• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN E-LKPD MELALUI GOOGLE MEET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH INDONESIA SISWA KELAS X MIPA 1 SMA N 1 TANJUNGSARI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN E-LKPD MELALUI GOOGLE MEET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH INDONESIA SISWA KELAS X MIPA 1 SMA N 1 TANJUNGSARI SKRIPSI"

Copied!
262
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN E-LKPD MELALUI GOOGLE MEET UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH INDONESIA SISWA KELAS X MIPA 1 SMA N 1 TANJUNGSARI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh : Nurul Yuliani

171314010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(2)

ii

SKRIPSI

PENERAPAN E-LKPD MELALUI GOOGLE MEET UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH INDONESIA SISWA

KELAS X MIPA 1 SMA N 1 TANJUNGSARI

Oleh : Nurul Yuliani NIM : 171314010

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Drs. Y.R Subakti, M.Pd Tanggal 9 Agustus 2021 Pembimbing II

Brigida Intan Printina, M.Pd Tanggal 9 Agustus 2021

(3)

iii

SKRIPSI

Penerapan E-LKPD Melalui Google Meet Untuk Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Indonesia Siswa Kelas X MIPA 1 SMA N 1 Tanjungsari

Dipersiapkan dan ditulis oleh Nurul Yuliani

NIM:171314010

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama lengkap Tanda Tangan Ketua : Ignatius Bondan Suratno,S.Pd,M.Si ………

Sekretaris : Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd ………

Anggota : Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd ………

Anggota : Brigida Intan Printina, M.Pd ………

Anggota : Drs. A. Kardiyat Wiharyanto M.M ………

Yogyakarta, 13 September 2021 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Dekan

Dr. Yohanes Harsoyo,S.Pd.,M.Si

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Allah S.W.T yang tiada henti memberikan berkat dan rahmat- Nya yang melimpah kepada saya.

2. Kepada Kedua orang tua saya Bapak Heru Sutrasno dan Ibu Edy Muryani, Kakak Panji Prasyto Jati yang saya cintai, menyayangi saya dan memberikan kekuatan, doa, serta dukungan sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Universitas Sanata Dharma.

4. Teman – Teman mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2017.

(5)

v

MOTTO

Aku Percaya Allah S.W.T Tidak Akan Meninggalkan Orang – Orang yang Serius dalam Ikhtiar Dari Doanya.

(Umma Maryam)

Luruskan Niatnya,Nikmati Prosesnya,Syukuri Hasilnya

(Nurul Yuliani)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Agustus 2021

Nurul Yuliani

171314010

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Nurul Yuliani

NIM : 171314010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENERAPAN E-LKPD MELALUI GOOGLE MEET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X

MIPA 1 SMA N 1 TANJUNGSARI”

Dengan demikian, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan ke internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menyebutkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Tanggal 19 Agustus 2021 Yang Menyatakan,

Nurul Yuliani

(8)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN E-LKPD MELALUI GOOGLE MEET UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH INDONESIA SISWA KELAS X MIPA 1 SMA N 1 TANJUNGSARI

Nurul Yuliani Universitas Sanata Dharma

2021

Penelitian ini mendeskripsikan penerapan E-LKPD melalui google meet untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah Indonesia siswa.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA1 yang berjumlah 25 Peserta didik. Objek penelitian ini adalah E-LKPD melalui google meet dan prestasi belajar. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen observasi, tes online dan dokumentasi. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan konsep Kemmis dan Mc. Taggart yang melalui empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Analisis data menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Sejarah Indonesia bagi peserta didik dengan menerapkan E-LKPD melalui google meet.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan pada prestasi belajar sejarah Indonesia dari segi kognitif. Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan di SMA N 1 Tanjungsari adalah 73. Dari segi kognitif nilai rata – rata pra siklus adalah 62,12 dengan 7 (28%) peserta didik mencapai KKM dan 18 (72%) tidak mencapai KKM. Pada siklus I terjadi peningkatan prestasi 73,2 dengan 16 (64%) peserta didik mencapai KKM dan 9 (36%) tidak mencapai KKM. Untuk siklus II meningkat menjadi 80,00 terdapat 21(84%) mencapai KKM dan 4 (16%) tidak tuntas KKM.

Kata Kunci : Prestasi Belajar, E-LKPD dan Google Meet.

(9)

ix

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF E-LKPD THROUGH GOOGLE MEETS TO IMPROVE INDONESIAN HISTORY LEARNING ACHIEVEMENTS

IN CLASS X MIPA 1 SMA N 1 TANJUNGSARI

Nurul Yuliani Sanata Dharma University

2021

This study describes the application of E-LKPD through google meet to improve students’ learning achievement in Indonesian History.

The subjects of this study were 25 students of class X MIPA 1, Tanjungsari. The object of this research is E-LKPD through google meet and learning achievement. Data collection techniques used are observation instruments, online tests and documentation. The procedure for implementing this classroom action research used the concept of Kemmis and Mc. Taggart which goes through four stages, namely, planning, action, observation and reflection.

Data analysis used quantitative and qualitative techniques. The purpose of this classroom action research is to find out the improvement of students’ learning achievement in Indonesian History by implementing E-LKPD through google meet.

The results showed that there was an increase in the cognitive achievement of learning Indonesian history. Minimum completeness criteria (KKM) applied at SMA N 1 Tanjungsari is 73. From a cognitive perspective, the average pre-cycle score was 62,12 with 7 (28%) students achieving the KKM and 18 (72%) who did not achieve the KKM. In the first cycle, there was an increase of 73,2 with 16 (64%) students reaching the KKM and 9 (36%) who did not reach- the KKM. For the second cycle, it was increased to 80.00, with 21 (84%) reaching the KKM and 4 (16%) who did not complete the KKM.

Keywords: Learning Achievement, E-LKPD and Google Meet.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena berkat dan kasih-Nya, Skripsi yang berjudul “Penerapan E-LKPD Melalui

Google Meet Untuk Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Indonesia Siswa

Kelas X MIPA 1 SMA N 1 Tanjungsari” dapat diselesaikan oleh penulis.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. YR Subakti, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

4. Bapak Drs.YR Subakti, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Brigida Intan Printina, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Alm. Dra. Theresia Sumini M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan saran serta masukan selama penelitian tindakan kelas di SMA N

1 Tanjungsari.

(11)

xi

7. Bapak Drs. S. Adisusilo J.R M.Pd selalu Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama perkuliahan.

8. Dosen Prodi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan nilai – nilai kehidupan untuk penulis.

9. Bapak Dedy Cipto Hartono S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Tanjungsari yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di sekolah.

10. Ibu Dra. Edy Muryani selaku guru mata pelajaran Sejarah Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan membantu saya selama penelitian di sekolah.

11. Peserta didik kelas X MIPA 1 yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran daring selama peneliti menerapkan E-LKPD melalui google meet.

12. Kedua Orang Tua dan kakak yang saya cintai dan selalu mendukung serta memberikan semangat serta kekuatan dalam menyelesaikan skripsi.

13. Kepada sahabat – sahabat yang saya cintai dan kasih tiada henti selalu memberikan semangat serta kekuatan dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun.

Sehingga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Batasan Masalah ... 12

D. Rumusan Masalah... 12

E. Cara Pemecahan Masalah ... 12

F. Tujuan Penelitian ... 13

G. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II ... 15

KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ... 15

A. Kajian Teori ... 15

B. Penelitian Yang Relevan ... 36

C. Kerangka Berpikir ... 39

D. Hipotesis Tindakan ... 41

(13)

xiii

BAB III ... 42

METODE PENELITIAN ... 42

A. Jenis Penelitian ... 42

B. Setting Penelitian ... 43

C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel ... 43

D. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data ... 45

E. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 45

F. Prosedur Dan Penelitian ... 49

G. Desain Penelitian ... 56

H. Teknik Analisis Data ... 57

I. Indikator Keberhasilan ... 61

BAB IV ... 62

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 62

1. Keadaan Awal ... 62

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 65

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 84

4. Komparasi Data Hasil Penelitian ... 100

5. Pembahasan ... 110

BAB V ... 119

KESIMPULAN DAN SARAN ... 119

A. Kesimpulan ... 119

B. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122

LAMPIRAN ... 127

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 PAP I (Patokan Acuan Penelitian) ... 59

Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ... 61

Tabel 4.1 Data Prestasi Belajar Sejarah Indonesia Pra Siklus ... 63

Tabel 4.2 Data Persentase prestasi Belajar Siswa ... 64

Tabel 4.3 Data Prestasi Belajar Sejarah Indonesia Peserta didik Siklus I .... 71

Tabel 4.4 Data persentase Prestasi belajar Sejarah Indonesia peserta didik siklus I... 72

Tabel 4.5 Data penilaian tugas psikomotorik siklus I ... 74

Tabel 4.6 Sikap Nasionalisme ... 76

Tabel 4.7 Penilaian sikap Tanggung jawab... 79

Tabel 4.8 Data Prestasi Belajar Sejarah Indonesia siklus II... 88

Tabel 4.9 Data penilaian tugas psikomotorik siklus II ... 91

Tabel 4.10 Sikap Toleransi ... 92

Tabel 4.11 Sikap Religiusitas ... 95

Tabel 4.12 Data Komparasi prestasi belajar pra siklus dengan siklus I ... 100

Tabel 4.13 Data Komparasi persentase prestasi belajar peserta didik pra siklus dengan siklus I ... 102

Tabel 4.14 Data Komparasi Prestasi belajar peserta didik siklus I dengan Siklus II ... 103

Tabel 4.15 Data komparasi persentase prestasi belajar peserta didik siklus I dengan siklus II ... 105

Tabel 4.16 Komparasi Ranah Psikomotorik Siklus I dan Siklus II... 107

(15)

xv

Tabel 4.17 Komparasi Persentase Psikomotorik siklus I dan siklus II ... 108

Tabel 4.18 Prestasi Belajar Sejarah Indonesia ranah Kognitif ... 112

Tabel 4.19 Penilaian Afektif Siklus I dan Siklus II ... 114

Tabel 4.20 Penilaian Psikomotorik Siklus I dan Siklus II ... 116

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 40

Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Menurut Kemmis & Mc Tanggart ... 56

Gambar 4.1 Diagram Persentase prestasi siswa pra siklus ... 65

Gambar 4.2 Diagram prestasi belajar sejarah peserta didik siklus I ... 73

Gambar 4.3 Pernyataan Positif Nasionalisme ... 78

Gambar 4.4 pernyataan Negatif Nasionalisme... 78

Gambar 4.5 Pernyataan Positif Tanggung Jawab ... 81

Gambar 4.6 Pernyataan Negatif Tanggung Jawab ... 81

Gambar 4.7 Diagram prestasi belajar sejarah Indonesia siklus II ... 90

Gambar 4.8 Pernyataan Positif Toleransi... 94

Gambar 4.9 Pernyataan Negatif Toleransi ... 94

Gambar 4.10 Pernyataan Positif Religiusitas ... 97

Gambar 4.11 Pernyataan Negatif Religiusitas ... 97

Gambar 4.12 Persentase Pra siklus dan siklus I ... 103

Gambar 4.13 Komparasi prestasi belajar siklus I dan siklus II ... 106

Gambar 4.14 Komparasi Psikomotorik Siklus I dan Siklus II ... 109

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Sejarah Indonesia ... 127

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 131

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 139

Lampiran 4 Lembar Penilaian Sikap Nasionalisme ... 147

Lampiran 5 Lembar Penilaian Sikap Tanggung Jawab... 149

Lampiran 6 Lembar Penilaian Sikap Religiusitas ... 151

Lampiran 7 Lembar Penilaian Sikap Toleransi ... 152

Lampiran 8 Instrumen Penilaian Pengetahuan ... 154

Lampiran 9 Kisi – Kisi Soal Siklus I ... 155

Lampiran 10 Soal Siklus I ... 159

Lampiran 11 Kunci Jawaban ... 169

Lampiran 12 Instrumen Penilaian Pengetahuan ... 171

Lampiran 13 Kisi – Kisi Soal Siklus II ... 172

Lampiran 14 Soal Siklus II ... 175

Lampiran 15 Kunci Jawaban Siklus II ... 184

Lampiran 16 Instrumen Penilaian Keterampilan Poster Siklus I ... 186

Lampiran 17 Instrumen Penilaian Keterampilan Poster Siklus II ... 190

Lampiran 18 Validitas Pilihan Ganda Siklus I ... 193

Lampiran 19 Reliabilitas Pilihan Ganda Siklus I ... 199

Lampiran 20 Validitas Essay Siklus I ... 203

Lampiran 21 Reliabilitas Essay Siklus I ... 205

Lampiran 22 Validitas Pilihan Ganda Siklus II ... 207

(18)

xviii

Lampiran 23 Reliabilitas Pilihan Ganda Siklus II... 213

Lampiran 24 Validitas Essay Siklus II ... 216

Lampiran 25 Reliabilitas Essay Siklus II ... 218

Lampiran 26 Penilaian Diri Sikap Toleransi ... 221

Lampiran 27 Penilaian Sikap Religiusitas ... 223

Lampiran 28 Penilaian Sikap Nasionalisme ... 225

Lampiran 29 Penilaian Sikap Tanggung Jawab ... 227

Lampiran 30 Penilaian Tugas Psikomotorik Siklus I ... 229

Lampiran 31 Penilaian Tugas Psikomotorik Siklus II ... 230

Lampiran 32 Surat Penelitian di SMA N 1 Tanjungsari ... 231

Lampiran 33 Surat Selesai Penelitian ... 232

Lampiran 34 Dokumetasi ... 233

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilakukan guru untuk membantu peserta didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya dan minatnya. Menurut Arief Sadiman pembelajaran diartikan sebagai usaha yang terencana dalam persiapan mengajar seperti persiapan perangkat pembelajaran, sumber, bahan ajar dan media yang akan digunakan guru.

1

Tujuan pembelajaran adalah membantu peserta didik agar dapat mencapai perkembangan dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Agar tujuan pembelajaran tercapai guru harus memperhatikan pencapaian kompetensi yang ingin dicapai dan mengembangkan unsur kreativitas dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran wajib searah dengan perkembangan kurikulum pendidikan yang sedang berlangsung.

Kurikulum yang diberlakukan di sekolah saat ini adalah kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 menekankan pada perkembangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang dikemas di dalam pembelajaran.

Pembelajaran kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran langsung dan tidak langsung. Pembelajaran langsung berfokus pada pengembangan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Pembelajaran

1 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto 2011.Media Pembelajaran Manual Dan Digital.Jakarta:Ghalia Indonesia hlm 5-6

(20)

tidak langsung berfokus pada pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI I dan KI 2.

2

Pembelajaran langsung pada kurikulum 2013 terpusat mengintegrasikan penguatan pendidikan karakter (PPK) di dalam pembelajaran. Penguatan pendidikan karakter yang utama adalah religious, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integrasi. Penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran sangat penting diterapkan apalagi pada masa era global ini. Generasi muda atau lulusan baru tidak hanya cerdas dalam bidang pengetahuan saja,tetapi harus cerdas emosi, sosial dan spiritualnya. Kurikulum 2013 juga menekankan pada kompetensi pembelajaran abad 21 yakni 4C yaitu (Communication, collaboration, critical thinking and problem solving dan creativity and innovation) dan HOTS (Higher order thinking skill). Penerapan empat hal tersebut digunakan agar peserta didik siap untuk terjun di masyarakat global pada masa abad 21 ini.

3

Pada bulan Januari pembelajaran menggunakan sistem luring atau langsung. Pembelajaran langsung ini menerapkan pada penguatan pendidikan karakter, 4C yaitu (Communication, collaboration, critical thinking and problem solving dan creativity and innovation) dan HOTS (Higher order thinking skill).

Penerapan 4C Communication, collaboration, critical thinking and problem solving dan creativity and innovation dapat terlaksana dengan baik di kelas. tetapi pada awal Maret 2020 sistem pembelajaran mengalami perubahan secara cepat.

Hal ini disebabkan karena adanya pandemi Covid 19. Covid 19 merupakan virus

2 Hendra Kurniawan2018.Kajian Kurikulum Dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013.Yogyakarta.Sanata Dharma University Press. Hlm235

3 Hendra Kurniawan 2018.Literasi Dalam Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta:Penerbit Gava Media. Hlm11-17

(21)

menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut corona virus tipe 2 atau SARS Cov 2. Virus ini berasal dari hewan yang disebarkan ke tubuh manusia dan dapat menyerang kekebalan tubuh manusia. Virus Covid 19 awalnya ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019.

Kasus pertama ditemukan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 ketika dua orang warga Indonesia terkonfirmasi tertular dari seorang warga Negara Jepang. Berdasarkan data dari Satgas Covid 19 bahwa pada tanggal Rabu 3 Maret 2021 kasus positif Covid 19 telah mencapai 1,35 juta kasus. Dengan kasus sembuh sebesar 1,16 juta dan yang meninggal dunia 36.518 kasus. Kasus Covid 19 di Indonesia menempati peringkat kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Singapura dan Filipina.

4

Dengan data kasus yang semakin tinggi maka pemerintah Indonesia mengambil berbagai solusi untuk memperkecil kasus penularan Covid 19. Dari melakukan pembatasan aktivitas skala besar, membentuk Satgas Covid 19 tingkat RT RW. Pembatasan mobilitas di dalam negeri maupun luar negeri untuk mencegah penyebaran Covid 19. Untuk di dunia pendidikan pemerintah mengambil kebijakan untuk merubah sistem pembelajaran selama pademi.

Menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan surat edaran nomer 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Coronavirus Disease dengan melakukan belajar dari rumah atau dengan sistem PJJ ( pembelajaran Jarak Jauh) atau daring.

5

4 JHU CASE COVID 19 Data diakses pada tanggal 3 Maret 2021

5 SE Kemdikbud Menteri Nomer 4 Tahun 2020

(22)

Menurut Smaldino dkk (2006). Pendidikan jarak jauh didefinisikan sebagai pendidikan formal berbasiskan lembaga di mana kelompok belajar terpisah dan sistem telekomunikasi digunakan untuk menghubungkan peserta belajar, sumber belajar dan instruktur.

6

Dalam kebijakan sistem PJJ atau daring ini merubah gaya belajar yang awalnya menggunakan cara tradisional berganti menjadi e learning.

Pembelajaran jarak jauh atau online merupakan proses belajar mengajar yang tidak terikat waktu, dan tempat. Pada pembelajaran jarak jauh media elektronik dan teknologi sangat berperan penting dalam kegiatan pembelajaran.

Teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.

7

Bentuk dari pengembangan teknologi pendidikan dalam masa pembelajaran jarak jauh adalah e learning.

E learning umumnya mengacu pada penggunaan secara sengaja dengan teknologi informasi dan komunikasi berjaringan dalam proses pembelajaran.

Sejumlah istilah mengacu pada konsep yang sama yaitu online learning, virtual learning, distributed learning, dan web based learning. Dalam penyelenggaraan e learning dalam pendidikan jarak jauh dikelompokan menjadi tiga model yaitu, model adjunct merupakan model proses pembelajaran tradisional plus yang artinya pembelajaran tradisional yang ditunjang dengan sistem penyampaian

6 Dewi Salam Prawiradilaga. 2013 .Mozaik Teknologi Pendidikan E Learning, Jakarta:Kencana,hlm29

7 Maswa dan Khoirul Muslimin.2017. Teknologi Pendidikan,Jepara:Pustaka Pelajar. hlm36

(23)

secara online sebagai pengayaan. Model yang kedua adalah model mixed/blended yang artinya sistem penyampaian secara online sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses pembelajaran secara keseluruhan. Model yang ketiga adalah model online penuh (fully online) yang artinya interaksi pembelajaran dan penyampaian bahan belajar terjadi secara online.

8

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 Maret 2021 dengan guru mapel sejarah Indonesia kelas X MIPA 1 oleh Ibu Dra Edy Muryani. Bahwa di SMA N 1 Tanjungsari dalam penerapan sistem pembelajaran PJJ atau daring yang dilakukan menggunakan model online penuh (fully online). Media yang awal digunakan oleh bapak ibu guru SMA N 1 Tanjungsari menggunakan grup WhatsApp. Penggunaan media grup WhatsApp ini sudah berlangsung selama empat bulan. Selama penggunaan media grup WhatsApp temukan berbagai permasalahan yaitu siswa mudah untuk mencontoh tugas temanya, tugas siswa tidak bertahan lama di grup WhatsApp mudah hilang. Melihat kondisi ini maka Bapak Ibu guru di SMA N 1 Tanjungsari mencari solusi yang lebih efektif dan efisien yaitu menggunakan Google Classroom. Penggunaan Google Classroom sudah berlangsung sejak bulan Juli 2020 sampai hari ini. Semua pengajar di SMA N 1 Tanjungsari menggunakan media Google Classroom. Termasuk untuk guru sejarah yang ada di SMA N 1 Tanjungsari juga menggunakan media google classroom.

Kelebihan dari media Google Classroom adalah dapat meningkatkan efisiensi dalam proses belajar mengajar, hemat waktu, hemat biaya dan hemat

8 Dewi Salam Prawiradilaga. 2013.Mozaik Teknologi Pendidikan E Learning. Jakarta:

Kencana.hlm33-37

(24)

tenaga, selain itu dapat membantu Bapak Ibu guru dalam mengajar. Walaupun Google Classroom memiliki banyak kelebihan tetapi tetap saja terdapat kekurangan. Kekurangan dalam hal ini siswa mudah merasa bosan belajar dan guru tidak dapat berkomunikasi atau menjelaskan materi secara tatap muka virtual dengan siswa. Keberhasilan pembelajaran sangat berpengaruh dari kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar guru dalam menjelaskan materi, meningkatkan prestasi belajar, dan pencapaian pembelajaran yang optimal.

Berdasarkan observasi pada tanggal 15 Maret 2021 pada pembelajaran sejarah sistem daring. Ditemukan permasalahan yang dihadapi oleh Bapak Ibu guru di SMA N 1 Tanjungsari terutama untuk mapel Sejarah. Siswa kurang tertarik dengan media yang digunakan. Media yang digunakan adalah google classroom. Permasalahan yang ditemukan pada penggunaan media google classroom seperti :

1. Peserta didik merasa bosan dengan penggunaan media google classroom

2. Peserta didik hanya dapat menerima materi atau tugas dan mengumpulkan, tidak ada penjelasan secara virtual dari guru

3. Peserta didik kurang begitu paham dengan materi yang diberikan 4. Keaktifan peserta didik semakin menurun,

5. Terdapat beberapa peserta didik yang terlambat mengumpulkan tugas 6. Prestasi belajar menurun.

Prestasi belajar peserta didik sebelum pademi nilai yang didapat selalu di

atas KKM. Untuk KKM yang diterapkan di SMA N 1 Tanjungsari adalah 75.

(25)

Selama pembelajaran PJJ atau daring ini KKM di SMA N 1 Tanjungsari diturunkan menjadi 73.Tetapi selama pembelajaran daring ini prestasi belajar menurun, hal ini disebabkan karena guru tidak bisa optimal dalam mengajar, disebabkan keterbatasan tempat dan kondisi. Selama pembelajaran daring ini guru di SMA N 1 Tanjungsari memberikan materi menggunakan LKS dan rangkuman materi dari buku yang dibuat dalam bentuk power point atau video. Untuk mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran diberikan tugas yang dikirimkan di Google Classroom. Walaupun sudah diberikan tugas pemahaman materi peserta didik kurang mendalam. Hal ini yang menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi menurun. Masalah ini menjadi tantangan bagi pendidik untuk mengubah metode atau media dalam pembelajaran sejarah indonesia yang efektif dan dapat mencapai kompetensi pembelajaran yang telah dirancang. Serat agar prestasi belajar siswa meningkat terutama untuk kelas X MIPA 1.

Melihat kondisi ini peneliti memiliki terobosan untuk dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa dan bapak ibu guru di SMA N 1 Tanjungsari. Dengan melakukan perubahan dalam pembelajaran sejarah.

terobosan yang dipilih peneliti adalah memanfaatkan penggunaan teknologi

google meet. Google meet merupakan aplikasi video conference atau video tatap

muka secara virtual yang dikembangkan oleh google sendiri. Google meet sudah

ada sejak 2017 tepatnya pada bulan februari. Fitur yang disediakan oleh google

meet pada masa itu dapat menampung peserta sekitar 30 dan memberikan gambar

yang jelas serta terdapat tempat untuk mengirim pesan. Untuk memberikan

(26)

layanan yang terbaik kepada penggunanya google meet terus berupaya memberikan perubahan.

Perubahan yang dilakukan oleh google meet pada masa pademi ini memberikan layanan aplikasi video conference tanpa berbayar atau gratis. Untuk jumlah peserta sekitar 300 orang. Sedangkan untuk biaya pulsa internet tidak begitu menyerap kuota internet. Bahwa setiap satu jam penggunaan teknologi google meet menghabiskan sekitar 500 MB kuota internet. Hal ini disebabkan karena google meet menyediakan fitur yang sangat sederhana dari pada aplikasi video conference yang lain. Alasan peneliti memilih menggunakan teknologi google meet ini adalah dari sektor keamanan memiliki keamanan yang terjamin, terbilang fleksibel sesuai dengan kebutuhan, tidak mengeluarkan biaya yang mahal. Cara menggunakan google meet sangat mudah tidak mempersulit penggunanya.

Google meet sangat dapat menunjang pembelajaran selama daring. Guru dan siswa dapat memanfaatkan teknologi google meet untuk melaksanakan proses KBM daring. Penggunaan teknologi google meet dapat memberikan pengetahuan teknologi sejak dini, membantu dalam penjelasan materi kepada siswa. Metode yang dapat digunakan dalam penggunaan teknologi google meet adalah metode Tanya jawab. Bahwa metode ini dapat mengarahkan atau memberikan gambaran kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari. Peran metode dalam proses KBM sangat berperan penting dalam pencapaian pembelajaran.

Metode Tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang berpikir dan

membimbing peserta didik dalam mencapai kebenaran dan untuk mengetahui

(27)

sejauh mana penguasaan materi pembelajaran yang sudah dibaca dikuasai oleh peserta didik. Jika peserta didik belum memahami tentang materi dapat mengajukan kepada guru untuk mendapatkan penjelasan yang lebih mendalam.

Metode ini dapat berjalan efektif jika peserta didik digerakan imajinasinya dan pikirannya untuk mengolah bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Diharapkan teknologi google meet dapat memberikan wadah kepada guru dan peserta didik untuk saling bertukar argumentasi dan mengetahui penguasaan materi peserta didik.

9

Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka dibutuhkan bahan pembelajaran yang berkualitas. Bahan ajar yang berkualitas merupakan bahan ajar yang di dalamnya termuat tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi dasar yang telah ditentukan. Di dalam bahan ajar harus mengandung isi yang substansinya meliputi tiga macam yaitu, pengetahuan ( fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), keterampilan dan sikap ( nilai).

10

Dari penjelasan diatas peneliti mencoba mengembangkan bahan ajar sendiri. Bahan ajar yang akan dipilih sesuai dengan struktur bahan ajar yang berkualitas adalah penggunaan lembar kerja peserta didik berbasis elektronik atau E-LKPD. Fungsi LKPD adalah sebagai bahan ajar yang membantu peserta didik dalam memahami materi, tugas yang diberikan oleh guru dan mempermudah pelaksanaan pengajaran pada peserta didik.

9 Maswa dan Khoirul Muslimin.2017. Teknologi Pendidikan.Jepara:Pustaka Pelajar.hlm302

10 Diknas. 2004.Pedoman Umum Pemilihan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar, Jakarta: Ditjen Dikdasmenum. hlm 3-4

(28)

Untuk struktur bahan ajar LKPD lebih sederhana dari pada modul. Bahwa untuk modul terdiri tujuh struktur bahan ajar antara lain, judul, kompetensi dasar, petunjuk belajar, informasi pendukung, latihan, tugas dan penilaian. Sedangkan untuk LKPD terdapat enam komponen struktur bahan ajar antara lain, judul, kompetensi dasar, meteri, petunjuk belajar, informasi pendukung, tugas, dan penilaian.

11

Pembelajaran daring atau PJJ atau daring ini sangat diperlukan LKPD.

LKPD sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap pelajaran dan meningkatkan pemahaman materi. Pembelajaran di masa pademi menggunakan model online maka dari itu penggunaan LKPD berubah menjadi E-LKPD. E-LKPD merupakan panduan kerja peserta didik untuk mempermudah peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam bentuk elektronik yang dapat dilihat pada desktop computer, notebook, smartphone maupun handphone.

Kebutuhan sumber bahan belajar yang sesuai dengan perencanaan guru dan mencapai kompetensi pembelajaran maka diperlukan sumber bahan belajar yang inovatif di masa pademi. Maka dari itu dilakukanya pengembangan LKPD yang berbasis komputer atau E-LKPD. E-LKPD dapat berupa bagian integral dari materi pokok, pemberian tugas, ulangan dan pengayaan. Yang terpenting dalam pengembangan E-LKPD harus dilakukan secara selektif sesuai dengan komponen struktur dan karakteristik materi yang akan diberikan.

11 Andi Prastowo.2015.Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,Yogyakarta:Diva Press.

(29)

Kelebihan dari LKPD adalah memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring maupun luring, siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami materi serta menjalankan suatu tugas. Dalam pembuatan LKPD sikap yang harus ditunjukan oleh guru adalah memiliki sikap yang teliti, cermat, memahami materi, keterampilan yang memadai. Hal ini dikarenakan dalam pembuatan LKPD harus memenuhi enam komponen struktur dengan kompetensi dasar yang dikuasai oleh seorang siswa.

Jadi dalam penelitian ini peneliti mencoba menggabungkan dua teknologi yaitu google meet dan E-LKPD dalam pembelajaran daring di sekolah.

Penggabungan dua teknologi ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa di SMA N 1 Tanjungsari terutama kelas MIPA 1 yaitu rendahnya prestasi belajar siswa. Pemanfaatan dua teknologi ini akan dikemas secara menarik dan inovatif sesuai dengan berdasarkan pencapaian kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka penulis

ingin mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan E-LKPD

Melalui Google Meet Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Indonesia

Pada Siswa Kelas X MIPA 1 SMA N 1 Tanjungsari.

(30)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ketidak berhasilan Pembelajaran Sejarah disebabkan oleh masalah - masalah di bawah ini:

1. Prestasi belajar peserta didik dibawah KKM pada mata pelajaran Sejarah Indonesia.

2. Guru kurang variasi dalam mengajar daring atau PJJ ( pembelajaran jarak jauh).

3. Penerapan E-LKPD melalui google meet dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Batasan Masalah

Masalah yang telah diidentifikasi di atas masih luas, sehingga perlu dilakukan pembatasan masalah untuk lebih memfokuskan ruang lingkup penelitian. Pada penelitian ini, masalah yang akan diteliti hanya pada penerapan E-LKPD melalui google meet untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah Indonesia siswa kelas X MIPA 1 SMA N 1 Tanjungsari.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat dibuat berdasarkan masalah di atas antara lain :

Apakah penerapan E-LKPD melalui google meet dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah Indonesia pada peserta didik kelas X MIPA 1 SMA N 1 Tanjungsari?

E. Cara Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi oleh siswa kelas X MIPA 1 SMA N 1

Tanjungsari adalah rendahnya prestasi belajar siswa. Kurangnya variasi mengajar

guru dalam pembelajaran daring. Maka peneliti memilih menggunakan teknologi

google meet dengan menggunakan E- LKPD untuk memecahkan masalah peserta

(31)

didik. Penerapan E-LKPD melalui teknologi google meet diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Alasan menerapkan media google meet dalam penggunaan E-LKPD adalah siswa dapat belajar lebih aktif, kreatif, cepat mengerti materi yang disampaikan guru, mengembangkan pengetahuan dan wawasan siswa. Diharapkan dari penelitian ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di SMA N 1 Tanjungsari.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar sejarah peserta didik kelas X MIPA 1 SMA N 1 Tanjungsari dengan bahan ajar lembar kerja peserta didik berbasis elektronik melalui google meet.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yaitu : 1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat digunakan sebagai

sumber referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

penerapan E-LKPD melalui google meet untuk meningkatkan prestasi belajar

sejarah Indonesia, terkhusus bagi mahasiswa pendidikan Sejarah Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

(32)

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk memecahkan permasalahan pembelajaran daring terkhusus pada peningkatan prestasi belajar siswa di SMA N 1 Tanjungsari.

3. Bagi Guru

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menerapkan E-LKPD melalui google meet diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru mata pelajaran sejaran dalam penggunaan berbagai media yang bervariasi untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik.

4. Bagi Peserta Didik

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mendorong dan memotivasi peserta didik dalam pembelajaran Sejarah. memberikan suasana belajar yang inovatif dan tidak membosankan dan untuk meningkatkan prestasi belajar melalui penerapan E-LKPD melalui google meet.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi penelitian selanjutnya yang berfokus pada penerapan media pembelajaran daring dan pengembangan lembar kerja peserta didik.

6. Bagi Peneliti

Penelitian yang dilakukan dengan penerapan E-LKPD melalui google meet

diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi peneliti dan memberikan

wawasan bagi peneliti mengenai media pembelajaran dan bahan ajar.

(33)

15

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori

1. Belajar

1.1 Pengertian Belajar

Proses belajar dapat terjadi kepada semua orang dan berlangsung seumur hidup, dari sejak lahir atau bayi dan sampai liang lahat. Pertanda seseorang telah belajar dapat dibuktikan dari adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

Perubahan tingkah laku ini dapat memberikan efek pendewasan terhadap masalah yang dihadapi atau yang lainya. Perubahan tingkah laku dapat menyakut tentang pengetahuan, sikap dan keterampilan.

12

Menurut Spears, belajar merupakan proses pengamatan, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengarkan dan mengikuti aturan yang berlaku. Sedangkan menurut Burton mengemukakan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri yang disebabkan dari interaksi antara individu dengan individu yang lain.

13

1.2 Ciri-Ciri Belajar

Dari beberapa definisi dari para ahli dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar yaitu :

14

a. Belajar yang ditandai dengan perubahan tingkah laku diri manusia tersebut.

12 Nara Siregar, 2011.Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor;Ghalia Indonesia. Hlm 3

13Ibid . Hlm 4

14 Baharuddin dan Esa Nur. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta.Ar Ruzz Media.

Hlm 18

(34)

b. Perubahan tingkah laku hasil dari latihan atau pengalaman yang pernah dirasakan.

c. Pengalaman yang pernah dirasakan ini memberikan penguatan bagi dirinya dalam menghadapi kenyatan.

1.3 Prinsip – Prinsip Belajar

Dalam proses pembelajaran guru perlu memperhatikan beberapa prinsip-prinsip belajar yaitu sebagai berikut :

15

a. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

b. Peserta didik akan mendapatkan makna belajar dengan baik bila mendapatkan penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan pada proses belajar.

c. Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik d. Pada pembelajaran peserta didik bertindak aktif.

2. Konsep Belajar Konstruktivisme 2.1 Pengertian Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang merupakan hasil konstruksi dari sesorang yang sedang belajar. Menurut Suparno 1997 Konstruktivisme adalah pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyatan dan bukanlah gambaran dari dunia kenyatan yang ada. pengetahuan harus membentuk dari skema, konsep, nilai dan struktur yang diperlukan untuk pengetahuan.

16

15 Baharuddin dan Esa Nur. Op Cit Hlm 19

16 Sutarjo Adisusilo.2011.Pembelajaran Nilai Karakter.Yogyakarta:Pt Raja Grafindo Persada.hlm 161

(35)

Pendekatan Konstruktivisme ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menggali sedikit demi sedikit apa yang sedang ia lakukan, seperti kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran ini dapat dikaitkan dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Peserta didik sebagai pusat dalam pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai sebatas memfasilitasi dan memberikan penjelasan materi dengan cara yang kreatif dan inovatif.

2.2 Prinsip – Prinsip Konstruktivisme

Prinsip – prinsip yang diambil dari konstruktivisme antara lain:

17

1. Pengetahuan yang dibangun oleh peserta didik secara aktif.

2. Tekanan pada proses belajar mengajar terletak pada peserta didik

3. Dalam proses belajar lebih baik di tekankan pada proses bukan pada hasil akhirnya

4. Guru sebagai fasilitator

5. Kurikulum menekankan pada partisipasi peserta didik.

2.3 Konstruktivisme Dalam Pendidikan Guru

Untuk membentuk karakter guru, para calon guru perlu memperhatikan beberapa hal – hal berikut :

18

1. Mengerti makna belajar dan mengajar konstruktivisme. Dapat diartikan sebagai calon pendidik yang mengerti sifat dan hal –hal yang diperlukan bagi seorang guru.

2. Mendalami bidang ilmunya secara mendalam dan luas.

3. Belajar memahami diri mereka sendiri dan kemampuan yang dimiliki.

17 Suparno, Paul.1997.Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. hlm 49

18 Ibid. hlm 77

(36)

2.4 Hubungan Guru dengan Peserta didik

19

Dalam aliran Konstruktivisme peserta didik diberikan wadah atau tempat untuk aktif dalam mengembangkan ilmu yang dimiliki serta ilmu yang diberikan oleh guru. guru membantu peserta didik dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. hubungan guru dan peserta didik bersama- sama membangun pengetahuan.

3. Prestasi Belajar

3.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang diperoleh dari adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran. prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie dalam bahasa Indonesia diartikan menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Muhibbin Syah prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah diterapkan dalam sebuah program pengajaran. prestasi belajar diukur dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.

20

3.2 Faktor Prestasi Belajar

21

a. Faktor internal

factor internal ini berasal dari faktor yang datangnya dari diri siswa berupa psikologis (minat, bakat, emosi, kelelahan dan cara belajar)

b. Faktor eksternal

19 Suparno, Paul .Op Cit. Hlm 71

20 Moh, Zaiful,. Mustajab, dan Aminol Rosid. 2019. Prestasi Belajar. Pamekasan: Literasi Nusantara. hlm 5-9

21 Ibid hlm 10

(37)

Faktor yang datang dari luar seperti keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan alam

3.3 Karakteristik Prestasi Belajar

22

a. Pengoptimal peran guru.

Guru dalam mengatur kelas harus bisa berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi yang terjadi pada proses interaksi edukatif yang kondusif.

b. Kedisiplinan

Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka diperlukan kedisiplinan yang optimal. Siswa didik dengan disiplin yang tinggi maka sikap disiplin akan melekat pada dirinya.

c. Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan terakhir dalam proses belajar mengajar. evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui tercapainya tujuan pengajaran yang telah ditentukan. evaluasi kegiatan penilaian dilakukan oleh guru terhadap peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung.

4. Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Elektronik 4.1 Pengertian E-LKPD

Menurut Trianto LKPD adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah. sedangkan menurut Prastowo LKPD adalah suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik dan mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.

23

Jadi untuk Lembar kerja peserta didik berbasis elektronik

22 Moh,Zaiful,. Mustajab,. Aminol Rosid. Op Cit .hlm 14

23 Neni Triana. 2021. LKPD Berbasis Eksperimen Tingkatkan Hasil Belajar Siswa. Jakarta:

Guepedia.com. hlm 15

(38)

merupakan lembar kerja peserta didik dalam bentuk elektronik yang dapat diakses melalui notebook, laptop, PC, handphone dan lain-lain.

4.2 Fungsi, Manfaat dan Tujuan E-LKPD

24

Fungsi E-LKPD sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan peserta didik, sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan

Manfaat E-LKPD yaitu mengaktifkan peserta didik, membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan konsep dan menjadikan alternative cara penyajian materi pelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta didik serta dapat meningkatkan prestasi belajar.

Tujuan E-LKPD adalah menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, menyajikan tugas yang dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan, melatih kemandirian belajar peserta didik dalam belajar dan memudahkan guru dalam memberikan tugas serta memahami kemampuan peserta didik dalam belajar.

4.3 Komponen E-LKPD

Komponen E-LKPD meliputi hal-hal berikut :

25

1. Judul kegiatan, berisi topic kegiatan sesuai dengan KD.

2. Tujuan LKPD harus sesuai dengan KD

3. Jika diperlukan alat dan bahan belajar, maka perul dituliskan alat dan bahan yang diperlukan dalam LKPD.

24 Ibid hlm 15-16

25 Ibid hlm 16

(39)

4. Prosedur kegiatan yang berisi tentang petunjuk yang ditujukan kepada peserta didik untuk mempermudah dalam mengerjakan tugas.

5. Bahan diskusi yang berisikan pertanyaan – pertanyaan yang menuntun peserta didik untuk melakukan analisis data dan melakukan konseptualisasi.

5. Flipping Book Publisher

5.1 Pengertian Flipping Book Publisher

Flipping Book Publisher merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat dokumen,yang kemudian diubah atau dikonversikan menjadi file PDF setelah itu memasukkanya menjadi dokumen e book atau lembar kerja peserta didik berbasis elektronik yang siap digunakan.

26

5.2 Manfaat

1. Kegunaan aplikasi ini adalah untuk mempermudah pembuatan E-LKPD, karena menghasilkan E-LKPD dalam bentuk format HTML.

2. Hemat Kertas, karena dalam bentuk Flippingbook Publisher yang link dapat diakses melalui notebook, laptop, PC, handphone dan lain-lain.

3. Tidak berat dibawa kemana pun, karena Flipping Book Publisher merupakan perangkat digital portable.

5.3 Cara Mengkonversi File PDF Menjadi Elektronik Menggunakan Aplikasi Flippingbook Publisher

27

1. Siapkan file yang sudah dikonversi dalam bentuk pdf

2. Kilik aplikasi flipping book publisher pada desktop atau menu start 3. Klik import ke PDF

26 Suyati.2020.Petunjuk operasional penggunaan aplikasi flipping book publisher dan cara upload e book ke portal e publikasi. Jakarta: Pusat data dan sistem informasi pertanian kementerian pertanian. hlm2

27 Ibid hlm 4-8

(40)

4. Klik start untuk memulai proses pembuatan file elektronik. Tunggu hingga proses konversi selesai.

5. Setelah proses selesai dan dapat mengedit file tersebut dengan ditambahkan gambar, video, dan link.

6. Setelah sudah siap lalui simpan file dengan cara klik menu file lalu save.

7. Setelah itu dapat dipublikasi file tersebut agar mempermudah teman anda untuk membaca file anda.

6. Bahan Ajar

6.2 Pengertian Bahan Ajar

Menurut Sukewi Sugito mengartikan bahan ajar yakni fakta, observasi, data, persepsi, klasifikasi, desain dan pemecahan masalah yang telah dihasilkan dari pengalaman maupun hasil pemikiran manusia. Sedangkan Hymen memaparkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat ilmu pengetahuan, keterampilan, proses dan nilai- nilai kehidupan yang dapat digali.

28

Maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan sebuah substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis,menampilkan kompetensi yang akan diukur kepada peserta didik. Terdapat tiga kategori belajar yaitu kognitif ( intelektual, informasi, dan pengetahuan) afektif (sikap, perasaan dan emosi), dan psikomotorik (kecakapan motorik).

6.3 Langkah –Langkah Pengembangan Bahan Ajar

29

1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.

28 Hendra Kurniawan.2018.Kajian Kurikulum Dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013.Yogyakarta:Sanata Dharma University Press. hlm 269

29 Ibid hlm 284

(41)

Sebelum membuat bahan ajar terlebih dahulu perlu mengidentifikasi aspek- aspek kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek yang perlu diperhatikan antara lain dari kognitif, psikomotorik, dan afektif 2. Mengidentifikasi jenis materi pelajaran

Untuk jenis materi dibedakan dari berbagai aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

3. Memilih sumber materi pembelajaran

Materi pembelajaran dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, Koran, internet, media audiovisual dan lain-lain.

Mengutip dari buku Kajian Kurikulum dan bahan ajar sejarah SMA Hendra Kurniawan, terdapat langkah –langkah praktis pengembangan bahan ajar yaitu:

30

1. Analisis kebutuhan dan kurikulum yang berlaku

2. Penentuan kompetensi dasar yang berkaitan sebagai patokan pengembangan indikator pencapaian kompetensi

3. Pengembangan IPK dan penentuan pokok-pokok bahan ajar yang akan dikembangkan

4. Pengembangan materi ajar yang diperoleh dari berbagai sumber akan dikembangakan

5. Penetuan jenis penyajian bahan ajar yang dikembangakan misalnya dalam bentuk buku ajar, diktat, hondout, E-LKPD, infografis dan lain-lain

6. Penyajian bahan ajar yang dikembangkan berikut kelengkapanya seperti media dan soal evaluasi.

30 Hendra Kurniawan.2018.Kajian Kurikulum Dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013.Yogyakarta:Sanata Dharma University Press. hlm 290

(42)

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mencoba membuat sendiri bahan ajar yang akan digunakan pada saat penelitian. Membuat bahan ajar sendiri memiliki kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang kita laksanakan. Perlu disadari bahwa keberhasilan dalam pembuatan bahan ajar ini akan menjadikan kita lebih serius menekuni dan mengerjakan kegiatan belajar mengajar dengan rasa tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi. Sebagai pendidik dituntut untuk dapat membuat bahan ajar yang kreatif yang memungkinkan peserta didik dapat secara langsung memanfaatkan bahan ajar yang kita buat.

Contoh bahan ajar yang akan dibuat oleh peneliti adalah lembar kerja peserta didik berbasis elektronik (E-LKPD).

7. Media Pembelajaran

7.1 Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Raharjo, media merupakan tempat pesan yang digunakan oleh penggunanya yang ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

Sedangkan menurut Oemar Hamlik, media pembelajaran merupakan alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengaktifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

31

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar dan digunakan untuk memperjelas makna pesan yang akan disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.

7.2 Ciri Media

31 Kustandi, C.,Sutjipto, B.2011.Media Pembelajaran.Jakarta:Manual dan Digital. halaman 7

(43)

Menurut gerlach dan Ely terdapat tiga ciri dalam media antara lain:

32

a. Ciri fiksatif

Bahwa ciri ini menggambarkan kemampuan media dalam bentuk rekam, menyimpan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek dan dapat diurut serta disusun kembali dengan media, seperti fotografi, video tape, audio film, dan disket computer.

b. Ciri manipulative

Peristiwa yang membutuhkan waktu berhari hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit saja dengan teknik pengambilan gambar atau time lapse recording

c. Ciri distributive

Memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

7.3 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton yaitu, media pembelajaran dapat memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi dan memberi instruksi. Manfaat media pembelajaran bagi siswa adalah memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran, memberikan variasi media bagi pengalaman belajar siswa dan membuahkan hasil belajar lebih bermakna bagi kemampuan siswa.

33

Manfaat umum media pembelajaran adalah mempermudah guru dan siswa mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi. dengan menggunakan media pembelajaran dapat menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa menggunakan media.

32 Ibid halaman 12-13

33 Kustandi, C.,Sutjipto, B.2011.Media Pembelajaran.Jakarta:Manual dan Digital. hlm 20-21

(44)

8 Google Meet

8.1 Pengertian Google Meet

Google meet merupakan aplikasi berbasis web dan mobile yang dikembangkan oleh perusahan google. Layanan google meet ini dapat dinikmati secara gratis dan mempermudah komunikasi seluruh pengguna akun google.

Google meet juga sering dikenal dengan penyebutan video conference. Video conference adalah penggunaan teknologi jaringan yang memungkinkan penggunanya melakukan interaksi berupa gambar dan suara. video conference menggunakan telekomunikasi untuk menyatukan beberapa orang di beberapa lokasi yang secara fisik terpisah untuk suatu pertemuan. masing-masing tempat dilengkapi dengan sarana untuk mengirimkan dan menerima video, melalui satelit.

8.2 Panduan Menggunakan Google Meet

Untuk membuat pertemuan rapat atau kelas tatap muka virtual, maka berikut ini cara panduan yang dapat diterapkan yaitu :

34

1. Membuka web google meet yang tersedia di google atau mendownload google meet di play store.

2. Masukan akun gmail, setelah tampil beranda, klik bagian kanan beranda “ mulai rapat”

3. Link siap dibagikan melalui media yang dipilih atau dapat mendaftarkan peserta dengan mengundang melalui gmail.

4. Pada waktu/ jadwal yang ditentukan masing-masing peserta didik yang sudah mendapatkan link dapat bergabung di room dengan klik link yang terdapat pada undangan yang dibagikan guru.

5. Membagikan konten

34 Failasufah, Umi Solikatun.2020.Layanan Bimbingan dan Konseling berbasis Daring.Yogyakarta.Paramitra Publishing. hlm 40-44

(45)

Host dalam hal ini adalah guru, guru dapat membagikan konten berupa power point, gambar, video, dan foto yang terkait dengan materi yang akan dibahas.

6. Pengkondisian kelas

Sebelum kelas virtual dimulai guru dapat menyampaikan beberapa peraturan yang harus ditaati oleh peserta didik, yitu antara lain:

a. Peserta wajib mematikan mikrofon saat guru sedang menjelaskan materi.

Pada saat tanya jawab mikrofon dapat dihidupkan.

b. Peserta dapat memberikan tanda raise hand bila hendak bertanya dan dipersilahkan menyalakan mikrofon

c. Peserta mengikuti kegiatan kelas harus mengisi daftar hadir dan mengerjakan evaluasi di akhir layanan. Lembar evaluasi disusun menggunakan google from.

d. Hal –hal yang lain dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan keterampilan guru dalam pengelolaan kelas google meet.

9 Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

9.1 Pengertian Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Model pembelajaran (Discovery Learning) adalah pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan metode ilmiah yang menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan menyelesaikan sendiri pembelajaran yang diberikan oleh guru untuk memperoleh pengalaman secara langsung dari apa yang dipelajarinya selama mengikuti pembelajaran. Menurut Abdullah Sani (2014:97) bahwa discovery learning adalah konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.

35

9.2 Ciri Discovery Learing

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik

35 Marjuki.2020.181 Model Pembelajaran berbasis Pendekatan Saintifik.Bandung :Pt Remaja Rosdakarya. hlm 22

(46)

b. Materi pelajaran berbentuk informasi dan konsep-konsep dasar pengetahuan c. Guru berperan sebagai fasilitator dan narasumber

d. Siswa melakukan mengadopsi dan mengadaptasi pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

10 Pendekatan Saintifik

10.1 Pengertian Pendekatan Saintifik

Menurut Hosnan (2014:34) pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang supaya siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan/ merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan.

36

Prosedur Saintifik

a. Stimulation (memberikan stimulus) b. Problem statement (identifikasi masalah) c. Data collection (pengumpulan data) d. Pengolahan data

e. Pembuktian

f. Menarik kesimpulan

11. Pembelajaran Sejarah Indonesia Dalam Kurikulum 2013

Pembelajaran Sejarah dalam kurikulum 2013 memiliki peran penting karena pada kurikulum 13 pembelajaran dapat berupa langsung dan tidak langsung.

Langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pada pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan. Pembelajaran tidak langsung merupakan

36Marjuki. Op.Cit hlm 50

(47)

proses pembelajaran yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring yang berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.

Pengelompokan kompetensi dasar dalam kurikulum 2013 yaitu

37

a. Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual

b. Kelompok kompetensi dasar sikap sosial c. Kelompok kompetensi dasar pengetahuan d. Kelompok kompetensi dasar keterampilan

Pembelajaran kurikulum 2013 mengintegrasikan empat hal penting yakni penguatan Karakter (PPK), keterampilan literasi, kompetensi pembelajaran abad 21 yakni 4C (communication, collaboration, critical thinking and problem solving dan creativity and innovation) dan HOTS (Higher Order Thinking Skill)

Secara khusus bidang studi Sejarah dalam kurikulum 2013 di SMA dibedakan menjadi dua yaitu sejarah Indonesia dan Sejarah peminatan. Untuk sejarah Indonesia sifatnya wajib di semua jenjang dan memfokuskan pada upaya penguatan pendidikan karakter. Sedangkan sejarah peminatan lebih bersifat untuk penguasaan ilmu sejarah.

12. Pembelajaran Abad 21

Proses pembelajaran di Indonesia memasuki abad 21 ini mengalami perubahan yang besar. Dahulu strategi pembelajaran yang digunakan adalah kontermporer dan berganti pada student centered yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pembelajaran abad 21 ini siswa yang berperang aktif di proses pembelajaran, dan guru tidak lagi menjadi pusat informasi, melainkan hanya

37 Hendra Kurniawan.2018.Literasi dalam Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta:Gava Media. hlm 5

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1. Bagan siklus penelitian menurut Kemmis & Mc .Taggart
Tabel 3.1. Skala Persentase Prestasi Belajar
Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keempat model sistem prediktor cuaca tersebut menunjukkan bahwa sistem prediktor dengan data bulanan dan masukan model time series mempunyai galat yang paling kecil,

(1) Setiap orang atau badan hukum berhak menyelenggarakan pelayanan kesehatan swasta di Kabupaten Bandung sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlakuc. (2)

Berdasarkan hasil penelitian dipahami bahwa pengaturan hukum mengenai kedudukan hukum penghuni rumah dan dasar hukum apa rumah dinas dapat disewa oleh pihak ketiga karena pada

Gaya presentasi Penilaian kompetensinya : - Sangat memuaskan Memuaskan - Batas - Kurang memuaskan Di bawah standar (Aplikasi Computer Vision) 4-5 Mengetahui,

Kegiatan layanan bimbingan kelompok ini ada beberapa macam teknik yang diberikan. Pada penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok yang pertama adalah layanan

Kemampuan alat pencuci batubara (washing plant) adalah 100 ton batubara / jam, atau 2000 ton /hari Dalam pencucian dilakukan pengayaan basah dimana fine coal dan lumpur

Kandungan P tersedia pada tanah yang diberi pupuk sipramin Saritana dengan dosis 40% nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dosis lainnya (Tabel 2).. Pemupukan pada 15

Teks Prosedural dapat kita temuakan di dalam media cetak maupun dalam jaringan (daring)/online. Salah satu media cetak yang memuat tekls prosedural yaitu pada sebuah majalah. Majalah