• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.6 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, manfaat yang dapat diungkapkan dsalam gambaran perbedaan cara belajar dan motivasi belajar siswa IPA dan IPS dapat dibagi dalam dua manfaat yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang terlihat dengan cara belajar dan motivasi belajar.

b. Sebagai bahan atau referensi bagi orang lain yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa sebagai gambaran tola ukur untuk meningkatkan hasil belajar melalui cara belajar dan motivasi belajar.

b. Bagi guru sebagai informasi untuk memperhatikan cara belajar dan motivasi belajar siswa serta dapat menyesuaikan metode pembelajaran antara siswa IPA dan IPS

8

c. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan cara belajar dan motivasi belajar siswa agar siswa lebih giat dalam belajarnya.

d. Bagi peneliti sebagai salah satu penerapan teori- teori yang telah diperoleh selama menjalani studi di Universitas Islam Riau, dan juga memperluas pengetahuan dan awan baru sebagai bekal masa depan yang lebih baik.

1.7 Defisi operasional

Untuk menghindari kesalahan dan penafsiran istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini perlu diberikan defisi operasional sebagai berikut :

1. Profil

Menurut Hasan Alwin (2005:40) mengemukakan profil adalah pandangan mengenai seseorang. Jadi profil merupakan gambran terhadap suatu obyek baik itu yang ada di dalam satu lingkup wilayah. Dalam penelitian ini yang di maksudkan dengan profil adalah bagaimana gambaran cara belajar dan motivasi belajar siswa IPA dan IPS dalam mata pelajaran ekonomi.

2. Cara Belajar

Menurut ( Slameto, 2013 : 82 ) cara belajar adalah kebiasaan belajar atau cara belajar yang mempengaruhi belajar meliputi antara lain; mengulangi bahan pelajaran, membaca dan membuat catatan, kosentrasi, mengerjakan tugas, cara mengatur waktu belajar.Cara belajar dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas X IPA dan X IPS di SMA Negeri 9 Pekanbaru.

3. Motivasi Belajar

Menurut (Oemar Hamalik, 2013 : 158) motivasi belajar adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dalam penelitian ini adalah dorongan untuk melakukan sesuatu yang tumbuh dari dalam diri individu dan yang dipengaruhi oleh faktor luar individu.

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil

Kata profil berasal dari bahasa italia, profilo dan profilare yang berarti gambaran garis besar. Arti profil menurut kamus besar bahasa indonesia adalah pandangan dari samping (tentang wajah orang); lukisan (gambar) orang dari samping; sketsa; biografis; penampang (tanah, gunung dan sebagainya); grafik atau ikhitsar yang memberi fakta tentang hal-hal khusus. Menurut Hasan Alwin (2005:40) mengemukakan profil adalah pandangan mengenai seseorang. Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat dimengerti bahwa pendapat-pendapat tersebut tidak jauh berbeda. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa profil adalah suatu gambaran secara garis besar terhadap suatu objek tergantung dari segi mana memandangnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan profil adalah gambaran tentang bagaimana cara belajar dan motivasi belajar siswa IPA dan IPS di dalam mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 9 Pekanbaru.

2.1.2 Unsur-unsur Cara Belajar dan Motivasi Belajar 2.1.2.1 Unsur-unsur Cara Belajar

1) Perlunya bimbingan

Cara belajar yang efektif salah satunya yaitu membimbing siswa mengingat kecakapan dan ketangksan belajar berbeda-beda secara individualnya. Walaupun demikian dapat diatasi dengan cara memberikan berbagai petunjuk serta arahan tentang cara belajar yang efesien. Dengan diberikan petunjuk-petunjuk tersebut

diharapkan siswa sukses dalam belajarnya, tetapi itu semua tergantung dari tekat usaha yang telah di lakukan.

2) Kondisi dan strategi belajar

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan hal-hal berikut : kondisi intren dimana situasi ini yang berada dalam diri siswa itu sendiri seperti kesehatan, keamanan, ketentraman dan sebagainya. Selanjutnya yaitu kondisi eksternal dimana kondisi ini adalah kondisi yang ada di luar pribadi manusia, seperti kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang lainnya. Selanjutnya yaitu strategi belajar yang mana apabila strategi belajar siswa tepat maka akan berpengaruh besar terhadap hasil belajar.

3) Metode belajar

Metode belajar adalah cara ataupun jalan yang harus dilalui siswa dalam menempuh pembelajaran guna mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan belajar juga dapat mempengaruhi belajar itu sendiri, berbagai kebiasaan belajar itu meliputi : pembuatan jadwal dan pelaksanaanya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas.

2.1.2.2 Unsur-unsur Motivasi Belajar 1) Tujuan belajar

Dalam unsur motivasi belajar tujuan dalam belajar sangat penting, akan seperti apa yang menjadi target siswa dalam belajar. Untuk mencapai tujuan yang di harapkan dari pembelajaran tersebut maka siswa harus memiliki kesadaran diri

12

untuk melakukan perubahan-perubahan dalam belajarnya, seperti yang awalnya bermalas-malasan maka siswa harus di tuntut untuk lebih giat lagi dlam belajar.

2) Kekuatan dalam diri individu

Kekuatan dalam diri individu adalah hal yang paling besar sebagai dorongan untuk siswa melakukan perubahan-perubahan dalam belajarnya. Dengan dorongan dan keinginan dari dalam diri sendiri maka secara refleks siswa akan merasa baik-baik saja akan perubahan yang telah di lakukan seperti yang awalnya bermalas-malasan mengerjakan tugas sekarang lebih rajin mengerjakan tugas.

3) Keuntungan

Keuntungan dari mempunyai motivasi belajar yang tinggi yaitu mempermudah melakukan perubahan dalam belajarnya. Artinya tanpa harus d ingatkan oleh guru siswa memiliki kesadaran diri untuk lebih rajin dalam belajarnya.

2.2 Cara Belajar

2.2.1 Pengertian Cara Belajar

Menurut Suhaenah Soparno dalam buku Maryam (2011:12) cara belajar merupakan kebiasaan belajar atau gaya belajar yang diperhatikan oleh anak didik dalam menunjang tujuan pembelajaran. Menurut Slameto (2003:82) cara belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Hakim (2002:7) cara belajar efesien adalah cara belajar yang memungkinkan siswa mengusai ilmu dengan lebih mudah dan cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkan.

Menurut hamalik (2012) dalam skripsi Mita (2020:15) cara belajar pada dasarnya adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai situasi belajarnya, misalnya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Didalam mengikuti kegiatan belajar ini setiap individu mempunyai kemampuan serta cara belajar yang berbeda-beda untuk mempelajari setiap jenis pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan, Slavin (2011: 160)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa cara belajar adalah cara atau jalan yang ditempuh siswa dalam melaksanakan belajar sesuai dengan kemampuan dirinya, kesenangan dalam belajar yang seperti apa agar lebih mudah memahami pelajaran. Biasanya siswa menggunakan cara belajar masing-masing sesuai kebiasaan atau dengan hobi masing-masing untuk memudahkan memahami pelajaran.

Menurut Dalyono (2012:57) cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Menurut Oemar Hamalik (2012:19) cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara satu strategi siswa, cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya dalam mengikuti kegiatan belajar, dan menghadapi ulangan/ujian.

Slameto (2013:82) mengemukakan bahwa cara belajar ada 5 yaitu : 1) pembuatan jadwal dan pelaksanaanya, 2) membaca dan membuat catatan, 3) mengulangi bahan pelajaran, 4) konsentrasi dan 5) mengerjakan tugas.

14

2.2.2 Indikator Cara Belajar

Berdasarkan uraian tentang cara belajar diatas, penulis mengambil indikator cara belajar menurut slameto (2013:82) yaitu :

a. Pembuatan jadwal dan pelaksanaanya

Siswa yang tidak bisa membagi waktu untuk belajar maka nantinya akan mengalami kesulitan salah satunya yaitu merasa tidak punya waktu untuk belajar.

Maka dari itu siswa dituntut untuk memiliki jadwal belajar dan melaksanakannya, supaya belajarnya lebih baik lagi dan tercapai tujuan yang diinginkan.

b. Membaca dan membuat catatan

Membaca memilki pengaruh yang besar dalam belajar, hampir disetiap kegiatan dalam belajar yaitu membaca. Bacaan yang baik adalah bacaan yang banyak menambah pengetahuan dan wawasan yang luas tentunya yang bersifat positif. Menurut Sudjana (2008:67) mengatakan bahwa dengan membaca buku, siswa akan lebih kaya memahami bahan ajar yang diberikan guru.

c. Mengulangi bahan pelajaran

Mengulangi bahan pelajaran akan besar pengaruhnya terhadap belajar, dengan pengulangan pelajaran yang belum di kuasai maka akan dapat merangsang untuk dapat menumbuhkan daya ingat siswa.

d. Konsentrasi

Konsentrasi memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar, apabila seseorang berkonsentrasi maka dalam belajarnya akan dengan mudah memahami apa yang di sampaikan oleh guru. Selain itu konsentrasi dapat menjadikan siswa fokus terhadap apa yang sedang di pelajari.

e. Mengerjakan tugas

Dalam pelajaran ekonomi biasanya selalu di akhiri dengan pemberian tugas yang harus di kerjakan siswa di rumah. Salah satu tujuan dari pemberian tugas adalah agar siswa mempelajari kembali bahan pelajaran yang telah di sampaikan di kelas, agar tidak lupa.

2.2.3 Cara Belajar Yang Baik

Crow and crow dalam purwanto (2010 :116) mengemukakan cara belajar yang baik adalah :

a. Adanya tugas yang jelas dan tegas

Siswa pada umumnya dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan dalam belajar, jika mereka mengerti apa tujuan dari mereka belajar dan sumber belajar yang jelas untuk di pelajari. Sehingga tugas-tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik.

b. Belajar membaca dengan baik

Ketelitian dan kecermatan dalam membaca diperlukan guna untuk memperoleh pengetahuan yang dapat dipahami dari sumber yang dibaca.

c. Pelajari dan kuasai bagian-bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari Pada pelajaran terdapat bagian-bagian yang sukar di pahami oleh karena itu di butuhkan pengulangan agar apa yang diperoleh tidak melenceng dari yang seharusnya di pahami.

d. Buatlah outline dan catatan pada waktu belajar

Outline dan catatan tentang materi pelajaran sangat membantu siswa dalam memahami suatu materi yang telah dipelajari

16

e. Kerjakan atau jawab pertanyaan

Siswa sebaiknya menjawab pertanyaan yang terdapat di akhir bab pada sumber belajar atau buku pelajaran tersebut. Suatu cara belajar yang baik ketika siswa mampu membuat pertanyaan dan di jawab sendiri sesuai dengan apa yang telah dipelajari.

f. Hubungkan bahan-bahan yang baru dengan yang lama

Belajar merupakan suatu proses berkesinambungan untuk membuat suatu konsep-konsep baru, ide serta pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Oleh sebab itu sebelum siswa mempelajari materi baru siswa hendaknya mengulang pelajaran sebelumnya yang berkaitan dengan materi baru, karena berkaitan maka nantinya akan mendapat pengetahuan baru.

g. Gunakan bermacam-macam sumber dalam belajar

Dalam belajar hendaknya siswa mempunyai refrensi lebih dari satu buku, baik itu dari modul, buku-buku pelajaran atau LKS (lembar Kerja Siswa) dan sebagainya. Karena dengan memperbanyak sumber beljar akan menambah pengetahuan siswa.

h. Pelajari baik-baik tabel, peta, grafik, dan sebagainya

Dengan mepelajari peta, tabel, gambar, grafik yang terdapat didalam buku memperoleh pengetahuan yang lebih luas.

i. Buatlah rangkuman dan reviewDengan membuat rangkuman siswa lebih mudah mengulang materi, semakin pandai siswa membuat rangkuman

semakin mudah mengadakan rieview atau pengulangan kembali pelajaran yang telah diterima.

2.2.4 Ciri-ciri Belajar Anak Pintar dan Anak Sedang 2.2.4.1 Ciri-ciri Belajar Anak Pintar

Gifted Child dalam Hamalik (2014:183) mengemukakan bahwa ciri-ciri anak yang pintar atau anak cerdas yaitu mempunyai energi yang lebih besar, dorongan ingin tahunya lebih besar, sikap sosialnya lebih baik, aktif, lebih mampu melakukan abstraksi, lebih cepat dan lebih jelas menghayati hubungan-hubungan, bekerja atas dasar rencana dan inisiatif sendiri, suka menyelidiki yang baru dan lebih luas, lebih mantap dengan tugas-tugas rutin yang sederhana, lebih cepat mempelajari proses-proses mekanis, tidak menyukai tugas-tugas yang tidak dimengerti, tidak suka menggunakan cara hafalan dengan ingatan, percaya kepada abilitas sendiri, dan cepat malas kalau diberi hal-hal yang kurang minatnya. Selain dari itu anak yang cerdas dapat menempatkan, mengatur bahan-bahan, menemukan, merumuskan hubungan-hubungan, menarik kesimpulan, dan membaca bahan-bahan yang lebih sulit. Dan juga mereka dapat membantu para siswa yang lebih rendah darinya untuk menyelesaikan tugas-tugas rutin yang leih mudah, siswa yang cerdas dapat diberi tugas-tugas yang lebih luas dan masalah-masalah yang lebih sulit.

2.2.4.2 Ciri- ciri Belajar Anak Sedang

Gifted Child dalam Hamalik (2014:184) mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar anak sedang yaitu, belajar dalam unit-unit yang lebih singkat, butuh sering diperiksa kemajuannya dan perlu banyak perbaikan, perbendaharaan bahasanya

18

lebih terbatas, perlu memiliki banyak kata-kata baru untuk memperjelas pengertian, tidak melihat adanya kesimpulan-kesimpulan atau pengertian-pengertian sesudahnya, kurang memiliki abilitas kreatif dan abilitas untuk merencanakan, lebih lambat memperoleh keterampilan-keterampilan mekanis dan metodik, lebih mudah mengerjakan tugas-tugas rutin tetapi sulit membaca dan melakukan abstraksi, cepat mengambil kesimpulan tapi kurang kritis dan mudah puas dengan jawaban yang dangkal, kurang senang atas kemajuan orang lain, mempunyai pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan pada waktu masuk sekolah, karena itu ia mudah marah, kurang percaya diri sendiri, dan lebih berminat terhadap kehidupan di luar sekolah. Selian itu ciri siswa yang lamban dalam belajarnya mereka mudah terpengaruh oleh saran-saran orang lain, kesulitan dalam belajarnya bertumpuk-tumpuk, mempunyai ruang minat yang sempit, cenderung pada kegiatan-kegiatan yang over konvensasi, tidak dapat melihat unsur-unsur yang bersamaan didalan beberapa situasi yang berbeda-beda, serta kurang mampu melihat hasil-hasil akhir dalam perbuatannya.

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cara Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa, yang mencakup dua hal yaitu faktor dalam diri siswa (faktor intren) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Menurut Suryabrata (1989) dalam buku Khodijah (2016:58) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu dapat di golongkan menjadi dua hal, yaitu :

1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar

Yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis yang mencakup dua hal yaitu keadaan tonus jasmani pada umumnya, yang mana keadaan jasmani juga dapat mempengaruhi kesiapan dan aktivitas belajar. Orang yang keadaan jasmaninya segar akan siap dan aktif pada proses pembelajaran begitupun sebaliknya orang yang mempunyai riwayat penyakit akan mengalami kesulitan untuk fokus pada belajarnya yang mana hal ini dapat mengganggu aktivitas belajar.

Selanjutnya itu keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu, keadaan yang terutama adalah panca indra, panca indra akan mempengaruhi belajar. Panca indra merupakan alat untuk belajar, jadi paca indra merupakan syarat agar belajar berjalan dengan baik salah satunya yaitu indra pengelihatan dan pendengaran, dimana maata dan teling adalah suatu akses dalam proses belajar dapat diterima otak dengan baik. Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu minat, motivasi, inteligensi, memori, dan emosi.

2. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pembelajar

Faktor ini mencakup dua hal yaitu faktor-faktor sosal dan faktor-faktor non sosial. Faktor sosial terdiri itu yang hadir dari manusia itu sendiri baik itu hadir secara langsung ataupun tidak, dalam hal ini orang tua sangat berperan penting dalam belajar anak. Pola asuh orang tua, fasilitas belajar yang disediakan, motivasi dan perhatian merupakan bentuk dukungan belajar dari orang tua untuk mencapaian yang diinginkan dalam belajar. Guru juga berperan penting dalam proses pembelajaran siswa ketika disekolah serta teman-teman sebaya ataupun orang-orang disekitar lingkungan belajar, kehadiran orang lain secara langsung

20

maupun tidak langsung baik yang berpengaruh baik atau buruk merupakan berpengaruh pada belajar seseorang.

Faktor non sosial seperti keadaan udara, suhu dan cuaca dapat berpengaruh jika keadaan cuaca yang kurang baik akan berdampak juga pada kenyamanan belajar seseorang. Apabila cuaca ataupun keadaan udaranya yang sangat panas maka akan membuat seseorang kehilangan konsentrasi dalam belajarnya sehingga tidak bisa mencapai belajar yang optimal. Waktu belajar pun juga berpengaruh, biasanya seseorang lebiih mudah belajar di pagi hari dibandingkan pada siang, sore dan malam hari. Tempat belajarpun juga mempengaruhi yang mana jika tempat tersebut ramai seseorang akan kehilangan konsentrasi karena kebisingan dapat menganggu proses belajar. Alat-alat belajarpun mempengaruhi karena dengan kelengkapan alat-alat tersebut seseorang dapat dengan mudah mengerjakan apa yang harus ia kerjakan dengan alat tersebut.

2.3 Motivasi Belajar

2.3.1 Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Sadirman (2011:75) motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Adapun pendapat Mc. Donald dalam buku Sadirman (2011:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Selanjutnya menurut Purwanto (2010:71) motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang disadari

untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tegak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang pengertian motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak siswa untuk melakukan perubahan didalam dirinya sehingga mampu menempatkan dirinya kepada apa yang seharusnya dicapai, yang ditandai dengan tanggapan kepada apa yang telah diterima nya dikelas sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga tujuan yang diharapkan akan dicapai dengan baik dan maksimal.

Menurut Dimyati dan Mujiono (2013:80) motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Koeswara dalam buku dimyati dan mudjiono (2013:80) dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Menurut Uno (2013:23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal yang ditujukan pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya hasrat dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga dapat memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.

22

2.3.2 Indikator Motivasi Belajar

Berdasarkan uraian tentang motivasi belajar diatas, peneliti mengambil indikator motivasi belajar menurut Uno (2013:23) yaitu :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Dengan memiliki hasrat dan keinginan berhasil yang besar seseorang memiliki dorongan untuk berubah ke arah yang dituju dalam belajar. Yang mana sebagai bentuk perubahan yang diinginkan dalam belajar, seperti siswa yang mendapatkan nilai terbaik di kelas.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar yang besar dapat berpengaruh terhadap belajar siswa, dengan dorongan untuk menjadi lebih baik dalam belajarnya yang berasal dari dalam dirinya sendiri ataupun dari teman-teman sekitarnya dengan sendirinya siswa akan melakukan perubahan dalam belajar.

c. Adanya hasrat dan cita-cita masa depan

Adanya hasrat dan cita-cita masa depan yang tinggi dapat berpengaruh terhadap belajar siswa, dengan memiliki keinginan dan tekad yang kuat seseorang secara sadar akan menggapai apa yang diinginkan di masa yang akan datang.

d. Adanya penghargaan dalam belajar

Adanya penghargaan dalam belajar akan berpengaruh sangat besar terhadap belajar, karena biasanya siswa sangat menyukai penghargaan yang d berikan guru . Ketika siswa telah mencapai tujuan dari belajarnya dan guru memberikan reword

yang nilai tertinggi akan d berikan hadiah, maka siswa yang lainnya pun akan ikut berpacu dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar akan berpengaruh besar terhadap belajar, karena dengan kegiatan yang menarik dlam proses pembelajaran akan membuat siswa semakin bergairah untuk belajar. Dengan kegiatan yang menarik dalam belajar maka siswa tidak akan jenuh sehingga dapat menimbulkan gairah semangat siswa untuk belajar.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Adanya lingkungan belajar yang kondusif maka akan berpengaruh besar terhadap belajarnya, dengan lingkungan yang aman serta nyaman maka siswa akan senang untuk belajar. Tidak terganggu dengan ruang kelas yang kotor ataupun lingkungan sekitar kelas yang berisik.

2.3.3 Jenis-jenis Motivasi Belajar

Menurut Hamalik (2014:162) jenis-jenis motivasi itu ada dua macam : (1) motivasi intrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi ini sering disebut motivasi murni yang mana motivasi ini timbul dalam diri siswa itu sndiri, misalkan keinginan mendapatkan keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali perten-tengan, dan persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, ridicule, dan

24

hukuman. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan disekolah, sebab pengajaran disekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa.

2.3.4 Fungsi Motivasi Belajar

2.3.4 Fungsi Motivasi Belajar

Dokumen terkait