PDAM TIRTA JENEBERANG GOWA
SKRIPSI
Oleh:
NURHUSNA AMALIA NIM : 105731125117
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
ii
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA
JUDUL PENELITIAN:
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA
PDAM TIRTA JENEBERANG GOWA
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Oleh :
NURHUSNA AMALIA NIM : 105731125117
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Sarjana Akuntansi Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (untuk urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap
(Q.S. Al-Insyirah: 6-8).
PERSEMBAHAN
Puji Syukur Kepada ALLAH SWT atas Ridho-Nya Serta Karunia-Nya Sehingga Skripsi Ini Telah Terselesaikan Dengan Baik.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin.
Skripsi ini Kupersembahkan Untuk Kedua Orang Tuaku, Bapak Syamsuddin dan Ibu Harlina serta semua saudara-saudaraku,
dan orang-orang yang sudah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung,
baik secara materi maupun non materi serta almamater biru yang saya
banggakan.
PESAN DAN KESAN
“Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani, yang akan membuatmu terpana hingga kau
lupa betapa pedihnya rasa sakit.”
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirt Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, dan sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirta Jeneberang Gowa” dapat penulis selesaikan.
Skripsi yang dibuat penulis ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Syamsuddin dan ibu Harlina yang senangtiasa memberi harapan,semangat,perhatian,kasih sayang dan doa tulus.
Dan saudara-saudaraku tercinta yang senangtiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah di berikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
viii
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak di sampaikan dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE. M. Si selaku Dekan beserta seluruh Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3. Ibu Mira, SE.,M.Ak selaku Ketua Jurusan beserta seluruh Dosen Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE.,MM selaku Dosen pembimbing I yang senangtiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Saida Said, SE.,M.Ak selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan Skripsi hingga ujian Skripsi.
6. Bapak/ibu dan Asisten/Konsultan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmu kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Kedua orang tuaku, Saudara, seluruh keluarga besarku, serta teman- teman dan sahabat-sahabat yang tiada hentinya selalu mensuport untuk menyelesaikan tulisan ini. Penulis ucapkan banyak terima kasih untuk semua bimbingannya, nasehatnya dan dukungannya hingga penulis bisa jadi seperti sekarang.
ix
9. Pimpinan serta pegawai PDAM Tirta jenneberang Kabupaten Gowa yang telah memberi izin meneliti sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan baik.
10. Buat teman-teman Akuntansi G angkatan 2017 yang telah banyak membantu selama perkuliahan.
11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat,kesabaran,motivasi,dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari unsur kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senangtiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, Oktober 2021
Nurhusna Amalia
x ABSTRAK
NURHUSNA AMALIA, 2021. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas di PDAM Tirta Jeneberang Gowa, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Muh Nur Rasyid dan pembimbing II Saida Said.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan sistem pengendalian internal terhadap kas yang diterapkan di PDAM Tirta Jeneberang Gowa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini diperoleh dari data primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data berupa wawancara langsung dengan pihak PDAM, dokumentasi dan obsevasi. Dari hasil penelitian di PDAM Tirta Jeneberang Gowa dapat disimpulkan bahwa proses pengendalian dan pengawasan terhadap penerimaan dan Pengeluaran kas yang berjalan di PDAM Tirta Jeneberang Gowa telah berjalan dengan cukup baik. Kesimpulan ini diambil setelah melalui proses wawancara dengan dua orang narasumber yang memegang peran sebagai bagian pembukuan dimana yang berhubungan langsung dengan penerimaan dan pengeluaran kas dan Kepala bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang berhubungan langsung dengan proses pengawasan dan pengendalian di PDAM Tirta Jeneberang Gowa.
Kata kunci: Sistem Pengendalian intern, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas.
xi ABSTRACT
NURHUSNA AMALIA, 2021. Analysis of the Internal Control System for Cash Receipts and Disbursements at PDAM Tirta Jeneberang Gowa, Research of the Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by supervisor I Muh Nur Rasyid and supervisor II Saida Said.
This study aims to determine the extent to which the internal control system for cash is applied in PDAM Tirta Jeneberang Gowa. The type of research used is qualitative research. The data analysis method used in this study used a qualitative descriptive method. The data of this study were obtained from primary and secondary data. Data collection techniques in the form of direct interviews with the PDAM, documentation and observation. From the results of research at PDAM Tirta Jeneberang Gowa, it can be concluded that the process of controlling and supervising cash receipts and disbursements running at PDAM Tirta Jeneberang Gowa has been running quite well and has complied. This conclusion was drawn after going through an interview process with two resource persons who played the role of bookkeeping which was directly related to cash receipts and disbursements and the Head of the Internal Control Unit (SPI) who was directly related to the process of supervision and control at PDAM Tirta Jeneberang Gowa.
Keywords: Internal Control System, Cash Receipts, Cash Disbursements.
xii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 7
B. Penelitian Terdahulu ... 21
C. Kerangka Berpikir ... 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27
B. Fokus Penelitian ... 27
C. Tempat Penelitian ... 28
D. Sumber Data ... 28
E. Metode Pengumpulan Data ... 28
F. Instrumen Penelitian ... 29
G. Metode Analisis Data ... 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
xiii
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 31 B. Penyajian Data dan Pembahasan ... 37 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 21 Tabel 4.1 Narasumber ... 38 Tabel 4.1 Flow Chart ... 42
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konsep ... 26 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 35
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bersamaan dengan perubahan zaman dari waktu ke waktu, umumnya setiap perusahaan selalu diminta untuk dapat menjalankan kegiatannya dan juga harus dapat mengatasi permasalahan yang akan terus muncul, diantaranya yaitu dalam hal pengendalian (control system) terhadap suatu aset daripada perusahaan. Contoh aset perusahaan yang susah untuk diawasi diantaranya berupa kas (cash). Kas dibutuhkan untuk pembiayaan kegiatan operasi perusahaan baik untuk harian, dan juga untuk melakukan investment dalam bentuk aset.
Lazimnya, aktivitas penerimaan kas (cash receipt) merupakan kas yang diperoleh perusahaan seperti uang (cash in hand), cek, obligasi, sertifikat atau surat yang dapat langsung dipakai, dan bersumber dari kegiatan perusahaan diantaranya dari penjualan secara tunai (sales), pelunasan piutang dan juga transaksi lain yang bisa menambahkan kas daripada perusahaan. Di lain sisi pengeluaran kas (cash disbursement) untuk perusahaan merupakan kas yang dipakai untuk pembiayaan kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan, contohnya mulai dari pembelian bahan baku produk, pembelian aset tetap dan pembiayaan lainnya.
Setiap perusahaan tentunya memiliki sistem pengendalian tersendiri dalam hal mengatur seluruh kegiatan yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui banyak hal, salah satu diantaranya adalah
menetapkan beberapa pengawasan atau pengendalian internal perusahaan (Q. Nadira, 2015).
Berdasarkan pendapat (Anastasia, 2015) Pengendalian internal merupakan kegiatan yang sangat penting sekali dalam pencapaian tujuan usaha. Demikian pula dunia usaha mempunyai perhatian yang semakin meningkat terhadap pengendalian internal.
Menurut pendapat (Mulyadi, 2016), yang menyatakan bahwa tujuan daripada sistem pengendalian internal diantaranya untuk melindungi aset perusahaan, mengecek ketelitian serta keandalan informasi, mendorong efisiensi serta mendorong dilaksanakannya kebijakan manajemen. Sehingga hal ini yang juga mendasari dilakukannya penelitian untuk menganalisa bagaimana sistem pengendalian internal khususnya pada aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas pada PDAM Tirta Jenneberang Gowa.
Untuk mencapai pengendalian intern yang memadai atas pembayaran kas, semua pembayaran kecuali pembayaran kas kecil hendaknya dilakukan melalui cek. Penarikan cek secara otomatis akan memberikan laporan tertulis dari setiap pembayaran kas. Selain itu, pengendalian intern yang memadai mensyaratkan bahwa setiap transaksi mewajibkan bahwa pembayaran kas disetujui dan dicatat sebelum cek diterbitkan. Tanggung jawab atas persetujuan pembayaran cek hendaknya terpisah secara jelas dari tanggung jawab atas penandatanganan cek. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas. Dalam mengambil suatu kebijakan, pimpinan harus memperhatikan informasi- informasi mengenai kondisi dan permasalahan yang dihadapi organisasi
atau perusahaan sehingga dapat dilaksanakan oleh para karyawan dengan hasil yang memuaskan. Sistem akuntansi pada suatu perusahaan, merupakan suatu hal yang sangat penting. Oleh karena itu, dalam kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas memerlukan Sistem Akuntansi yang baik agar informasi dari kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas dapat sesuai dengan apa yang dibutuhkan pihak manajemen. Indikator sistem yang diterapkan telah baik apabila penyampaian kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen dapat disampaikan secara cepat dan tepat sehingga pengambilan keputusan pihak manajemen dapat dilakukan secara tepat waktu. Dalam kenyataannya penyampaian informasi yang dibutuhkan manajemen seringkali mengalami keterlambatan yaitu karena belum terpenuhinya salah satu unsur penerimaan dan pengeluaran kas seperti besarnya kas yang diterima dan besarnya kas yang dikeluarkan. Terkadang ditemukan adanya selisih pencatatan, hilangnya dokumen penerimaan dan pengeluaran kas, yaitu Bukti Kas Masuk (BKK) dan Bukti Kas Keluar (BKK).
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang berbentuk Perum dan bergerak dalam bidang pengelolaan air minum dan air kotor. Aktivitas yang dilakukan oleh PDAM salah satunya adalah menyediakan dan menyalurkan air yang cukup kepada konsumen langganan PDAM. Dimana kas merupakan unsur yang penting yaitu sebagai modal kerja dalam rangka melaksanakan kegiatan usahanya.
Sehingga pengendalian intern penerimaan kas harus dilakukan seteliti mungkin, karena modal yang jumlahnya terbatas harus digunakan sesuai dengan tujuan usahanya. Seringnya Munculnya kasus-kasus terkait penyelewengan terhadap kas perusahaan merupakan sebuah gambaran
pentingnya sebuah sistem yang tepat untuk mengendalikan kas khususnya pada penerimaan dan pengeluaran kas. Terlepas dari penerapan sistem perngendalian intern yang tak memadai atau sebenarnya perusahaan telah memiliki sistem pengendalian intern yang memadai tetapi tidak dipatuhi oleh karyawan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirta Jenneberang Gowa”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan yang dilakukan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana sistem pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas pada PDAM Tirta Jeneberang Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas di PDAM Tirta Jeneberang Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian diharapkan dapat berguna untuk:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk menambah dan meningkatkan wawasan serta pemahaman tentang sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas yang ada dalam PDAM Tirta Jeneberang Gowa.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis, Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pikah, diantaranya :
a.) Penulis, sebagai sarana pembelajaran, sarana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian, dan penerapan teori yang diperoleh dibangku kuliah, serta memberikan informasi tambahan untuk mendapatkan pemahaman dan wawasan yang lebih mengenai sistem pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas serta penerapannya pada perusahaan.
b.) Peneliti berikutnya, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan informasi tentang system pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas, serta menjadi dasar acuan untuk dapat melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi.
c.) Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan dalam menetapkan system dan prosedur dalam pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas terkhusus pada bagian keuangan perusahaan.
3. Manfaat Kebijakan
Hasil penelitian ini dapat memberikan arahan kebijakan untuk system pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas yang baik dan efektif untuk diterapkan, dengan kebijakan system pengendalian intern yang baik.
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Sistem dan Prosedur
Pengertian sistem dan prosedur yang dikemukakan oleh bebarapa ahli mempunyai perbedaan dalam sudut pandang, ada yang menekankan pada aspek manajemen dan pemecahan masalah. Pengertian sistem yaitu suatu jaringan prosedur rencana yang dibuat menurut pada yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi 2010:98). Dalam prosedur sangat penting dimiliki bagi suatu perusahaan agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian prosedur yaitu serangkaian langkah-langkah kegiatan yang dibuat secara sistematis berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan harus diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan (Anggadini 2011:22). Adapun pengertian prosedur menurut Nafarin (2009:45) bahwa prosedur adalah urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.
2. Pengendalian Intern
Suatu pengendalian intern yang baik adalah kunci efektif baik tidaknya manajemen suatu perusahaan. Pengendalian intern bermanfaat mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan dan kesalahan yang disengaja oleh pegawai, meningkatkan mutu penyajian informasi akuntansi perusahaan dan
menyediakan laporan keuangan Bagi suatu manajemen, sistem pengendalian intern merupakan alat manajemen untuk melaksanakan tanggungjawab utamanya, yaitu melaporkan informasi keuangan dan operasional yang memadai dan cermat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Ardiyos (2010:509) menguraikan bahwa ada dua definisi pengendalian intern antara lain;
a. Pengendalian intern adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga antara bagian yang satu secara otomatis akan mengawasi bagian lainnya.
b. Pengendalian intern adalah suatu pengujian kebenaran yang dilakukan dengan mencocokkan berbagai angka-angka dan transaksi yang dilaksanakan oleh petugas yang berbeda.
“Pengendalian intern adalah meliputi struktur organisasi dan segala cara serta tindakan dalam suatu perusahaan yang saling terkoordinasi dengan tujuan mengamankan harta kekayaan perusahaan, menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi serta mendorong ketaatan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan perusahaan” (La Midjan dan Susanto, 2011).
Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktiftas penghasil utama. Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:21) dalam Standar Akuntansi Keuangan,mengatur bahwa perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, melunasi kewajiban, dan mebagikan dividen kepada para investor. Pengendalian intern merupakan kegiatan yang sangat penting sekali dalam pencapaian tujuan usaha. Demikian pula dunia usaha mempunyai perhatian yang makin
meningkat terhadap pengendalian intern. Pengendalian intern adalah semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan (Anastasia & Lilis, 2010:82).
Sistem pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak bagi manajemen, bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya (Hery,2011:87).
3. Tujuan Pengendalian Intern
Berikut adalah beberapa tujuan dari pengendalian internal dalam sebuah perusahaan.
a. Untuk memastikan kegiatan perusahaan berjalan sesuai kebijakan yang telah berlaku.
b. Untuk menjaga aset atau keuangan dalam sebuah perusahaan.
c. Untuk mencapai tujuan dari perusahaan yang sebelumnya telah ditetapkan.
d. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan tepat.
e. Untuk mencegah kerugian yang terjadi pada sumber daya perusahaan.
f. Untuk memastikan sudah dipatuhinya kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.
g. Untuk mendorong efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.
Tujuan dirancangnya pengendalian intern dari segi pandang manajemen ialah untuk dapat diperolehnya data yang dapat dipercaya, yaitu jika data lengkap, akurat, unik, reasonable, dan kesalahan-kesalahan dideteksi. Tujuan berikutnya adalah dipatuhinya kebijakan akuntansi yang akan dicapai jika data diperoleh tepat waktu, penilaian, klasifikasi dan pisah batas waktu terjadinya transaksi akuntansi tepat. Suatu pengendalian intern yang baik dalam perusahaan akan memberikan keuntungan sangat berarti perusahaan itu sendiri karena;
a. Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data akuntansi, sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.
b. Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan penggelapan-penggelapan.
c. Kegiatan organisasi akan dapat dilaksanakan dengan efisiensi.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.
e. Tidak memerlukan detail audit dalam bentuk pengujian substantive atas bahan bukti atau perusahaan cukup besar oleh akuntan publik.
Jika sistem pengendalian intern perusahaan cukup baik dan auditor cukup puas dalam melakukan test of control, maka pengujian substantif dapat dilakukan dengan sekecil mungkin jumlah bukti data dari suatu teknik sampling, dengan demikian kegiatan audit tidak memerlukan biaya yang terlalu besar. Dengan adanya sistem pengendalian intern khusus atau tambahan bagi sistem berbasis komputer adalah untuk membantu manajemen dalam mencapai pengendalian intern menyeluruh termasuk kegiatan manual didalamnya kegiatan dengan alat mekanis maupun yang terkait dengan proses data berbasis komputer teknologi informasi.
4. Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Unsur pengendalian intern yang baik dalam kas adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2010:516-522):
a. Organisasi.
1) Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
2) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian keuangan sejak awal hingga akhir, tanpa campur tangan pihak lain.
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.
1) Pengeluaran kas harus mendapatkan otorisasi dari pejabat yang berwenang.
2) Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwewenang.
3) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapatkan otorisasi dari pejabat yang berwewenang dan dilampirkan dengan dokumen lengkap.
c. Praktik yang sehat.
1) Saldo kas harus dilindungi dari kemungkinan penggunaan yang tidak semestinya.
2) Dokumen dasar dari pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap “LUNAS” oleh bagian keuangan setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
3) Penggunaan rekening Koran bank, yang merupakan informasi dari pihak ketiga untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi
pemeriksaan intern yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penerimaan kas.
d. Karyawan yang berpotensi.
1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.
2) Pengembangan pendidikan karyawan selama karyawan menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
Unsur pokok pengendalian intern menurut Mulyadi (2009:183) adalah sebagai berikut;
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak dan menciptakan suasana pengendalian dalam suatu perusahaan yang mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya, lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur lingkungan pengendalian.
b. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko yang harus dikelola.
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian entitas sudah dilaksanakan.
d. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasikan, perangkapan, dan pertukatan informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggungjawab mereka. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi yang terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas peristiwa maupun kondisi dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aset utang, dan ekuitas yang bersangkutan.
e. Pemantauan
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu, pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.
5. Komponen Pengendalian Intern
Arens et al (2008) Adapun Komponen pengendalian intern COSO (committee of Sponsoring Organization) meliputi hal-hal seperti;
Lingkungan pengendalian, Penaksiran resiko, Aktivitas pengendalian, Informasi dan komunikasi, dan Pemantauan.
Menurut Commite of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) (2013: 56), Pengendalian Internal mempunyai lima komponen, yaitu:
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi. Lingkungan pengendalianterdiri dari:
1) Struktur organisasi Struktur organisasi perusahaan menggambarkan pembagian otoritas dan tanggung jawab dalam perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi ini harus disajikan secara eksplisit dalam bentuk grafis agar jelas siapa bertanggung jawab atas apa.
2) Komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika Penting bagi manajemen untuk menciptakan budaya organisasi yang menekankan pada integritas dan nilai-nilai etika. Perilaku etis dan tidak etis ini akan menciptakan suasana suasana yang dapat mempengaruhi validitas proses pelaporan keuangan.
3) Komitmen terhadap kompetensi Perusahaan harus merekrut karyawan yang yang kompeten dan dapat dipercaya guna mendorong kreativitas dan inisiatif dalam menghadapi kondisi yang dinamis saat ini. Oleh karena itu, penting bagi bagian personalia untuk mengisi lowongan kerja dengan personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dikerjakan.
4) Peraturan dan kode etik karyawan Manajemen harus mempunyai peraturan dan kode etik secara tertulis agar karyawan mengetahui aktivitas yang boleh dan aktivitas tidak boleh dilakukan.
5) Metode penetapan tanggung jawab dan wewenang Otoritas adalah hak yang dimiliki karena posisi formal seseorang untuk memberi perintah kepada bawahan. Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk menjalankan tugas tertentu dan untuk diminta pertanggungjawabannya atas hasil yang dicapai.
Penetapan otoritas dan tanggung jawab ini nampak dalam deskripsi pekerjaan (jobdesk). Oleh karena itu, penting bagi sebuah organisasi untuk memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas.
6) Kebijakan dan praktik untuk mengelola sumber daya manusia Kegiatan Sumber daya manusia meliputi perekrutan karyawan baru, orientasi karyawan baru, pelatihan karyawan, motivasi karyawan, evaluasi karyawan, promosi karyawan, kompensasi karyawan, konseling karyawan, perlindungan karyawan, dan pemberhentian karyawan. Kebijakan sumber daya manusia yang baik akan membantu perusahaan untuk mencapai operasi yang efisien dan memelihara integritas data.
b. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber eksternal maupun internal. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan.
Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan.
Risiko terhadap pencapaian tujuan dianggap „relatif‟ atau tergantung pada toleransi risiko yang ditetapkan entitas. Dengan demikian, penilaian risiko (Risk Assessment) membentuk dasar untuk
menentukan bagaimana resiko akan dikelola. Sebuah prasyarat untuk penilaian risiko (Risk Assessment) adalah pembentukan tujuan, terkait pada tingkat yang berbeda dari entitas. Manajemen menentukan tujuan dalam kategori yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan kejelasan yang cukup untuk dapat mengidentifikasi dan menganalisa risiko untuk tujuan tersebut.
Manajemen juga mempertimbangkan kesesuaian tujuan entitas.
Penilaian risiko juga mengharuskan manajemen untuk mempertimbangkan dampak dari kemungkinan perubahan dalam lingkungan eksternal dan dalam lingkungan internal yang mungkin membuat pengendalian internal tidak efektif.
c. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Kegiatan pengendalian (Control Activities) adalah tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Kegiatan pengendalian (Control Activities) dilakukan di semua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses bisnis, dan pada lingkup teknologi. Kegiatan pengendalian (Control Activities) bersifat preventif atau detektif dan dapat mencakup berbagai kegiatan manual maupun otomatis, seperti otorisasi dan persetujuan, verifikasi, rekonsiliasi, dan ulasan kinerja bisnis.
d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi diperlukan entitas untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalianinternal untuk mendukung pencapaian tujuannya.
Manajemen menggunakan informasi yang relevan untuk mendukung berfungsinya komponen lain dari pengendalian internal. Komunikasi adalah bersifat terus-menerus yang menyediakan, berbagi, dan memperoleh informasi yang diperlukan. Komunikasi internal adalah sarana untuk menyebarkan informasi ke seluruh organisasi. Hal ini memungkinkan personil atau karyawan menerima pesan yang jelas dari manajer senior yang mengontrol tanggung jawab. Komunikasi eksternal adalah dua kali lipat dari komunikasi internal menyediakan informasi kepada pihak eksternal dalam menanggapi kebutuhan dan harapan pihak eksternal.
e. Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities)
Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities) adalah evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau beberapa kombinasi dari keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari lima komponen pengendalian internal, ada dan berfungsi.
Evaluasi berkelanjutan, dibangun dalam proses bisnis pada tingkat yang berbeda dari entitas, memberikan informasi yang tepat waktu.
Sedangkan evaluasi terpisah, dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam lingkup dan frekuensi tergantung pada penilaian risiko, efektivitas evaluasi yang berkelanjutan, dan pertimbangan manajemen lainnya. Temuan akan dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan oleh regulator, kriteria yang diakui badan penetapan standar atau manajemen dan dewan direksi, dan kekurangan dikomunikasikan kepada manajemen dan dewan direksi yang sesuai.
6. Pengertian kas
Kas merupakan laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dengan suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Kas juga merupakan arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas Simamora (2009:176).
Menurut Harahap (2011:115) kas merupakan uang dan surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut;
a. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas b. Tanggal jatuh temponya sangat dekat
c. Kecil resikonya perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga
7. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Dalam sistem akuntansi penerimaan kas sebuah perusahaan sangat penting hal ini bertujuan untuk menjaga agar kas yang masuk ke perusahaan sesuai dengan transaksi yang terjadi, sistem penerimaan kas dijelaskan yaitu menetapkan tanggungjawab pengelolahan dan pengawasan fisik (Bariadwan 2009:88).
a. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke Bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. Penerimaan kas dari penjualan tunai juga dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan Bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
b. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang
Sistem penerimaan kas dari piutang dalam perusahaan berasal dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari pelunasan piutang, sumber penerimaan kas dari dari suatu perusahaan berasal dari pelunasan piutang oleh para debitur, dimana produk perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan dalam jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Berdasarkan struktur pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kasdari debitur perusahaan, bukan dari karyawan yang tidak berhak menerimanya untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan.
8. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Sistem Akuntansi Pokok yang digunakan untuk melaksanakan Pengeluaran Kas adalah Sistem Akuntansi Pengeluaran dengan menggunakan Cek dan Sistem Pengeluaran Kas dengan menggunakan uang tunai melalui Dana Kas Kecil Mulyadi (2001).
Sistem akuntansi pengeluaran kas terbagi menjadi dua bagian yaitu sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dan sistem dana kas kecil.
a. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek
Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah pengeluaran kas dalam perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan cek.
Pengeluaran kas yang dilakukan dengan cek biasanya karena jumlahnya relatif besar.
b. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Dana Kas Kecil
Soemarso (2010:87) Pengeluaran dana kas kecil dapat diselenggarakan dengan 2 cara yaitu sebagai berikut;
1) Saldo berfluktuasi
Dalam sistem ini saldo berfluktuasi penyelenggaraan dana kas kas kecil dilakukan sebagai berikut;
2) Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening kas kecil ini tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau dikurangi.
3) Pengeluaran kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan dan dicatat dengan mendebet rekening dana kas kecil.
Dengan demikian dalam sistem saldo berfluktuasi, catatan kas perusahaan tidak dapat direkonsiliasikan dengan catatan bank oleh karena itu rekonsiliasi bank merupakan alat pengendalian bagi catatan kas perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu
Adapun referensi dari penelitian terdahulu yang relevan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama &
Tahun Penelitian
Judul Penelitian Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
1. Rannita Margaretha Manoppo (2013)
Analisis Sistem Pengendalian intern
Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT.Sinar Galesong
Cabang Manado
Deskriptif Hasil dari penelitian
adalah:
1.Sistem pengendalian intern
penerimaan kas di PT. Sinar Galesong Prima telah efektif.
Dilihat dengan telah memenuhi unsur-unsur pengendalian intern.
2.Sistem pengendalian intern
pengeluaran kas di PT. Sinar Galesong Prima belum efektif, karena masih terdapat unsur- unsur
pengendalian intern di dalam perusahaan yang belum sepenuhnya dilakukan, antara lain
penempatan kasir yang berada satu ruangan dengan karyawan
lainnya, kas
yang ada
ditangan dan kasir tidak di asuransikan, rekonsiliasi bank tidak dilakukan oleh bagian pemeriksaan intern, stempel cek dipegang oleh pembuat cek tersebut.
2. Vicky Fiara Rizky
Saragih (2018)
Analisis Sistem Pengendalian Intern
Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Pt. Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur Cabang Medan.
Kualitatif Deskriptif
hasil penelitian yang dilakukan terhadap
pelaksanaan pengendalian intern
penerimaan dan pengeluaran kas
pada PT.
Asuransi Bringin Sejahtera
Artamakmur Cabang Medan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : Secara
keseluruhan, PT. Asuransi Bringin
Sejahtera Artamakmur Cabang Medan sudah memiliki sistem
pengendalian intern yang bagus. Mereka telah banyak menerapkan sistem
pengendalian yang sesuai dengan teori- teori yang dibuat para ahli. Hanya saja memang dalam beberapa hal masih perlu dilakukan
perbaikan dan pemaksimalan lagi.
3. Susanti Eka Putri (2015)
Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Sistem Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Pt. Jasa Raharja (Persero) Kantor
Perwakilan Bogor.
Kualitatif Deskriptif
hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Sistem pengendalian intern terhadap sistem
akuntansi
penerimaan kas pada PT. Jasa Raharja
(Persero) Kantor Perwakilan Bogor secara umum sudah sesuai dengan sistem
pengendalian intern yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
4. Kadek Arya Pradana, Ni Luh Gede Erni
Sulindawati, I Putu Julianto (2017)
Analisis Sistem Pengendalian Intern
Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Koperasi Unit Desa (Kud) Seririt.
Kualitatif Deskriptif
Dari hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu: Sistem pengendalian internal yang diterapkan pada Koperasi Unit
Desa (KUD) Seririt sudah berjalan cukup baik karena sudah sebagian besar sesuai dengan unsur- unsur
pengendalian internal yang termuat dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 69 Standar Auditing (SA) Seksi 319 tentang
Pertimbangan atas
Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan, namun ada beberapa unsur yang masih menyimpang.
Bagian atau fungsi yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran kas pada Koperasi Unit Desa (KUD) Seririt ini hampir semua bagian terkait namun yang paling berperan penting yakni bagian kasir.
5. Andriana, Sri Mangesti Rahayu, Achmad Husaini (2015)
Analisis Sistem Pengendalian Internal
Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Lembaga Zakat (Studi pada Lembaga
Manajemen Infaq (LMI) Cabang Magetan Jawa Timur)
Kualitatif Deskriptif
Hasil penelitian yang dapat diambil secara umum
berdasarkan prinsip umum unsur
pengendalian internal lembaga zakat,
pengendalian internal Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Cabang
Magetan membutuhkan perbaikan pada struktur
organisasi khususnya pada bagian
keuangan, dan prosedur
pencatatan yang berkaitan
dengan kelengkapan dokumen bukti penerimaan dan pengeluaran.
C. Kerangka Pikir
Setelah memahami system pengendalian intern sebagai seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi asset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang- undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dialankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan (Hery:
188), maka penting bagi perusahaan untuk menerapkan system pengendalian internal dalam menunjang berjalannya perusahaan. Kas adalah uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Salah satu sifat kas yang mudah dan siap untuk digunakan sangat berpotensi diselewengkan oleh karyawan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, penerimaan dan pengeluaran kas menjadi fokus tersendiri untuk diterapkannya system pengendalian internal yang benar dan tepat untuk meminimalisir penyalahgunaan kas perusahaan dalam hal ini pada PDAM Tirta Jenneberang.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
PDAM Tirta Jenneberang Gowa
Sistem Pengendalian Inten
Penerimaan Kas
Pengeluaran Kas
Hasil Penelitian
27 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis. Metode ini sifatnya menguraikan, menggambarkan, membandingkan suatu data dan keadaan serta menerangkan suatu keadaan sedemikan rupa sehingga dapatlah ditarik kesimpulan.
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrument kunci (Sugiyono, 2012).
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini berfungsi untuk membatasi studi dalam penelitian sehingga obyek penelitiannya menjadi terfokus dan tidak terlalu luas.
Dengan adanya focus penelitian,maka akan memberikan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Penelitian ini lebih mengarah pada pembahasan terkait dengan system pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di PDAM Tirta Jenneberang Gowa. Penerimaan kas dalam hal ini bersumber dari penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang dan pengeluaran kas bersumber dari cek.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan pada PDAM Tirta Jeneberang Gowa yang terletak di Jl.Tirta Jeneberang, Sungguminasa, Gowa, Tompobalang, Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan. Adapun waktu penelitian yang dilakukan kurang lebih dua bulan yaitu mulai dari bulan September sampai dengan bulan Oktober 2021.
D. Sumber Data
Menurut Indriantoro dan Supomo (2011: 146) Sumber data penelitian kualitatif terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun sumber-sumber data yang akan digunakan meliputi:
a. Data Primer, berupa data yang diperoleh langsung dari perusahaan melalui proses wawancara dengan staff yang bersangkutan.
b. Data Sekunder, berupa data yang dikumpulkan melalui catatan dan dokumen resmi perusahaan dan data yang telah diolah seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan dokumen lainnya.
E. Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis dan sumber data diatas maka metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang terkait dalam sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas pada PDAM (perusahaan daerah air minum) Tirta Jenneberang Gowa.
Wawancara juga dilakukan kepada dua orang narasumber yaitu Bapak
A.Malik Abbas selaku kepala Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan Ibu Hj. Hamsinah T selaku Kasubag Pembukuan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.
2. Observasi
Tinjauan atas sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas, yang telah ada dari segi pengumpulan data, dan sistem informasi akuntansi yang digunakan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data yang diperoleh dari PDAM (perusahaan daerah air minum) Tirta Jenneberang Gowa.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Wina Sanjaya: 74). Melalui instrument penelitian yang tepat,kita dapat memperoleh data yang tepat sebagai informasi yang berguna dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat berupa check list atau daftar cek. check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observasi tinggal memberi tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek.(√) tentang aspek yang diobservasi (Wina Sanjaya: 81) Untuk metode dokumentasi, instrument yang disiapkan berupa kamera yang digunakan untuk merekam kejadian yang penting pada sebuah peristiwa baik dalam bentuk foto maupun video. Dalam metode wawancara,peneliti mempersiapkan pertanyaanpertanyaan untuk dijadikan bahan data atau
sumber yang relevan untuk penelitian ini. Untuk menunjang proses wawancara, penulis menyiapkan instrument berupa pensil , ballpoint, buku serta telpon genggam yang digunakan untuk merekam suara ketika wawancara sedang berlangsung.
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Dengan metode analisis deskriptif kualitatif, data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif yaitu dengan menguraikan, menggambarkan, menerangkan, mengumpulkan, menyusun, menganalisis dan menjelaskan data-data yang diperoleh pada PDAM Tirta Jeneberang Gowa untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang system pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas.
Setelah mendapatkan gambaran penuh tentang system pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas pada PDAM Tirta Jeneberang Gowa, penulis menganalisa dan mengolah kembali data yang ada mana yang dapat mendukung penelitian ini sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat dan memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan permasalahan yang dihadapi untuk dapat ditarik kesimpulannya yaitu mencapai tujuan yang diinginkan.
31 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umun Objek Perusahaan
1. Sejarah singkat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirrta Jeneberang Gowa
PDAM kabupaten Gowa merupakan perusahaan daerah air minum terbesar dikabupaten Gowa yang didirikan berdasarkan peraturan daerah kabupaten Gowa nomor 2 tahun 1988 tanggal 05 maret 1988 tentang pendirian PDAM kabupaten daerah tingkat II Gowa.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan kabupaten Dati II Gowa. Kebutuhan air bersih masyarakat kota bertambah besar sehingga dengan kapasitas produksi 10 it/detik terasa sudah tidak mencukupi lagi.
Dengan kapasitas produksi air besih 10 it/ detik pada tahun 1981 unit pengelolaan air kabupaten Gowa mulai memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota sungguminasa. Hingga pada tahun 1982 tanggal 8 september dengan adanya berita acara penyerahan ASSET pemerintah pusat oleh departemen keuangan repoblik indonesia kepada pemerintah daerah tingkat II kabupaten Gowa.
PDAM kabupaten Gowa berkedudukan dan berkantor pusat di jalan swadaya sungguminsa Gowa. Bendungan Bili-bili adalah bendungan terbesar disulawesi selatan, yang terletak dikabupaten Gowa. Bendungan ini diresmikan oleh presiden megawati soekarno putri pada tahun 1999. Dengan kemampuan PDAM Kabupaten Gowa yang sangat terbatas saat ini, mau tidak mau Pemerintah Daerah harus turun tangan untuk membantu PDAM dengan sistem skala prioritas dimana kebutuhan mendesak menjadi
perhatian utama sarana gedung perkantoran dan rencana penambahan sambungan langganan serta alat-alat bantu penanggulangan kebocoran dan tingkat kehilangan air bersih.
Dengan adanya campur tangan dan bantuan Pemerintah Daerah tingkat II kepada PDAM Gowa diharapkan permasalahan yang timbul dalam rangka peningkatan pelayanan terhadap masyarakat dapat diatasi secara bertahap, dimana pada akhirnya sebagaimana yang sama diharapkan tujuan pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Dati II Gowa sebagaimana tertulis pada Perda No. 2 Tahun 1988 dapat tercapai.
Bendungan Bili-bili ini menjadi sumber air baku bagi perusahaan daerah air minum (PDAM) kabupaten gowa dengan tujuan untuk membangun daerah khususnya dan pembangun ekonomi nasional pada umumnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakat, menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila. Perusahaan menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi masyarakat.
2. Visi dan Misi organisasi a. Visi
Menjadi perusahaan jasa pelayanan air minum yang bermutu, terkemuka dan tersehat di sulawesi selatan.
b. Misi
1) Terpenuhnya kebutuhan air pelanggang dengan jumlah yang cukup dengan kualitas memenuhi persyaratan air minum setiap saat.
2) Meningkatkan kinerja terus menerus guna menghasilkan laba secara optimal sehingga dapat memenuhi kewajiban, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan memberikan kontribusi terhadap PAD.
a) Mengembangkan kompetensi SDN menjadi profesional, berintegrasi, loval, berdedikasi tinggi, berwawasan luas dan menjunjung tinggi etika dan moral.
b) Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan melalui pengembanagan sarana dan prasarana yang dimiliki serta berorientasi pada penerapan teknologi dan manajemen modern.
c) Membina hubungan yang harmonis dengan para stake holder dalam meningkatkan pelayanan.
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi memegang peranan yang amat penting, karena menyangkut tugas dan tanggung jawab para pegawai yang ada didalamnya.
Struktur organisasi dibuat agar maksud dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik karena dengan adanya struktur organisasi terdapat pembagian tugas dan tanggungjawab yang baik.
Pengorganisasian merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk menciptakan kerjasama dan hubungan yang harmonis antara bagian-bagian dalam suatu organisasi. Bagian-bagian yang dimaksudkan itu adalah orang- orang yang melaksanakan pekerjaan, alat yang digunakan serta metode yang digunakan dalam pengorganisasian. Bagian-bagian tersebut tergambar dalam struktur organisasi. Adapun gambaran struktur organisasi PDAM Kab Gowa adalah sebagai berikut:
Secara umum menurut UUD No 5 tahun 1962 tentang pemerintah daerah bertujuan untuk memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian, kemanfaatan umum berupa penyedia barang atau jasa untuk memenuhi hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik, dan potensi daerah yang bersangkutan dengan tata kelolah perusahaan yang baik dan memperoleh laba, maka struktur organisasi dan tata kerja perusahaan daerah air minum PDAM Kab Gowa terdiri dari direktur utama, direktur bidan umum, kepala satuan pengawas intern, kepala bagian keuangan, kepala bagian langganan, kepala bagian umum, kepala bagian personalia, direktur bidang teknik, kepala bagian produksi, kepala bagian transmisi dan distribusi, kepala bagian perencanaan, kepala bagian peralatan.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kabag
SPI
Utama
Direktur Bidang
Umum Direktur Bidang
Teknik
Kabag Langganan Kabag
Keuangan
Kabag Umum
Kabag Produksi Kabag
Personalia
Kabag Produksi Kabag
Transmisi &
Distribusi
Kabag Perencanaan
4. Uraian Pekerjaan
a. Direktur utama bertugas sebagai mengkoodinir dan menaungi direksi pelaksana dan bagian pengawasan.
b. Direktur bidang umum bertugas sebagai mengkoodinir dan menaungi defisi pengendalia, bagian informasi teknologi, devisi sekretariat dan umum serta bagian sumber daya manusia.
c. Direktur bidang teknik bertugas membina dan memotivasi bawahan dalam rangka peningkatan produktivitas dan pengembangan karier bawahan.
d. Kepala satuan pengawas intern bertugas sebagai merencanakan dan mengevaluasi kebutuhan pegawai di lingkungan Satuan Pengawasan Internal.
e. Kepala bagian keuangan bertugas sebagai Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan serta mengawasi pelaksanaan tugas dari Subag Kasir, Subag Pembukuan, Subag Anggaran dan Subag Rekening.
f. Kepala bagian langganan bertugas sebagai mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan serta mengawasi pelaksanaan tugas dari Subag Penagihan, Subag Pembaca Meter dan Subag Pengaduan Langganan.
g. Kepala bagian umum bertugas sebagai Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan serta mengawasi pelaksanaan tugas dari Subag Pembelian, Subag Gudang, Subag Pengolah dan Subag Rekening.
h. Kepala bagian personalia bertugas sebagai Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan pengembangan karier bawahan.
i. Kepala bagian produksi bertugas sebagai Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari Subag Instalasi & Sumber air serta Subag laboratorium.
j. Kepala bagian transmisi dan distribusi bertugas sebagai Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari subag transmisi, subag distribusi & subag meter air.
k. Kepala bagian perencanaan bertugas sebagai mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan serta mengawasi pelaksanaan tugas dari Subag Administrasi & Perencanaan Teknik dan Subag Pengawasan.
l. Kepala bagian peralatan bertugas sebagai Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan serta mengawasi pelaksanaan tugas dari Subag Peralatan Teknik dan Subag Perbengkelan.
B. Penyajian Data Dan Pembahasan
Penyajian data dalam penelitian ini adalah data yang telah diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan terhadap kondisi atau fakta lapangan terkait proses penerapan system pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas di PDAM Tirta Jeneberang Gowa, dan data wawancara yaitu berupa tanya jawab antara peneliti dan informan serta dokumen lain yang menunjang penelitian ini. Selain itu, data yang disajikan sangat erat kaitannya dengan fokus yang diteliti yaitu system pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, kajian teori dan metodologi penelitian yang telah diuraikan terdahulu, maka pada sub bab ini akan disajikan hasil penelitian melalui wawancara langsung dengan informan
yang telah dipilih. Informan tersebut adalah para pimpinan maupun staf pengelolaan keuangan yang terdiri dari pengelolaan gaji, bendahara pengeluaran dan bendahara umum yang terkait langsung dengan pelaksanaan Pengelolahan keuangan. Hal ini untuk menjamin validitas informasi yang disampaikan. Untuk keakuratan data mengenai informan maka diperlukan penjelasan mengenai data informan maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No Nama Responden Umur Jenis Kelamin Jabatan
1 A. Malik Abbas 48 L Kepala Satuan
Pengawasan Intern
2 Hj. Hamsinah T 51 P Kasubag
Pembukuan
Tabel 4.1 Narasumber
Dari data wawancara, data dokumentasi dan observasi langsung yang diperoleh, dilakukan pemahaman untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini maka perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai system pengendalian intern terhadap penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di PDAM Tirta Jeneberang Kab.Gowa.
1. Sistem Pengendalian Intern Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Di PDAM Tirta Jeneberang Gowa
Menurut Hery (2016:159) pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya
informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/Undang-Undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan. Pengendalian internal dilakukan untuk memantau apakah kegiatan operasional maupun finansial perusahaan telah berjalan sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas merupakan salah satu pengendalian yang paling penting dalam operasi perusahaan yang bertujuan untuk menjaga kekayaan dan catatan organisasi, setiap transaksi yang terjadi selalu berhubungan dengan kas. Kas merupakan aktiva yang paling likuid sehingga mudah diselewengkan dan dipindatangankan, maka diperlukan suatu pengendalian intern atas kas yang baik dan benar yang meliputi penerimaan dan pengeluaran kas.
Maka dari itu peneliti mengajukan pertanyaan dengan melakukan wawancara kepada informan yang merupakan kepala kesatuan pemeriksaan intern PDAM Tirta Jeneberang Gowa yaitu bapak A. Malik Abbas untuk lebih jauh mengetahui tentang Bagaimana system pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas di PDAM Tirta Jeneberang Gowa. Adapun pernyataan yang diberikan yaitu :
Bapak A.malik Abbas mengatakan bahwa :
“sistem pengendalian intern di lakukan terus-menerus berdasarkan rencana kerja anggaran perusahaan dan memperhatikan kesiapan dana yang tersedia untuk pengeluaran-pengeluaran kas yang sifatnya operasional itu pasti sudah tersedia sisa di control saja pengunaannya dan untuk penerimaan setiap bulannya itu di sampaikan ke kepala bagian hubungan langganan yang menangani mengenai penagihan dan tunggakan itu untuk melaporkan setiap hari kedudukan dan posisi penerimaan kas di PDAM Tirta Jeneberang Gowa.”
Kas sebagai aktiva yang paling lancar secara historis sangat peka terhadap pengendalian. Kas mencakup mata uang dan surat-surat berharga seperti cek. Dalam sebagian besar bisnis, cek menggantikan sejumlah besar uang tunai. Transaksi-transaksi kas juga dapat berlangsung secara elektronik yang tidak melibatkan mata uang maupun cek.
Maka dari itu peneliti mengajukan pertanyaan dengan melakukan wawancara yang dilakukan kepada informan yang merupakan Kasubag Pembukuan PDAM Tirta Jeneberang Gowa yaitu Ibu Hj. Hamsinah T untuk lebih jauh mengetahui tentang apa saja yang menjadi sumber penerimaan dan pengeluaran kas di PDAM Tirta Jeneberang Gowa. Adapun pernyataan yang diberikan yaitu :
Ibu Hj. Hamsinah T mengatakan bahwa :
“Yang menjadi sumber penerimaan kas di PDAM Tirta Jeneberang Gowa yaitu berupa pembayaran rekening air pelanggan yang didapat dari aktivitas penjualan air, dan pendapatan lain-lain diluar rekening air bulanan (non rekening). Untuk pengeluaran kas yang non operasiaonal itu seperti ATK dan untuk yang operasianal itu seperti ada kebocoran pipa, pompa yang rusak, gaji karyawan dan lain sebagainya.”
Makna dari keterangan informasi yang diberikan oleh Ibu Hj.
Hamsinah T, diatas dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada hari kamis, 30 september 2021 bahwa diluar dari pembayaran rekening bulanan dari pelanggan, terdapat pendapatan lain-lain (non rekening) yang menjadi sumber penerimaan kas di PDAM Tirta Jeneberang Gowa. Adapun yang dimaksud dengan pendapatan lain-lain (non rekening) yaitu sebagai berikut :
a. Penerimaan Pasang Baru Semua penerimaan yang diperoleh dari aktivitas operasi pokok selain pendapatan penjualan air, penerimaan dari pemasangan baru baik itu pemasangan jaringan maupun pemasangan
baru untuk sambungan rumah. Dalam pemasangan sambungan rumah PDAM Tirta Jeneberang Gowa menerima pembayar secara cash dan kredit. Pembayaran secara kredit akan dikenakan pembayaran DP dan angsuran tiap bulannya.
b. Penerimaan pendapatan lain-lain Semua penerimaan yang diperoleh dari penerimaan pembukaan kembali penerimaan perbaikan pipa penghubung, penerimaan perbaikan pipa meter, penerimaan denda terhadap pelanggan, dan penerimaan bunga deposito (budep).
Prosedur dan dokumen yang di gunakan Perusahaan Daerah Air
Minum "Tirta Jeneberang"
Kabupaten Gowa
Satandar Operasi Prosedur (SOP) Bagian Keuangan
Penerimaan Rekening Air dan Non Air Revisi
Waktu Pelaksanaan
Tanggal Berlaku No. Ref:
Penanggung
Jawab Flow Chart
Uraian Pekerjaan 1. Bagian
Keuangan
2. Kasubag Kasir
3. Kasubag Kasir Staff Kasir
4. Kasubag Kasir Staff Kasir
5. Kasubag Kasir Staff Kasir
6. Kasubag Kasir Staff Kasir
7. Kasubag Kasir Kabag Keuangan
Hari 1
Hari 1
Hari 1
Hari 1
Hari 1
Hari 1
Hari 1
1. Persiapan
2. Terima Bukti Setor (BS) dari bank 3. Cross cek bukti setor dengan rekening koran &
laporan harian yang dibuat oleh loket.
4. Catat dalam buku bantu penerimaan harian 5. Catat
penerimaan dalam masing- masing buku bank
sehingga didapat saldo.
6. Buat LPP air dan Non air 7. Buat Laporan
harian Kas untuk mencatat penerimaan yang akan disampaikan pada Direksi 8. Selesai.
Terima Bukti Setor dari Bank
Catat di Buku Penerimaan
Harian
Buat LPP Air
Mulai
Selesai Cros Cek dengan Rekening
Koran & Laporan Harian
Buat LHK Buat LPP
Non Air Catat Penerimaan
pada Masing- masing Bank
Standar Operasional Prosedur (SOP) Bagian Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa :
Tujuan : Sebagai acuan proses dan prosedur dan tertib administrasi dalam hal Penerimaan Uang
1. Ruang Lingkup : Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bagian Keuangan
2. Acuan : Kepmeneg Otoda No. 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi PDAM
3. Definisi : - LPH : Laporan Penerimaan Harian
- LHK : Laporan Harian Kas
4. Prosedur : Flowchart Prosedur Penerimaan
5. Lampiran : - Bukti setoran
- Rekening Koran
- Buku Kas
- Laporan Penerimaan dan laporan Harian Kas
Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas dan pendapatan lain- lain di PDAM Tirta jeneberang yaitu :
a. Rekapitulasi Penerimaan Pemasangan Baru merupakan rekapan data harian calon pelanggan pasang baru yang telah melakukan pembayaran. Data calon pelanggan tersebut meliputi nomor pendaftaran, nomor telepon, Nama, dan alamat tanggal kirim kas dan tanggal bayar, materai, dan user ID kasir.
b. Rencana Biaya pemasangan Baru Sambungan Rumah merupakan rincian biaya sambungan rumah calon pelanggan, termasuk biaya registrasi, biaya