BAB I PENDAHULUAN
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana program studi ilmu administrasi Bisnis FISIP USU
b. Untuk mengetahu proses analisis SWOT pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
2. Bagi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya
Hasil yang didapat dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai saran dan masukan positif bagi pelaku usaha agar menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan strategi pemasaran untuk produk yang dihasilkan. 3. Bagi Akademis
Hasil yang diharapkan dapat mmberikan gambaran serta penerapan dan penyusunan strategi pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta sebagai sumber informasi untuk penelitian selanjutnya 4. Bagi Pelaku UMKM
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pelaku UMKM lainnya yang terkait dengan kebijakan pemasaran dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah berbasis kerajinan dengan bahan baku kayu rotan
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan agar perusahaan dapat tetap tumbuh dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cara menciptakan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan peluang atau kesempatan yang terdapat pada perusahaan sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus dapat ditingkatkan.
Dalam perkembangan, konsep strategi terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perbedaan konsep mengenai strategi beberapa tahun terakhir, untuk lebih jelas perkembangnya adalah sebagai berikut : Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2004:4): “strategi merupakan tindakan yang bersifat inkremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang terjadi, bukan dari apa yang terjadi”.
Sedangkan menurut Porter (1995:12) mengungkapkan bahwa “strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keuntungan bersaing”. Sedangkan berdasarkan asal-usul kata istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu
untuk mejadi seorang jendral. Dalam konteks bisnis, strategi mengambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha organisasi (Tjiptono,2005).
2.1.2 Jenis-Jenis Strategi
Menurut Rangkuti (2004:6) pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu :
1. Strategi manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.
2. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.
3. Strategi Bisnis
Strategi bisnis sering juga disebut sebagai strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, saluran distribusi, strategi organisasi dan strategi lainnya yang berhubungan dengan keuangan.
2.2 Pemasaran
2.2.1 Pengertian Pemasaran
Menurut American Marketing Asosiation (AMA) dalam Johanes (2011:39), pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk membuat, berkomunikasi, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara bermanfaat cara yang bermanfaat bagi organisasi dan pemengang sahamnya.
Menurut Kotler dalam Johanes (2011:39), pemasaran adalah suatu proses sosial dengan mana individu-individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkandan diinginkan melalui penciptaan, penawaran dan penukaran produk dan jasa yang yang bernilai secara bebas lainnya.
Menurut Assauri (2007:5), pemasaran adalah usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.
Menurut Kismono (2001:294), pemasaran adalah sekelompok aktivitas yang saling berkaitan yang dirancang untuk menidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengembangkan distribusi, promosi dan penetapan harga serta pelayanan utuk memuaskan kebutuhan konsumen pada tingkat keuntungan tertentu. Adapun konsep penting dalam pemasaran adalah kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk (barang, jasa dan ide); nilai, biaya dan kepuasan;pertukaran dan transaksi; hubungan relasi dan jaringan kerja; serta pemasaran dan prospek. Hubungan antar konsep tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut :
Gambar 2.1 Konsep Utama Dalam Aktivitas Pemasaran
Sumber : Gugup Kismono( 2001:294)
2.2.2 Ruang Lingkup Pemasaran
Menurut Kotler dalam Ajar Laksana (2008:3) setiap orang dalam memasarkan suatu produk meliputi 10 jenis produk, yang merupakan ruang lingkup pemasaran yaitu :
1. Goods : Barang-barang fisik
2. Services :Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak menyertai produk fisik.
3. Experiences : Pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat dinikmati oleh orang lain.
Kebutuhan, keinginan dan permintaan
Produk (barang, jasa dan ide)
Nilai, biaya dan kepuasan
Pertukaran dan transaksi
Hubungan dan jaringan
Pasar
4. Events : Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak
5. Person : Keahlian atau ketenaran seseorang.
6. Places : Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah) atau keindahan.
7. Propeties : Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (real estate) atau finansial (saham dan obligasi)
8. Organizations : Lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau nilai jual dari suatu produk.
9. Information :Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan (sekolah, surat kabar)
10. Ideas : gagasan yang menghasilkan produk yang diminati konsumen.
2.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan jantung dari perencanaan pemasaran. Strategi pemasaran merupakan suatu rencana tindakan yang akan dilakukan oleh seorang manajer pemasaran. Dalam merencanakan strategi pemasaran, seorang manajer pemasaran harus mengambil suatu keputusan dalam mengelolah alat-alat pemasaran yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Tull dan Kahle dalam Tjiptono (2005:6) mendefenisikan strategi pemasaran sebagai “alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut”.
Menurut Kotler (1999) mendefenisikan bahwa “strategi pemasaran adalah logika yang dilaksanakan dengan harapan unit bisnis dapat mencapai sasaran pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari strategi spesifik untuk pasar sasaran, penentuan posisi produk, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran”. Perumusan strategi pemasaran merupakan bagian dan keseluruhan proses pemasaran yang paling penting dan sulit untuk dilakukan oleh seorang manajer pemasaran. Strategi pemasaran memungkinkan keputusan operasional membawa perusahaan pada keselarasan dengan pola peluang yang terus berkembang yang oleh analisis sebelumnya dibuktikan kemungkinan keberhasilan terbesar.
2.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler (2000:30) mendefenisikan bauran pemasaran/marketing mix adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk karateristik layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat tersebut dapat digunakan untuk menyusunn strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek.” Bauran pemasaran /marketing mixmerupakan sekumpulan alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran” (Kotler, 2000:15).
Ada empat macam kelompok variabel yang dikenal dalam bauran pemasaran yang terdiri dari Produk, Harga, Promosi dan Lokasi.
Gambar 2.2 Bauran pemasaran
Sumber : Gugup Kismono (2001:309)
2.4.1 Produk
Menurut Kotler dan Keller (2009:4) mengemukakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasaar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, propeti, organisasi, informasi dan ide. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001:337), produk didefenisikan sebagai semua yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keingginan atau kebutuhan.
2.4.1.1 Atribut Produk
1. Kualitas/mutu produk
Kualitas adalah karateristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan besifat laten. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang
Bauran Pemasaran
Target Pasar PLACE
PROMOTION
lingkup sendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Kualitas produk dibentuk oleh beberapa indikator antara lain kemudahan penggunaan, daya tahan, kejelasan fungsi, kerangaman ukuran produk, dan lain-lain.
2.4.2 Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:174) mengatakan bahwa “harga adalah persepsi konsumen atas pengorbanan yang dikeluarkan untuk menikmati produk”. Untuk merebut hati konsumen, kebijakan penetapan sangat dibutuhkan karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah menciptakan permintaan atas produk yang ditawarkan. Oleh sebab itu dalam penetapan harga perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari penetapan harga itu sendiri. Karena semakin jelas tujuannya, maka semakin mudah harga untuk ditetapkan
2.4.3 Promosi
Promosi adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari pemasaran, karena apabila konsumen belum pernah mendengar dan melihat produk tersebut maka konsumen cenderung tidak akan membeli produk tersebut.Pada hakekatnya, promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yakni segala aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk atau mengingat pasar sasaran atau perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan (Tjiptono, 2005:49)
2.4.4 Lokasi
Lokasi merupakan keputusan yang dibuat oleh perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Salah memilih lokasi perusahaan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan (Lupiyoadi, 2001:80)
Menurut Lupiyoadi (2001:61) mengatakan bahwa “lokasi merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis”. Lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Semakin jauh dari tempat penjual, konsumen semakin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal
2.5 Analisis SWOT
2.5.1 Pengertian Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2009:20), Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (streght) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Dalam Analisis SWOT, analisis ini membandingkan antara faktor eksternal perusahaan yaitu peluang (oportunity) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal perusahaan seperti kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness).
Yang menjadi landasan pertama dalam analisis SWOT adalah dengan cara mengidentifikasi peluang (opportunities) dan ancaman (Threats) :
1. Peluang (Opportunities)
Merupakan situasi utama yang mendukung didalam lingkungan perusahaan, dan peluang berasal dari satu sumber. Yang dapat memberikan gambaran mengenai peluang adalah identifikasi segmen pasar sebelumnya, perubaha atau keadaan yang teratur, perubahan teknologi dan perbaikan hubungan dengan pembeli atau penjual
2. Ancaman (Threats)
Merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika tidak diatasi baik untuk masa sekarang maupun dimasa mendatang.
Memahani pokok-pokok peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan akan sangat membantu para manager mengidentifikasi pilihan yang realistis dari antar strategi yang tersedia.
Landasan kedua dari analisis SWOT dengan cara mengidentifikasi kekuatan (Streghts) dan kelemahan (Weaknesses) :
3. Kekuatan (Streghts)
Yang dimaksud dengan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis di dalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan kompetitif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber ketrampilan, produk andalan dan sebagainya yang
membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. 4. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, ketrampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampil kinerja organisasi yang memuaskan dalam praktik, berbagai keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki atau yang tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rnedah, ketrampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang kurang diminati oleh pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.
Hasil dari analisis SWOT bisa bersifat sangat subjective, karena bisa saja terjadi 2 orang yang menganalisa satu perusahaan yang sama yang menghasilkan hasil analisis SWOT yang berbeda antara satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, pembuat analisa harus sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yang tersembunyi maupun kekuatan yang tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak dapat digunakan.
2.5.2 Teknik Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakupfaktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threat).
1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal(Kekuatan dan Kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Tabel 2.1 Matriks SWOT Kearns EKSTERNAL
INTERNAL
OPPORTUNITY THREATS
STREGTH Comparative Adventange Mobilization WEAKNESS Divestment/investment Damage control
Sumber : www.daps.bps.go.id
Dari tabel 3.1 diagram Analisis SWOT Kearns, dapat diterangkan sebagai berikut: a. Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuann dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.
b. Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untukmemperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang
c. Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
d. Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan pertemuann antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control
(mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitatif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) dalam daps.bps.go.id agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah Total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor)
b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
Tabel 2.2 Matrix Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan
Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)
No. Kekuatan (Streghts) Skor (a) Bobot (b) Total (c)
1.
2. Dst
Total Kekuatan
No. Kelemahan (Weaknesses) Bobot Rating Total
1.
2. Dst
Total Kelemahan
Selisih Total Kekuatan dengan Total Kelemahan (S-W)(d) No. Peluang (Opportunities) Skor Bobot Total
1.
2. Dst
Total Kekuatan
No. Ancaman (Threats) Skor Bobot Total
1.
2. Dst
Total Kelemahan
Selisih Total Peluang dengan Total Ancaman (Y= S-W (e)
c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
Gambar 2.3 Diagram Analisis SWOT
Sumber : www.daps.bps.go.id
Dari gambar 2.3 diagram Analisis SWOT, dapat diterangkan sebagai berikut : a. Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasistrategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
b. Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi Strategi,artinya organisasi dalam kondisi mantap namun
(-,+) Ubah Strategi (+,+) Progresif (-,-) Strategi Bertahan (-,+) Diversifikasi Strategi Weakness Threat Opportunity Strenght Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV
menghadapi sejumlah tantanganberat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terusberputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
c. Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
d. Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanyaorganisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
2.6 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Pengertian UMKM dilihat dari kriteria sumber daya manusia yang dimiliki menurut Biro Statistik menyebutkan bahwa kriteria usaha kecil jika memiliki karyawan 5 sampai 19 orang dan jika kurang dari 5 orang maka digolongkan sebagai usaha rumah tangga serta jumlah karyawan terdiri dari 19-99 orang tergolong dalam usaha menengah.
Sedangkan pengerian UMKM dilihat dari jumlah kekayaan yang dimiki serta pendapatan, Menurut Departemen Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM, 2004) mendefenisikan bahwa Usaha Kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki omzet penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)
c. Milik warga Negara Indonesia
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menegah atau usaha besar.
e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum (termasuk koperasi) Menurut Undang-undang Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil , kriteria usaha kecil dapat dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimiliki, yaitu :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.00 (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)
b. Memiliki hasi penjualan paling banyak Rp 1.0000.000,- per tahun Menurut Departemen Keuangan yang tercantum dalam keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 40/KMK.06/2003, menyebutkan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan warga negara
Indonesia (WNI) yang memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000,- per tahun.
Menurut INPRES No. 10 Tahun 1999 mendefenisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih antara Rp 200.000.000 hinga Rp 10.000.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). Untuk usaha menengah, adapun kriterianya dalah sebagai berikut :
a. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp 5.000.000.000,-
b. Untuk sektor sektor non-industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 600.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 3.000.000
2.7 Rotan
2.7.1 Pengertian Rotan
Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australia. Dalam puak ini termasuk pula marga Salacca (misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta
Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.
Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora,
sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas.
Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh (Wikipedia,2014)
2.7.2 Kegunaan Rotan
Rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat
Peel (kupasan) /Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core. Adapun sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di Cirebon.
Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki