• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan dilakukannya penelitian ini maka diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah dan memperkaya Ilmu Pengetahuan Hukum. Ilmu Pengetahuan Hukum yang dimaksud adalah Hukum Internasional maupun Hukum Bisnis Internasional mengenai konsekuensi penerpaan standar produk terkait praktik monopoli .

b. Manfaat Praktis

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat dan sumbangan pemikiran bagi pihak yang mendalami bidang Hukum Internasional maupun Hukum Bisnis Internasional dan pihak yang terlibat dalam perdagangan internasional. Sehingga dapat tewujud pasar ekonomi ASEAN

yang baik demi kepentingan tercapainya tujuan dari Masyarakat Ekonomi Asean itu sendiri.

1.7Landasan Teoritis

a. Dasar Perlindungan Usaha dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

Undang-undang anti monopoli harus dapat mendukung terwujudnya struktur ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan,5 dan dalam ayat (4): Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Ciri khas dari demokrasi ekonomi itu sendiri adalah perekonomian yang diwujudkan oleh semua anggota masyarakat dan harus mengabdi pada kesejahtraan seluruh rakyat. Negara dalam hal ini harus menciptakan suatu peraturan persaingan usaha untuk mencapai suatu demokrasi ekonomi sesuai pasal 33 ayat (1) dan (4) UUD 1945, yang dalam hal ini telah terwujud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat yang dimaksudkan untuk menegakkan aturan hukum dan memberikan perlindungan yang sama bagi setiap pelaku usaha di dalam upaya untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat. Undang-undang ini memberikan jaminan kepastian hukum untuk lebih mendorong percepatan pembangunan ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umum, serta sebagai implementasi dari semangat dan jiwa Undang-Undang Dasar 1945.

b. Teori Kebebasan Berdagang

Berdasarkan teori ini setiap negara memiliki kebebasan untuk berdagang dengan setiap orang atau setiap negara di mana pun di dunia ini. Kebebasan ini tidak boleh terhalang dengan alsan sistem ekonomi negara, ideologi ataupun politik yang berbeda dengan negara lainnya.

Menurut Schwarzenberger, kebebasan berdagang ini sudah tampak sejak daulu,

misalnya di Inggris, ketika negara tersebut mengeluarkan Magna Charta (1215). Pada

saat itu Raja Inggris (King John) mengeluarkan Magna Charta untuk memberi

kebebasan berdagang kepada pedagang asing (termasuk bangsawan dan para pemimpin

dihadapkan ke pengadilan.6 Sejak Abad ke -12 dan sterusnya, penerapan prinsip ini masih berkembang.

Perkembangan penting tampak ketika pemerintah Inggris mengirimkan surat

resmi (British State Paper) kepada pemerintah Spanyol pada tanggal 8 Maret 1872.

Surat tersebut berisi penegasan pemerintah Inggris untuk memberikan kebebasan kepada semua orang asing untuk tinggal di Inggris. Surat tersebut juga memuat jaminan perlakuan hukum yang sama kepada orang asing seperti halnya warga negara Inggris. Pernyataan tersebut antara lain berbunyi :

“ By the exsisting law of Great Britain all forigners have the unstestritired right of entrance the residence in this country and, ehile they remain in it, are, equally with British subjects, under the protection of law, and under the sentence of the ordinary Tribunal of Justice, after a public trial, and on a conviction founded on evidence given in open court. No foreigners, as such, can be sent out of this country by the executive government, except persons removed by virtue of treaties with other states, confirmed by Act of Parialment, for the mutual surrender of criminal offender”.7

Pernyataann Pemerintah Inggris tersebut mengandung 4 prinsip penting yaitu :

1. Semua warga negara asing memiliki hak tak terbatas untuk masuk dan tinggal

di wilayah Inggris.

2. Pemerintah Inggris akan memperlakukan dan melindungi warga negara asing

sebagaimana warga negaranya.

6 Geroge W. Keeton dan Georg Scwarzenberger, 1967, A Manual of International Law, London, Steven and Sons, h.109.

3. Warga negara asing tidak akan dihukum kecuali mereka melangga rhukum yang diputus oleh Pengadilan melalui proses peradilan yang adil dan terbuka.

4. Pemerintah Inggris tidak akan mengusir orang asing kecuali berdasarkan

perjanjian (ekstradisi) dengan negara lain sehubungan dengan tindakan kejahatan yang dilakukanya.

c. Teori Perlakuan Sama (Identical Treatment)

Teori ini pun sudah ada sejak dahulu kala. Berdasarkan teori ini dua raja sepakat untuk secara timbal balik memberikan perlakuan yang sama terhadap para pedangang. Menurut Schawarzenberger, prinsip ini tampak dalam hukum kekebalan diplomatik yang juga menganut prinsip timbal balik. Dalam hal ini pemberian perlakuan yang sama yang sifatnya timbal balik berada sepenuhnya kepada wewenang atau

kebijaksanaan para penguasa kedua negara.8

Dewasa ini prinsip dasar ini lebih dikenal dengan resiproritas (reciprocity).

Perlakuan yang sama demikian biasanya tertuang dalam suatu perjanjian, baik yang sifatnya multilateral maupun bilateral. Oliver Long menganggap resiprositas sebagai

suatu prinsip fundamental dalam perjanjian General Agreement on Tariffs and Trade

(GATT).9 Prinsip resiprositas ada dalam paragraf ke-3, Preambule GATT, yag

berbunyi : “being desirous of contributing to those objectives by entering into reciprocal and mutually advantageous arrangement directed to the substantial

8Ibid, h.219.

9 Oliver Long, 1978, Law and Its Limitation in te GATT Multilateral Trade System, Dordrecht, Martinus Nijoff Publiser, h.10.

reduction of tariffs and other barriers to trade and to the elimination of discriminatory treatment in international commerce”.10

1.8 Metode Penelitian a. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah pemecahan masalah yang didasarkan pada literature-literatur dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas beranjak dari adanya kesenjangan dalam notma atau asas hukum, dengan menggunakan landasan teoritis dan bahan hukum yang terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan tersier. Landasan teoritis yang digunakan merupakan undang-undang, norma-norma maupun teori-teori teori yang sesuai dengan pernasalahan yang diangkat.

Penelitian hukum normatif yang terdiri dari penelitian terhadap asas-asas

hukum, sistematika hukum, dan taraf sinkronisasi hukum.11 Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode normatif karena pene litian ini mempelajari bahan-bahan hukum sebagai acuan dalam penelitian. Peraturan perundang-undangan, dikaji berdasarkan teori-teori dan ketentuan hukum yang mengaturnya.

10 Huala Adolf, 2005, Hukum Ekonomi Internasioan Suatu Pengantar, Raja Grafindo, Jakarta, h. 19.

11 Bambang Sunggono, 2009, Metodologi Penelitian Hukum, Rajagrafindo Persada, Jakarta. h. 41.

Penelitian hukum normatif yang mengacu pada bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mempunyai ketentuan mengikat secara umum (perundang-undangan) atau mempunyai kekuatan mengikat bagi pihak-pihak berkepentingan (kontrak, konvensi, dokumen hukum, dan putusan hakim). Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer (buku ilmu hukum, jurnal hukum, laporan hukum dalam media cetak maupun elektronik). Sedangkan bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum sekunder (rancangan undang-undang, kamus hukum dan ensiklopedia).

b. Jenis Pendekatan

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabnya. Macam-macam pendekatan-pendekatan yang

digunakan di dalam penelitian hukum adalah:12

1. Pendekatan undang-undang (statute approach)

2. Pendekatan kasus (case approach)

3. Pendekatan historis (historical approach)

4. Pendekatan komparatif (comparative approach)

12 Peter Mamud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h. 93.

5. Pendekatan konseptual (conceptual approach)

Dalam karya tulis ini, penulis menggunakan pendekatan perundang-undangan. Mengenai perundang-undangan, dalam Hukum Internasional tidaklah terdapat Undang-Undang, sehingga makna Undang-Undang tersebut perlu diinterpretasikan secara lebih luas lagi, mencakup segala ketentuan hukum yang tertulis, sehingga Konvensi, dan segala bentuk Perjanjian Internasional juga dapat dipandang atau diinterpretasikan sebagai sebuah Undang-Undang.

c. Bahan Hukum

Karena penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, maka sumber yang digunakan berupa bahan hukum, yang terdiri atas :

a. Bahan Hukum Primer, yaitu sumber hukum yang bersufat autoratif yang

artinya mempunayi otoritas.13 Bahan hukum primer dalam karya tulisan ini

terdiri atas asas dan kaidah hukum yang diwujudkan dalam :

1. ASEAN Framework Agrement on Mutual Recognition Arrangements, 1998);

2. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

13Ibid, h. 96

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu sumber hukum yang bersifat pelengkap bagi bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder dalam karya tulis ini terdiri dari buku-buku, jurnal-jurnal hukum, karya tulis hukum, dan materi muatan internet yang berkaitan dengan rumusan masalah.

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu sumber yang menjelaskan bahan hukum

primer maupun sekunder. Bahan hukum tersier dalam karya tulis ini terdiri atas Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, Kamus Hukum, dan Ensiklopedia.

d. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah teknik studi dokumen dengan card system yaitu dengan cara mencari bahan-bahan di dalam buku-buku terkait untuk dibaca serta dicatat kembali dalam kartu kutipan untuk mencatat dan mengutip sumber bahan hukum yang digunakan dengan mencari ikhtisar dari sumber bahan hukum yang dianggap penting dan digunakan

sebagai ulasan guna menjawab permasalahan.14 untuk disusun secara sistematis sesuai

dengan bahasan dalam penelitian ini.

e. Teknik Analisis Bahan Hukum

Analisis bahan hukum merupakan kegiatan dalam penelitian yang berupa melakukan kajian atau telaah terhadap hasil pengolahan bahan hukum yang dibantu

14 Jonny Ibraim, 2005, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, PT. Bayu Media Publising, Malang, h.296.

dengan teori-teori yang telah didapatkan sebelumnya.15 Adapun teknik pengolahan bahan hukum yaitu setelah bahan hukum terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik deskripsi yaitu dengan memaparkan bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder apa adanya.16 Bahan hukum primer dan sekunder yang terkumpul selanjutnya

diberikan penilaian (evaluasi), kemudian dilakukan interpretasi dan selanjutnya diajukan argumentasi. Argumentasi di sini dilakukan oleh peneliti untuk memberikan preskripsi atau penilaian mengenai benar atau salah atau apa yang seyogyanya menurut hukum atau peristiwa hukum dari hasil penelitian. Dari hasil tersebut nantinya akan ditarik kesimpulan secara sistematis agar tidak menimbulkan kontradiksi antara bahan hukum yang satu dengan bahan hukum yang lain.

Teknik lainnya yang penulis gunakan adalah teknik analisis, yaitu pemaparan secara mendetail dari keterangan-keterangan yang didapat pada tahap sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini sehingga keseluruhannya

membentuk satu kesatuan yang saling berhubungan secara logis. 17

15 Mukti Fajar MD dan Yulianto Acmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, h. 183.

16 Ronny anitjito, 1991, Metode Penelitian Hukum, Cet II, Galia Indonesia, Jakarta, h. 93. 17Ibid.

Dokumen terkait