BAB I PENDAHULUAN
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian diharapkan dapat berguna untuk:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk menambah dan meningkatkan wawasan serta pemahaman tentang sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas yang ada dalam PDAM Tirta Jeneberang Gowa.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis, Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pikah, diantaranya :
a.) Penulis, sebagai sarana pembelajaran, sarana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian, dan penerapan teori yang diperoleh dibangku kuliah, serta memberikan informasi tambahan untuk mendapatkan pemahaman dan wawasan yang lebih mengenai sistem pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas serta penerapannya pada perusahaan.
b.) Peneliti berikutnya, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan informasi tentang system pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas, serta menjadi dasar acuan untuk dapat melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi.
c.) Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan dalam menetapkan system dan prosedur dalam pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas terkhusus pada bagian keuangan perusahaan.
3. Manfaat Kebijakan
Hasil penelitian ini dapat memberikan arahan kebijakan untuk system pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas yang baik dan efektif untuk diterapkan, dengan kebijakan system pengendalian intern yang baik.
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Sistem dan Prosedur
Pengertian sistem dan prosedur yang dikemukakan oleh bebarapa ahli mempunyai perbedaan dalam sudut pandang, ada yang menekankan pada aspek manajemen dan pemecahan masalah. Pengertian sistem yaitu suatu jaringan prosedur rencana yang dibuat menurut pada yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi 2010:98). Dalam prosedur sangat penting dimiliki bagi suatu perusahaan agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian prosedur yaitu serangkaian langkah-langkah kegiatan yang dibuat secara sistematis berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan harus diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan (Anggadini 2011:22). Adapun pengertian prosedur menurut Nafarin (2009:45) bahwa prosedur adalah urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.
2. Pengendalian Intern
Suatu pengendalian intern yang baik adalah kunci efektif baik tidaknya manajemen suatu perusahaan. Pengendalian intern bermanfaat mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan dan kesalahan yang disengaja oleh pegawai, meningkatkan mutu penyajian informasi akuntansi perusahaan dan
menyediakan laporan keuangan Bagi suatu manajemen, sistem pengendalian intern merupakan alat manajemen untuk melaksanakan tanggungjawab utamanya, yaitu melaporkan informasi keuangan dan operasional yang memadai dan cermat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Ardiyos (2010:509) menguraikan bahwa ada dua definisi pengendalian intern antara lain;
a. Pengendalian intern adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga antara bagian yang satu secara otomatis akan mengawasi bagian lainnya.
b. Pengendalian intern adalah suatu pengujian kebenaran yang dilakukan dengan mencocokkan berbagai angka-angka dan transaksi yang dilaksanakan oleh petugas yang berbeda.
“Pengendalian intern adalah meliputi struktur organisasi dan segala cara serta tindakan dalam suatu perusahaan yang saling terkoordinasi dengan tujuan mengamankan harta kekayaan perusahaan, menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi serta mendorong ketaatan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan perusahaan” (La Midjan dan Susanto, 2011).
Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktiftas penghasil utama. Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:21) dalam Standar Akuntansi Keuangan,mengatur bahwa perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, melunasi kewajiban, dan mebagikan dividen kepada para investor. Pengendalian intern merupakan kegiatan yang sangat penting sekali dalam pencapaian tujuan usaha. Demikian pula dunia usaha mempunyai perhatian yang makin
meningkat terhadap pengendalian intern. Pengendalian intern adalah semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan (Anastasia & Lilis, 2010:82).
Sistem pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak bagi manajemen, bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya (Hery,2011:87).
3. Tujuan Pengendalian Intern
Berikut adalah beberapa tujuan dari pengendalian internal dalam sebuah perusahaan.
a. Untuk memastikan kegiatan perusahaan berjalan sesuai kebijakan yang telah berlaku.
b. Untuk menjaga aset atau keuangan dalam sebuah perusahaan.
c. Untuk mencapai tujuan dari perusahaan yang sebelumnya telah ditetapkan.
d. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan tepat.
e. Untuk mencegah kerugian yang terjadi pada sumber daya perusahaan.
f. Untuk memastikan sudah dipatuhinya kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.
g. Untuk mendorong efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.
Tujuan dirancangnya pengendalian intern dari segi pandang manajemen ialah untuk dapat diperolehnya data yang dapat dipercaya, yaitu jika data lengkap, akurat, unik, reasonable, dan kesalahan-kesalahan dideteksi. Tujuan berikutnya adalah dipatuhinya kebijakan akuntansi yang akan dicapai jika data diperoleh tepat waktu, penilaian, klasifikasi dan pisah batas waktu terjadinya transaksi akuntansi tepat. Suatu pengendalian intern yang baik dalam perusahaan akan memberikan keuntungan sangat berarti perusahaan itu sendiri karena;
a. Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data akuntansi, sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.
b. Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan penggelapan-penggelapan.
c. Kegiatan organisasi akan dapat dilaksanakan dengan efisiensi.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.
e. Tidak memerlukan detail audit dalam bentuk pengujian substantive atas bahan bukti atau perusahaan cukup besar oleh akuntan publik.
Jika sistem pengendalian intern perusahaan cukup baik dan auditor cukup puas dalam melakukan test of control, maka pengujian substantif dapat dilakukan dengan sekecil mungkin jumlah bukti data dari suatu teknik sampling, dengan demikian kegiatan audit tidak memerlukan biaya yang terlalu besar. Dengan adanya sistem pengendalian intern khusus atau tambahan bagi sistem berbasis komputer adalah untuk membantu manajemen dalam mencapai pengendalian intern menyeluruh termasuk kegiatan manual didalamnya kegiatan dengan alat mekanis maupun yang terkait dengan proses data berbasis komputer teknologi informasi.
4. Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Unsur pengendalian intern yang baik dalam kas adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2010:516-522):
a. Organisasi.
1) Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
2) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian keuangan sejak awal hingga akhir, tanpa campur tangan pihak lain.
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.
1) Pengeluaran kas harus mendapatkan otorisasi dari pejabat yang berwenang.
2) Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwewenang.
3) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapatkan otorisasi dari pejabat yang berwewenang dan dilampirkan dengan dokumen lengkap.
c. Praktik yang sehat.
1) Saldo kas harus dilindungi dari kemungkinan penggunaan yang tidak semestinya.
2) Dokumen dasar dari pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap “LUNAS” oleh bagian keuangan setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
3) Penggunaan rekening Koran bank, yang merupakan informasi dari pihak ketiga untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi
pemeriksaan intern yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penerimaan kas.
d. Karyawan yang berpotensi.
1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.
2) Pengembangan pendidikan karyawan selama karyawan menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
Unsur pokok pengendalian intern menurut Mulyadi (2009:183) adalah sebagai berikut;
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak dan menciptakan suasana pengendalian dalam suatu perusahaan yang mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya, lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur lingkungan pengendalian.
b. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko yang harus dikelola.
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian entitas sudah dilaksanakan.
d. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasikan, perangkapan, dan pertukatan informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggungjawab mereka. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi yang terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas peristiwa maupun kondisi dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aset utang, dan ekuitas yang bersangkutan.
e. Pemantauan
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu, pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.
5. Komponen Pengendalian Intern
Arens et al (2008) Adapun Komponen pengendalian intern COSO (committee of Sponsoring Organization) meliputi hal-hal seperti;
Lingkungan pengendalian, Penaksiran resiko, Aktivitas pengendalian, Informasi dan komunikasi, dan Pemantauan.
Menurut Commite of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) (2013: 56), Pengendalian Internal mempunyai lima komponen, yaitu:
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi. Lingkungan pengendalianterdiri dari:
1) Struktur organisasi Struktur organisasi perusahaan menggambarkan pembagian otoritas dan tanggung jawab dalam perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi ini harus disajikan secara eksplisit dalam bentuk grafis agar jelas siapa bertanggung jawab atas apa.
2) Komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika Penting bagi manajemen untuk menciptakan budaya organisasi yang menekankan pada integritas dan nilai-nilai etika. Perilaku etis dan tidak etis ini akan menciptakan suasana suasana yang dapat mempengaruhi validitas proses pelaporan keuangan.
3) Komitmen terhadap kompetensi Perusahaan harus merekrut karyawan yang yang kompeten dan dapat dipercaya guna mendorong kreativitas dan inisiatif dalam menghadapi kondisi yang dinamis saat ini. Oleh karena itu, penting bagi bagian personalia untuk mengisi lowongan kerja dengan personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dikerjakan.
4) Peraturan dan kode etik karyawan Manajemen harus mempunyai peraturan dan kode etik secara tertulis agar karyawan mengetahui aktivitas yang boleh dan aktivitas tidak boleh dilakukan.
5) Metode penetapan tanggung jawab dan wewenang Otoritas adalah hak yang dimiliki karena posisi formal seseorang untuk memberi perintah kepada bawahan. Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk menjalankan tugas tertentu dan untuk diminta pertanggungjawabannya atas hasil yang dicapai.
Penetapan otoritas dan tanggung jawab ini nampak dalam deskripsi pekerjaan (jobdesk). Oleh karena itu, penting bagi sebuah organisasi untuk memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas.
6) Kebijakan dan praktik untuk mengelola sumber daya manusia Kegiatan Sumber daya manusia meliputi perekrutan karyawan baru, orientasi karyawan baru, pelatihan karyawan, motivasi karyawan, evaluasi karyawan, promosi karyawan, kompensasi karyawan, konseling karyawan, perlindungan karyawan, dan pemberhentian karyawan. Kebijakan sumber daya manusia yang baik akan membantu perusahaan untuk mencapai operasi yang efisien dan memelihara integritas data.
b. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber eksternal maupun internal. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan.
Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan.
Risiko terhadap pencapaian tujuan dianggap „relatif‟ atau tergantung pada toleransi risiko yang ditetapkan entitas. Dengan demikian, penilaian risiko (Risk Assessment) membentuk dasar untuk
menentukan bagaimana resiko akan dikelola. Sebuah prasyarat untuk penilaian risiko (Risk Assessment) adalah pembentukan tujuan, terkait pada tingkat yang berbeda dari entitas. Manajemen menentukan tujuan dalam kategori yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan kejelasan yang cukup untuk dapat mengidentifikasi dan menganalisa risiko untuk tujuan tersebut.
Manajemen juga mempertimbangkan kesesuaian tujuan entitas.
Penilaian risiko juga mengharuskan manajemen untuk mempertimbangkan dampak dari kemungkinan perubahan dalam lingkungan eksternal dan dalam lingkungan internal yang mungkin membuat pengendalian internal tidak efektif.
c. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Kegiatan pengendalian (Control Activities) adalah tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Kegiatan pengendalian (Control Activities) dilakukan di semua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses bisnis, dan pada lingkup teknologi. Kegiatan pengendalian (Control Activities) bersifat preventif atau detektif dan dapat mencakup berbagai kegiatan manual maupun otomatis, seperti otorisasi dan persetujuan, verifikasi, rekonsiliasi, dan ulasan kinerja bisnis.
d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi diperlukan entitas untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalianinternal untuk mendukung pencapaian tujuannya.
Manajemen menggunakan informasi yang relevan untuk mendukung berfungsinya komponen lain dari pengendalian internal. Komunikasi adalah bersifat terus-menerus yang menyediakan, berbagi, dan memperoleh informasi yang diperlukan. Komunikasi internal adalah sarana untuk menyebarkan informasi ke seluruh organisasi. Hal ini memungkinkan personil atau karyawan menerima pesan yang jelas dari manajer senior yang mengontrol tanggung jawab. Komunikasi eksternal adalah dua kali lipat dari komunikasi internal menyediakan informasi kepada pihak eksternal dalam menanggapi kebutuhan dan harapan pihak eksternal.
e. Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities)
Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities) adalah evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau beberapa kombinasi dari keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari lima komponen pengendalian internal, ada dan berfungsi.
Evaluasi berkelanjutan, dibangun dalam proses bisnis pada tingkat yang berbeda dari entitas, memberikan informasi yang tepat waktu.
Sedangkan evaluasi terpisah, dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam lingkup dan frekuensi tergantung pada penilaian risiko, efektivitas evaluasi yang berkelanjutan, dan pertimbangan manajemen lainnya. Temuan akan dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan oleh regulator, kriteria yang diakui badan penetapan standar atau manajemen dan dewan direksi, dan kekurangan dikomunikasikan kepada manajemen dan dewan direksi yang sesuai.
6. Pengertian kas
Kas merupakan laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dengan suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Kas juga merupakan arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas Simamora (2009:176).
Menurut Harahap (2011:115) kas merupakan uang dan surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut;
a. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas b. Tanggal jatuh temponya sangat dekat
c. Kecil resikonya perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga
7. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Dalam sistem akuntansi penerimaan kas sebuah perusahaan sangat penting hal ini bertujuan untuk menjaga agar kas yang masuk ke perusahaan sesuai dengan transaksi yang terjadi, sistem penerimaan kas dijelaskan yaitu menetapkan tanggungjawab pengelolahan dan pengawasan fisik (Bariadwan 2009:88).
a. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke Bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. Penerimaan kas dari penjualan tunai juga dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan Bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
b. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang
Sistem penerimaan kas dari piutang dalam perusahaan berasal dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari pelunasan piutang, sumber penerimaan kas dari dari suatu perusahaan berasal dari pelunasan piutang oleh para debitur, dimana produk perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan dalam jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Berdasarkan struktur pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kasdari debitur perusahaan, bukan dari karyawan yang tidak berhak menerimanya untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan.
8. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Sistem Akuntansi Pokok yang digunakan untuk melaksanakan Pengeluaran Kas adalah Sistem Akuntansi Pengeluaran dengan menggunakan Cek dan Sistem Pengeluaran Kas dengan menggunakan uang tunai melalui Dana Kas Kecil Mulyadi (2001).
Sistem akuntansi pengeluaran kas terbagi menjadi dua bagian yaitu sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dan sistem dana kas kecil.
a. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek
Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah pengeluaran kas dalam perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan cek.
Pengeluaran kas yang dilakukan dengan cek biasanya karena jumlahnya relatif besar.
b. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Dana Kas Kecil
Soemarso (2010:87) Pengeluaran dana kas kecil dapat diselenggarakan dengan 2 cara yaitu sebagai berikut;
1) Saldo berfluktuasi
Dalam sistem ini saldo berfluktuasi penyelenggaraan dana kas kas kecil dilakukan sebagai berikut;
2) Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening kas kecil ini tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau dikurangi.
3) Pengeluaran kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan dan dicatat dengan mendebet rekening dana kas kecil.
Dengan demikian dalam sistem saldo berfluktuasi, catatan kas perusahaan tidak dapat direkonsiliasikan dengan catatan bank oleh karena itu rekonsiliasi bank merupakan alat pengendalian bagi catatan kas perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu
Adapun referensi dari penelitian terdahulu yang relevan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
penempatan
pengendalian
Desa (KUD)
5. Andriana, Sri
Setelah memahami system pengendalian intern sebagai seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi asset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dialankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan (Hery:
188), maka penting bagi perusahaan untuk menerapkan system pengendalian internal dalam menunjang berjalannya perusahaan. Kas adalah uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Salah satu sifat kas yang mudah dan siap untuk digunakan sangat berpotensi diselewengkan oleh karyawan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, penerimaan dan pengeluaran kas menjadi fokus tersendiri untuk diterapkannya system pengendalian internal yang benar dan tepat untuk meminimalisir penyalahgunaan kas perusahaan dalam hal ini pada PDAM Tirta Jenneberang.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
PDAM Tirta Jenneberang Gowa
Sistem Pengendalian Inten
Penerimaan Kas
Pengeluaran Kas
Hasil Penelitian
27 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis. Metode ini sifatnya menguraikan, menggambarkan, membandingkan suatu data dan keadaan serta menerangkan suatu keadaan sedemikan rupa sehingga dapatlah ditarik kesimpulan.
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrument kunci (Sugiyono, 2012).
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini berfungsi untuk membatasi studi dalam penelitian sehingga obyek penelitiannya menjadi terfokus dan tidak terlalu luas.
Dengan adanya focus penelitian,maka akan memberikan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Penelitian ini lebih mengarah pada pembahasan terkait dengan system pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di PDAM Tirta Jenneberang Gowa. Penerimaan kas dalam hal ini bersumber dari penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang dan pengeluaran kas bersumber dari cek.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan pada PDAM Tirta Jeneberang Gowa yang terletak di Jl.Tirta Jeneberang, Sungguminasa, Gowa, Tompobalang, Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan. Adapun waktu penelitian yang dilakukan kurang lebih dua bulan yaitu mulai dari bulan September sampai dengan bulan Oktober 2021.
D. Sumber Data
Menurut Indriantoro dan Supomo (2011: 146) Sumber data penelitian kualitatif terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun sumber-sumber data yang akan digunakan meliputi:
a. Data Primer, berupa data yang diperoleh langsung dari perusahaan melalui proses wawancara dengan staff yang bersangkutan.
b. Data Sekunder, berupa data yang dikumpulkan melalui catatan dan dokumen resmi perusahaan dan data yang telah diolah seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan dokumen lainnya.
E. Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis dan sumber data diatas maka metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang terkait dalam sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas pada PDAM (perusahaan daerah air minum) Tirta Jenneberang Gowa.
Wawancara juga dilakukan kepada dua orang narasumber yaitu Bapak
A.Malik Abbas selaku kepala Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan Ibu Hj. Hamsinah T selaku Kasubag Pembukuan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.
2. Observasi
Tinjauan atas sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas, yang telah ada dari segi pengumpulan data, dan sistem informasi akuntansi yang digunakan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data yang diperoleh dari PDAM (perusahaan daerah air minum) Tirta Jenneberang Gowa.
F. Instrumen Penelitian
F. Instrumen Penelitian