• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi keluarga

Diharapkan dapat memberikan bahan masukan terhadah sebuah keluarga untuk menciptakan keharmonisan sehingga akhlak remaja bisa terantisipasi dan dapat ditanamkan akhlaqul karimah bagi anak - anak, tanpa menimbulkan permasalahan - permasalahan.

2. Bagi masyarakat

Masyarakat mengetahui peran dan tugas betapa pentingnya penanaman akhlak bagi anak - anak remaja sebagai generasi penerus bangsa, sehingga dapat berperan sebagaimana mestinya.

3. Bagi pemerintah

Sebagai masukan untuk dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan - kebijakan, khususnya penanggulangan - penanggulangan terhadap maraknya peredaran narkoba, minuman keras, dan pornografi, serta mencari solusi dari dampak yang ditimbulakan.

4. Bagi anak - anak remaja

Anak - anak remaja dapat memahami pentingnya akhlaqul

karimah dalam menghadapi era globalisasi dan demi masa depan yang positif.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk menghindari terjadinya kekaburan dan kesalah pahaman, maka perlu adanya ruang lingkup pembahasan dalam penelitian. Ini dikarenakan adanya pemahaman yang lain. Oleh karena itu penulis akan memberi batasan atau penegasan istilah sebagai b e rik u t:

1. Pengaruh

Pengaruh yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang kuat ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang ( Kamisa, 1997 : 165 ). Menurut Sulckan ( 2002 : 159 ), pengaruh adalah efek, dampak, atau akibat yang dihasilkan dari suatu perbuatan yang dipercaya mampu dapat menempatkan sesuatu pada posisi yang sebenarnya.

Adapun dalam penelitian ini penulis ingin meneliti dan membuktikan ada tidaknya pengaruh antara variabel keharmonisan keluarga terhadap variabel akhlak remaja

2. Keharmonisan

Keharmonisan adalah keserasian, kecocokan, keselarasan ( M Zul Fajri, Ratu Aprelia Senja, 2008 : 350).

3. Keluarga

Keluarga adalah orang - orang yang menjadi penghuni rumah; bapak, ibu dalam hubungan perkawinan dan anak - anak hasil dari

perkawinan; satuan kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat ( M

Zul Fajri, Ratu Aprelia Senja, 2008 :1 7 0 ).

Untuk mengukur keharmonisan keluarga menggunakan indikator - indikator sebagai berikut:

a. Menjaga iteraksi kehidupan beragama dalam keluarga. b. Menciptakan kebersamaan dalam keluarga.

c. Melaksanakan komunikasi yang baik antar anggota keluarga. d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga.

e. Meminimalkan konflek dalam keluarga.

f. Menciptakan hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.

4. Akhlak

Akhlak adalah budi pekerti atau kesopanan ( Kamisa, 1997 : 21 ). Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah keadaan jiw a seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dulu. ( Mansur M. A, 2005 : 48 ).

Untuk mengukur akhlak remaja menggunakan indikator - indikator sebagai berikut:

a. Hormat kepada orang tua. b. Mentaati peraturan orang tua.

c. Menjaga kebersihan lingkungan.

d. Bergaul secara baik dengan sesama teman.

e. Mentaati peraturan pemerintah. f. Mentaati perintah agama. 5. Remaja

Remaja adalah berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa ( Sugeng, Sariyadi, 1993 : 6 ).

(Andi, Mappiare, 1982, 11) beranggapan bahwa remaja adalah kelompok orang - orang yang sering menyusahkan orang tua. Remaja juga sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan.

6. Desa Glawan

Desa Glawan adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang kira - kira beijarak 25 km dari Ungaran Ibukota Kabupaten Semarang.

Maksud dari penegasan istilah tersebut di atas adalah Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja di Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

G. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data dan menganalisis data, maka penulis menggunakan metode dan pendekatan sebagai b erik u t:

Dilihat dari data yang dianalisa, jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Dilihat dari bidangnya penelitian ini merupakan bidang pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan ( fie ld

reseach ), dimaksudkan untuk mengetahui data responden secara

langsung di lapangan, yakni suatu penelitian yang bertujuan mengenai studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik mengenai unit sosial tersebut ( Azwar, 1999 : 8 ).

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih dimaksudkan untuk mengidentifikasi Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang sehingga data yang diambil pun bersifat hasil atau produk ( Pohan, 2007 : 93 ).

2. Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Alasan memilih lokasi ini karena dekat dengan tempat tinggal penulis, sehingga lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya.

b. Waktu penelitian.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Mei 2010 sampai 31 Juli 2010 ( 3 b u la n ) dengan rincian sebagai b erik u t:

- Persiapan ( pengurusan ijin, penyusunan desain opersional, dan pembuatan instrumen pengumpulan d a ta ) selama 20 hari. - Pengumpulan data selama 30 hari.

- Pengolahan data analisi data selama 20 hari. - Penyusunan laporan selama 15 hari.

- Revisi dan penggandaan selama 7 hari. 3. Populasi dan sampel

a. Populasi ( universe ) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut EfFendi ( 1989 : 152 ) • populasi adalah jum lah keseluruhan unit analisa yang ciri - cirinya

akan diduga. Dalam arti lain keseluruhan subyek penelitian yang dapat dimintai informasi.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang ada di Desa Glawan yang terdiri atas 4 dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Wonogaten, Dusun Semare, dan Dusun Randusari. Di samping itu ada pengamatan lain yaitu perangkat desa, karang taruna, remaja masjid dan tokoh masyarakat sebanyak 20 orang

b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki ( Arikunto, 1978 : 117 ). Sedangkan Hadi ( 1994 : 221 ) berpendapat sebagian dari populasi disebut sampel. Sample adalah sejumlah

penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi yaitu 12% dari 277.

Tehnik pengambilan sampel menurut Arikunto ( 1978 : 120 ) adalah subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sehingga penelitiaanya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jik a subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10 % sampai 15 %

atau 20 % sampai 25 % atau lebih sesuai kemampuannya. 4. Metode pengumpulan data

Untuk memperoleh data akurat serta memperhatikan relevansi data dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam pengumpulan data menggunakan beberapa metode yaitu :

a. Metode angket ( kuesioner ) adalah metode pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden ( Arikunto, 1993 : 124 ). Menurut Walgito Bimo ( 2000 : 60 ) angket adalah merupakan suatu daftar berisi pertanyaan - pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang akan diselidiki. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010.

Adapun tujuan penulis menggunakan metode angket antara lain: 1. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data remaja dalam

2. Dapat dilakukan secara serentak terhadap sejumlah remaja yang dimintai data dirinya.

3. Menghemat tenaga dan biaya.

Langkah - langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan penggunaan angket yaitu untuk

mengungkapkan variabel keharmonisan keluarga dan variabel akhlak remaja.

2. Membuat kisi - kisi angket yang meliputi: menentukan indikator, penyebaran jum lah item, persentase pernyataan positif serta jum lah pertanyaan tiap indikator.

Alasan penulis menggunakan metode angket adalah:

1. Menghemat waktu, karena dalam waktu yang bersamaan peneliti dapat mengetahui pendapat atau fakta yang dialami oleh sekelompok orang.

2. Pengumpulan data dilaksanakan dalam suasana santai, penuh rasa persahabatan dan kekeluargaan sehingga data yang diperoleh akan lebih pbyektif.

3. Peneliti akan dapat mengkait - kaitkan beberapa pertanyaan dalam jalinan pertanyaan yang komprehensif.

b. Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis ( Maman Rahman, 1993 : 77 ). Seperti arsip -arsip tentang catatan keluarga harmonis, keluarga kurang harmonis

dan data - data kenakalan remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Misalnya daftar remaja yang melakukan tindakan criminal, minum - minuman keras dan lain sebagainya.

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dengan memperhatikan tiga macam sumber tulisan ( paper ), tempat (

p la c e), dan orang (p e o p le )

Metode wawancara juga digunakan untuk mencari data mengenai hal - hal atau variabel yang berupa catatan atau arsip. Metode ini penulis gunakan sebagai pendukung metode angket untuk mencata data remaja desa di mana penelitian ini dilaksanakan.

c. Metode Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi terwawancara ( Suharsimi Arikunto, 1999 :145 ).

Metode wawancara ada 2 macam y a itu :

- Wawancara formal adalah wawancara dimana serangkaian pertanyaan dan jawabannya ditulis dalam bentuk standart.

- Wawancara informal adalah wawancara dimana petugas dapat mengubah urutan pertanyaan. Wawancara dilakukan kepada 20 orang responden yang terdiri atas seorang Kepala Desa, empat tokoh masyarakat, empat orang pengurus remaja masjid, tiga

orang pengurus Karang Taruna dan delapan orang masyarakat umum.

Metode wawancara penulis gunakan untuk membantu mengumpulkan data melalui informasi yang terperinci dari responden atau remaja secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya mengajukan beberapa pertanyaan kepada tokoh masyarakat, perangkat desa, tokoh agama dan sebagainya. Secara langsung artinya mengungkap informasi tentang remaja sendiri, sedangkan tidak langsung adalah jika data diperoleh melalui orang lain yang tahu tentang remaja tersebut misalnya orang tua, perangkat desa, atau tokoh masyarakat dan lain - lain. Keuntungan metode wawancara yaitu:

1. Menghemat waktu, karena dalam waktu yang bersaman peneliti dapat mengetahui pendapat atau fakta yang dialami oleh sekelompok orang.

2. Pengumpulan data dilaksanakan dalam suasana santai dan kekeluargaan sehingga data yang diperoleh lebih obyektif. 3. Peneliti akan dapat mengkait - kaitkan beberapa pertanyaan

dalam jalinan pertanyaan yang komprehensif.

4. Metode observasi atau pengamatan adalah merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra ( mata ) terhadap

kejadian - kejadian yang langsung ditangkap pada saat peristiwa itu teijadi.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai variasi atau untuk memperkuat tentang keadaan atau tingkatan keharmonisan keluarga dan variasi akhlak remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Misalnya melihat kejadian langsung keluarga yang sedang bertengkar, remaja yang sedang berkelahi dan lain sebagainya.

5. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekeijaanya lebih mudah hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah ( Arikunto, 151 ). Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa instrumen, y a itu :

a. Angket, Instrument ini diberikan kepada remaja yang digunakan sebagai alat untuk mengetahui Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010.

Penulis akan menyebar angket dengan jumlah 10 pertanyaan pilihan ganda yang diajukan kepada responden dengan 3 alternatif jawaban sebagai b erik u t:

A = 1 ( selalu ).

C = 3 (tidak pernah).

b. Dokumen, Instrumen ini digunakan untuk mengetahui Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010, diantaranya peta wilayah, struktur organisasi pemerintahan, data penduduk, organisasi sosial masyarakat dan arsip - arsip yang menunjang kelengkapan data yang diperlukan observasi. Instrumen ini digunakan untuk melengkapi data - data tentang Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010.

c. Wawancara, Istrumen ini digunakan untuk mengetahui secara langsung Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010, dengan cara dialog terhadap responden untuk mencari tahu tentang situasi yang teijadi di masyarakat dengan kisi - kisi antara lain tentang hubungan anggota keluarga dalam satu keluarga, anggota keluarga terhadap lingkungan, anggota keluarga terhadap sistem pemerintahan sempat, anggota keluarga terhadap norma - norma agama, budaya dan adat istiadat sesuai dengan latar belakang sosial ekonomi, taraf pendidikan, jenjang usia dan jenis kelamin.

d. Pengamatan, Instrumen ini digunakan peneliti secara pengamatan langsung terhadap Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010, misalnya pengamatan langsung terhadap keluarga harmonis dan keluarga kurang harmonis serta segala tingkah laku remaja dalam kehidupan sehari - hari.

6. Analisa data

Analisa data dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan - penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur dan lebih berarti ( Marzuki, 2000 : 8 ).

Proses analisa merupakan usaha menemukan jawaban atas pertanyaan atau hal - hal yang kita peroleh dalam proses penelitian. Analisa dalam penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif artinya peneliti melakuakn analisis dengan memberikan paparan tentang “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja di Desa Glawan Kecamtan Pabelan Kabupaten Semarang”

Adapun langkah - langkahnya a d a la h : a. Tahap Pengumpulan Data.

Tahap pengumpulan data adalah penulis mengumpulkan data tentang keluarga harmonis, keluarga kurang harmonis dan data - data kejadian yang dilakukan remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

b. Tahap Klasifikasi Data

Tahap ini penulis mengklasifikasi data tentang keluarga harmonis, keluarga kurang harmonis dan data - data kejadian yang dilakukan remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, berdasarkan jenis dan tempat kejadian.

c. Tahap Interprestasi Data

Dalam hal ini penulis menafsirkan data yang diperoleh. d. Tahap Penarikan Kesimpulan Data

Pada akhirnya penulis membuat kesimpulan berdasarkan data - data yang diperoleh, bahwa keharmonisan keluarga berpengaruh terhadap akhlak remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Pada tahap ini dilakukan perhitungan melalui prosentase dan analisis tiap - tiap item. Untuk menganalisa ini menggunakan rumus korelasi product moment.

rXY =

K eterangan:

r X Y: Koefisien korelasi X dan Y.

X Y : Perhatian antara X dan Y.

X 2 : Variabel pengaruh.

Y2 : Variabel terpengaruh.

N : Jumlah responden.

21

Apabila r hitung telah diperoleh, kemudian r tabel dikonsultasikan dengan kriteria dan r tabel produk moment dengan kriteria r hitung > r tabel pada a 0,05 atau a 0,01 maka hipotesis keija diterima. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka hipotesis ditolak.

H. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Pada bagian ini terdiri dari lima bab sebagai b e rik u t: BAB I : PENDAHULUAN

B A B U

KEHARMONISAN KELUARGA DAN AKHLAK

A. KEHARMONISAN KELUARGA

1. Pengertian Keharmonisan Keluarga.

Keharmonisan berasal dari kata harmonis yang artinya cocok atau serasi.

Keharmonisan adalah keserasian, kecocokan atau keselarasan ( M Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 2008 :3 5 0 ).

Keluarga adalah orang - orang yang menjadi penghuni rumah yaitu bapak, ibu, dan anak. Atau juga bisa diartikan satuan

kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat ( M Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 2008 :170).

Dalam hal ini keharmonisan keluarga bisa diartikan keserasian, kecocokan atau keselarasan antar anggota keluarga yang terdiri dari bapak ibu dan anak.

Islam membangun fondasi rumah tangga yang harmonis, mengikatnya dengan asas yang kuat dan sangat kokoh sehingga menggapai awan dan bintang - bintang. Jika bintang - bintang adalah perhiasan langit, maka rumah tangga adalah perhiasan sebuah masyarakat. Karena pada rumah tangga ada suatu keindahan, kebanggaan, pertumbuhan yang menyenagkan, dan orang - orang tercinta sehingga Alloh Swt mewariskan bumi seisinya. Dari keluargalah kenikmatan abadi yang bisa diperoleh manusia atau

sebaliknya, dari keluargalah juga penderitaan berkepanjangan yang tiada bertepi yang diujikan Alloh Swt kepadanya ( Abdul Hamid Kisyik, 2003 :2 0 ) .

Tata aturan rumah tangga dalam Islam merupakan aturan yang amat kokoh karena didukung oleh tata aturan yang amat kokoh pilar - pilarnya, dan islam menaungi aturan tersebut dengan pagar pembatas yang dinamai takafu’ ( sederajat, serasi ). Artinya, antara suami istri harus sederajad, sesuai, paling tidak mendekati dari segi usia, tingkat sosial, budaya dan ekonomi. Ketika beberapa aspek tersebut dapat disejajarkan, maka diharapkan akan mampu mendukung kekalnya hubungan dan keharmonisan rumah tangga. 2. Faktor - faktor Penyebab Keluarga Harmonis

a. Faktor intern

Faktor intern yang dimaksudkan adalah pengaruh yang berasal dari diri sendiri.

Perilaku ini m isalnya:

- Menumbuhkan rasa percaya antar sesama anggota keluarga. - Menghilangkan sifat egois.

- Peduli terhadap lingkungan keluarga. - Bersikap tau diri dan proporsional. - Pemaaf, saling mengingatkan.

b. Faktor ekstern

Faktor ekstern yang dimaksudkan adalah pengaruh yang berasal dari lingkungan keluarga dan masyarakat.

- Lingkungan keluarga adalah lingkungan dalam suatu keluarga. Perilaku ini antara lain menerima saran, nasihat, menghormati keputusan, menghargai pendapat, dan menjunjung tinggi norma - norma dalam keluarga.

- Lingkungan masyarakat adalah suatu lingkungan yang terdiri dari sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang membentuk perikehidupan berbudaya. Perilaku ini antara lain adalah mentaati segala peraturan, adat istiadat dalam masyarakat yang ditempati, memperluas pergaulan, peduli terhadap lingkungan dengan semangat kebersamaan, dan hidup saling bergotong royong.

1. Faktor - faktor Penyebab Keluarga Kurang Harmonis, a. Faktor intern

- Kecurigaan yang berlebihan tidak adanya rasa saling percaya antar sesama anggota keluarga.

- Adanya rasa egois antar sesama anggota keluarga.

- Terlalu banyak mementingkan diri sendiri tidak adanya rasa kepedulian antar sesama anggota keluarga.

- Selalu ingin berkuasa dalam segala hal tidak adanya rasa tahu diri dan proporsional.

- Merasa dirinya yang palingbenar tidak adanya sikap pem aaf dan saling mengingatkan.

- Mengabaikan tata krama tidak adanya sikap sopan, ramah, dan saling menyayangi.

b. Faktor ekstern

- Faktor keluarga adalah tidak mau menerima saran, nasihat, memghormati keputusan, menghargai pendapat, dan menjunjung tinggi norma - norma keluarga.

- Faktor masyarakat yaitu tidak mau mentaati peraturan, adat istiadat masyarakat setempat, berpandangan sempit, kurang peduli terhadap lingkungan setempat dengan semangat kebersamaan, tidak supel dalam pergaulan bermasyarakat.

4. Aspek - aspek Keharmonisan Keluarga.

Keharmonisan keluarga berkaitan erat dengan suasana hubungan perkawinan yang bahagia dan serasi serta harmonis. Keharmonisan keluarga sendiri mempunyai beberapa aspek. Dikutip dari internet 26 Januari 2009, Hawari ( dalam Mumi 2004 ) mengemukakan enam aspek sebagai suatu pegangan hubungan perkawinan bahagia adalah:

- Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.

- Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena dalam agama terdapat nilai - nilai moral dan etika

dalam kehidupan. Berdasarkan beberapa penelitian ditemikan bahwa keluarga yang tidak religius yaqng penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai agama sama sekali cenderung teijadi pertentangan konflik dan percecokan dalam keluarga. Dengan suasana yang seperti ini, maka anak akan merasa tidak betah di rumah dan kemungkinan besar anak akan mencari lingkungan lain yang dapat menerimanyya. Mempunyai waktu bersama keluarga.

Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama keluarga, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama, menemani anak bermain dan mendengarkan masalah atau keluhan - keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dibutuhkan dan diperhatikan orang tuanya sehingga anak akan betah tinggal di rumah.

Mempunyai interaksi yang baik antar anggota keluarga.

Interaksi dalam keluarga merupakan dasar bagi terciptanyya keharmonisan dalam keleuarga. Dikutip dari internet tanggal 26 Januari, Meichati ( dalam Mumi, 2004 ) mengatakan bahwa remaja akan merasa aman apabila orang tuanya tampak rukun, karena kerukunan tersebut akan memberikan rasa aman dan ketenangan bagi anak. Interaksi yang baik dalam keluarga juga akan dapat membantu remaja untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi di luar rumah. Dalam hal ini

selain berperan sebagai orang tua, ibu dan ayah juga harus berteman sebagai teman, agar anak lebih leluasa dan terbuka dalam menyampaikan permasalahannya.

- Saling menghargai antar sesama anggota keluarga.

- Furhan ( dalam mumi, 2004 jmengatakan bahwa keluarga yang harmonis adalah keluarga yang memberikan temoat bagi setiap anggota keluarga menghargai perubahan yang teijadi dan mengajarkan ketrampilan berinteraksi sedini mungkia pada anak dim lingkungan yang lebih luas.

- Kualitas dan kuantitas konflik yang minim.

- Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan keharmonisan keluarga adalah kualitas dan kuantitas konflik yang minim, jika dalam keluarga sering teijadi perselisihan dan pertengkaran maka suasana dalam keluarga tidak lagi menyenangkan. Dalam keluarga harmonis setiap anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik dari setiap permasalahan.

- Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga. - Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga

juga menentukan harmonisnya sebuah keluarga. Apabila dalam suatu keluarga juga menentikan harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak memiliki

hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang. Hhubungan yang erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan saling menghargai.

- Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan yang lainnya. Proses kebahagiaan dalam rumah tangga sangat ditentukan dari berfungsi tidaknya enam aspek di atas. Untuk menciptakan keluarga harmonis peran dan fungsi orang tua sangat menentukan, keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis.

2. Dampak Keluarga Tidak Harmonis

Keluarga tidak harmonis kebanyakan berujung pada perceraian. Perceraian sering dianggap suatu peristiwa tersendiri dan menegangkan dalam kehidupan keluarga. Tetapi peristiwa ini sudah menjadi bagian kehidupan dalam masyarakat. Tetapi yang menjadi masalah yang perlu direnungkan, bagaimana dampak dan pengaruhnya terhadap diri anak?

Peristiwa perceraian dalam keluarga senantiasa membawa dampak yang mendalam. Kasus ini menimbulkan stres, tekanan, dan menimbulkan perubahan fisik, dan mental ( Save M. Dagun, 2002 : 113 ). Keadaan ini dialami oleh semua anggota keluarga, ibu, ayah, dan anak.

Perceraian dalam keluarga biasanya berawal dari konflik antar anggota keluarga.

Faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya pertikaian dalam keluarga yang berakhir pada perceraian antara lain, persoalan ekonomi, perbedaan usia yang besar, keinginan memperoleh anak, dan persoalan prinsip hidup yang berbeda.

Faktor lain berupa perbedaan penekanan dan cara mendidik anak, juga pengaruh dukungan sosial dari pihak lingkungan, tetengga, anak saudara, sahabat, dan situasi masyarakat yang terkondisi. Semua faktor ini menimbulkan suasana keruh dan meruntuhkan kehidupan rumah tangga,

Dokumen terkait