• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010) - Test Repository"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

S IT I QOMARIYAH

NIM: 11408303

JU R U SA N TARBIYAH

PR O G RA M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISLAM

SE K O L A H T IN G G I AG AM A ISLA M N E G E R I

S A L A T I G A

(2)

P E N G E S A H A N K E L U L U SA N

Skripsi Saudari : Siti Qomariyah dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408303 yang berjudul : " PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA DESA BLAWAN KECAMATAN

PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”, Telah

dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada h a ri: Sabtu yang bertepatan dengan tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 28 Agustus 2010

Panitia Ujian

Ketua, Sejcretaris Sidang

A

Rahmat Harivadi. M.Pd 'NlJ>. 19670112 199202 1 005

Penguji II

jfrm /ik

NIP. 1

Hammam, M.Pd NIP. 19730610 2000 03 1 001

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, M aka skripsi Saudara:

Nama

NIM

Jurusan

Program Studi

Judul

Siti Qomariyah

11408303

Tarbiyah

Pendidikan Agama Islam

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARAGA TERHADAP

AKHLAK ( STUDI KASUS PADA REMAJA DESA GLAWAN

KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG )

TAHUN 2010

Telah kam i setujui untuk dimunaqosahkan

Salatiga, 5 Agustus^OlO Pembinroing

(4)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Siti Qomariyah

NIM : 11408303

Jurusan : Tarbiyah

Progran Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.

Salatiga 5 Agustus 2010 Penulis

Siti Qomariyah

(5)

janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

(Q. S Luqman: 18)

(6)

1 Ibu tercinta yang telah memotivasi dalam belajar hingga lulus.

2. Suami tercinta yang selalu memberikan dorongan dan semangat demi tercapainya cita- cita.

3. Anak-anakku tersayang.

(7)

Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Mubasirun, M.Ag Kata kunci : Keharmonisan Keluarga dan Akhlak Remaja

Penelitian ini berjudul Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja, (Studi kasus pada remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2010). Permasalahan dalam penelitian ini apakah ada pengaruh antara keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket sebagai metode pokok, sedangkan metode observasi, interview, dan dokumentasi sebagai metode pendukung. Data yang diperoleh dari hasil angket kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data korelasi

(8)

rahmad dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010” ini diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan melanjutkan Strata I.

2. Drs. Djoko Sutopo, Ketua Program Studi Ekstensi yang telah memberiakan kesempatan melanjutkan Strata I.

3. Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd., Pembantu Ketua I, yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan penelitian.

4. Drs. Mubasirun, M. Ag., Dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan pengertian sehingga skripsi ini dapat selesai sesuai rencana.

(9)

dapat memperlancar penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan amal semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Salatiga, 4 Agustus 2010. Penulis

(10)

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN LOGO... ii

HALAMAN JUDUL... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

HALAMAN MOTTO... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

ABSTRAK... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Hipotesis Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 7

(11)

C. Analisis ketiga... 84 D. Uji Hipotesis ... 88 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 89 B. Saran-saran... 90 DAFTAR PUSTAKA... 91 LAMPIRAN

(12)

Tabel 1 Luas Wilayah dan Penggunaannya... 52

Tabel 2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Jumlah KK Desa Glawan... 53

Tabel 3 Agama dan Kepercayaan penduduk Desa Glawan... 54

Tabel 4 Kondisi Keluarga Harmonis dan Tidak Harmonis... 55

Tabel 5 Keadaan Remaja Desa Glawan... 56

Tabel 6 Kualitas Angkatan Keija Remaja Desa Glawan... 56

Tabel 7 Remaja yang Suka Mengkonsumsi Minuman Keras dan Suka Menonton VCD Porno... 57

Tabel 8 Faktor - factor yang Menyebabkan Remaja Setres... 58

Tabel 9 Daftar Nama Responden... 59

Tabel 10 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Keharmonisan Keluarga... ... 61

Tabel 11 Skor Jawaban Responden Variabel Keharmonisan Keluarga... 63

Tabel 12 Kriteria Nilai dari Variabel Keharmonisan Keluarga... 65

Tabel 13 Rekapitulasi Jawaban Responden dari Variabel Akhlak Remaja... 67

(13)

monisan Keluarga... 74 Tabel 17 Prosentase Jawaban Responden tentang Keharmonisa

Berdasarkan Angket...75 Tabel 18 Prosentase Jawaban Responden Tentang Akhlak Remaja. 80 Tabel 19 Prosentase Jawaban Responden Tentang Akhlak Remaja

Berdasarkan Angket... 80 Tabel 20 Koefesien Korelasi antara Keharmonisan Keluarga dan

(14)

B A B I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keluarga adalah lingkungan masyarakat terkecil yang merupakan

lingkungan pendidikan primer yang bersifat fundamental, sehingga sangat berperan dalam pembentukan akhlak. Besar kecilnya persoalan, sumbernya kembali pada pendidikan dan pertumbuhan sejak dini dalam keluarga, di mana peijalanan anak manusia secara bertahap dimulai, sejak terbukanya mata terhadap kehidupan, sebagai mana Nabi bersabda: Semua bayi dilahirkan dalam keadaan suci. Ibu dan bapaknyalah yang memegang

peranan penting untuk membuatnya m enjadi seorang Yahudi, Nasrani,

atau Majusi.

Dari situlah kunci permasalahan dan sumber keburukan yang bisa menimbulkan penyakit. Untuk itu kita dapat meramu obatnya: membina dari awal tumbuhnya masyarakat, yakni membenahi tatanan keluarga. Bila baik dan sejahtera sebuah rumah tangga, maka baik dan sejahtera pulalah masyarakatnya. Sebaliknya, jika sebuah rumah tangga tidak lagi ditemukan kedamaian, maka ini merupakan awal dari kehancuran generasi berikutnya.

(15)

sehingga orang tua dengan terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Selain itu perkembangan informasi dan tehnologi yang semakin pesat telah membawa budaya global sedikit banyak berpengaruh di dalam membina kehidupan rumah tangga.

Pengejaran kebutuhan materi dan ekonomi di kota besar sebagai akibat dari segala macam tuntutan. Pada saat suami istri dengan kesibukan masing - masing tentunya kurang waktu untuk bertemu hati, bahkan bertemu muka dengan anak. Usaha mencari nafkah sehari-hari sering memperlihatkan tidak konsistennya pedoman hidup keluarga di tengah masyarakat yang sedang bergejolak dalam transisi mencari tata hidup yang mapan, sekaligus menampilkan aneka gaya dan corak hidup tertentu. Di samping berbagai pengaruh dari peningkatan sains dan tehnologi yang menyebabkan wawasan warga masyarakat berubah, yang membawa serta berbagai benturan nilai dan pola pikir maupun pola tindak yang baru sebagai pencerminan dari masyarakat pluralistik kultural.

Berbagai masalah di atas dapat menimbulkan keterenggangan hubungan antar keluarga, terutama antar suami dan istri yang mau tidak mau mempengaruhi terhadap hubungan antara orang tua dan anak. Permasalahan yang dihadapi adalah kurang adanya kemantapan arah

( sense o f direction ) dalam berbagai kehidupan keluarga dalam

(16)

Keseimbangan di dalam kehidupan keluarga perlu dipupuk dan

dijaga. Masing - masing anggota keluarga hendaknya mengetahui tugas,

kewajiban dan tanggung jawabnya. Orang tua memiliki peranan penting dalam menciptakan keseimbangan hubungan yang harmonis di dalam keluarga. Dengan tanggung jawabnya. Orang tua sangat berperanan dalam pembentukan akhlak, dan mengantarkan keberhasilan anak di dalam mengejar pendidikan.

Keharmonisan keluarga merupakan sarana pembentuk akhlak, karakter, dan kepribadian anak. Oleh sebab itu keluarga yang memiliki latar belakang yang baik akan mampu membimbing dan mengarahkan menjadi orang yang berakhlakul karimah dan tercapainya cita -c ita yang mereka harapkan. Demikian pula sebaliknya keluarga yang tidak baik atau yang tidak harmonis akan sulit untuk membimbing anaknya menjadi yang terbaik bagi masa depan anaknya.

Orang tua adalah pribadi yang utama dan pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan tata cara hidup mereka merupakan unsur - unsur yang dengan sendirinya masuk ke dalam pribadi yang tumbuh itu ( Zakiyah Darodjat, 1970 : 56 ).

(17)

dalam lingkup keluarga. Merasa bahwa ia disayangi, dilindungi serta mendapatkan perlakuan yang baik, biasanya akan mudah menerima dan mengikuti kebiasaan orang tua dalam hal - hal yang positif.

Pada era globalisasi dengan tersebarnya kebudayaan tertentu keseluruh dunia, sehingga kebudayaan tersebut menjadi kebudayaan global karena sebagian besar masyarakat dunia serba transparan. Globalisasi secara besar - besaran dengan berkembangya teknologi komunikasi memungkinkan teijadinya kontak budaya secara massal melalui media masa. Hal ini berarti banyak remaja dengan cepat terkena pengaruh budaya barat yang didukung oleh teknologi komunikasi modem. Mulai dari radio, televisi, mesin cetak, sampai pada internet yang semakin hari semakin canggih. Tragisnya budaya barat yang cepat merasuk kapada remaja masa kini dengan pesona tinggi dan gaya hidup yang mewah, sehingga tidak ada jalan lain kecuali mengambil jalan pintas untuk memenuhinya.

Maraknya peredaran narkoba, minuman keras, kaset - kaset VCD porno, pomoaksi yang setiap saat ditayangkan melalui televisi, tidak disadari hal ini akan menjadi penyebab merosotnya akhlak remaja. Ironisnya banyak orang tua yang sibuk dengan urusan sendiri, sehingga sebagian besar dari mereka tidak mengetahui apa yang dilakukan anak - anaknya. Keharmonisan keluarga mempunyai hubungan yang kuat terhadap pertumbuhan dan perkembangan akhlak.

(18)

masyarakat beijiwa labil. Khususnya para remaja yang cenderung berfikir pragmatis dari pada harus memikirkan jauh masa depan. Sedangkan orang memiliki pola berfikir pendek itu bisa berbuat nekad.

Atas ketidak berdayaan dari berbagai pihak yang berwenang untuk mengatasi masalah tersebut, menyebabkan timbulnya berbagai tindak kejahatan yang kadang - kadang sulit untuk mencari solusinya. Hal tersebut diatas terjadi di Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Di desa tersebut banyak orang tua yang bekeija di luar negri sehingga banyak anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, bahkan hal itu bisa mengakibatkan perceraian. Di desa tersebut juga banyak remaja mengkonsumsi minuman keras, narkoba, sambil menonton film porno. Hal ini bisa berpengaruh terhadap akhlak. Adapun akhlak remaja di Desa Glawan bisa dilihat dari kenakalan - kenakalan yang dilakukan oleh remaja.

Atas dasar permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan’ Kabupaten Semarang.

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan latar belakang yang telah diuraikan di depan maka penulis perlu merumuskan masalah. Adapun rumusan masalah sebagai b e rik u t:

(19)

2. Bagaimana aklhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2010.

3. Adakah pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun

2010

.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini sebagai dasar meningkatkan pengetahuan serta merupakan sasaran yang ingin dicapai untuk mengungkapkan hal - hal yang perlu diketahui dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk menggambarkan tingkat keharmonisan keluarga remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang

2. Untuk mengetahui akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

(20)

Dengan demikian hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya melalui penelitian secara ilmiah. Maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis bahwa “ Ada Pengaruh Antara Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang “

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi keluarga

Diharapkan dapat memberikan bahan masukan terhadah sebuah keluarga untuk menciptakan keharmonisan sehingga akhlak remaja bisa terantisipasi dan dapat ditanamkan akhlaqul karimah bagi anak - anak, tanpa menimbulkan permasalahan - permasalahan.

2. Bagi masyarakat

Masyarakat mengetahui peran dan tugas betapa pentingnya penanaman akhlak bagi anak - anak remaja sebagai generasi penerus bangsa, sehingga dapat berperan sebagaimana mestinya.

3. Bagi pemerintah

(21)

4. Bagi anak - anak remaja

Anak - anak remaja dapat memahami pentingnya akhlaqul

karimah dalam menghadapi era globalisasi dan demi masa depan yang positif.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk menghindari terjadinya kekaburan dan kesalah pahaman, maka perlu adanya ruang lingkup pembahasan dalam penelitian. Ini dikarenakan adanya pemahaman yang lain. Oleh karena itu penulis akan memberi batasan atau penegasan istilah sebagai b e rik u t:

1. Pengaruh

Pengaruh yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang kuat ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang ( Kamisa, 1997 : 165 ). Menurut Sulckan ( 2002 : 159 ), pengaruh adalah efek, dampak, atau akibat yang dihasilkan dari suatu perbuatan yang dipercaya mampu dapat menempatkan sesuatu pada posisi yang sebenarnya.

Adapun dalam penelitian ini penulis ingin meneliti dan membuktikan ada tidaknya pengaruh antara variabel keharmonisan keluarga terhadap variabel akhlak remaja

2. Keharmonisan

(22)

3. Keluarga

Keluarga adalah orang - orang yang menjadi penghuni rumah;

bapak, ibu dalam hubungan perkawinan dan anak - anak hasil dari

perkawinan; satuan kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat ( M

Zul Fajri, Ratu Aprelia Senja, 2008 :1 7 0 ).

Untuk mengukur keharmonisan keluarga menggunakan indikator - indikator sebagai berikut:

a. Menjaga iteraksi kehidupan beragama dalam keluarga. b. Menciptakan kebersamaan dalam keluarga.

c. Melaksanakan komunikasi yang baik antar anggota keluarga. d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga.

e. Meminimalkan konflek dalam keluarga.

f. Menciptakan hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.

4. Akhlak

Akhlak adalah budi pekerti atau kesopanan ( Kamisa, 1997 : 21 ). Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah keadaan jiw a seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dulu. ( Mansur M. A, 2005 : 48 ).

Untuk mengukur akhlak remaja menggunakan indikator - indikator sebagai berikut:

(23)

c. Menjaga kebersihan lingkungan.

d. Bergaul secara baik dengan sesama teman.

e. Mentaati peraturan pemerintah. f. Mentaati perintah agama. 5. Remaja

Remaja adalah berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa ( Sugeng, Sariyadi, 1993 : 6 ).

(Andi, Mappiare, 1982, 11) beranggapan bahwa remaja adalah kelompok orang - orang yang sering menyusahkan orang tua. Remaja juga sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan.

6. Desa Glawan

Desa Glawan adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang kira - kira beijarak 25 km dari Ungaran Ibukota Kabupaten Semarang.

Maksud dari penegasan istilah tersebut di atas adalah Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja di Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

G. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data dan menganalisis data, maka penulis menggunakan metode dan pendekatan sebagai b erik u t:

(24)

Dilihat dari data yang dianalisa, jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Dilihat dari bidangnya penelitian ini merupakan bidang pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan ( fie ld

reseach ), dimaksudkan untuk mengetahui data responden secara

langsung di lapangan, yakni suatu penelitian yang bertujuan mengenai studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik mengenai unit sosial tersebut ( Azwar, 1999 : 8 ).

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih dimaksudkan untuk mengidentifikasi Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang sehingga data yang diambil pun bersifat hasil atau produk ( Pohan, 2007 : 93 ).

2. Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Alasan memilih lokasi ini karena dekat dengan tempat tinggal penulis, sehingga lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya.

b. Waktu penelitian.

(25)

- Persiapan ( pengurusan ijin, penyusunan desain opersional, dan pembuatan instrumen pengumpulan d a ta ) selama 20 hari. - Pengumpulan data selama 30 hari.

- Pengolahan data analisi data selama 20 hari. - Penyusunan laporan selama 15 hari.

- Revisi dan penggandaan selama 7 hari. 3. Populasi dan sampel

a. Populasi ( universe ) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut EfFendi ( 1989 : 152 ) • populasi adalah jum lah keseluruhan unit analisa yang ciri - cirinya

akan diduga. Dalam arti lain keseluruhan subyek penelitian yang dapat dimintai informasi.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang ada di Desa Glawan yang terdiri atas 4 dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Wonogaten, Dusun Semare, dan Dusun Randusari. Di samping itu ada pengamatan lain yaitu perangkat desa, karang taruna, remaja masjid dan tokoh masyarakat sebanyak 20 orang

(26)

penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi yaitu 12% dari 277.

Tehnik pengambilan sampel menurut Arikunto ( 1978 : 120 ) adalah subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sehingga penelitiaanya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jik a subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10 % sampai 15 %

atau 20 % sampai 25 % atau lebih sesuai kemampuannya. 4. Metode pengumpulan data

Untuk memperoleh data akurat serta memperhatikan relevansi data dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam pengumpulan data menggunakan beberapa metode yaitu :

a. Metode angket ( kuesioner ) adalah metode pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden ( Arikunto, 1993 : 124 ). Menurut Walgito Bimo ( 2000 : 60 ) angket adalah merupakan suatu daftar berisi pertanyaan - pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang akan diselidiki. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010.

Adapun tujuan penulis menggunakan metode angket antara lain: 1. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data remaja dalam

(27)

2. Dapat dilakukan secara serentak terhadap sejumlah remaja yang dimintai data dirinya.

3. Menghemat tenaga dan biaya.

Langkah - langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan penggunaan angket yaitu untuk

mengungkapkan variabel keharmonisan keluarga dan variabel akhlak remaja.

2. Membuat kisi - kisi angket yang meliputi: menentukan indikator, penyebaran jum lah item, persentase pernyataan positif serta jum lah pertanyaan tiap indikator.

Alasan penulis menggunakan metode angket adalah:

1. Menghemat waktu, karena dalam waktu yang bersamaan peneliti dapat mengetahui pendapat atau fakta yang dialami oleh sekelompok orang.

2. Pengumpulan data dilaksanakan dalam suasana santai, penuh rasa persahabatan dan kekeluargaan sehingga data yang diperoleh akan lebih pbyektif.

3. Peneliti akan dapat mengkait - kaitkan beberapa pertanyaan dalam jalinan pertanyaan yang komprehensif.

(28)

dan data - data kenakalan remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Misalnya daftar remaja yang melakukan tindakan criminal, minum - minuman keras dan lain sebagainya.

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dengan memperhatikan tiga macam sumber tulisan ( paper ), tempat (

p la c e), dan orang (p e o p le )

Metode wawancara juga digunakan untuk mencari data mengenai hal - hal atau variabel yang berupa catatan atau arsip. Metode ini penulis gunakan sebagai pendukung metode angket untuk mencata data remaja desa di mana penelitian ini dilaksanakan.

c. Metode Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi terwawancara ( Suharsimi Arikunto, 1999 :145 ).

Metode wawancara ada 2 macam y a itu :

- Wawancara formal adalah wawancara dimana serangkaian pertanyaan dan jawabannya ditulis dalam bentuk standart.

(29)

orang pengurus Karang Taruna dan delapan orang masyarakat umum.

Metode wawancara penulis gunakan untuk membantu mengumpulkan data melalui informasi yang terperinci dari responden atau remaja secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya mengajukan beberapa pertanyaan kepada tokoh masyarakat, perangkat desa, tokoh agama dan sebagainya. Secara langsung artinya mengungkap informasi tentang remaja sendiri, sedangkan tidak langsung adalah jika data diperoleh melalui orang lain yang tahu tentang remaja tersebut misalnya orang tua, perangkat desa, atau tokoh masyarakat dan lain - lain. Keuntungan metode wawancara yaitu:

1. Menghemat waktu, karena dalam waktu yang bersaman peneliti dapat mengetahui pendapat atau fakta yang dialami oleh sekelompok orang.

2. Pengumpulan data dilaksanakan dalam suasana santai dan kekeluargaan sehingga data yang diperoleh lebih obyektif. 3. Peneliti akan dapat mengkait - kaitkan beberapa pertanyaan

dalam jalinan pertanyaan yang komprehensif.

(30)

kejadian - kejadian yang langsung ditangkap pada saat peristiwa itu teijadi.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai variasi atau untuk memperkuat tentang keadaan atau tingkatan keharmonisan keluarga dan variasi akhlak remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Misalnya melihat kejadian langsung keluarga yang sedang bertengkar, remaja yang sedang berkelahi dan lain sebagainya.

5. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekeijaanya lebih mudah hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah ( Arikunto, 151 ). Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa instrumen, y a itu :

a. Angket, Instrument ini diberikan kepada remaja yang digunakan sebagai alat untuk mengetahui Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010.

Penulis akan menyebar angket dengan jumlah 10 pertanyaan pilihan ganda yang diajukan kepada responden dengan 3 alternatif jawaban sebagai b erik u t:

A = 1 ( selalu ).

(31)

C = 3 (tidak pernah).

b. Dokumen, Instrumen ini digunakan untuk mengetahui Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010, diantaranya peta wilayah, struktur organisasi pemerintahan, data penduduk, organisasi sosial masyarakat dan arsip - arsip yang menunjang kelengkapan data yang diperlukan observasi. Instrumen ini digunakan untuk melengkapi data - data tentang Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010.

(32)

d. Pengamatan, Instrumen ini digunakan peneliti secara pengamatan langsung terhadap Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010, misalnya pengamatan langsung terhadap keluarga harmonis dan keluarga kurang harmonis serta segala tingkah laku remaja dalam kehidupan sehari - hari.

6. Analisa data

Analisa data dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan - penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur dan lebih berarti ( Marzuki, 2000 : 8 ).

Proses analisa merupakan usaha menemukan jawaban atas pertanyaan atau hal - hal yang kita peroleh dalam proses penelitian. Analisa dalam penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif artinya peneliti melakuakn analisis dengan memberikan paparan tentang “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja di Desa Glawan Kecamtan Pabelan Kabupaten Semarang”

Adapun langkah - langkahnya a d a la h : a. Tahap Pengumpulan Data.

(33)

b. Tahap Klasifikasi Data

Tahap ini penulis mengklasifikasi data tentang keluarga harmonis, keluarga kurang harmonis dan data - data kejadian yang dilakukan remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, berdasarkan jenis dan tempat kejadian.

c. Tahap Interprestasi Data

Dalam hal ini penulis menafsirkan data yang diperoleh. d. Tahap Penarikan Kesimpulan Data

Pada akhirnya penulis membuat kesimpulan berdasarkan data - data yang diperoleh, bahwa keharmonisan keluarga berpengaruh terhadap akhlak remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Pada tahap ini dilakukan perhitungan melalui prosentase dan analisis tiap - tiap item. Untuk menganalisa ini menggunakan rumus korelasi product moment.

rXY =

K eterangan:

r X Y: Koefisien korelasi X dan Y.

X Y : Perhatian antara X dan Y.

X 2 : Variabel pengaruh.

Y2 : Variabel terpengaruh.

N : Jumlah responden.

21

Apabila r hitung telah diperoleh, kemudian r tabel dikonsultasikan dengan kriteria dan r tabel produk moment dengan kriteria r hitung > r tabel pada a 0,05 atau a 0,01 maka hipotesis keija diterima. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka hipotesis ditolak.

H. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

(34)

B A B U

KEHARMONISAN KELUARGA DAN AKHLAK

A. KEHARMONISAN KELUARGA

1. Pengertian Keharmonisan Keluarga.

Keharmonisan berasal dari kata harmonis yang artinya cocok atau serasi.

Keharmonisan adalah keserasian, kecocokan atau keselarasan ( M Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 2008 :3 5 0 ).

Keluarga adalah orang - orang yang menjadi penghuni rumah yaitu bapak, ibu, dan anak. Atau juga bisa diartikan satuan

kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat ( M Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 2008 :170).

Dalam hal ini keharmonisan keluarga bisa diartikan keserasian, kecocokan atau keselarasan antar anggota keluarga yang terdiri dari bapak ibu dan anak.

(35)

sebaliknya, dari keluargalah juga penderitaan berkepanjangan yang tiada bertepi yang diujikan Alloh Swt kepadanya ( Abdul Hamid Kisyik, 2003 :2 0 ) .

Tata aturan rumah tangga dalam Islam merupakan aturan yang amat kokoh karena didukung oleh tata aturan yang amat kokoh pilar - pilarnya, dan islam menaungi aturan tersebut dengan pagar pembatas yang dinamai takafu’ ( sederajat, serasi ). Artinya, antara suami istri harus sederajad, sesuai, paling tidak mendekati dari segi usia, tingkat sosial, budaya dan ekonomi. Ketika beberapa aspek tersebut dapat disejajarkan, maka diharapkan akan mampu mendukung kekalnya hubungan dan keharmonisan rumah tangga. 2. Faktor - faktor Penyebab Keluarga Harmonis

a. Faktor intern

Faktor intern yang dimaksudkan adalah pengaruh yang berasal dari diri sendiri.

Perilaku ini m isalnya:

- Menumbuhkan rasa percaya antar sesama anggota keluarga. - Menghilangkan sifat egois.

- Peduli terhadap lingkungan keluarga. - Bersikap tau diri dan proporsional. - Pemaaf, saling mengingatkan.

(36)

b. Faktor ekstern

Faktor ekstern yang dimaksudkan adalah pengaruh yang berasal dari lingkungan keluarga dan masyarakat.

- Lingkungan keluarga adalah lingkungan dalam suatu keluarga. Perilaku ini antara lain menerima saran, nasihat, menghormati keputusan, menghargai pendapat, dan menjunjung tinggi norma - norma dalam keluarga.

- Lingkungan masyarakat adalah suatu lingkungan yang terdiri dari sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang membentuk perikehidupan berbudaya. Perilaku ini antara lain adalah mentaati segala peraturan, adat istiadat dalam masyarakat yang ditempati, memperluas pergaulan, peduli terhadap lingkungan dengan semangat kebersamaan, dan hidup saling bergotong royong.

1. Faktor - faktor Penyebab Keluarga Kurang Harmonis, a. Faktor intern

- Kecurigaan yang berlebihan tidak adanya rasa saling percaya antar sesama anggota keluarga.

- Adanya rasa egois antar sesama anggota keluarga.

- Terlalu banyak mementingkan diri sendiri tidak adanya rasa kepedulian antar sesama anggota keluarga.

(37)

- Merasa dirinya yang palingbenar tidak adanya sikap pem aaf dan saling mengingatkan.

- Mengabaikan tata krama tidak adanya sikap sopan, ramah, dan saling menyayangi.

b. Faktor ekstern

- Faktor keluarga adalah tidak mau menerima saran, nasihat, memghormati keputusan, menghargai pendapat, dan menjunjung tinggi norma - norma keluarga.

- Faktor masyarakat yaitu tidak mau mentaati peraturan, adat istiadat masyarakat setempat, berpandangan sempit, kurang peduli terhadap lingkungan setempat dengan semangat kebersamaan, tidak supel dalam pergaulan bermasyarakat.

4. Aspek - aspek Keharmonisan Keluarga.

Keharmonisan keluarga berkaitan erat dengan suasana hubungan perkawinan yang bahagia dan serasi serta harmonis. Keharmonisan keluarga sendiri mempunyai beberapa aspek. Dikutip dari internet 26 Januari 2009, Hawari ( dalam Mumi 2004 ) mengemukakan enam aspek sebagai suatu pegangan hubungan perkawinan bahagia adalah:

- Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.

(38)

dalam kehidupan. Berdasarkan beberapa penelitian ditemikan bahwa keluarga yang tidak religius yaqng penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai agama sama sekali cenderung teijadi pertentangan konflik dan percecokan dalam keluarga. Dengan suasana yang seperti ini, maka anak akan merasa tidak betah di rumah dan kemungkinan besar anak akan mencari lingkungan lain yang dapat menerimanyya. Mempunyai waktu bersama keluarga.

Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama keluarga, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama, menemani anak bermain dan mendengarkan masalah atau keluhan - keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dibutuhkan dan diperhatikan orang tuanya sehingga anak akan betah tinggal di rumah.

Mempunyai interaksi yang baik antar anggota keluarga.

(39)

selain berperan sebagai orang tua, ibu dan ayah juga harus berteman sebagai teman, agar anak lebih leluasa dan terbuka dalam menyampaikan permasalahannya.

- Saling menghargai antar sesama anggota keluarga.

- Furhan ( dalam mumi, 2004 jmengatakan bahwa keluarga yang harmonis adalah keluarga yang memberikan temoat bagi setiap anggota keluarga menghargai perubahan yang teijadi dan mengajarkan ketrampilan berinteraksi sedini mungkia pada anak dim lingkungan yang lebih luas.

- Kualitas dan kuantitas konflik yang minim.

- Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan keharmonisan keluarga adalah kualitas dan kuantitas konflik yang minim, jika dalam keluarga sering teijadi perselisihan dan pertengkaran maka suasana dalam keluarga tidak lagi menyenangkan. Dalam keluarga harmonis setiap anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik dari setiap permasalahan.

- Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga. - Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga

(40)

hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang. Hhubungan yang erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan saling menghargai.

- Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan yang lainnya. Proses kebahagiaan dalam rumah tangga sangat ditentukan dari berfungsi tidaknya enam aspek di atas. Untuk menciptakan keluarga harmonis peran dan fungsi orang tua sangat menentukan, keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis.

2. Dampak Keluarga Tidak Harmonis

Keluarga tidak harmonis kebanyakan berujung pada perceraian. Perceraian sering dianggap suatu peristiwa tersendiri dan menegangkan dalam kehidupan keluarga. Tetapi peristiwa ini sudah menjadi bagian kehidupan dalam masyarakat. Tetapi yang menjadi masalah yang perlu direnungkan, bagaimana dampak dan pengaruhnya terhadap diri anak?

(41)

Perceraian dalam keluarga biasanya berawal dari konflik antar anggota keluarga.

Faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya pertikaian dalam keluarga yang berakhir pada perceraian antara lain, persoalan ekonomi, perbedaan usia yang besar, keinginan memperoleh anak, dan persoalan prinsip hidup yang berbeda.

Faktor lain berupa perbedaan penekanan dan cara mendidik anak, juga pengaruh dukungan sosial dari pihak lingkungan, tetengga, anak saudara, sahabat, dan situasi masyarakat yang terkondisi. Semua faktor ini menimbulkan suasana keruh dan meruntuhkan kehidupan rumah tangga,

a. Dampak negatif

- Mempengaruhi terhadap perkembangan anak.

1) Kelompok anak yang belum berusia sekolah pada saat kasus ini teijadi, ada kecenderungan untuk mempersalahkan diri bila ia menghadapi masalah dalam hidupnya.

(42)

3) Ketika anak menginjak usia remaja, anak sudah memahami seluk beluk perceraian. Mereka memahami, apa akibat yang bakal teijadi dari peristiwa itu.

Bila anak di bawah asuhan ibu.

Dalam kasus perceraian ini kaum ibu lebih mengalami kesulitan konkrit dalam menangani anak-anak. Cara ayah dan ibu dalam mengasuh anaknya berbeda. Misalnya dalam soal memberikan perhatian, keramahan dan kebebasan kepada anak-anak.

Sejauh mana peran ayah terhadap anak asuhan ibu.

Meski dalam kasus perceraian kaum ibu cenderung mengambil alih mengasuh anak, peranan ayah tetap penting. Ayah dapat mempengaruhi anak dengan cara tidak langsung, yaitu dengan menciptakan hubungan baik dengan anggota keluarga yang lain. Dalam kasus perceraian, hal yang paling penting adalah menjaga keintiman hubungan anak dengan kedua orang tua. Bila anak di bawah asuhan ayah.

Bila anak laki-laki diasuh ibu maka sering ibu mengalami

(43)

b. Dampak positif.

Perceraian akan berdampak positif bila jalan itu satu-satunya pilihan terbaik dan paling tepat bagi sebuah keluarga yang senantiasa mengalami konflik yang berkepanjangan. Anak yang diasuh satu orang tua akan lebih baik daripada anak yang diasuh keluarga utuh yang selalu diselimuti perasaan tertekan.

B. KONSEP AKHLAK

1. Pemahaman Tentang Akhlak a. Pengertian akhlak

- menurut pandangan Islam adalah “ Suatu ilmu yang enrangkan pengertisn baik atau uruk, menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam hubungannya dengan sesame manusia, menjelaskan tujuan yang seharusnya dituju dan menunjukkan jalan untuk melakukan sesuatu yang sehrusnya diperbuat( Nasrun Rush, 1991 : 3 7 )

- Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jam ak dari Khuluk yang berarti budi pekerti ( Djatmiko Rachmad, 1996 :2 6 ) .

(44)

dalam dirinya dari sebuah perilaku dinamakan Al - Khiam, yang

berarti watak atau pembawaan. Kata Al - Khiam ini tidak ada

bentuk tunggalnya (Muhammad Ibnu Hafidh Suwaid, 2004 : 158 )”. Maka bisa dikatakan bahwa Al - Khuluq adalah tabiat yang dibentuk, sedangkan Al - Khiam adalah tabiat yang bersifat naluri.

- Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah keadaan jiw a seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dulu ( Mansur M. A, 2005 :4 8 ). - Dalam arti lain akhlak adalah sikap / sifat / keadaan jiw a yang

mendorong untuk melakuakn perbuatan baik atau buruk yang dilakukan dengan mudah, tanpa dipikir dan direnungkan terlebih dahulu.

b. Sumber Ajaran Akhlak

Akhlak dalam kehidupan bermuamalah memegang peranan penting. Banyak ayat A l-Q ur’an yang memuji tentang akhlak Nabi Muhammad saw, antara lain termaktub dalam Q.S A l-Q alam : 4

Artinya : Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

(45)

c. Karakteristik akhlak Islam

Al Qur’an dan sunnah sebagai sumber nilai Al-Qur’an adalah firman Allah yang disampaikan melalui malaikat Jibril. Sedang yang sunnah adalah segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Rosulullah.

d. Hubungan akhlak dengan iman

Iman merupakan suatu pedoman dan pegangan yang terbaik untuk mengatur dan mengisi rohani, sehingga manusia dapat memberi keseimbangan yang harmonis antara unsur jasmani dan rohani pada dirinya.

Pengaruh positif iman terhadap - Jiwa yang merdeka

- Keberanian - Tidak putus asa - Jiwa yang tenang

(46)

e. Kriteria akhlak

Prinsip - prinsip aklak bersifat universal dan stabil, tetapi selalu ada fleksibilitas dalam aplikasinya. Sebagai contoh ketrusterangan dalam prinsip Islam yang tidak dipertengkarkan lagi, tetapi jika pada kasus tertentu keterusterangan itu bisa membahayakan kehidupan, hak milik, dan posisi seseorang, maka prinsip itu bisa diabaikan, meskipun kasus - kasus kekecualian dimana seseorang menghadapi dilema moral, tidak akan menghilangkan prinsip tersebut ( Muh Zuhri, 2003 : 2 )

Kriteria akhlak atau moral manusia menurut Islam : - Memandang martabat manusia.

- Mendekatkan manusia kepada Allah SWT. f. Klasifikasi akhlak

- Akhlak individualisme, individualisme dikalangan umat muslim masih sangat menonjol untuk memnuhi keinginan pribadi mengkhalalkan segala cara, sehingga mengabaikan prinsip akhlak yang sebenarnya.

- Akhlak social, sebagai komunitas muslim sekala nasional dan local seharusnya lebih mengutamakan kebersamaan dan mengesampingkan egonya.

g. Kemerosotan akhlak dan tekanan ekonomi

(47)

membuat masyarakat beijiwa labil cenderung berfikir pragmatis dari pada harus memikirkan jauh ke masa depan.

Pengamat masalah sosial “ Yayasan Sosial ” Soegijapranoto ( YSS ) Br Paulus Marjin mengakui, “ Sekarang banyak orang yang berbuat nekat, karena pengaruh situasi yang tidak menentu. Dalam situasi seperti ini maslah sepele bisa berakibat fatal, perbuatan tidak bermoral sering dipertaruhkan”.

Perbuatan tersebut dapat menimpa siapa saja bila tidak memiliki iman yang kuat. Lebih - lebih masa remaja dimana untuk menekan hawa nafsu masih sulit karena dipengaruhi oleh pola pikir yang pendek. Berbagai macam kasus tindak kejahatan yang sering teijadi diberbagai tempat merupakan salah satu gejala sosial merosotnya akhlak remaja. Hal ini harus segera mendapatkan penanganan secara terpadu antara pemerintah dan pihak - pihak terkait melalui berbagai jalur, baik legal maupun agama. Penanaman terhadap norma - norma agama, dan penyuluhan - penyuluhan terhadap kesadaran hukum akan dapat menekan penyebab kemerosotan akhlak remaja.

2. Remaja dan Akhlak a. Pengertian remaja

(48)

b. Kondisi fisik dan Psikologis Remaja

Kondisi fisik pada anak laki - laki ditandai dengan :

1) Bertambah tinggi badan, berat badan, tulang dan otot - otot menjadi kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar, dan oran tubuh menjadi lebih sempurna.

2) Mulai tumbuh rambut pada kedua ketiak, pada pangkal pipi, diatas bibir, di bawah bibir dan di sekitar kemaluan.

3) Membesarnya suara.

Kondisi fisik pada anak perempuan ditandai dengan:

1) Berat badan beretambah dan lingkar tubuh menjadi lebih besar. 2) Organ tubuh menjadi lebih sempurna.

3) Tumbuh rambut disekitar kemaluan dan di bawah ketiak 4) Mulai tumbuh dqan membesarnya payudara

5) Mulai menstruasi Psikologi Remaja

1) Pembahan - perubahan seks.

(49)

2) Perubahan perasaan

Remaja melalui aneka sebab, dalam keadaan perasaan

yang sangat goncang seolah - olah berontak kepada orang -

orang yang ada disekelilingnya, orang tua, saudara - saudaranya, dan teman - temannya. Bimbang antara berontak dan tenang, penuh kontradiksi dari segala segi, kadang - kadang dia mengutuk dirinya, ingin bunuh diri, dan mencela diri sendiri. Kadang - kadang memperlihatkan rasa gembira, memuja kehidupannya, kadang - kadang tampak muram dan mengurung diri ( Simanjutak, 1984 : 107).

Di lain waktu ia akan menemukan jalan untuk memecahkan problemanya. Ia bimbang antara beragama dan kafir. Perubahan - perubahan disertai kegoncangan jiw a yang sangat berat dan kadang - kadang keluar dalam mimpi. Fungsi mimpi adalah lari dari kenyataan dan biasanya isi lamunan atau mimpi itu disekitar pemuasan seks.

3) Perubahan sosial dan akhlak

(50)

Pada umumnya remaja mulai melepaskan diri dari rumah

dan berhubungan dengan masyarakat. Dia mencari seseorang

yang dijadikan contoh. Oleh sebab itu masa remaja adalah masa yang sangat baik untuk membentuk contah-contoh yang ideal yang akan berkembang menjadi “idea”.

Ahli - ahli pikir baik tokoh-tokoh modem maupun tokoh sejarah “Janganlah guru-guru itu tenggelam dalam kekaguman remaja untuk memperoleh pengalaman yang jelas terhadapnya akan tetapi harus mendorong remaja untuk memperoleh pengalaman yang jelas” ( Simanjutak, 1984 : 116).

Pada tahap ini kecenderungan untuk mendekati lingkungan sosial tampak sekali. Hal ini dilihat dari sangat peka terhadap kelompoknya dan cenderung untuk menim. Kecenderungan remaja terhadp lingkungan sosial tersebut hendaknya kita bina untuk membantu pertumbuhan pribadi dan pembinaan akhlak.

(51)

yang menimbulkan pertentangan jiw a atau kelakuan yang tidak menyenangkan.

5) Pertumbuhan mental

Masa ini teijadilah pertumbuhan kecerdasan dan pemikiran khayalan meningkat dan mengambil sikap yang jelas, berfikir secara filsafat, mencari sebab-sebab kejadian dan secara berangsur-angsur berpindah dari pemikiran nyata kepada yang abstrak. ( Simanjutak, 1984 : 124 ). Oleh karena itu mereka cenderung memperhatikan hal-hal yang kecil dan suka mengkritik. Pandangan remaja semakin luas sehingga ia memikirkan sesuatu dibelakang pengalamannya yang nyata dan bersifat materiel. Pada masa ini juga mulai tampak perbedaan bakat, dan sikap mentalnya lebih nyata dibanding dengan masa- masa sebelumnya. Bakat tersebut akan tampak pada pelajaran- pelajaran disekolah. Dan muncul pada sikap berbagai macam seni, melukis, musik dalam bentuk yang lebih jelas dai masa- masa sebelumnya,

c. Aktivitas remaja

(52)

terkontrol bisa menjurus pada perbuatan yang tidak bermoral. Masa remaja anak mulai mengenal cinta, mencintai seseorang dari lawan jenisnya. Dalam hal ini sangat memerlukan perhatian dari orang tua

agar terhindar dari penyimpangan seksual. d. Peranan akhlak dalam kehidupan remaja

Pola asuh orang tua merupakan cara terbaik yang dapat ditempuh dalam mendidik anak-anaknya. Pembinaan akhlak melalui pendidikan agama sejak dini sangat diperlukan. Dalam Islam tujuan pendidikan adalah membina dan memupuk akhlaqul karimah. ( Simanjutak, 1984 : 109 ). Remaja yang berakhlak mulia memiliki pola pikir yang jernih, sopan santun terhadap orang tua, menghargai orang lain dan berpandangan jauh kedepan. Kenakalan- kenakalan remaja pada saat ini ramai dibicarakan melalui media masa karena menimbulkan berbagai macam tindak kejahatan. Berbagai macam tindak kejahatan yang dilakuakan remaja sebagai akaibat dari kemerosotan akhlak. Hal ini tidak akan terjadi jik a para remaja sebagai generasi penerus mempunyai akhlak yang mulia, karena akhlak sangat mewarnai pola kehidupan remaja. Denagn akhlak yang mulia segala tindakan tidak bermoral dapat terkendali. e. Faktor - faktor penyebab merosotnya akhlak remaja

(53)

frustasi bisa membuat orang berbuat nekad dan tidak terkontrol. Mereka melakukan sesuatu sesuai apa yang dikehendaki. Keluarga yang tidak harmonis serta kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan anak bisa berakibat fatal yaitu perilaku anak tidak terkendali.

2) Faktor eksternal adalah factor yang bersumber dari luar diri anak. Adapun faktor eksternal berasal dari lingkungan masyarakat sekitar, pengaruh budaya dan ajakan dari teman sepergaulan. Lingkungan masyarakat sekitar sangat menentukan dalam pembentukan akhlak. Masuknya budaya asing ke dalam Negara kita dengan kemajuan tehnologi yang serba transparan berdampak negativ terhadap kehidupan remaja, dan yang paling mudah membawa pengaruh adalah ajakan dari teman dalam pergaulan ( simanjutak, 1984 : 117).

Merosotnya akhlak remaja menyebabkan munculnya kenakalan - kenakalan:

1. Sebab-sebab munculnya kenakalan

Dalam pandangan Islam anak lahir dalam keadaan fitrah. Yakni berpotensi tauhid dan berpotensi berbuat baik tidakada anak yang memilki bakat jelek ( Simanjutak, 1984 : 116).

(54)

Oleh sebab itu sebab-sebab munculnya kenakalan sebagian besar berasal dari keluarga dan masyarakat.

a. Kenakalan yang bersumber dari keluarga. Dari rumah tangga yang tidak harmonis, orang tua yang acuh tak acuh terhadap perkembangan anak, memanjakan anak berlebihan dan mendidika anak dengan cara yang keras dan otoriter. Kebiasaan hidup yang tidak baik, ketidakmampuan orang tua mengendalikan anak dari pengaruh luar yang merusak.

b. Sumber yang berasal dari masyarakat adalah lemahnya kontrol sosial dan kontrol moral dalam masyarakat terhadap penyimpangan, pergeseran tata nilai baik dan buruk dalam masyarakat. Menurunnya tanggung)awab sosial pada masyarakat kemajuan media komunikasi yang mampu membuka dinding-dinding kamar setiap rumah sampai di pedesaan tidak dapat diimbangi dengan kesiapan mental anggota masyarakat.

Adapun tindak kejahatan kembrutalan yang diakibatkan oleh penyalahgunaan narkoba dan minuman keras antara lain : pencurian, penodongan, penjambretan, dan perampokan yang disertai dengan penganiayaan bahkan dengan pembunuhan yang sangat sadis.

(55)

2. Bentuk-bentuk kenakalan yang menjadi penyebab merosotnya akhlak remaja.

a. Kebiasaan mengkonsumsi minuman keras, norkotika, dan obat-obat terlarang ( narkoba).

Bagi yang pernah mengkonsumsinya akan menyebabkan orang ketagihan ( kecanduan ). Adapun jenis-jenis narkoba yang mengakibatkan orang merasa ketagihan adalah ekstasi, putau, psikotropika, nipam dan sejenisnya ( bakopar, 2002 : 1 ).

Adapun yang menjadi penyebab kecanduan adalah : 1) Kurangnya perhatian orang tua.

2) Minimnya pendidikan agama. 3) Ajakan dari teman.

4) Dengan cara mencoba - coba.

Narkoba dan minuman keras akan merusak akhlak remaja sebagai generasi penerus. Dengan narkoba dan miras akan menibulkan berbagai macam tindak kejahtan dan kebrutalan.

Pandangan Agama Terhadap Narkoba

(56)

Firman Allah SWT dalam Q.S.Al-Maai-idah : 90.

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, beijudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Yang dimaksud khamar adalah segala yang apabila diminum atau dikonsumsi orang akan kehilangan akal. Bahkan ada hadist Nabi yang menyatakan “ barang siapa yang pada akhir ajalnya dalam tubuhya terdapat minuman keras tidak akan masuk surga ”.

Penyalahgunaan narkoba yang di dalamnya termasuk sabu - sabu, ganja, nipam, dan sebagainya, akan menjadi penyebab merosotnya akhlak rem aja Karena hal ini dapat merusak akal pikiran, sehingga perbuatan yang dilakukan tidak terkontrol.

Korban akibat penyalahgunaan narkoba dan minuman keras :

1) Menyebabkan kerusakan pribadi antara lain : pemurung, pemarah, masa bodoh terhadap diri sendiri, semangat belajar menurun, perilaku tidak normal dan menyiksa diri sendiri.

(57)

2) Bahaya bagi keluarga

Tidak mengenal sopan santun, bagi yang sudah kecanduan tidak

segan - segannya melawan orang tua, mencuri segala sesuatu

yang dapat mendatangkan uang untuk memenuhinya.

3) Bahaya bagi masyarakat

Sering berbuat yang tidak layak, mengganggu keamanan,

ketentraman dan ketertiban umum.

4) Bahaya bagi bangsa dan Negara

Sebagai generasi penerus tidak dapat diharapkan partisipasinya

karena akhlaknya rusak.

Dengan penggrebekan - penggrebekan oleh pihak yang

berwenang tidak mengurangi jumlah korban penyalahgunaan narkoba

dan minuman keras. Karena hilang satu tumbuh seribu.

Dengan dikeluarkannya kebijakan - kebijakan berupa:

Undang - Undang no.l 1 tahun 1997 tentang narkoba, undang - undang

no. 5 tahun 1997 tentang psikotropika dan pasal 300, 492, 536, 539

KUHP tentang alkohol, mabuk karena alkohol ditempat umum dan

melanggar ketertiban, menjual alkohol kepada yang tidak berhak

membeli ( Bakopar, 2002 : 2 ) .

Kesemuanya itu tidak membuat orang jera atau takut

terhadap penyalahgunaan narkoba maupun miras di negeri Indonesia

ini, meskipun diancam dengan sanksi yang sangat berat.

(58)

sampai di pelosok - pelosok tanah air, dan menjadi sasaran utamanya

adalah remaja. Ini sangat memprihatinkan karena bisa menyebabkan

merosotnya akhlak remaja. Hal ini akan menimbulkan dampak negatip,

karena dengan kemerosotan akhlak remaja akan muncul berbagai

macam tindak kejahatan. Orang akan menghalalkan segala cara untuk

memenuhi keinginannya.

b. Kebiasaan menonton adegan film porno, porno aksi yang setiap saat

ditayangkan melalui media massa.

Hal ini sangat berpengaruh terhadap maraknya kasus

pemerkosaan dari berbagai kalangan, incest (hubungan sexsual yang

dilakukan dengan orang yang masih memiliki hubungan darah. Ini

merupakan gejala sosial yang harus mendapat perhatian selayaknya

sebab tidak sesuai dengan aturan nilai agama maupun nilai

kebudayaan. Tandas Ali Mufis. Yang jauh lebih penting adalah

bagaimana menanggulangi kasus-kasus tersebut baik melalui jalur

legal maupun jalur keagamaan supaya kian terkikis habis.

c. Maraknya praktek prostitusi

Penyimpangan seksual yang merupakan perbuatan keji dengan

penerapan faham seks, pesta seks yang sekarang digelar dimana -

mana sebagian besar pelakunya adalah para remaja. Tidak asing lagi

para siswi - siswi bahkan sampai pada mahasiswa dan mahasiswi

yang mencari jalan pintas untuk bisa menikmati hal tersebut.

(59)

membuat mereka bebas melakukan penyimpangan seksual. Hal

tersebut merupakan penyebab kemerosotan akhlak, karena

dampaknya banyak bayi lahir tanpa ayah, praktek aborsi, dan yang

sangat keji adalah pembunuhan bayi yang tak berdosa oleh orang

tuanya sendiri.

Menelaah penyebab kemerosotan akhlak tersebut diaas yang

ditandai dengan kenakalan-kenakalan maka yang menjadi fokus

penyebabnya adalah “ Tekanan Ekonomi ”

Aktifis solidaritas perempuan Derip Lestari mengakui, “

Kasus - kasus tidak bermoral antara lain pemerkosan, penodongan,

perampokan, serta pembunuhan mungkin ada semacam tekanan -

tekanan sehingga perbuatan tidak bisa diterima oleh norma - norma

agama ”.

Sedangkan tekanan tersebut antara lain ekonomi, kejiwaan

yang mengakibatkan orang menjadi frustasi sebab kondisi ekonomi

yang tidak stabil menyebabkan orang bisa melakukan perbuatan -

perbuatan nekadyang tidak bermoral tersebut. Kurangnya supremasi

hukum, bebasnya media massa mengekspos peristiwa - peristiwa yang

teqadi secara transparan mengakibatkan orang semakin tidak takut

untuk melakukan perbuatan - perbuatan yang tidak bermoral. Ini harus

mendapatkan perhatian dari berbagai pihak agar kemerosotan akhlak

(60)

Sebuah keluarga yang harmonis dan sakinah selalu menjadi dambaan

setiap orang, yaitu keluarga yang selalu mengutamakan kebersamaan,

kejujuran, saling percaya, dan saling memahami satu sama lain, yaitu

antara bapak, ibu, dan anak.

Hal ini berpengaruh terhadap tingkah laku dan akhlak seseorang,

sehingga apabila sejak kecil tidak ditanamkan aturan - aturan yang

berlaku dalam agama maka sudah barang tentu akhlak mereka akan

mengalami kemerosotan. Dengan demikian tingkah laku anak harus

diperhatikan sehingga terhindar dari kemerosotan moral. Usia remaja

adalah usia produktif yang sangat dibutuhkan bagi keluarga,

pemerintah, dan masyarakat, dan yang paling penting bagi masa depan

diri sendiri

Dari uraian di atas bahwa keharmonisan keluarga dan akhlak remaja

ada hubungan yang sangat erat, semakin harmonisnya keluarga semakin

terjaga pula akhlak remaja, demikian pula sebaliknya semakin retaknya

keluarga akhlak remaja akan semakin merosot.

Firman Allah dalam Q.S A n-Nisa: 1

Cr? 1 ^ 3 1

^ U T

t y

i

i

%

-* - 4 j Q

JeLl:

(^AJl

Sfl?-

j

U£.

C -u j

(61)

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Adapun yang

dipaparkan dan dianalisis berkaitan dengan masalah dan tujuan yang telah

dirumuskan dalam bab sebelumnya yaitu pengaruh keharmonisan keluarga terhadap

akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

A. Gambaran Umum Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang

I. Letak geografis dan keadaan alam

Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang terdiri dari

empat dusun:

a. Dusu Krajan.

b. Dusun Wonogaten.

c. Dusun Semare.

d. Dusun Pucungan.

Desa Glawan terletak pada ketinggian antara 455 meter sampai 600 meter

dari permukaan laut dengan suhu antara 26 C - 36 C, beriklim tropis dan

bermusim penghujan dan musim kemarau silih berganti, sedangkan luas

wilayahnya adalah sebagai berikut:

(62)

Luas Wilayah dan Penggunaannya

1 Glawan 199,63 125,24 3,080 63,95 2,37 5

Sumber d ata : Data Monografi Desa Tahun 2010

2. Keadaan Penduduk

a. Jenis Kelamin

Keadaan penduduk menurut jenis kelamin merupakan faktor penting

karena sangat berpengaruh pada masalah - masalah kehidupan remaja seperti

kebutuhan tenaga keija, tersedianya tenaga keija, drop out, maupun masalah

- masalah yang berkanaan dengan keluarga yang berdampak pada kehidupan

remaja.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang komposisi

penduduk berdasarkan jenis kelamin di bawah ini disajaikan data komposisi

penduduk dari Dusun Krajan, Wonogaten, Semare, dan Pucungan tahun

(63)

Agama dan Kepercayaan Penduduk Krajan Wonogaten, Krajan, Semare, dan

Pucungan Desa Glawan, kecamatan, Kabupaten SemarangTahun 2010

No Nama

Dusun

Pemeluk Agama

Islam Kristen Katolik Hindu Budha

1 Krajan 530 14 7 -

-2 Wonogaten 273 5 3 -

-3 Semare 468 - - -

-4 Pucungan 172 5 - -

-Jumlah 1.443 24 10 -

-Sumber data : Monografi Desa Tahun 2010

Dengan pemeluk agama islam yang terbanyak, maka kehidupan di desa

tersebut dipengaruhi agama islam.Namun ada sebagian penduduk Khususnya remaja

yang kualitas keislaman terhadap agamanya sangat minim sehingga mudah

menerima pengaruh - pengaruh negative yang berdampak pada kehidupannya.

c. Keberadaan Keluarga Harmonis dan Tidak Harmonis

Kondisi keluarga yang tidak harmonis yang disebabkan oleh beberapa

factor, antara lain perceraian, orang tua bekeija ke luar negri. Ini sangat berpengaruh

terhadap perkembangan akhlak remaja.

Lebih jelasnya di bawah ini disajikan data keluarga harmonis dan keluarga

(64)

Kondisi Keluarga Harmonis dan Keluarga Tidak Harmonis di Dusun Krajan,

Wonogaten, Semare, dan Pucungan Tahun 2010

No Nama Dusun Jumlah Keluarga

Harmonis

Sumber data : Hasil wawancara dengan Kepala Desa

Sebagian besar penyebab ketidak harmonisan keluarga disebabkan istri

bekerja di luar negri, karena merasa bebas, suami melakukan penyimpangan seksual

dan akhirnya teijadi perceraian,

d. Keberadaan Remaja

Keberadaan Remaja Dusun Krajan, Wonogaten, Semare, dn Pucungan Desa

Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010

1). Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pola kehidupan dan pola berfikir

remaja. Remaja yang berpendidikan minim biasanya berwawasan sempit dan

kurang selektif terhadap pengaruh yang bersifat negative.

Di bawah ini disajikan table keadaan remaja Dusun Krajan, Wonogaten,

Semare, dan Pucungan Menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikan Tahun

(65)

Keadaan Remaja di Dusun Krajan, Wonogaten, Semare dan Pucungan

Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan

Tahun 2010

No Nama Dusun Jml Remaja Tingkat Pendidikan

L P SD SLTP SLTA PT

remaja sehingganberpengaruh terhadap akhlaknya.

Tabel keadaan remaja berdasarkan kualitas keijanya.

Tabel 6

Kualitas Angkatan K eija Remaja Dusun Krajan, Wonogaten, Semare Dan

Pucungan Tahun 2010

2 Wonogaten 10 14 17 41

3 Semare 12 9 43 64

4 Pucungan 15 17 28 60

Jumlah 50 51 126 227

(66)

Salah satu penyebab yang mempengaruhi akhlak remaja adalah suka

mengkonsumsi minuman keras, narkoba, dan terbiasa menonton VCD porno.

Data remaja yang suka mengkonsumsi minuman keras, narkoba, dan suka

menonton VCD porno.

Tabel 7

Keadaan Remaja Dusun Krajan, Wonogaten, Semare, Dan Pucungan yang

Suka Mengkonsumsi Minuman Keras, dn Suka Menonton VCD Porno

Tahun 2010

No Nama Dusun Jenis yang dilakukan

Miras Narkoba CVD Porno

1 Krajan 18 6 12

2 Wonogaten 11 7 5

3 Semare 17 8 7

4 Pucungan 15 9 4

Jumlah 61 30 28

4). Remaja Setres

Perasaan setres atau tertekan bias disebabkan oleh beberapa factor antara lain

factor ekonomi, situasi keluarga tidak harmonis, serta putus asa karena tidak

mampu mengikuti perkembangan zaman berdampak pada kehidupan remaja

sehingga timbul tindakan - tindakan tidak bermoral.

«i

(67)

Faktor- factor yang Menyebabkan Remaja Setres Dusun Krajan, Wonogaten,

Semare, dan Pucungan Desa Glawan Tahun 2010

No Nama Dusun

Sumber data : Dokumentasi Kenalakan Remaja

B. Penyajian D ata

1. K eadaan U m um R em aja(R esponden)

Untuk mengetahui obyek penelitian secara jelas, dalam pembahasan

skripsi ini perlu penjelasan yang berkenaan dengan responden. Maka penulis

akan kamukakan data tentang keadaan responden. Sebelum penulis

malaporkan hasil penelitian dan nama-nama responden perlu dijelaskan

bahwa dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan angket dengan cara

menyebar langsung kepada responden. Responden yang diambil adalah

remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tahun 2010.

yang beijumlah 26 remaja. Untuk lebih jelasnya penulis akan sajikan tabel

(68)

D aftar N am a Responden

No Nama Responden Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1 MHMD V

2 MTR V

3 JJ V

4 RFD V

5 DC V

6 SUM V

7 MIM V

8 AZY V

9 DWR V

10 DWS V

11 DH V

12 DEK V

13 FDH V

14 NA V

15 NTH V

16 RSW V

17 RPA. V

18 WAK V

19 ULQ V

(69)

21 EA V

22 AH V

23 AUH V

24 HF

25 SF V

26 KR V V

2. V ariasi Jaw ab an Responden

a. Jaw ab an Responden u ntu k V ariabel K eharm onisan K eluarga

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dapat diperoleh data

kuantitatif dari jawaban responden, untuk lebih jelasnya berikut akan

penulis sajikan tabel hasil jawaban responden beserta skor nilai yang

(70)

V ariabel K eharm onisan K eluarga

No. Item soal lumlah

Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C

1 a b b c a a a a a b 6 3 1

2 a a a a b a a b a a 8 2

-3 a a c a a b a b a a 7 2 1

4 a a b a b b b a a a 6 4

-5 a a a b b b a b b a 5 5

-6 a b b b b b b a a a 4 6

-7 a c b b b b a b a a 4 5 1

8 a c c a b b b b a c 3 4 3

9 b c c c b b b b a a 2 5 3

10 c a c a b b b b a c 3 4 3

11 a a b b b b b b a a 4 6

(71)

13 b a c b c b a b a c 3 4 3

14 a a a a b a a b a a 8 2

-15 a a c a b a a b a a 7 2 1

16 a a a a b b a b a a 7 3

-17 a a b b b c a b a a 5 4 1

18 a a a a b b a b a b 7 3

-19 a a c a a b b b a c 5 3 2

20 a a a b b a a b a a 7 3

-21 a a c a b a a b a a 7 2 1

22 a a a a b b a b a a 7 3

-23 a a a a b b a b a a 7 3

-24 a c a a b b a b a b 5 4 1

25 a c c a b a b b a c 4 3 3

26 a b a b a b a b b c 4 5 1

Dalam perhitungan skor jawaban responden penulis menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengubah data kualitas menjadi data kuantitas dari jawaban

responden dengan ketentuan bila jawaban:

A diberi skor 3

B diberi skor 2

(72)

V ariabel K eharm onisan K eluarga

No Resp

Skor yang diperoleh dari jawaban

(73)

19 3 3 1 3 3 2 2 2 3 1 23

20 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 27

21 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 26

22 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 27

23 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 27

24 3 1 3 3 2 2 3 2 3 2 24

25 3 1 1 3 2 3 2 2 3 1 21

26 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 23

b. Mencari Lebar Interval

Untuk mengetahui kriteria penilaian dari variabel

keharmonisan keluarga kedalam kriteria baik, cukup baik, dan kurang.

Rumus yang digunakan adalah:

R = H - L + 1

R = 28 - 18 + 1

R = 11

K eterangan:

R = Jarak Pengukuran (Range)

H = Skor tertinggi

(74)

ditentukan. Maka bisa dicari lebar interval (i ) dengan rumus sebagai

berik ut:

. = R

1 T

= n

y

= 3, 67

= 4

Maka kriteria nilai yang diperoleh dari skor jawaban

responden adalah sebagai berikut:

1 8 -2 1 = C (Kurang)

22 - 25 = B ( Cukup baik )

26 - 29 = A ( Baik )

Tabel 12

K riteria Nilai d a ri

V ariabel K eharm onisan K eluarga

No Responden Jumlah Skor Kriteria Nilai

1 1 25 B

2 2 28 A

3 3 26 A

4 4 26 A

5 5 23 B

(75)

8 8 20 C

9 9 19 C

10 10 20 C

11 11 25 B

12 12 18 C

13 13 20 C

14 14 28 A

15 15 26 A

16 16 27 A

17 17 26 A

18 18 26 A

19 19 23 B

20 20 27 A

21 21 26 A

22 22 27 A

23 23 27 A

24 24 24 B

25 25 21 C

(76)

Dari hasil jawaban responden tentang akhlak remaja dapat diperoleh

data kuantitatif, untuk lebih jelasnya berikut akan penulis sajikan tabel hasil

jawaban responden beserta skor nilai yang diperoleh.

Tabel 13

R ekapitulasi Jaw a b an R esponden

d a ri V ariabel A khlak Rem aja

No. Item soal Jumla l

Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C

1 a a a a a b b a a a 8 2

-2 a a b a a b a a b a 7 3

-3 b b b a b c c b c c 1 5 4

4 a a b a a a a b a a 8 2

-5 b b b a b b b b b c 1 8 1

6 a a b a a a b a a a 8 2

-7 b b b a b b b ' a b a 3 7

-8 b b b a b b c b b c 1 7 2

9 b c b a b b c b b c 1 6 3

10 b c b a b b c b b c 1 6 3

11 a a b b b b b a a b 4 6

-12 a b b a b c b a b c 3 5 2

Gambar

Tabel 15 Kriteria Nilai dari Variabel Akhlak Remaja....
Luas Wilayah dan PenggunaannyaTabel 1
Agama dan Kepercayaan Penduduk Krajan WonogaTabel 3ten, Krajan, Semare, dan
Tabel 4Kondisi Keluarga Harmonis dan Keluarga Tidak Harmonis di Dusun Krajan,
+7

Referensi

Dokumen terkait

Langkah pertama dalam mengevaluasi anak dengan edema adalah untuk memastikan apakah anak tersebut menderita sindrom nefrotik atau tidak, karena hipoalbuminemia dapat terjadi

Nama Pekerjaan : Paket Pekerjaan Pengadaan Bekal Kantor (Pengadaan Alat tulis Kantor dan alat Kebersihan Polres) lelang ulang Polres Musi Banyuasin

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

Dari hasil pelaksanaan Pada siklus I ini aktivitas belajar yang dicapai 19 orang siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio yang tidak tuntas dalam Ketepatan benda Perkembangan

Pada penelitian tahap kedua ini (Hibah Bersaing Tahun 2010), maka kegiatan penelitian hanya difokuskan untuk menguji faktor pertama tentang adanya konflik laten, yaitu

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan : Alternatif terbaik dalam pemilihan tipe simpang tak sebidang pada simpang susun Seseh

Terampil jika siswa sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan persamaan persamaan garis

Some weaknesses of this application were found such as the students lacked awareness to develop their own vocabulary, the language section didn’t supervise them how to use