• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara : 1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat dalam penelitian ini diharapkan agar bisa menjadi literatur untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta menambah

wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya, terutama terkait keilmuan di bidang ekonomi mikro.

2. Manfaat Praktisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat menambah informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh kredit usaha rakyat (KUR), modal sendiri, lama usaha dan jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Tegal dalam sebuah perusahaan khususnya pelaku usaha yang masih berdiri.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

a. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 (dalam Lestari, 2019) mendefinisikan bahwa UMKM merupakan satu usaha yang dimiliki perorangan atau sebuah lembaga usaha pribadi yang sifatnya produktif dan memenuhi kriteria sektor mikro dan sudah diatur dalam undang-undang.

Sedangkan hasil Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 UMKM didefinisikan sebagai berikut :

1) Usaha Mikro

Diartikan sebagai usaha produktif yang dimilik keluarga atau pribadi dengan berkedudukan sebagai WNI yang mempunyai hasil penjulan paling tinggi Rp. 100.000.000 per tahun. Serta dapat mengajukan kredit di bank paling tinggi sebesar Rp50.000.000.

2) Usaha Kecil

Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, usaha kecil merupakan usaha produktif yang memiliki skala kecil dan kelompok usaha yang mayoritas adalah aktivitas usaha kecil serta memiliki kekayaan bersih sebanyak Rp. 200.000.000, tidak terhitung tanah serta bangunan untuk tempat usaha dan mempunyai hasil penjualan bersih paling banyak Rp.

1.000.000.000 pertahun. Serta bisa mendapatkan kredit Bank diatas Rp.

50.000.000 sampai Rp 500.000.000.

3) Usaha Menengah

Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 10 Tahun 1999, usaha menengah merupakan usaha yang kegiatan ekonominya sudah mulai besar bersifat produktif serta memenuhi kriteria harta bersih lebih dari Rp 200.000.000, sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000, tidak terhitung tanah serta bangunan untuk tempat usaha.

Sedangkan definisi UMKM menurut Badan Pusat Statistik (BPS) lebih ditekankan pada kriteria jumlah tenaga kerja, sebagai berikut :

a. Jenis usaha rumah tangga (mikro) adalah usaha yang mempunyai 1-4 orang tenaga kerja.

b. Jenis usaha kecil merupakan usaha yang mempunyai 5-19 tenaga kerja.

c. Jenis usaha menengah merupakan usaha yang mempunyai 20-99 tenaga kerja.

b. Kelebihan dan Kekurangan UMKM 1. Kelebihan dalam UMKM adalah:

a. Pemilik usaha bebas dalam cara berusaha dan mengambil keputusan.

b. Pemilik usaha biasanya memiliki peran penting serta bergerak secara langsung di dalam menjalankan usahanya.

c. Usaha yang dijalankan sebenarnya sesuai untuk kebutuhan masyarakat sekitarnya.

2. Kekurangan dalam menjalankan UMKM :

a. Kesulitan dalam mendorong usahanya dikarenakan jumlah modal yang dibutuhkan terbatas.

b. Sulit untuk mendapatkan karyawan dikarenakan jumlah gaji yang harus diberikan tidak begitu besar.

c. Relatif lemah dalam pekerjaan. Pemilik usaha UMKM biasanya tidak berjualan barang-barang tertentu dengan tetap. Mereka juga bisa menjual barang yang berbeda sewaktu-waktu.

2. Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) a. Pengertian Pendapatan

Menurut M. Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung, (dalam Dwi Lestari, 2019: 50) dalam kamus besar Bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan di dalam kamus manajemen merupakan uang yang diterima perorangan, organisasi lain dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, bunga, sewa, laba, ongkos serta komisi.

Menurut Haris (2013: 69) menerangkan bahwa Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam aset, pendapatan ini diperoleh dari investasi yang halal, melakukan perdagangan atau menjual barang, menjual jasa, atau aktivitas lainnya yang bertujuan memperoleh keuntungan bagi perusahaan.

Pendapatan merupakan hasil berupa uang ataupun menteri lain yang dapat diperoleh denga menggunakan faktor-faktor produksi.

Sebagaimana pendapat para ahli bisa disimpulkan bahwa pendapatan adalah gambaran terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat (Dewi, Setiawina, & Indrajaya, 2012).

Sukirno (2015: 159) menambahkan, jika pendapatan tidak mengalami perubahan sehinga kenaikan harga akan menyebabkan pendapatan barang menjadi semakin sedikit. Artinya, kemampuan pendapatan yang didapat untuk membeli barang menjadi semakin kecil dari sebelumnya.

Dalam dunia usaha, pendapatan selalu diperoleh dalam bentuk nominal uang. Selanjutnya uang tersebut bisa digunakan sebagai alat ukur sejauh mana pendapatan perusahaan dalam memperoleh pendapatan dari hasil penjualan dengan mengharap keuntungan sesuai dengan tujuan yang telah diinginkan. Simmel menyatakan bahwa uang sangat begitu penting didalam kehidupan, baik kebutuhan hidup dalam masyarakat modern ataupun sebagai kebutuhan bisnis (Hapiz, 2015).

b. Jenis – jenis Pendapatan

Menurut Kusnadi (dalam Dwi Lestari, 2019: 51) pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

1. Pendapatan Operasional

Pendapatan Operasional merupakan pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang dagang, produk dan jasa dalam waktu periode

tertentu dengan rangkaian kegiatan utama yang menjadikan tujuan utama di perusahaan dalam hubungan langsung dengan perusahaan yang bersangkutan.

2. Pendapatan Non Operasional

Pendapatan Non Operasional merupakan pendapatan yang didapatkan perusahaan dalam waktu periode tertentu, akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan operasional utama perusahaan.

c. Sumber-sumber Pendapatan

Suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang besar harus mempunyai pendapatan yang memadai (Lestari, 2019). Pendapatan diperoleh dari berbagai sumber yaitu :

1. Pendapatan Intern

Pendapatan yang didapatkan dari berbagai anggota atau pemilik saham (modal awal) atau semua anggota yang berhubungan dengan perusahaan itu sendiri.

2. Pendapatan Ekstern

Pendapatan yang didapatkan dari pihak luar yang berperan atau tidaknya dalam kelancaran kegiatan perusahaan. Pendapatan juga bisa bersumber dari bunga bank dan lainnya.

3. Hasil Usaha

Pendapatan yang diperoleh perusahaan dari hasil aktivitas atau kegiatan perusahaan seperti pendapatan jasa dari aktivitas yang dilakukan.

d. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Pendapatan

Pendapatan seseorang dapat dipengaruhi dari berbagai faktor , antara lain :

1. Jumlah faktor produksi yang dimiliki bersumber dari hasil-hasil tabungan dan pemberian warisan.

2. Harga satuan dari masing-masing produksi, harga ini sudah ditentukan berdasarkan penawaran dan permintaan pasar dari faktor produksi.

3. Hasil kegiatan untuk anggota keluarga sebagai pekerja sampingan.

3. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

a. Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan bagian dari rancangan pemerintah yang ditunjukkan untuk mendukung pengembangan koperasi dan UKM yang layak usahanya untuk mendapatkan sarana kredit ataupun pembiayaan dari kreditur, namun kurang memiliki jaminan yang dipersyaratkan oleh kreditur. Sasaran KUR adalah koperasi dan UKM yang membutuhkan pendanaan dan dinyatakan layak oleh lembaga keuangan, namun belum memiliki jaminan cukup sesuai dengan ketentuan persyaratan pembiayaan (Ayasha, 2010).

Dalam dunia usaha, sumber permodalan yang digunakan sebagai keperluan operasional tidak terlepas dari pemanfaatan modal asing atau kredit. Menurut Kasmir, (2013) mendefinisikan kredit sebagai pemberian modal yang disediakan oleh bank yang di sarakan atas kesepakatan antara pihak pemberi modal dengan penerima modal dengan pengembalian uang

pinjaman dalam jarak waktu tertentu atau dalam bentuk bagi hasil.

Sedangkan menurut Umam (2016) kredit merupakan proses pinjam meminjam yang dilakukan berdasarkan sistem syariah. KUR dapat diartikan sebagai sumber modal bagi pelaku UMKM yang dapat dimanfaatkan untuk fasilitas usaha yang hendak digunakan sebagai proses produksi. KUR merupakan program yang direncanakan oleh pemerintah yang diperuntukkan bagi pelaku usaha di sektor UMKM yang sumber modalnya berasal dari perbankan.

b. Tujuan Pelaksanaan Program KUR

Tujuan dari program KUR adalah sebagai berikut:

1. Mempercepat pengembangan serta pemberdayaan UMKM dan Koperasi .

2. Meningkatkan akses pembiayaan serta mengembangkan UMKM dan Koperasi kepada Lembaga Keuangan.

3. Sebagai upaya penanggulangan/pengentasan kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja.

c. Sasaran Program KUR

Sasaran program KUR yaitu golongan masyarakat yang sudah dilatih serta ditingkatkan kemampuan dan kemandiriannya dari program sebelumnya. Harapannya supaya kelompok masyarakat tersebut dapat untuk memanfaatkan pendanaan yang bersumber dari lembaga keuangan yang formal seperti Bank, Koperasi, Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) dan sebagainya. Dilihat dari sisi kelembagaan, maka sasaran dari KUR adalah

UMKM-K. Sektor usaha yang diperbolehkan untuk mendapatkan KUR yaitu seluruh sektor produktif (Anniza, 2018).

d. Manfaat KUR

Bagi UMKM-K, manfaat KUR adalah untuk membantu pembiayaan yang dibutuhkan dalam mengembangkan usahanya.

Sedangkan bagi Pemerintah, manfaat KUR yaitu tercapainya pengembangan sektor riil serta pemberdayaan UMKM-K dalam rangka penanggulangan / pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi (Anniza, 2018).

4. Modal Sendiri a. Pengertian Modal

Modal adalah kumpulan barang yang ada dalam perusahaan yang fungsi produktifnya untuk mendapatkan pendapatan. Jadi yang dimaksud modal bukan hanya berbentuk uang tetapi juga termasuk aktiva yang ada di dalam perusahaan seperti mesin-mesin, kendaraan, bangunan, pabrik, bahan baku dan lain-lain yang digunakan untuk menjalankan operasi usahanya.

Dalam menggunakan modal sendiri, ada kelebihan serta kekurangan yang dihadapi. Salah satu kelebihan dalam menggunakan modal sendiri yaitu jauh dari risiko kerugian karena tidak ada biaya beban kredit dan bunga yang menjadkani tanggung jawab perusahaan, tidak tergantung dari pihak lain, serta tidak ada keharusan untuk mengembalikan modal. Namun selain kelebihan diatas, ada beberapa kelemahan yang dari

modal sendiri yaitu jumlah yang dibutuhkan sangat terbatas jika dibanding dengan menggunakan utang dari luar, kurangnya dorongan kerja karena tidak ada beban yang ditanggung oleh usaha. Hal ini akan mempengaruhi pendapatan usaha yang akan diperoleh dalam setiap periode tertentu.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Saragih & Nasution (2015) dengan hasil penelitian bahwa peningkatan modal sendiri akan mempengaruhi tingkat pendapatan hasil usaha di sektor UMKM.

5. Lama Usaha

a. Pengertian Lama Usaha

Lama Usaha adalah lamanya seorang pengusaha atau pedagang menjalankan usahanya. Lama pembukaan usaha bisa mempengaruhi tingkatan pendapatan karena lamanya seorang pelaku usaha maupun bisnis jika menekuni bidang usahanya dapat mempengaruhi produktivitasnya atau keahliannya, sehingga dapat menambah keberhasilan dan mampu mengurangi biaya produksi lebih kecil dari hasil penjualan. Selain itu, Keterampilan berdagang semakin meningkat dan semakin banyak pula peluang bisnis ataupun pelanggan yang berhasil didapatkan (Asmie, 2008). Semakin lama menekuni bidang perdagangan maka akan semakin meningkatkan pengetahuan tentang selera maupun sikap konsumen (Wicaksono, 2011).

Teori tentang lama usaha yang dikemukakan oleh Moenir A.S (2008:41) bahwa semakin lama seseorang dalam menekuni pekerjaannya, maka Ia semakin berpengalaman, matang dan trampil dalam pekerjaan

yang dipertanggungjawabkan kepadanya. Lama usaha secara teoritik menunjukkan pengaruh yang positif terhadap peningkatan pendapatan.

Anggapan yang digunakan adalah semakin lama usaha seseorang akan semakin tinggi pula produktivitas kerja seseorang dan hasil produksi yang memuaskan. Karena lama usaha serta tingkat pengetahuan yang lebih banyak memungkinkan seseorang tersebut lebih produktif bila dibandingkan dengan yang relativ kurang dalam lama usaha (Polados, Tolongsang, & Engka, 2019)

Menurut Forlin Natalia Patty (dalam Wike Anggraini, 2019: 37) menerangkan bahwa jangka waktu pengusaha dalam melakukan usahanya memberikan pengaruh penting bagi pemilihan strategi dan cara melakukan usahanya. Pengusaha yang sudah lama dalam menjalankan usahanya akan memiliki tujuan yang lebih matang dan benar dalam mengelola, memproduksi, serta memasarkan produknya. (Forlin Natalia Patty, 2015).

Usaha sangat berhubungan dengan lama usaha berdiri. Menurut Manulang (dalam Saputro, 2016) lama usaha sangat berpengaruh positif terhadap tingkat keuntungan yaitu lamanya seseorang dalam menggeluti usaha yang dijalaninya. Ada suatu asumsi bahwa semakin lama seseorang menjalankan usahanya maka akan semakin berpengalaman orang tersebut.

Sedangkan pengalaman kerja itu sendiri merupakan proses sistem pengetahuan maupun keterampilan terhadap metode suatu pekerjaan karena hubungan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Damariyah, 2015).

6. Jumlah Tenaga Kerja a. Pengertian Tenaga Kerja

Dalam ilmu ekonomi yang dimaksud tenaga kerja yaitu suatu alat kekuatan fisik serts otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dengan ditunjukkan pada usaha produksi. Tenaga kerja juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengelola sumber daya alam tersebut dengan menggunakan tenaga dari manusia atau biasa disebut dengan sumber daya manusia. Dalam faktor ini ada pengelompokan tersendiri bagi tenaga kerja yaitu berdasarkan sifatnya dan kemampuan atau kualitasnya (Daniel, 2002).

b. Indikator Tenaga Kerja

Faktor produksi tenaga kerja (labour) merupakan sumber daya manusia yang dapat digunakan kemampuannya untuk proses produksi yang penting untuk diperhatikan dalam proses produksi dengan jumlah cukup bukan hanya dilihat dari adanya tenaga kerja tetapi juga kualitas serta produktivitas tenaga kerja perlu diperhatikan juga (Lestari, 2019).

Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan tenaga kerja yaitu sebagai berikut :

1. Ketersediaan tenaga kerja, ketersediaannya perlu cukup memadai.

Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dalam jumlah yang optimal.

2. Kualitas tenaga kerja, kemampuan menjadi bahan pertimbangan yang tidak boleh diremehkan. Sumber daya produksi memang dibutuhkan

pada pekerjaan tertentu serta jumlah yang terbatas. Apabila dalam kualitas tenaga kerja tidak diperhatikan tidak menjadikan adanya kemacetan produksi.

3. Jenis kelamin, akan menentukan jenis pekerjaan. Pekerja laki-laki akan mempunyai fungsi yang cukup kelihatan berbeda dengan pekerja perempuan, seperti pengangkutan, pengepakan dan sebagainya kecenderungan lebih tepat pada pekerja laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Pekerja perempuan sering menangani masalah pekerjaan yang membutuhkan ketelatenan seperti proses pembuatan rokok.

4. Tenaga kerja yang bersifat temporer atau musiman dalam sektor pertanian. Keberadaan tenaga musiman ini akan menyebabkan tambahan jumlah tenaga kerja yang menganggur.

5. Upah tenaga kerja perempuan dan laki-laki tentu beda. Perbedaan inipun juga disebabkan oleh tingkat golongan, pendidikan atau lainnya.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan

Lokasi Usaha

Pengaruh Positif

pendapatan UMKM

Tabel 2.1 Studi Penelitian Terdahulu

C. Kerangka Pemikiran Konseptual

1. Pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pendapatan Usaha Menurut Fitriyanto (2015), kredit usaha rakyat (KUR) merupakan kredit maupun pembiayaan untuk UMKM dan Koperasi dalam bentuk pemberian modal kerja serta investasi yang didukung sarana penjaminan untuk usaha produktif. Semakin besar KUR yang digunakan untuk menambah modal usaha dan bertujuan untuk mengembangkan usahanya, maka pendapatan usaha yang didapatkan akan semakin meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riawan & Kusnawan, (2018) membuktikan bahwa KUR berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha. Penelitian ini juga didukung oleh Tika Dwi Nur Atin (2018), dan Marfuah & Hartiyah, (2019) yang membuktikan bahwa KUR berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha.

H1 : Kredit usaha rakyat (KUR) berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM.

2. Pengaruh Modal Sendiri terhadap Pendapatan Usaha

Menurut Mardiyatmo (2008) menyatakan bahwa modal sendiri merupakan modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri.

Semakin besar modal sendiri yang digunakan untuk keperluan proses produksi, maka barang yang diproduksi akan semakin meningkat sehingga pendapatan yang diperoleh akan semakin meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riawan & Kusnawan, (2018) membuktikan bahwa modal sendiri berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha. Penelitian ini didukung juga oleh Zulfa Nur Afifi (2017), Ni Made Dwi Maharani Putri dan I Made Jember (2016) dan Marfuah & Hartiyah, (2019) yang membuktikan bahwa modal sendiri berpengaruh positif terhadap pendapatan.

H2 : Modal sendiri berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM.

3. Pengaruh Lama Usaha terhadap Pendapatan Usaha

Lama usaha yaitu lama waktu yang sudah dijalani pelaku usaha dalam menjalankan usahanya (Poniwatie, 2008). Semakin lama seseorang pelaku usaha menekuni bidang usahanya maka akan mempengaruhi produktivitasnya (kemampuan profesionalnya /keahliannya), sehingga hal tersebut akan meningkatkan pendapatan usaha.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marfuah & Hartiyah, (2019) membuktikan lama usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha. Penelitian ini didukung juga oleh Husaini dan Ayu Fadhlani

(2017) yang membuktikan bahwa lama usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha.

H3 : Lama usaha memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan UMKM.

4. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja terhadap Pendapatan UMKM

Besarnya penempatan jumlah orang yang bekerja atau tingkat pekerjaan dipengaruhi oleh faktor penyediaan serta permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat pembayaran. Semakin banyak jumlah tenaga kerja yang memiliki skill maka akan semakin banyak produk yang dihasilkan yang nantinya akan menyebabkan penambahan pendapatan bagi pengusaha dan pekerja. Selain itu jika semakin meningkatnya hasil produksi dengan tujuan meningkatkan pendapatan maka tenaga kerja yang dibutuhkan juga semakin meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bhagas, (2016) membuktikan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengusaha UMKM

H4 : Jumlah tenaga kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan UMKM.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Keterangan :

1. Variabel dependen atau variabel terikat (Y) yakni variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Variabel dependen penelitian ini adalah pendapatan.

2. Variabel independen atau variabel bebas (X) yakni variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini ada lima yaitu :

a. Variabel X1 = Kredit Usaha Rakyat (KUR).

b. Variabel X2 = Modal Sendiri.

c. Variabel X3 = Lama Usaha.

d. Variabel X4 = Jumlah Tenaga Kerja.

H1 (+)

H2(+) H3(+)

H4 (+) Kredit Usaha Rakyat (KUR)

(X1)

Modal Sendiri (X2)

Lama Usaha (X3)

Jumlah Tenaga Kerja (X4)

Pendapatan UMKM (Y)

D. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dan tesis artinya pendapat. Jadi hipotesis merupakan suatu pendapat serta kesimpulan yang bersifat masih sementara, dan belum benar-benar berstatus sebagai pendapat. Sifat sementara hipotesis ini mempunyai arti bahwa suatu hipotesis dapat diubah atau diganti dengan hipotesis yang tepat. Hal ini diperoleh biasanya tergantung pada masalah yang diteliti dan konsep-konsep yang digunakan sugiyono (2007: 139).

Berdasarkan kerangka pemikiran dan teori yang dibangun maka, hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

1. H1 : Diduga Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Tegal.

2. H2 : Diduga Modal Sendiri memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Tegal.

3. H3 : Diduga Lama Usaha memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Tegal.

4. H4 : Diduga Jumlah Tenaga Kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Tegal.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kauntitatif dengan pendekatan deskriptif yang berusaha menganalisis pengaruh kredit usaha rakyat, modal sendiri, lama usaha dan jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Tegal dengan menggunakan analisis statistik SPSS versi 22.

Pada penelitian ini metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR), Modal Sendiri, Lama Usaha dan Jumlah Tenaga Kerja terhadap pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Alat ukur penelitian ini berupa kuesioner. Data yang diperoleh berupa jawaban dari para pelaku UMKM di Kabupaten Tegal terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2013) menyatakan bahwa populasi terkait dengan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek dengan kualitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah UMKM di Wilayah di Kabupaten Tegal sebanyak 173.113 UMKM yang terdiri

dari 18 kecamatan di Kabupaten Tegal yang terdaftar dalam Dinas Perdagangan Koperasi Dan UKM Kabupaten Tegal.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel terdiri dari jumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tetapi tidak semua elemen populasi akan membentuk sampel. Sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan bisa mengambil kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian (Sekaran, 2006).

Teknik sampling merupakan teknik yang digunakan untuk mengambil sampel agar terjamin representasinya terhadap populasi.

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan probability sampling yang diartikan sebagai teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama setiap populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel dengan probability sampling dalam penelitian ini menggunakan random sampling sederhana yaitu teknik pengambilan sampling yang setiap sampel diambil secara acak (random) untuk

dijadikan sebagai sampel (Ismail, 2018).

Rumus yang digunakan untuk menentukan sampel yaitu menggunakan rumus Slovin :

n = Besaran Sampel N = Besaran Populasi

e = Perkiraan tingkat kesalahan

Dalam penelitian ini populasi (N) adalah sebanyak 100 responden.

Sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:

n = 173.113

1 + 173.113 (0,1)²

n = 173.113

1+1.732,13

n = 99,9 dibulatkan menjadi 100 responden

C. Definisi Konseptual dan Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini terdiri dari dua definisi yaitu definisi konseptual dan definisi operasional. Untuk menghindari kesalahan persepsi serta memudahkan untuk memahami pokok-pokok permasalahan dalam uraian selanjutnya, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan pengertian yang terdapat dalam judul penelitian di atas berikut ini istilah yang akan penulis kemukakan di judul tersebut adalah

1. Definisi Konseptual

a. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Menurut Sugiyono (2013: 59) Variabel dependen yaitu variabel yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pendapatan UMKM.

b. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat dan mempunyai hubungan yang positif dan negatif (Suharso, Punguh; 2009). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu :

1. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat adalah pinjaman Kredit Usaha yang ditujukan untuk pengusaha UMKM) (dalam rupiah (Erlinda, 2014: 67). Sebagai informasi tambahan peneliti juga akan menanyakan mengenai cara memperoleh KUR dan masalah yang paling dominan yang dihadapi oleh UMKM dalam mengembangkan usahanya, serta tahun perolehan KUR.

Kredit usaha rakyat (KUR) merupakan bagian dari rencana pemerintah yang ditunjukkan untuk mendukung pengembangan koperasi dan usaha kecil dan menengah yang layak usahanya untuk mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan dari kreditur, namun kurang memiliki jaminan yang dipersyaratkan oleh kreditur (Ayasha, 2010). Adapun indikator kredit usaha rakyat (KUR) yang terdiri dari 3 indikator yaitu : aspek ketepatan penggunaan (3), aspek ketepatan jumlah kredit (3) dan aspek ketepatan beban kredit (3). Variabel ini diukur

Kredit usaha rakyat (KUR) merupakan bagian dari rencana pemerintah yang ditunjukkan untuk mendukung pengembangan koperasi dan usaha kecil dan menengah yang layak usahanya untuk mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan dari kreditur, namun kurang memiliki jaminan yang dipersyaratkan oleh kreditur (Ayasha, 2010). Adapun indikator kredit usaha rakyat (KUR) yang terdiri dari 3 indikator yaitu : aspek ketepatan penggunaan (3), aspek ketepatan jumlah kredit (3) dan aspek ketepatan beban kredit (3). Variabel ini diukur

Dokumen terkait