• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yaitu : 1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penerapan E-LKPD melalui google meet untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah Indonesia, terkhusus bagi mahasiswa pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk memecahkan permasalahan pembelajaran daring terkhusus pada peningkatan prestasi belajar siswa di SMA N 1 Tanjungsari.

3. Bagi Guru

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menerapkan E-LKPD melalui google meet diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru mata pelajaran sejaran dalam penggunaan berbagai media yang bervariasi untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik.

4. Bagi Peserta Didik

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mendorong dan memotivasi peserta didik dalam pembelajaran Sejarah. memberikan suasana belajar yang inovatif dan tidak membosankan dan untuk meningkatkan prestasi belajar melalui penerapan E-LKPD melalui google meet.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi penelitian selanjutnya yang berfokus pada penerapan media pembelajaran daring dan pengembangan lembar kerja peserta didik.

6. Bagi Peneliti

Penelitian yang dilakukan dengan penerapan E-LKPD melalui google meet diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi peneliti dan memberikan wawasan bagi peneliti mengenai media pembelajaran dan bahan ajar.

15 BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori

1. Belajar

1.1 Pengertian Belajar

Proses belajar dapat terjadi kepada semua orang dan berlangsung seumur hidup, dari sejak lahir atau bayi dan sampai liang lahat. Pertanda seseorang telah belajar dapat dibuktikan dari adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

Perubahan tingkah laku ini dapat memberikan efek pendewasan terhadap masalah yang dihadapi atau yang lainya. Perubahan tingkah laku dapat menyakut tentang pengetahuan, sikap dan keterampilan. 12

Menurut Spears, belajar merupakan proses pengamatan, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengarkan dan mengikuti aturan yang berlaku. Sedangkan menurut Burton mengemukakan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri yang disebabkan dari interaksi antara individu dengan individu yang lain.13

1.2 Ciri-Ciri Belajar

Dari beberapa definisi dari para ahli dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar yaitu :14

a. Belajar yang ditandai dengan perubahan tingkah laku diri manusia tersebut.

12 Nara Siregar, 2011.Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor;Ghalia Indonesia. Hlm 3

13Ibid . Hlm 4

14 Baharuddin dan Esa Nur. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta.Ar Ruzz Media.

Hlm 18

b. Perubahan tingkah laku hasil dari latihan atau pengalaman yang pernah dirasakan.

c. Pengalaman yang pernah dirasakan ini memberikan penguatan bagi dirinya dalam menghadapi kenyatan.

1.3 Prinsip – Prinsip Belajar

Dalam proses pembelajaran guru perlu memperhatikan beberapa prinsip-prinsip belajar yaitu sebagai berikut :15

a. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

b. Peserta didik akan mendapatkan makna belajar dengan baik bila mendapatkan penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan pada proses belajar.

c. Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik d. Pada pembelajaran peserta didik bertindak aktif.

2. Konsep Belajar Konstruktivisme 2.1 Pengertian Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang merupakan hasil konstruksi dari sesorang yang sedang belajar. Menurut Suparno 1997 Konstruktivisme adalah pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyatan dan bukanlah gambaran dari dunia kenyatan yang ada. pengetahuan harus membentuk dari skema, konsep, nilai dan struktur yang diperlukan untuk pengetahuan.16

15 Baharuddin dan Esa Nur. Op Cit Hlm 19

16 Sutarjo Adisusilo.2011.Pembelajaran Nilai Karakter.Yogyakarta:Pt Raja Grafindo Persada.hlm 161

Pendekatan Konstruktivisme ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menggali sedikit demi sedikit apa yang sedang ia lakukan, seperti kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran ini dapat dikaitkan dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Peserta didik sebagai pusat dalam pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai sebatas memfasilitasi dan memberikan penjelasan materi dengan cara yang kreatif dan inovatif.

2.2 Prinsip – Prinsip Konstruktivisme

Prinsip – prinsip yang diambil dari konstruktivisme antara lain:17 1. Pengetahuan yang dibangun oleh peserta didik secara aktif.

2. Tekanan pada proses belajar mengajar terletak pada peserta didik

3. Dalam proses belajar lebih baik di tekankan pada proses bukan pada hasil akhirnya

4. Guru sebagai fasilitator

5. Kurikulum menekankan pada partisipasi peserta didik.

2.3 Konstruktivisme Dalam Pendidikan Guru

Untuk membentuk karakter guru, para calon guru perlu memperhatikan beberapa hal – hal berikut :18

1. Mengerti makna belajar dan mengajar konstruktivisme. Dapat diartikan sebagai calon pendidik yang mengerti sifat dan hal –hal yang diperlukan bagi seorang guru.

2. Mendalami bidang ilmunya secara mendalam dan luas.

3. Belajar memahami diri mereka sendiri dan kemampuan yang dimiliki.

17 Suparno, Paul.1997.Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. hlm 49

18 Ibid. hlm 77

2.4 Hubungan Guru dengan Peserta didik19

Dalam aliran Konstruktivisme peserta didik diberikan wadah atau tempat untuk aktif dalam mengembangkan ilmu yang dimiliki serta ilmu yang diberikan oleh guru. guru membantu peserta didik dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. hubungan guru dan peserta didik bersama- sama membangun pengetahuan.

3. Prestasi Belajar

3.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang diperoleh dari adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran. prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie dalam bahasa Indonesia diartikan menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Muhibbin Syah prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah diterapkan dalam sebuah program pengajaran. prestasi belajar diukur dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. 20

3.2 Faktor Prestasi Belajar21 a. Faktor internal

factor internal ini berasal dari faktor yang datangnya dari diri siswa berupa psikologis (minat, bakat, emosi, kelelahan dan cara belajar)

b. Faktor eksternal

19 Suparno, Paul .Op Cit. Hlm 71

20 Moh, Zaiful,. Mustajab, dan Aminol Rosid. 2019. Prestasi Belajar. Pamekasan: Literasi Nusantara. hlm 5-9

21 Ibid hlm 10

Faktor yang datang dari luar seperti keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan alam

3.3 Karakteristik Prestasi Belajar22 a. Pengoptimal peran guru.

Guru dalam mengatur kelas harus bisa berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi yang terjadi pada proses interaksi edukatif yang kondusif.

b. Kedisiplinan

Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka diperlukan kedisiplinan yang optimal. Siswa didik dengan disiplin yang tinggi maka sikap disiplin akan melekat pada dirinya.

c. Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan terakhir dalam proses belajar mengajar. evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui tercapainya tujuan pengajaran yang telah ditentukan. evaluasi kegiatan penilaian dilakukan oleh guru terhadap peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung.

4. Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Elektronik 4.1 Pengertian E-LKPD

Menurut Trianto LKPD adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah. sedangkan menurut Prastowo LKPD adalah suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik dan mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.23 Jadi untuk Lembar kerja peserta didik berbasis elektronik

22 Moh,Zaiful,. Mustajab,. Aminol Rosid. Op Cit .hlm 14

23 Neni Triana. 2021. LKPD Berbasis Eksperimen Tingkatkan Hasil Belajar Siswa. Jakarta:

Guepedia.com. hlm 15

merupakan lembar kerja peserta didik dalam bentuk elektronik yang dapat diakses melalui notebook, laptop, PC, handphone dan lain-lain.

4.2 Fungsi, Manfaat dan Tujuan E-LKPD24

Fungsi E-LKPD sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan peserta didik, sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan

Manfaat E-LKPD yaitu mengaktifkan peserta didik, membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan konsep dan menjadikan alternative cara penyajian materi pelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta didik serta dapat meningkatkan prestasi belajar.

Tujuan E-LKPD adalah menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, menyajikan tugas yang dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan, melatih kemandirian belajar peserta didik dalam belajar dan memudahkan guru dalam memberikan tugas serta memahami kemampuan peserta didik dalam belajar.

4.3 Komponen E-LKPD

Komponen E-LKPD meliputi hal-hal berikut :25

1. Judul kegiatan, berisi topic kegiatan sesuai dengan KD.

2. Tujuan LKPD harus sesuai dengan KD

3. Jika diperlukan alat dan bahan belajar, maka perul dituliskan alat dan bahan yang diperlukan dalam LKPD.

24 Ibid hlm 15-16

25 Ibid hlm 16

4. Prosedur kegiatan yang berisi tentang petunjuk yang ditujukan kepada peserta didik untuk mempermudah dalam mengerjakan tugas.

5. Bahan diskusi yang berisikan pertanyaan – pertanyaan yang menuntun peserta didik untuk melakukan analisis data dan melakukan konseptualisasi.

5. Flipping Book Publisher

5.1 Pengertian Flipping Book Publisher

Flipping Book Publisher merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat dokumen,yang kemudian diubah atau dikonversikan menjadi file PDF setelah itu memasukkanya menjadi dokumen e book atau lembar kerja peserta didik berbasis elektronik yang siap digunakan.26

5.2 Manfaat

1. Kegunaan aplikasi ini adalah untuk mempermudah pembuatan E-LKPD, karena menghasilkan E-LKPD dalam bentuk format HTML.

2. Hemat Kertas, karena dalam bentuk Flippingbook Publisher yang link dapat diakses melalui notebook, laptop, PC, handphone dan lain-lain.

3. Tidak berat dibawa kemana pun, karena Flipping Book Publisher merupakan perangkat digital portable.

5.3 Cara Mengkonversi File PDF Menjadi Elektronik Menggunakan Aplikasi Flippingbook Publisher27

1. Siapkan file yang sudah dikonversi dalam bentuk pdf

2. Kilik aplikasi flipping book publisher pada desktop atau menu start 3. Klik import ke PDF

26 Suyati.2020.Petunjuk operasional penggunaan aplikasi flipping book publisher dan cara upload e book ke portal e publikasi. Jakarta: Pusat data dan sistem informasi pertanian kementerian pertanian. hlm2

27 Ibid hlm 4-8

4. Klik start untuk memulai proses pembuatan file elektronik. Tunggu hingga proses konversi selesai.

5. Setelah proses selesai dan dapat mengedit file tersebut dengan ditambahkan gambar, video, dan link.

6. Setelah sudah siap lalui simpan file dengan cara klik menu file lalu save.

7. Setelah itu dapat dipublikasi file tersebut agar mempermudah teman anda untuk membaca file anda.

6. Bahan Ajar

6.2 Pengertian Bahan Ajar

Menurut Sukewi Sugito mengartikan bahan ajar yakni fakta, observasi, data, persepsi, klasifikasi, desain dan pemecahan masalah yang telah dihasilkan dari pengalaman maupun hasil pemikiran manusia. Sedangkan Hymen memaparkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat ilmu pengetahuan, keterampilan, proses dan nilai- nilai kehidupan yang dapat digali.28 Maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan sebuah substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis,menampilkan kompetensi yang akan diukur kepada peserta didik. Terdapat tiga kategori belajar yaitu kognitif ( intelektual, informasi, dan pengetahuan) afektif (sikap, perasaan dan emosi), dan psikomotorik (kecakapan motorik).

6.3 Langkah –Langkah Pengembangan Bahan Ajar29

1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.

28 Hendra Kurniawan.2018.Kajian Kurikulum Dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013.Yogyakarta:Sanata Dharma University Press. hlm 269

29 Ibid hlm 284

Sebelum membuat bahan ajar terlebih dahulu perlu mengidentifikasi aspek-aspek kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek yang perlu diperhatikan antara lain dari kognitif, psikomotorik, dan afektif 2. Mengidentifikasi jenis materi pelajaran

Untuk jenis materi dibedakan dari berbagai aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

3. Memilih sumber materi pembelajaran

Materi pembelajaran dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, Koran, internet, media audiovisual dan lain-lain.

Mengutip dari buku Kajian Kurikulum dan bahan ajar sejarah SMA Hendra Kurniawan, terdapat langkah –langkah praktis pengembangan bahan ajar yaitu:30 1. Analisis kebutuhan dan kurikulum yang berlaku

2. Penentuan kompetensi dasar yang berkaitan sebagai patokan pengembangan indikator pencapaian kompetensi

3. Pengembangan IPK dan penentuan pokok-pokok bahan ajar yang akan dikembangkan

4. Pengembangan materi ajar yang diperoleh dari berbagai sumber akan dikembangakan

5. Penetuan jenis penyajian bahan ajar yang dikembangakan misalnya dalam bentuk buku ajar, diktat, hondout, E-LKPD, infografis dan lain-lain

6. Penyajian bahan ajar yang dikembangkan berikut kelengkapanya seperti media dan soal evaluasi.

30 Hendra Kurniawan.2018.Kajian Kurikulum Dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013.Yogyakarta:Sanata Dharma University Press. hlm 290

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mencoba membuat sendiri bahan ajar yang akan digunakan pada saat penelitian. Membuat bahan ajar sendiri memiliki kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang kita laksanakan. Perlu disadari bahwa keberhasilan dalam pembuatan bahan ajar ini akan menjadikan kita lebih serius menekuni dan mengerjakan kegiatan belajar mengajar dengan rasa tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi. Sebagai pendidik dituntut untuk dapat membuat bahan ajar yang kreatif yang memungkinkan peserta didik dapat secara langsung memanfaatkan bahan ajar yang kita buat.

Contoh bahan ajar yang akan dibuat oleh peneliti adalah lembar kerja peserta didik berbasis elektronik (E-LKPD).

7. Media Pembelajaran

7.1 Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Raharjo, media merupakan tempat pesan yang digunakan oleh penggunanya yang ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

Sedangkan menurut Oemar Hamlik, media pembelajaran merupakan alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengaktifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.31 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar dan digunakan untuk memperjelas makna pesan yang akan disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.

7.2 Ciri Media

31 Kustandi, C.,Sutjipto, B.2011.Media Pembelajaran.Jakarta:Manual dan Digital. halaman 7

Menurut gerlach dan Ely terdapat tiga ciri dalam media antara lain:32 a. Ciri fiksatif

Bahwa ciri ini menggambarkan kemampuan media dalam bentuk rekam, menyimpan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek dan dapat diurut serta disusun kembali dengan media, seperti fotografi, video tape, audio film, dan disket computer.

b. Ciri manipulative

Peristiwa yang membutuhkan waktu berhari hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit saja dengan teknik pengambilan gambar atau time lapse recording

c. Ciri distributive

Memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

7.3 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton yaitu, media pembelajaran dapat memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi dan memberi instruksi. Manfaat media pembelajaran bagi siswa adalah memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran, memberikan variasi media bagi pengalaman belajar siswa dan membuahkan hasil belajar lebih bermakna bagi kemampuan siswa.33 Manfaat umum media pembelajaran adalah mempermudah guru dan siswa mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi. dengan menggunakan media pembelajaran dapat menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa menggunakan media.

32 Ibid halaman 12-13

33 Kustandi, C.,Sutjipto, B.2011.Media Pembelajaran.Jakarta:Manual dan Digital. hlm 20-21

8 Google Meet

8.1 Pengertian Google Meet

Google meet merupakan aplikasi berbasis web dan mobile yang dikembangkan oleh perusahan google. Layanan google meet ini dapat dinikmati secara gratis dan mempermudah komunikasi seluruh pengguna akun google.

Google meet juga sering dikenal dengan penyebutan video conference. Video conference adalah penggunaan teknologi jaringan yang memungkinkan penggunanya melakukan interaksi berupa gambar dan suara. video conference menggunakan telekomunikasi untuk menyatukan beberapa orang di beberapa lokasi yang secara fisik terpisah untuk suatu pertemuan. masing-masing tempat dilengkapi dengan sarana untuk mengirimkan dan menerima video, melalui satelit.

8.2 Panduan Menggunakan Google Meet

Untuk membuat pertemuan rapat atau kelas tatap muka virtual, maka berikut ini cara panduan yang dapat diterapkan yaitu :34

1. Membuka web google meet yang tersedia di google atau mendownload google meet di play store.

2. Masukan akun gmail, setelah tampil beranda, klik bagian kanan beranda “ mulai rapat”

3. Link siap dibagikan melalui media yang dipilih atau dapat mendaftarkan peserta dengan mengundang melalui gmail.

4. Pada waktu/ jadwal yang ditentukan masing-masing peserta didik yang sudah mendapatkan link dapat bergabung di room dengan klik link yang terdapat pada undangan yang dibagikan guru.

5. Membagikan konten

34 Failasufah, Umi Solikatun.2020.Layanan Bimbingan dan Konseling berbasis Daring.Yogyakarta.Paramitra Publishing. hlm 40-44

Host dalam hal ini adalah guru, guru dapat membagikan konten berupa power point, gambar, video, dan foto yang terkait dengan materi yang akan dibahas.

6. Pengkondisian kelas

Sebelum kelas virtual dimulai guru dapat menyampaikan beberapa peraturan yang harus ditaati oleh peserta didik, yitu antara lain:

a. Peserta wajib mematikan mikrofon saat guru sedang menjelaskan materi.

Pada saat tanya jawab mikrofon dapat dihidupkan.

b. Peserta dapat memberikan tanda raise hand bila hendak bertanya dan dipersilahkan menyalakan mikrofon

c. Peserta mengikuti kegiatan kelas harus mengisi daftar hadir dan mengerjakan evaluasi di akhir layanan. Lembar evaluasi disusun menggunakan google from.

d. Hal –hal yang lain dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan keterampilan guru dalam pengelolaan kelas google meet.

9 Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

9.1 Pengertian Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Model pembelajaran (Discovery Learning) adalah pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan metode ilmiah yang menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan menyelesaikan sendiri pembelajaran yang diberikan oleh guru untuk memperoleh pengalaman secara langsung dari apa yang dipelajarinya selama mengikuti pembelajaran. Menurut Abdullah Sani (2014:97) bahwa discovery learning adalah konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.35

9.2 Ciri Discovery Learing

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik

35 Marjuki.2020.181 Model Pembelajaran berbasis Pendekatan Saintifik.Bandung :Pt Remaja Rosdakarya. hlm 22

b. Materi pelajaran berbentuk informasi dan konsep-konsep dasar pengetahuan c. Guru berperan sebagai fasilitator dan narasumber

d. Siswa melakukan mengadopsi dan mengadaptasi pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

10 Pendekatan Saintifik

10.1 Pengertian Pendekatan Saintifik

Menurut Hosnan (2014:34) pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang supaya siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan/ merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan.36

Prosedur Saintifik

a. Stimulation (memberikan stimulus) b. Problem statement (identifikasi masalah) c. Data collection (pengumpulan data) d. Pengolahan data

e. Pembuktian

f. Menarik kesimpulan

11. Pembelajaran Sejarah Indonesia Dalam Kurikulum 2013

Pembelajaran Sejarah dalam kurikulum 2013 memiliki peran penting karena pada kurikulum 13 pembelajaran dapat berupa langsung dan tidak langsung.

Langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pada pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan. Pembelajaran tidak langsung merupakan

36Marjuki. Op.Cit hlm 50

proses pembelajaran yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring yang berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.

Pengelompokan kompetensi dasar dalam kurikulum 2013 yaitu 37 a. Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual

b. Kelompok kompetensi dasar sikap sosial c. Kelompok kompetensi dasar pengetahuan d. Kelompok kompetensi dasar keterampilan

Pembelajaran kurikulum 2013 mengintegrasikan empat hal penting yakni penguatan Karakter (PPK), keterampilan literasi, kompetensi pembelajaran abad 21 yakni 4C (communication, collaboration, critical thinking and problem solving dan creativity and innovation) dan HOTS (Higher Order Thinking Skill)

Secara khusus bidang studi Sejarah dalam kurikulum 2013 di SMA dibedakan menjadi dua yaitu sejarah Indonesia dan Sejarah peminatan. Untuk sejarah Indonesia sifatnya wajib di semua jenjang dan memfokuskan pada upaya penguatan pendidikan karakter. Sedangkan sejarah peminatan lebih bersifat untuk penguasaan ilmu sejarah.

12. Pembelajaran Abad 21

Proses pembelajaran di Indonesia memasuki abad 21 ini mengalami perubahan yang besar. Dahulu strategi pembelajaran yang digunakan adalah kontermporer dan berganti pada student centered yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pembelajaran abad 21 ini siswa yang berperang aktif di proses pembelajaran, dan guru tidak lagi menjadi pusat informasi, melainkan hanya

37 Hendra Kurniawan.2018.Literasi dalam Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta:Gava Media. hlm 5

sebagai fasilitator pembelajaran. Harapan pembelajaran abad 21 adalah siswa didorong untuk agar dapat aktif di kelas dan diberi kebebasan belajar yang sesuai dengan minat, bakat serta kebutuhan yang diperlukan oleh mereka. dapat menciptakan suasana belajar yang menarik,menyenangkan serta bermakna untuk siswa.

Model pembelajaran yang dikembangkan pada abad 21 yaitu :38 1. Communication Skill.

model ini menuntut siswa agar dapat memahami, mengolah dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan dan multimedia.

2. Collaboration Skill.

pada model ini siswa diharapkan agar dapat menunjukkan kemampuan dalam kerja sama kelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab bekerja secara produktif dengan yang lain.

3. Crtical thinking and problem solving skil.

pada model ini siswa diharapkan untuk berusaha memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antar sistem.

4. Creativity and innovation skill

keterampilan yang dikembangkan pada pembelajaran abad 21 ini bersifat pada multimodel dan multimetode serta real word problem. proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa dan guru dituntut untuk dapat mampu mengakomodasi semua perbedaan yang dimiliki siswa.

Pembelajaran abad 21 ini juga mengenal literasi TIK. Literasi TIK merupakan kegiatan yang dapat menantang siswa untuk mengembangkan

Pembelajaran abad 21 ini juga mengenal literasi TIK. Literasi TIK merupakan kegiatan yang dapat menantang siswa untuk mengembangkan

Dokumen terkait