisan. Aba-aba yang diberikan terdiri dan aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan diperlukan jarak waktu beberapa detik agar anggota barisan dapat mempersiapkan diri dan melaksanakannya secara serempak.
a. Sikap Sempurna
Membentuk sikap sempurna dengan aba-aba "siap ... Gerak", (berdiri) atau "duduk siap ... gerak" (dalam keadaan duduk).
1) Begitu mendengar aba-aba "siap gerak" (dilapangan /berdiri).
a) Kaki kiri ditarik rapat-rapat lurus ke kaki kanan dan ujung kaki membentuk sudut 45°;
b) Pandangan lurus kedepan;
c) Dagu ditarik;
d) Dada dibusungkan dan perut ditarik/dikempiskan;
e) Tangan lurus ke bawah rapat dengan paha dan
2) Setelah dilaksanakan tidak boleh bergerak lagi dan melirik ke kiri atau ke kanan serta bersuara atau senyum.
3) Khusus untuk di ruangan kelas dalam rangka persiapan
pelaporan belajar, begitu mendengar aba-aba "duduk siap ... gerak", langsung sikap sempurna di tempat duduk, pandangan lurus kedepan, kaki rapat, dagu ditarik, duduk tegak (dada busung), tangan mengepal menempel di tangkai kursi atau paha, tidak boleh lagi bergerak dan melirik ke kiri atau ke kanan serta bersuara atau tersenyum.
b. Lencang kanan/Lencang depan
Untuk meluruskan atau merapikan barisan dengan aba-aba "lencang kanan ... gerak" (barisan berbentuk SAF) atau "lencang depan ... gerak" (barisan berbetuk BANJAR). 1) Begitu mendengar aba-aba "lencang kanan ... gerak"
(bersaf);
a) Saf 1 (depan) langsung menoleh ke kanan
bersamaan dengan melencangkan tangan kanan lurus ke kanan menyenggol pangkal tangan kiri orang di sebelah kanannya, khusus saf 2 dan 3
hanya menoleh ke kanan sejenak sambil
meluruskan langsung kembali menoleh ke depan. b) Untuk staf 1 setelah mendengar aba-aba "tegak ...
gerak", langsung menurunkan/meluruskan
tangannya memalingkan mukanya ke depan.
2) Khusus lencang depan berlaku untuk barisan yang
bentuknya berbanjar. Begitu mendapat aba-aba "lencang depan ... gerak", banjar paling kanan mengangkat tangan lurus ke depan dengan jarak 2 kepal dengan punggung di depannya, dan setelah mendengar aba-aba "tegak ... gerak", kembali sikap sempurna.
c. Berhitung
Untuk mengetahui jumlah personil dalam barisan (3 bersaf), berikan aba-aba "hitung ... mulai"
1) Begitu mendengar aba-aba "hitung ... mulai"
a) Saf 1 (depan) serentak menoleh ke kanan, dan
setelah mendapatkan aba-aba pelaksanaan mulai berturut-turut menghitung dari kanan ke kiri.
mengucapkan "lengkap" kalau barisan lengkap kelipatan 3, mengatakan "kurang 1 atau kurang 2" kalau barisan kurang dari kelipatan 3.
2) Setelah menghitung langsung orang perorang dari saf depan itu menoleh ke depan (sikap sempurna).
d. Hadap kanan/hadap kiri
1) Hadap kanan
Begitu mendengar aba-aba "hadap kanan gerak", langsung melakukan gerakan:
a) Kaki kiri diangkat serong ke kanan, kaki kanan sebagai poros berputar 900 ke kanan.
b) Badan putar 900 ke kanan.
c) Kaki kiri ditutup kembali kesikap sempurna.
2) Hadap kiri
Begitu mendengar aba-aba "hadap kiri gerak", langsung melakukan gerakan:
a) Kaki kanan diangkat serong ke kiri, kaki kiri
sebagai poros berputar 900 ke kiri. b) Badan putar 90° ke kiri.
c) Kaki kanan ditutup kembali kesikap sempurna.
e. Hadap serong kanan/kiri
1) Hadap serong kanan
Begitu mendengar aba-aba "hadap serong kanan ... gerak", langsung melakukan gerakan:
a) Kaki kiri diangkat serong sedikit ke kanan, kaki kanan sebagai poros berputar 45° ke kanan.
b) Badan putar 450 ke kanan.
c) Kaki kiri ditutup kembali kesikap sempurna.
2) Hadap serong kiri
Begitu mendengar aba-aba "hadap serong kiri ... gerak", langsung melakukan gerakan:
a) Kaki kanan diangkat serong ke kiri, kaki kiri
sebagai poros berputar 450 ke kiri. b) Badan putar 450 ke kiri.
c) Kaki kanan ditutup kembali kesikap sempurna.
f. Balik kanan
1) Balik kanan
Begitu mendengar aba-aba "balik kanan ... gerak", langsung melakukan gerakan:
a) Kaki kiri diangkat serong ke kanan, kaki kanan sebagai poros berputar 1800 ke kanan/ke belakang.
b) Badan putar 180° ke kanan/ke belakang.
g. Istirahat di tempat
1) Begitu mendengar aba-aba "istirahat di tempat ... gerak", Langsung melakukan gerakan:
a) Kaki kiri dibuka selebar bahu (± 20 atau 30 cm).
b) Kedua tangan ditarik kebelakang menempel di
punggung, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan.
c) Pada waktu di istirahatkan pandangan tetap lurus ke
depan, perhatian dipusatkan pada
pelatih/pemimpinan barisan.
D. Gerak Berjalan
Gerakan berjalan diperlukan pada saat menggerakkan, memindahkan, atau menggeser barisan dari suatu tempat ke tempat lain.
Gerakan-gerakan berjalan ini memerlukan kekompakan, ketertiban, keseragaman dalam rangka memupuk rasa kebersamaan.
1.Contoh-Contoh
a. Maju jalan;
b. Hadap kanan/kiri maju jalan;
c. Balik kanan maju jalan; d. Jalan di tempat; e. Berhenti;
f. Belok kanan/kiri jalan;
g. Bubar jalan.
2. Praktek Pelaksanaan
Untuk menggerakkan/memindahkan barisan atau
melaksanakan gerak jalan pada umumnya barisan berbentuk berbanjar, yang dimulai dengan aba-aba "maju ... jalan". Pada waktu memberikan aba-aba, sama halnya dengan gerakan ditempat, harus ada jarak waktu beberapa detik antara aba-aba peringatan dan aba-aba-aba-aba pelaksanaan.
a. Maju jalan
Barisan setelah dirapikan dan menghadap kearah gerakan. 1) Begitu mendengar aba-aba "maju ... jalan", langsung
melakukan gerakan-gerakan:
a) Langkah pertama, secara serempak dimulai dengan
kaki kiri dihentakan.
b) Tangan kanan lurus kedepan, dan langsung
berjalan.
2) Waktu sedang berjalan pandangan tetap lurus ke depan
dan yang menjadi penjuru sebagai patokan agar langkah tetap sama adalah orang yang paling depan sebelah kanan.
b. Hadap kanan maju jalan
Barisan yang akan digerakkan setelah dihadap kanan akan langsung berjalan.
1) Begitu mendengar aba-aba "hadap kanan maju ... jalan", langsung melakukan gerakan-gerakan:
a) Hadap kanan, dengan ketentuan kaki kiri yang
tadinya harus menutup tapi sekarang dihenti kan menjadi langkah pertama.
b) Tangan kanan lurus ke depan dan langsung jalan.
c) Pelaksanaannya dilakukan serempak.
2) Selanjutnya ketentuan sama dengan gerak maju jalan.
c. Hadap kiri maju jalan
Barisan yang akan digerakkan setelah dihadap kirikan Langsung berjalan.
1) Begitu mendengar aba-aba "hadap kiri maju ... jalan", langsung melakukan gerakan-gerakan:
a) Hadap kiri, dengan ketentuan kaki kanan yang
tadinya harus menutup tapi sekarang dihenti kan menjadi langkah pertama;
b) Tangan kiri lurus ke depan dan Langsung berjalan.
c) Pelaksanaannya dilakukan serempak.
3) Selanjutnya ketentuan sama dengan gerak maju jalan.
d. Balik Kanan maju jalan
Barisan yang akan digerakkan setelah dihadap kanankan langsung berjalan.
1) Begitu mendengar aba-aba "balik kanan maju ... jalan", langsung melakukan gerakan-gerakan:
a) Balik kanan, dengan ketentuan kaki kiri yang
tadinya harus menutup tapi sekarang dihentikan menjadi langkah pertama.;
b) Tangan kanan lurus ke depan dan langsung jalan.
c) Pelaksanaannya dilakukan serempak.
2) Selanjutnya ketentuan sama dengan gerak maju jalan.
e. Jalan di tempat
Guna merapikan dan merapatkan barisan dapat dilakukan jalan ditempat, dengan aba-aba "jalan ditempat ... gerak". 1) Begitu mendengar aba-aba "jalan ditempat ... gerak”,
yang boleh jatuh pada kaki kiri dan boleh jatuh kaki kanan, langsung melakukan gerakangerakan:
a) Tambah satu langkah bila jatuh kaki kiri dan
tambah dua langkah bila jatuh kaki kanan.
b) Kaki/paha diangkat rata-rata air disamakan
2) Pada waktu jalan ditempat pandangan lurus kedepan, sambil merapikan barisan. Yang menjadi patokan untuk menyamaratakan kaki adalah pen juru yaitu orang yang paling depan sebelah kanan.
3) Tangan lurus ke bawah (tidak melenggang).
f. Menghentikan barisan
Barisan bisa dihentikan baik pada waktu sedang berjalan maupun sedang jalan di tempat dengan aba-aba "berhenti ... gerak".
1) Begitu mendengar aba-aba "berhenti ... gerak", bisa jatuh kaki kiri dan bisa jatuh kaki kanan langsung melakukan gerakan-gerakan:
a) Tambah satu langkah (bila jatuh kaki kiri) atau tambah dua langkah (bila jatuh kaki kanan) dan langkah berikutnya menutup/berhenti: kaki kiri selalu menutup.
b) Setelah berhenti tidak boleh gerak dulu.
2) Untuk merapikan barisan setelah berhenti, perlu
dilencang kanankan atau dilencang depankan. g. Bubar Jalan
Untuk membubarkan barisan secara tertib diberikan aba-aba "bubar ... jalan", langsung melakukan gerakan-gerakan:
1) Memberikan penghormatan barisan secara serentak.
2) Begitu selesai dibalas dengan yang membubarkan
langsung tangan diturunkan dan otomatis balik kanan
dengan kaki kiri menghentakkan secara serempak.
E. Latihan
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Peraturan Baris Berbaris (PBB) ?
2. Manfaat apa saja didalam melakukan kegiatan PBB ?
3. Sebutkan Contoh-contoh gerakan di tempat !
4. Sebutkan contoh-contoh gerakan berjalan !
5. Coba berikan aba-aba dari Baris-berbaris.
F. Rangkuman
Gerakan-gerakan yang umum dilakukan adalah gerakan maju jalan, belok kanan/kiri, balik kanan maju jalan, jalan ditempat, belok kanan/kiri jalan, menghentikan barisan dan membubarkan barisan.
Pada pokoknya gerakan berjalan ini sasarannya adalah melatih kelompok/barisan agar terbentuk kekompakan dan kerjasama yang harmonis. Dalam suatu barisan bila terlihat salah seorang menyimpang dari aba-aba yang diberikan,. Akibatnya akan jelas memporak-porandakan barisan itu, misalnya pada waktu diberikan aba-aba hadap kanan, maju jalan, maka barisan utamanya pada gerakan berjalan setiap orang perorang memusatkan perhatian kepada aba-aba yang diberikan dan dapat dilaksanakan serempak, sehingga tercipta kebersamaan.
38
BAB IV
TATA UPACARA SIPIL
Pengertian Tata Upacara Sipil
Tata Upacara Sipil (TUS) ini adalah bagian dari pembinaan disiplin. Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus selama mengikuti Diklat Prajabatan, dengan semua kegiatan dilakukan serba tertib yakni tertib di ruang kelas, tertib di ruang tidur, tertib di ruang makan, tertib di lapangan, tertib pengaturan dan penggunaan waktu (tepat waktu) dan kegiatan-kegiatan lain yang tertib dan teratur. Suatu kehidupan yang serba tertib akan melahirkan suatu disiplin yang prima.
Upacara dilakukan secara tertib dan teratur menurut urut-urutan acara yang telah dilakukan dengan gerakan-gerakan dan langkah-langkah kaki yang sera-gam dan serentak sesuai gerakan/langkah yang ditentu kan dalam Peraturan Baris Berbaris (PBB).
Maka kepada peserta sebelum mendapatkan pelajaran TUS ini harus betul-betul memahami dan menguasai serta mampu melakukan ketentuan yang berlaku pada PBB. Karena upacara yang berdasarkan PBB itu membutuhkan mental yang kuat,
disiplin yang tinggi dan fisik yang bugar dan tegar, sehingga tercermin suatu kekhidmatan dari upcara itu. Berbagai macam upacara yang kita ketahui, secara garis besar dikenal upacara umum yang biasanya dilaksanakan di lapangan dan upacara khusus biasanya di dalam ruangan.
Aturan untuk melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan atau acara resmi mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1990. Dalam pelaksanaan aturan tersebut merupakan Pedoman Umum Tata Upacara Sipil yang memuat sebagai perencana dan pelaksanaan upacara untuk menjawab apa, siapa yang harus berbuat apa, dimana dan bilamana tata cara nya serta bentuk dan jenisnya. Sedangkan Pedoman Umum pelaksanaan upacara meliputi kelengkapan dan perlengkapan upacara, langkah-langkah persiapan, petunjuk pelaksanaan dan susunan acaranya.
Pada dasarnya upacara umum di lapangan jumlah pesertanya lebih banyak, sedangkan upacara khusus diruangan pesertanya lebih sedikit.
Manfaat
Tata Upacara Sipil berguna bagi peserta Diklat Prajabatan Golongan III, terutama dapat dimanfaatkan di tempat tugas
masing-masing sebagai penanggung jawab upacara sebagai pembina upacara, pemimpin upacara, upacara tertentu dan pelaporan kesiapan mulai belajar atau selesai mengikuti pelajaran setiap hari kepada Widyaiswara di kelas.
Pengertian Upacara Umum
Upacara umum adalah suatu kegiatan upacara secara umum di
lapangan yang urut-urutan acaranya telah ditentukan
diinstansi/perkantoran resmi pemerintah, misalnya upacara peringatan Hari Ulang Tahun Instansi, Kemerdekaan Republik Indonesia, upacara peringatan hari-hari besar nasional, upacara serah terima jabatan yang disaksikan pegawai dan pejabat di instansi masing masing, upacara pembukaan dan penutupan pendidikan dan berbagai upacara lainnya.
Pejabat-Pejabat Dalam Upacara
Mengingat upacara umum cakupannya cukup luas di lapangan perlu ditentukan pejabat-pejabatnya, antara lain:
1. Ketua panitia pelaksana upacara/penanggung jawab
upacara;
2. Pemimpin upacara;
3. Pembina Upacara;
Tugas-Tugas Pejabat Upacara
1. Ketua panitia pelaksana upacara/penanggung jawab upacara;
a. Sebagai penangung jawab terlaksananya upacara dengan
tertib dan khidmat;
b. Menyiapkan dan menyusun tata urutan acara upacara;
c. Menyiapkan sarana dan prasarana upacara (lapangan
upacara, perlengkapan upacara dan lain-lain);
d. Menyiapkan petugas pengerek bendera dan dilatih terlebih
dahulu;
e. Menyiapkan petugas pembaca/pengucap Pembukaan
UUD Tahun 1945 dan Panca Prasetya KORPRI (kalau ada),
f. Menunjuk dan menyiapkan pembawa acara;
g. Menghubungi dan berkoordinasi dengan pemimpin
upacara;
h. Sebelum pembina upacara memasuki lapangan upacara,
ketua panitia pelaksana upacara/penanggung jawab upacara memberitahukan kepada pembina upacara hal-hal yang penting dalam upacara sekaligus memberitahukan bahwa upacara siap dimulai;
i. Baik buruknya pelaksanaan upacara adalah menjadi
tanggung jawab ketua panitia pelaksana
2. Pemimpin upacara;
a. Menerima laporan dari pemimpin kelompok/barisan
upacara dan mengambil alih pimpinan seluruh barisan
pesrta upacara serta menyiapkan kerapihan
kelompok/barisan upacara (jarak antar barisan yang satu dengan yang lain diatur sedemikian rupa sehingga terlihat rapi/teratur dan seimbang);
b. Memimpin penghormatan umum kepada pembina upacara
dengan aba-aba "kepada pembina upacara hormat ... gerak" (peserta upacara sudah disiapkan);
c. Menyampaikan laporan, kepada pembina upacara bahwa
upacara siap dimulai, dengan mengucapkan kata-kata sebagai berikut: "Lapor upacara (sebut upacara apa) ... siap dimulai"
d. Memimpin penghormatan kepada bendera Merah Putih
dengan aba-aba: "kepada Sang Merah Putih hormat ...
gerak" selanjutnya setelah bendera sampai di
puncak/ditempatnya lalu memberikan aba-aba "tegak ... gerak";
e. Pada waktu pembina upacara akan menyampaikan amanat
maka pemimpin upacara mengistirahatkan barisan upacara (kalau diminta), dengan aba-aba "untuk perhatian istirahat di tempat ... gerak";
f. Selanjutnya secara otomatis menyiapkan kembali barisan
upacara setelah pembina upacara selesai menyampaikan amanatnya dengan aba-aba "siap ... gerak";
g. Menyampaikan laporan kepada pembina upacara bahwa
upacara selesai dengan mengucapkan kata-kata "Upacara telah selesai dilaksanakan, laporan selesai";
h. Memimpin penghormatan umum kepada pembina upacara
dengan aba-aba "kepada pembina upacara hormat ... gerak";
i. Membubarkan barisan peserta upacara.
3. Pembina Upacara
a. Memahami dan menguasai tata urutan acara upacara;
b. Menerima laporan kesiapan upacara dari penanggung
jawab upacara sebelum memasuki lapangan upacara;
c. Menerima dan membalas penghormatan umum dari
peserta upacara;
d. Memimpin mengheningkan cipta;
e. Memerintahkan kepada pemimpin upacara untuk
mengistirahatkan atau membubarkan peserta upacara;
f. Menerima laporan dari penanggung jawab upacara bahwa
Tata Urutan Upacara Umum
Kegiatan upacara umum di lapangan terdiri dari persiapan upacara dan pelaksanaan upacara, sebagai contoh pelaksanaan upacara penaikan bendera.
1. Persiapan Upacara
a. Seluruh peserta upacara diatur dalam kelompok/barisan, 15 menit sebelum pelaksanaan upacara dimulai, masing-masing kelompok/barisan meluruskan barisannya;
b. Petugas upacara seperti pengerek bendera,
pembaca/pengucap Pembukaan UUD tahun 1945 dan Panca Prasetya KORPRI serta pembawa acara telah menempati tempat yang telah ditentukan;
c. Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara;
d. Pemimpin upacara mengambil alih pimpinan seluruh
barisan peserta upacara;
e. Pemimpin upacara merapikan/menyempurnakan susunan
barisan peserta upacara;
f. Pembawa acara membacakan urut-urutan upacara.
2. Pelaksanaan Upacara
a. Penanggung jawab upacara lapor kepada Pembina
upacara bahwa upacara siap dimulai, di luar lapangan upacara (biasanya dilakukan di ruang VIP) dengan
kata-kata "Lapor, upacara ... (jelaskan upacara apa) siap dimulai":
b. Pembawa acara mulai membacakan acara upacara bahwa
upacara segera dimulai, pembina upacara memasuki lapangan upacara dan barisan disiapkan;
c. Pemimpin upacara menyiapkan barisan upacara dengan
aba-aba “Siap … gerak”.
d. Pembina upacara memasuki lapangan upacara yang
diantar oleh penanggungjawab upacara (biasanya pembina upacara didampingi oleh ajudan untuk membawakan map teks amanat/sambutan);
e. Penghormatan umum kepada pembina upacara yang
dipimpin oleh pemimpin upacara dengan aba-aba “Kepada pembina upacara, hormat … gerak”. Setelah dibalas oleh pembina upacara sampaikan aba-aba “Tegak … gerak”.
f. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara
bahwa upacara siap dimulai, pelaksanaannya adalah :
2) Pemimpin upacara maju menghadap Pembina
upacara dan langsung menyampaikan laporan dengan aba-aba “Lapor, upacara (sebutkan upacara apa) siap dimulai”.
3) Setelah dijawab oleh Pembina upacara dengan
kata-kata “Lanjutkan/kembali ketempat”, maka pemimpin upacara kembali menjawab : Kerjakan/laksanakan”.
Selanjutnya kembali balik kanan dan kembali ketempat semula.
g. Persiapan Penaikan Bendera
1) Petugas pengerek bendera (biasanya 3 (tiga) orang) membawa bendera mendekati tiang bendera;
2) Setelah sampai di tiang bendera, masing-masing
bertugas: satu memegang bendera, satu mengikat bendera pada tali yang ada di tiang bendera dan satu lagi memegang tali dan menaikkan bendera;
3) Setelah bendera diikat dan dikembangkan, maka salah
seorang melaporkan bahwa bendera siap untuk dinaikkan, bunyi laporan "Bendera ... siap";
h. Penghormatan kepada Bendera Merah Putih di pim pin
oleh pemimpin upacara (ada kalanya dipimpin oleh pembina upacara). Pelaksanaan dilakukan, begitu mendengar laporan dari petugas pengerek bendera bahwa bendera siap, langsung pemimpin upacara memberikan aba-aba "Kepada Sang Merah Putih, hormat ... gerak", (seluruh peserta upacara melakukan penghormatan). Setelah bendera sampai ke puncak tiang bendera, pemimpin upacara memberikan aba-aba "Tegak ... gerak (Penghormatan selesai);
i. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara.
Pelaksanaannya pembina upacara menyampaikan kata-kata "Mengheningkan cipta ... dimulai" (semua peserta
upcara menundukkan kepala beberapa detik) setelah itu pembina upacara mengucap kan "Selesai" dan seluruh peserta upacara secara serentak kembali menegakkan kepala;
j. Pembacaan teks Pancasila. Pelaksanaannya, ajudan
menyampaikan teks Pancasila kepada pembina upacara dan langsung dibaca satu persatu serta diikuti oleh peserta upacara;
k. Pembacaan/pengucapan Pembukaan UUD tahun 1945
dan Panca Prasetya KORPRI,. Pelaksanaannya adalah:
1) Para pembaca/pengucap maju menghadap pembina
upacara (3 atau 4 langkah di muka pembina upacara)
dan laporan dengan katakata "Lapor
pembaca/pengucap Pembukaan UUD tahun 1945 dan Panca Prasetya KORPRI ... siap";
2) Setelah dijawab oleh pembina upacara
"Kerjakan/laksanakan", langsung masing-masing membacakan/mengucapkan yang di muiai dari Pembukaan UUD tahun 1945.
3) Setelah selesai membacakan/mengucapkan, kembali
melapor kepada pembina upacara bahwa
pembacaan/pengucapan sudah dilaksanakan dengan kata-kata "Pembacaan “pengucapan Pembukaan UUD tahun 1945 dan Panca Prasetya KORPRI telah dilaksanakan, laporan selesai";
4) Setelah pembacaan/pengucapan selesai melaporkan, dijawab oleh pembina upacara "Kembali ketempat"
dan dijawab lagi oleh pembaca/pengucap
"laksanakan", maka pembaca/pengucap langsung balik kanan dan berjalan menuju ketempat semula;
l. Amanat Pembina Upacara
1) Pelaksanaannya ajudan memberikan teks amanat atau
pembina upacara akan menyampaikan amanat tanpa teks, selanjutnya pembina upacara mengistruksikan kepada pemimpin upacara mengistirahatkan barisan
upacara dengan kata-kata "Peserta upacara
diistirahatkan";
2) Begitu mendengar instruksi diistirahatkan, maka
pemimpin upacara langsung menyampaikan aba-aba untuk mengistirahatkan barisan upacara dengan kata-kata "Istirahat ditempat ... gerak";
3) Pembina upacara membacakan atau menyampai kan
amanatnya.
4) Begitu pembina upacara selesai menyampaikan
amanatnya, maka pemimpin upacara langsung menyiapkan kembali barisan upacara dengan aba-aba "Siap ... gerak".
m.Pembacaan Do'a (bila ada)
Pelaksanaannya adalah petugas yang membaca do'a (sebelumnya sudah berdiri dekat dengan pembawa acara) langsung memimpin membacakan do'a,
n. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara
tentang selesainya upacara. Pelaksanaannya adalah:
1) Pemimpin upacara maju menghadap pembina upacara
(3 atau 4 langkah) dan langsung menyampaikan laporan dengan kata-kata "Upacara telah dilaksanakan, laporan selesai";
2) Setelah dijawab oleh pembina upacara dengan
kata-kata "Bubarkan", dan dijawab lagi oleh pemimpin upacara dengan kata "Kerjakan/laksanakan", maka pemimpin upacara balik kanan kembali ke tempat semula"
o. Penghormatan umum kepada pembina upacara yang
dipimpin oleh pemimpin upacara dengan abaaba "Kepada pembina upacara, hormat ... gerak". Setelah penghormatan dibatas oleh pembina upacara maka pemimpin upacara mengucapkan aba-aba "Tegak ... gerak".
p. Upacara Selesai
Pembina upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara, setanjutnya di luar lapangan upacara, pembina
upacara disambut oleh penanggung jawab upacara dan menerima laporan bahwa upacara telah dilaksanakan dengan kata-kata laporan "Upacara telah dilaksanakan laporan selesai".
Pengertian Upacara Khusus
Upacara khusus adalah suatu kegiatan upacara secara khusus yang tidak memerlukan pejabat-pejabat upacara dan susunan acara upacara secara lengkap seperti upacara umum. Banyak sekali macam-macam Upacara khusus yang kita ketahui antara lain laporan serah terima jabatan, laporan kenaikan pangkat, penyumpahan jabatan. Kegiatan apel (pagi/siang), kegiatan pelaporan belajar dan selesai belajar di kelas dan lain sebagainya. Pada umumnya kegiatan upacara diadakan didalam ruangan. Dalam uraian selanjutnya yang banyak kaitannya dengan kegiatan Diklat Prajabatan akan dijelaskan pelaksanaan kegiatan apel dan kegiatan pelapor. kesiapan belajar dan atau