• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis ingin menyampaikan manfaat dari penulisan kegiatan penelitian ini, diantaranya ialah :

1. Bagi Masyarakat Luas

Masyarakat dapat mengetahui lebih lanjut tentang pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dengan menggunakan sarana SPT Masa PPN 1111.

2. Bagi Objek Penelitian

Objek Penelitian dapat meningkatkan sosialisasi kepada wajib pajak yang belum menggunakan SPT Masa PPN 1111, agar lebih tertib lagi.

3. Bagi Program Studi Diploma III Akuntansi Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Penulisan ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian dan menulis tugas akhir. Selain itu, kegiatan ini bisa memberikan informasi tentang pengisian SPT Masa PPN dalam pembelajaran di bangku perkuliahan.

4. Bagi Penulis

Penulis dapat mengetahui tentang tata cara pengisian dan penyampaian SPT Masa PPN 1111.

F. Teknik Analisis Data

1. Objek Penelitian

Objek yang dipilih oleh penulis untuk diteliti adalah Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Menggunakan SPT Masa PPN 1111 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

2. Desain Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis untuk melakukan penelitian ini adalah studi kasus. Dengan metode studi kasus ini, penulis berharap dapat melakukan penelitian secara mendalam pada kasus

yang diteliti, yaitu “Pelaporan PPN Masa Menggunakan SPT Masa

PPN 1111 Studi Kasus di KPP Pratama Boyolali” disamping itu,

penulis juga ingin melakukan penelitian dengan mempelajari literatur yang didapat dari perpustakaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3. Sumber Data

Data yang digunakan oleh penulis untuk melakukan penelitian ini adalah data primer dan data skunder.

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Data ini dapat berupa opini maupun dari hasil dari observasi. Cara memperoleh data ini ialah dengan wawancara dan observasi.

b. Data Sekunder

Data sekunder, didapat peneliti dengan cara tidak langsung atau melalui media perantara. Data ini dapat berupa bukti, catatan ataupun laporan historis yang telah diarsipkan dan bisa dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.

4. Teknik Pengumpulan Data a.Observasi Langsung

Penulis melakukan observasi langsung pada saat magang. Selain itu, penulis juga mengikuti Sosialisai di KPP Pratama Boyolali tentang Pemakaian SPT Masa PPN 1111.

b. Wawancara

Dengan metode wawancara, penulis dapat bertanya secara langsung kepada petugas yang menerima pelaporan SPT Masa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

PPN 1111 dan kepada petugas yang melayani penerangan pengisian SPT Masa PPN 1111.

c.Dokumentasi

Penulis mengutip arsip, catatan ataupun data yang terdapat di KPP Pratama Boyolali yang berhubungan dengan objek yang diteliti oleh penulis.

d. Kepustakaan

Melalui metode kepustakaan, penulis dapat mengetahui tentang informasi Pajak Pertambahan Nilai dan Pelaporannya melalui membaca literatur dan buku.

5. Teknik Pembahasan a.Metode Kualitatif

Dengan metode ini penulis menganalisis data dalam bentuk kalimat. Yang digunakan sebagai dasar penelitian ialah landasan teori yang digunakan. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis lebih cenderung menggunakan metode wawancara. b. Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif merupakan, metode penelitian yang sistematis dan pengembangannya dengan model matematis. Dengan metode kuantitatif, penulis dapat menganalisis data menggunakan cara menghitung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

Analisis Data dan Pembahasan

A. Tinjauan Pustaka

1. Dasar Hukum

Dalam pemungutan, pembayaran dan pelaporan pajak ada peraturan yang mendasarinya. Dasar-dasar yang mengatur dalam bidang perpajakan dapat berupa Undang-undang, Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Surat Edaran Dirjen Pajak dan masih banyak peraturan lain yang mengatur.

Ketentuan Umum Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 merupakan perubahan terbaru atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Didalam Undang-undang KUP, menjelaskan tentang kewajiban, hak yang harus dilakukan dan ditaati oleh wajib pajak. Contoh hal yang harus ditaati adalah menghitung, membayar dan melaporkan pajak terutang.

Peraturan yang mendasari pemungutan Pajak Pertambahan Nilai adalah, Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009, yang merupakan perubahan ketiga dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983. Didalam Undang-undang ini, mengatur segala kegiatan yang menimbulkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pemungutan PPN, seperti subyek Pajak Pertambahan Nilai, obyek Pajak Pertambahan Nilai, tarif yang dikenakan, Dasar Pengenaan Pajak (DPP), saat terjadinya pajak dan mengatur tentang Pemungutan PPn BM.

Peraturan lain yang digunakan ialah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44 Tahun 2010 tentang Bentuk, isi dan tata cara pengisian serta penyampaian Surat Pemberitahuan Masa PPN. Peraturan yang dikeluarkan pada bulan Oktober tahun 2010 ini mewajibkan kepada wajib pajak untuk melaporkan PPN masa yang sudah dibayarkan menggunakan SPT masa PPN 1111. SPT masa ini mulai digunakan untuk melaporkan PPN di Bulan Januari 2011.

Dirjen Pajak juga mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per – 2/PJ/2011 yang isinya tentang Tata cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa PPN 1111) Peraturan ini dikeluarkan pada tanggal 11 Januari. Tanggal 28 Pebruari 2011, Dirjen Pajak juga mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE – 20/PJ/2011 tentang Pengisian Formulir SPT Masa PPN 1111 dan SPT Masa PPN 1111 DM dalam bentuk file PDF. Surat Edaran ini dikeluarkan sebagai pelengkap PER – 44/PJ/2010 dan PER – 45/PJ/2010.

2. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan atas penyerahan jasa maupun barang kena pajak didalam daerah pabean yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dilakukan oleh pengusaha, memanfaatkan jasa maupun barang kena pajak yang tidak berwujud baik diluar daerah pabean maupun didalam daerah pabean, mengimpor barang kena pajak dan mengekspor jasa, barang kena pajak berwujud maupun tidak berwujud yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak. Barang Kena Pajak adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak dan barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang PPN. Jasa Kena Pajak adalah kegiatan pelayanan berdasarkan perikatan hokum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan atas petunjuk dari pemesan yang dikenakan berdasarkan Undang-undang PPN.

Barang yang tidak dikenakan PPN antara lain :

1. Barang hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya, contohnya :

a. Minyak mentah b. Gas bumi c. Panas Bumi d. Pasir dan Kerikil

e. Batubara (sebelum diproses menjadi briket batubara)

f. Bijih timah, bijih besi, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih perak, serta bijih bauksit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

g. Barang hasil pertambangan dan pengeboran lainnya yang diambil langsung dari sumbernya

2. Barang-barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat banyak, seperti :

a. Segala jenis beras dan gabah, seperti beras putih, beras merah, beras ketan hitam atau beras ketan putih

b. Segala jenis jagung, seperti jagung putih, jagung kuning, jagung kuning kemerahan atau popcorn (jagung brondong)

c. Sagu

d. Segala jenis kedelai, seperti kedelai putih, kedelai hijau, kedelai kuning atau kedelai hitam dalam bentuk pecah atau utuh

e. garam baik yang beryodium maupun tidak beryodium

3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak; tidak termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha katering atau usaha jasa boga

4. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga

Untuk jenis jasa yang dikecualikan dari pemungutan PPN antara lain :

1. Jasa bidang pelayanan kesehatan :

a. Jasa dokter umum, jasa dokter spesialis, jasa dokter gigi, jasa dokter hewan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Jasa ahli kesehatan seperti akupuntur, ahli gizi, fisioterapi, ahli gigi

c. Jasa kebidanan, dan dukun bayi d. Jasa paramedis, dan perawat

e. Jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium kesehatan, dan sanatorium

2. Jasa bidang pelayanan sosial :

a. Jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo

b. Jasa pemadam kebakaran kecuali yang bersifat komersial c. Jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan

d. Jasa lembaga rehabilitasi kecuali yang bersifat komersial e. Jasa pemakaman termasuk crematorium

f. Jasa di bidang olah raga kecuali yang bersifat komersial g. Jasa pelayanan sosial lainnya kecuali yang bersifat komersial 3. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko yang dilakukan

oleh PT. Pos Indonesia (Persero)

4. Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi :

a. Jasa perbankan, kecuali jasa penyediaan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga, jasa penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan surat kontrak (perjanjian), serta anjak piutang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Jasa Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi

5. Jasa di bidang keagamaan : a. Jasa pelayanan rumah ibadah

b. Jasa pemberian khotbah atau dakwah c. Jasa lainnya di bidang keagamaan 6. Jasa di bidang pendidikan

a. Jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa penyelenggaraan pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik dan pendidikan professional b. Jasa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah, seperti

kursus-kursus

7. Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan termasuk jasa di bidang kesenian yang tidak bersifat komersial, seperti pementasan kesenian tradisional yang diselenggarakan secara cuma-cuma

8. Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan seperti jasa penyiaran radio atau televisi baik yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun swasta yang bukan bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan komersial

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

9. Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air, meliputi jasa angkutan umum di darat, di laut, di danau maupun di sungai yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta

10.Jasa di bidang tenaga kerja : a. Jasa tenaga kerja

b. Jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebut

c. Jasa penyelenggaraan latihan bagi tenaga kerja 11.Jasa di bidang perhotelan :

a. Jasa persewaan kamar termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap

b. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah penginapan, motel, losmen dan hotel

12.Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum, meliputi jenis-jenis jasa yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah seperti pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pemberian Ijin Usaha Perdagangan, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak dan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Metode Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai

Didalam menghitung pajak yang terutang atas Nilai Tambah PPN terdapat 3 metode, yaitu :

a. Additional Method

Dengan metode ini, PPN dihitung dari penjumlahan semua unsur nilai tambah kemudian dikalikan dengan tarif PPN yang berlaku. Kelemahan dari metode ini ialah, pengusaha harus melakukan pembukuan secara tertib dan rinci mengenai biaya yang dikeluarkan dan laba yang diharapkan dari barang yang diproduksi.

b. Subtraction Method

Metode ini memberikan pengertian bahwa pajak yang terutang dihitung dari selisih harga penjualan dan harga pembelian barang baku lalu dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. Metode ini merupakan metode yang sederhana.

c. Credit Method

Didalam credit method, pajak terutang dihitung dari selisih pajak yang dibayar pada saat pembelian dan pajak yang dipungut pada saat penjualan. Kelebihan dari credit method dibanding dengan substraction method ialah, apabila dalam harga beli terdapat unsur yang tidak terutang PPN, maka hasil penghitungan PPN terutang dengan metode ini akan lebih akurat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

4. Istilah-istilah dalam Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai

1. Daerah Pabean ialah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya serta tempat tertentu di Zona Ekonomi Ekslusif dan Landasan Kontinen yang didalamnya berlaku Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

2. Impor adalah kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabean.

3. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari dalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean.

4. Pajak Masukan ialah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak atas perolehan BKP dan atau penerimaan JKP dan atau pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean atau impor BKP.

5. Pajak Keluaran ialah PPN terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan BKP, JKP maupun ekspor BKP.

6. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan takwim.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

5. Pengertian Surat Pemberitahuan Pajak

Surat Pemberitahuan Masa, yang biasanya disebut SPT merupakan surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan pajak, pembayaran pajak, objek pajak, bukan objek pajak dan harta yang dimiliki berdasarkan Undang-undang Perpajakan. Bagi Pengusaha Kena Pajak, SPT berfungsi sebagai sarana pelaporan dan pertanggungjawaban penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang, pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran dan pelaporan atas pembayaran atau pelunasan yang dilaksanakan oleh PKP dalam masa pajak.

SPT dapat diperoleh dengan cara mengambil sendiri di Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), Kantor Wilayah DJP atau di Kantor Pusat DJP. Selain itu, wajib pajak dapat mengunduh di website www.pajak.go.id .

B. Analisis dan Pembahasan

1. Menghitung Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai terutang dapat dihitung dengan cara, mengalikan Dasar Pengenaan Pajak dengan tarif yang berlaku. Tarif yang dikenakan sebesar 10%. Dalam penelitian ini, penulis memilih menggunakan metode pengkreditan pajak masukan (credit method), karena

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

metode tersebut dirasa paling akurat daripada metode yang lain dan sesuai dengan Peraturan No.44/PJ/2010 tentang Bentuk, Isi dan Tata cara Pengisian serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.

Contoh Kasus : Perolehan dan Penyerahan Barang PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia selama bulan Januari 2011

Tabel 2.1 Rekap Perolehan PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia Bulan Januari 2011

Tanggal Keterangan PPN Masukan

4 Januari 2011

Telah dibuat PIB dengan Nomor 0111/PIB/03 dan telah dibayar PPN terutang Rp 20.000.000,- di Bank Mandiri Cabang Slamet Riyadi atas impor mesin dari PT. Marukochan Jepang

Rp 20.000.000,-

11 Januari

2011

Membayar tagihan telepon Kantor sebesar Rp 2.500.000,- (belum termasuk PPN) NPWP 18.027.598.0 – 527.000 Rp 250.000,- 16 Januari 2011

Membayar gandum dari PT. Indofood sebesar Rp 50.000.000,- Faktur Pajak Nomor 01.0.000.11.00000024 NPWP 28.698.574 – 527.000 Rp 5.000.000,- 20 Januari 2011

Membayar jasa perbaikan truck kepada Bengkel Djaya sebesar Rp 3.000.000,- NPWP 13.875.269 – 527.000

Rp 300.000,-

Total Pajak Masukan masa Januari 2011 yang dibayarkan PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia adalah sebesar Rp 25.550.000,- .

Kegiatan Membangun Sendiri : Membangun Gudang dengan biaya sebesar Rp 225.000.000,- maka PPN yang dibayar :

= 10% x 40% x Rp 225.000.000,- = Rp 9.000.000,-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Tabel 2.2 Rekap Penyerahan PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia Bulan Januari 2011

Tanggal Keterangan PPN Keluaran

6 Januari 2011

Mengekspor mie ke PT. Sandae diMalaysia sebesar Rp 950.000.000,- Dokumen PEB Nomor 0111/PEB/09

-

19 Januari

2011

Dalam rangka Ulang Tahun, Perusahaan membagikan mie kepada masyarakat seharga Rp 350.000.000,- (dari HPP)

Rp 35.000.000,-

25 Januari

2011

Menjual mie instan kepada Makmur Swalayan Rp 150.000.000,- Faktur Penjualan Nomor 01.0.000.11.00000078 NPWP 24.879.007 – 526.000 Rp 15.000.000,- 28 Januari 2011

Menjual mie kepada PT. Mekar Indah sebesar Rp 490.000.000,- Faktur

Penjualan Nomor 01.0.000.11.00000089 NPWP 07.825.963 – 526.000

Rp 49.000.000,-

Besarnya Pajak Keluaran yang dipungut PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia adalah Rp 99.000.000,-

Penghitungan PPN terutang dengan cara membandingkan Pajak Keluaran terhadap Pajak Masukan. Apabila Pajak Masukan Lebih besar dari Pajak Keluaran, maka terjadi kurang bayar dan apabila Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan maka terjadi Lebih Bayar.

1. PPN Masukan

DPP = Perolehan Barang / Jasa Kena Pajak + Kegiatan Membangun sendiri

= Rp 200.000.000,- + Rp 2.500.000,- + Rp 50.000.000,- + Rp 3.000.000,-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 23 PPN Masukan = DPP x 10% = Rp 255.500.000,- x 10% = Rp 25.550.000,- 2. PPN Keluaran DPP = Penyerahan Barang = Rp 350.000.000,- + Rp 150.000.000,- + Rp 490.000.000,- = Rp 990.000.000,- PPN Keluaran = DPP x 10% = Rp 990.000.000,- x 10% = Rp 99.000.000,- 3. PPN Terutang

PPN Masa = Pajak Keluaran – Pajak Masukan = Rp 99.000.000,- - Rp 25.550.000,- = Rp 73.450.000,-

Jadi PPN Kurang Bayar PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia pada bulan Januari 2011 sebesar Rp 73.450.000,-. Pengisian SPT Masa PPN 1111 akan disertakan dalam lampiran.

2. Pengisian SPT Masa PPN 1111

SPT Masa PPN 1111 terdiri dari Induk SPT Masa PPN 1111 - Formulir 1111 (F.1.2.32.04) dan lampirannya. Lampiran itu diantaranya :

a. Formulir 1111 AB – Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan (D.1.2.32.07)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Formulir 1111 A1 – Daftar Ekspor BKP berwujud, BKP tidak berwujud maupun JKP (D.1.2.32.08)

c. Formulir 1111 A2 – Daftar Pajak Keluaran atas penyerahan Dalam Negeri dengan faktur pajak (D.1.2.32.09)

d. Formulir 1111 B1 – Daftar Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atas impor BKP dan pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari kuar Daerah Pabean (D.1.2.32.10)

e. Formulir 1111 B2 – Daftar Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atas perolehan BKP/JKP Dalam Negeri

f. Formulir 1111 B3 – Daftar Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan atau yang mendapat fasilitas (D.1.2.32.12)

Pengisian SPT Masa PPN 1111 menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan. Pengusaha Kena Pajak dapat mengisi SPT ini dengan cara menulis menggunakan Huruf Balok (bukan Huruf Sambung) dan dengan cara mengetik menggunakan mesin ketik.

Pengisian data pada SPT Masa PPN 1111 harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya :

a. Pengisian data pada induk dan lampiran SPT tidak boleh melebihi baris atau kolom yang sudah disediakan dan penulisannya harus satu baris. Misalkan, Nama Penjual : PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia, agar dapat tertampung dalam kolom/baris Nama Penjual

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BKP Berwujud/Tidak Berwujud dan atau JKP maka penulisan Nama Penjual tersebut menjadi PT.Megah Jaya KAI.

b. Pengisian NPWP, Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak, Nomor Dokumen tertentu dan Nomor Nota Retur / Nota Pembatalan harus dituliskan secara lengkap dan tidak boleh disingkat. Untuk mengisi data NPWP baik yang diketik maupun yang ditulis tangan, dapat ditulis tanpa menggunakan tanda baca (kecuali pada kolom yang sudah disediakan). Misalkan, seorang PKP dengan NPWP 11.361.025.0-527.000 dapat menuliskan NPWP-nya dengan cara 113610250527000.

c. Masa pajak diisi dengan masa yang bersangkutan dan untuk pembetulannya, diisi dengan masa pajak yang dibetulkan. Misalkan, untuk masa pajak Januari 2011 maka, pada kolom MASA diisi dengan 01 sd 01 – 2011. Sedangkan untuk masa pajak dari Januari sampai dengan Maret 2011, diisi dengan 01 sd 03 – 2011 (pengisian ini hanya untuk PKP yang menggunakan jangka waktu lain yang diatur oleh Menteri Keuangan dan paling lama 3 bulan kalender). d. Jumlah Dasar Pengenaan Pajak ditulis tanpa tanda koma, dengan

jumlah rupiah penuh dan tanpa tanda Rp (rupiah). Misalkan seratus empat belas juta empat ratus ribu rupiah ditulis menjadi 114.400.000 dan Rp 390.900.000,- ditulis menjadi 390.900.000. e. Dalam Nota Retur, Nota Pembatalan Nilai DPP, PPN dan PPn BM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pengurang. Misalkan, pada tanggal 12 Januari 2011 terjadi retur barang dengan DPP Rp 12.000.000,- maka dalam SPT ditulis (12.000.000) pada baris nota retur dan kolom DPP.

f. Dalam menuliskan tanggal pada induk SPT maupun lampirannya, wajib menggunakan format dd-mm-yyyy. Misalkan PKP akan menulis tanggal 23 Januari 2011, maka penulisannya 23-01-2011.

Mengisi SPT Masa PPN 1111 ini, sebaiknya dimulai dari Lampirannya terlebih dahulu. Pengisian dilakukan dari Formulir 1111 A1, Formulir 1111 A2, Formulir 1111 B1, Formulir 1111 B2, Formulir 1111 B3 dan Formulir 1111 AB. Setelah semua lampiran terisi, data yang didapat dipindahkan ke induk SPT PPN Masa 1111. Pengisian jumlah rupiah pada SPT tersebut ditulis dalam satuan rupiah penuh dan dibulatkan kebawah. Jika penjumlahan maupun pengurangan jumlah rupiah NIHIL, maka penulisannya ditulis dengan angka nol (0).

Contoh Kasus : Identitas PKP

PT Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia adalah Perusahaan yang bergerak di bidang Industri dan Perdagangan. Perusahaan ini dikukuhkan sejak tanggal 3 Januari 2004. NPWP dari Perusahaan tersebut adalah 11.361.025.0-527.000. Perusahaan ini terletak di Jalan Ngemplak – Ngesrep Km 2, produk yang dihasilkan adalah mie instan. Bahan baku yang didapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri. Kasus ini akan dikerjakan da diisikan langsung dalam Lampiran Tugas Akhir ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3. Pelaporan SPT Masa PPN 1111

Setelah SPT diisi, PKP wajib melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) atau ditempat yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.SPT Masa PPN 1111 yang dilaporkan, dibuat rangkap dua (2),

Dokumen terkait