• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

MENENGAH (UMKM) DALAM MENGEMBANGKAN USAHA

(Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana (S1) PadaProgram Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh: HERY CHRISTIAN S.

100907049

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Strategi Pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usahanya (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat melalui Analisis SWOT sebagai alat analisi yang digunakan pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. Analisis SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui faktor internal perusahaan (Strenght, Weakness) dan faktor eksternal perusahaan (Opportunity, Threat) sehingga dapat menentukan strategi pemasaran yang akan kemudia diterapkan oleh Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya.

Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif (Mixing Method). Data penelitian yang digunakan pada penelitian adalah data primer kemudian data tersebut dianalisis dengan bantuan Matriks SWOT sehingga dihasilkan strategi yang akan direkomendasikan kepada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. Selanjutnya data primer tersebut diolah denga pendekatan kuantitatif dengan menggunakan matriks IFAS (Internal Analysis Factor Summary) dan matriks EFAS (Eksternal Analysis Factor Summary) dengan tujuan untuk mengetahui posisi perusahaan pada Diagram Analisis SWOT sehingga dapat ditentukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya dalam mengembangkan usahanya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya berada pada Kuadran I dalam Matriks Analisis SWOT. Adapun strategi yang tepat untuk Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah strategi Progresif dengan tujuan untuk mengembangkan usahanya agar dapat lebih maju dari sebelumnya dan dapat mencapai tujuan usaha yang sudah direncanakan.

(3)

KATA PENGANTAR

Salam Sejahterah dan damai beserta kita,

Puji dan syukur penulis ucapkan atas berkat dan karunia yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan saudara saya atas segala doa, dukungan, motivasi, kasih saying dan kesabaran yang sangat luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis menghanturkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak Prof.DR. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Kak Siswati Saragih selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Lagut Sutandra, S.Sos, MSP selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan waktu yang sangat berarti untuk untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan nasehat guna penyempurnaan skripsi ini

5. Kepada Bapak G.Purba selaku pemilik Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya yang sudah membantu banyak dalam penelitian ini

(4)

7. Kepada Kak Novelina Juniarti Sitanggang yang telah memberi dukungan doa dan motivasi kepada penulis

8. Kepada “TSM”, Abdianta Perangin-angin dan Syandri Maulana Siregar yang telah menjalani masa perkuliahan selama 4 Tahun

9. Kepada “Laptop Acer 4736Z” yang telah membantu proses pengetikan skripsi

10.Kepada teman-teman kelas A Stambuk 2010 atas kebersamaannya selama ini

11.Kepada teman satu bimbingan, Ruth dan Mei yang telah berbagi waktu selama menjadi teman bimbingan

12.Buat pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang telah membantu penulis baik doa, semangat dan motivasinya.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya dan menyadari skripsi ini masih memiliki keterbatasan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan dimasa depan.

Medan, April 2014

(5)

DAFTAR ISI 1.1Latar Belakang Penelitian... 1

1.2Rumusan Masalah... 10

1.3Tujuan Penelitian... 10

1.4Manfaat Penelitian... 11

BAB III KERANGKA TEORI 2.1 Strategi... 12

2.1.1 Pengertian Strategi... 12

2.1.2 Jenis-jenis Strategi... 13

2.2 Pemasaran... 14

2.2.1 Pengertian Pemasaran... 14

2.2.2 Ruang Lingkup Pemasaran... 15

2.5.1 Pengertian Analisis SWOT... 20

2.5.2 Teknik Analisis SWOT... 22

3.6.1 Metode Analisis Deskriptif... 37

3.6.2 Teknik Analisis SWOT... 37

(6)

4.1.1 Profil Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya... 39

4.1.2 Visi dan Misi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya... 42

4.1.3 Kegiatan Operasional Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya... 43

4.1.4 Struktur Organisasi... 45

4.1.5 Marketing Mix Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya... 47

4.2 Penyajian Data... 51

4.3 Analisis Data... 60

4.4 Pembahasan……….. 77

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 80

5.2 Saran... 82

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Konsep Utama Dalam Aktivitas Pemasaran 13

2.2 Bauran Pemasaran 16

2.3 Diagram Analisis SWOT 25

2.4 Kerangka Konseptual 34

4.1 Struktur Organisasi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya 47

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Data Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan menengah

(UMKM)periode 2011- 2012 2

1.2 Data Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)Atas Pendapatan Domestik Bruto Periode

2011-2012 3

1.3 Data Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM)Atas Jumlah Tenaga Kerja Periode 2011-2012 3

2.1 Matriks SWOT Kearns 21

2.2 Matrix Internal Faktor Analysis Summary (IFAS) dan

Eksternal Faktor Analysis Summary (EFAS) 24 4.1 Faktor Internal dan Faktor Eksternal Usaha Kerajinan

Rotan Swaka Karya 53

4.2 Matriks SWOT Kearns Usaha Kerajinan Rota Swaka

Karya 63

4.3 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Usaha

Kerajinan Rotan Swaka Karya 74

4.4 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) Usaha

(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Strategi Pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usahanya (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat melalui Analisis SWOT sebagai alat analisi yang digunakan pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. Analisis SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui faktor internal perusahaan (Strenght, Weakness) dan faktor eksternal perusahaan (Opportunity, Threat) sehingga dapat menentukan strategi pemasaran yang akan kemudia diterapkan oleh Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya.

Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif (Mixing Method). Data penelitian yang digunakan pada penelitian adalah data primer kemudian data tersebut dianalisis dengan bantuan Matriks SWOT sehingga dihasilkan strategi yang akan direkomendasikan kepada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. Selanjutnya data primer tersebut diolah denga pendekatan kuantitatif dengan menggunakan matriks IFAS (Internal Analysis Factor Summary) dan matriks EFAS (Eksternal Analysis Factor Summary) dengan tujuan untuk mengetahui posisi perusahaan pada Diagram Analisis SWOT sehingga dapat ditentukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya dalam mengembangkan usahanya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya berada pada Kuadran I dalam Matriks Analisis SWOT. Adapun strategi yang tepat untuk Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah strategi Progresif dengan tujuan untuk mengembangkan usahanya agar dapat lebih maju dari sebelumnya dan dapat mencapai tujuan usaha yang sudah direncanakan.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah pelaku usaha yang dalam

menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp 1.000.000.000 per

tahun dan biasanya jumlah yang digunakan pun biasanya relatif sedikit. Adapun

berbagai bidang usaha UMKM adalah seperti usaha rumah makan, usaha

pembuatan makanan dan minuman ringan, kerajinan tangan, jasa seperti tukang

cukur, usaha jahit-menjahit dan sebagainya.

Kontribusi UMKM sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia

sehingga UMKM memiliki peran yang penting dan strategis bagi pertumbuhan

perekonomian negara. Pertumbuhan UMKM dapat menjadi suatu rangsangan bagi

pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara dan juga sebagai

pencipta lapangan pekerjaan yang dimana dapat menekan jumlah pengangguran di

suatu negara.

Pertumbuhan dan perkembangan UMKM pada suatu negara dapat

diartikan sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi

khususnya pada negara-negara berkembang. Karena semakin banyak jumlah

UMKM pada suatu negara maka produktivitas dan pendapatan negara tersebut

semakin meningkat karena dengan adanya UMKM tersebut, jiwa enterpreneur

(11)

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah UMKM

yang cukup banyak, dilihat dari data yang dihimpun dari Kementrian Koperasi

dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia berjumlah 56.539.560 yang tersebar

diseluruh indonesia yang dimana jumlah tersebut mewakili hampir 99,9% jumlah

bisnis yang ada di Indonesia yang dimana pertumbuhannya setiap tahunnya

semakin banyak.

Tabel 1.1 Data Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) periode 2011- 2012

(sumber : www.depkop.go.id, diolah peneliti 2014)

UMKM memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB)

Indonesia. Dilihat dari data yang dihimpun dari Kementrian Koperasi dan UKM,

adapun kontribusi UMKM pada tahun 2012 sebesar Rp 4.869.568,1 Milyar atau

sekitar 59,01 % dari total Produk Domestik Bruto Indonesia yang dimana angka

tersebut cukup besar dibanding dengan kontribusi dari Usaha Besar yang hanya

memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto tahun 2012 sebesar Rp

3.372.296,1 Milyar atau sekitar 40,99 % dari total Produk Domestik Bruto

(12)

Tabel 1.2 Data Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM) Atas Pendapatan Domestik Bruto Periode 2011-2012 (Dalam Milyar rupiah)

No Indikator

(sumber : www.depkop.go.id, diolah peneliti 2014)

Selain memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB), UMKM

di Indonesia memiliki kontribusi lain yaitu dapat menekan jumlah pengangguran

di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan pada

sektor UMKM pada tahun 2012 mencapai 110.808.154 pekerja atau 97,16 % dari

total pekerja yang bekerja di Indonesia .

Tabel 1.3 Data Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Atas Jumlah Tenaga Kerja Periode 2011-2012

No Indikator Tahun 2011 Tahun 2012 Persentase

Perkembangan

Total 101.722.458 97,24 107.657.509 97,16

(13)

Berdasarkan data-data diatas, peran UMKM dalam perekonomian

Indonesia cukup berpengaruh secara signifikan baik dalam hal kontribusi Produk

Domestik Bruto (PDB) Indonesia maupun dalam hal pembukaan lapangan

pekerjaan.

Medan adalah salah satu kota besar yang ada di Indonesia yang memiliki

jumlah UMKM yang cukup besar. Menurut data Pemko Medan, jumlah UMKM

di Kota Medan pada tahun 2012 mencapai 242.890 unit yang dimana

kelembagaannya belum tertata secara maksimal baik itu soal perizinan maupun

aspek legalitasnya sehingga jumlah UMKM di Kota Medan masih belum pasti.

Adapun jenis-jenis UMKM yang ada di Kota Medan yaitu usaha dibidang kuliner,

jasa percetakan, pembuatan kerajinan tangan dan sebagainya.

Kerajinan rotan adalah salah satu dari sekian banyak jenis-jenis UMKM

yang ada di Kota Medan. Pada usaha ini, kayu rotan yang masih berupa

batang-batang rotan dianyam menjadi kursi rotan, meja rotan, kotak parsel dan

sebagainya yang dimana produk-produk yang dihasilkan dari kayu rotan sangat

bagus dan lebih awet dibanding dengan produk kerajinan kayu lainnya.

Pemanfaatan kayu rotan sebagai bahan baku kerajinan merupakan potensi yang

besar dan memiliki prospek yang baik dalam hal pengembangan usaha kerajinan

tangan dengan harapan dapat meningkatkan kesejaterahan para pengrajin kayu

rotan di Kota Medan. Namun dengan keterbatas kemampuan dan keahlian para

pengrajin dalam memasarkan kerajinan yang dihasilkan, perlu adanya suatu

motivasi yang diberikan kepada pengrajin tersebut agar dapat mengembangkan

(14)

Salah satu dari penghasil kerajinan rotan yang ada di Kota Medan adalah

Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya yang digeluti oleh Bapak G.Purba yang

dimana usaha tersebut sudah ia rintis mulai dari tahun 1989. Adapun

produk-produk kerajinan rotan yang dihasilkan adalah berupa keranjang parsel, kursi

rotan, lemari dan olahan rotan lainnya dengan berbagai macam ukuran dan bentuk

yang dimana produk tersebut berbahan baku kayu rotan yang kualitasnya baik

yang diproses secara baik dan benar sehingga menghasilkan produk-produk yang

berkualitas untuk dipasarkan

Sebelum reformasi, Usaha Rotan Swaka Karya memiliki pangsa pasar

cukup luar hingga hasil kerajinan rotan di ekspor keluar negeri. Namun semenjak

reformasi, penjualan rotan ke luar negeri dipeketat sehingga pengrajin rotan

kesulitan memasarkan produknya keluar negeri sehingga usaha kerajinan rotan

Swaka Karya beralih profesi dari membuat kerajinan rotan seperti kursi, meja,

lemari menjadi membuat keranjang parsel dan hiasan dengan berbagai ukuran dan

model yang dimana produk tersebut dipasarkan di pasar domestik saja.

Walaupun pangsa pasar dari produk kerajinan usaha terus meningkat

terutama pada perayaan hari besar keagamaan seperti lebaran, natal dan tahun

baru, Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya belum memiliki perencanaan dan

pengimplementasikan strategi pemasaran dalam mengembangkan usahanya.

Padahal, strategi pemasaran sangatlah penting dalam hal mengembangkan usaha

terutama usaha berskala mikro, kecil maupun menengah. Karena strategi

pemasaran merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan serta

(15)

Dengan perumusan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi

iklim persaingan, trend yang berkembang serta perubahan lingkungan perusahaan

baik internal maupun eksternal perusahaan akan mampu berkembang dan bersaing

dengan pesaing yang sejenis sehingga mampu mempertahankan eksitensi usaha

secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang. Sebelum menyusun

strategi pemasaran, perlu dilakukan identifikasi berbagai faktor secara sistematis.

Adapun teknik dalam mengidentifikasinya adalah dengan menggunakan analisis

SWOT yaitu analisis yang mengidentikasi Kekuatan usaha (Streght), Kelemahan

usaha (Weakness), Peluang perusahaan (Oportunity) dan Ancaman Perusahaan

(Threat). Analisis Swot dibagi menjadi 2 yaitu : analisis kekuatan dan kelemahan

(strenght and weakness) yang merupakan analisis yang menganalisis situasi

internal perusahaan dimana perusahaan mampu untuk mengendalikannya

termasuk dalam kebijakan Marketing Mix/4P (Price, Product, Place dan

Promotion). Sedangkan analisis peluang dan ancaman (Oportunity and Threat)

merupakan analisis yang menganalisis internal perusahaan dimana perusahaan

tidak mampu untuk mengendalikannya.

Adapun penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini adalah

untuk digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam penelitian ini

adalah Penelitian yang dilakukan oleh Rukmini (2011) yang melakukan analisis

SWOT pada usaha Rumah Makan Kamang Jaya di Kota Medan. Hasil yang

diperoleh bahwa Rumah Makan kamang Jaya memiliki kekuatan pelayanan yang

cukup baik yang dapat dimanfaatkan untuk memenangkan persaingan dalam

(16)

cukup serius yaitu munculnya berbagai macam usaha rumah makan sehingga

memunculkan persaingan yang ketat tetapi memiliki peluang yang cukup bagus,

karena posisi Rumah Makan Kamang jaya berada pada posisi strategis yaitu

berada pada daerah bisnis, pendidikan dan pemukiman warga sehingga memberi

peluang yang cukup besar untuk mendapatkan pelanggan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nuraviva Mutia Rizky (2011) yang melakukan

penelitian pemasaran dengan menggunakan metode AHP (Analytica Hierarchy

Process) pada KUB Zocha Graha Kriya, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hasil

penelitian yang diperoleh Faktor utama yang paling mempengaruhi penyusunan

strategi pemasaran pada KUB Zocha Graha Kriya adalah kapasitas perusahaan ,

faktor produk dan kondisi finansial perusahaan menjadi faktor dengan prioritas

kedua dan ketiga yang paling mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran

perusahaan. Faktor sikap konsumen menjadi faktor keempat yang mempengaruhi

penyusunan strategi pemasaran perusahaan. Kemudian, faktor kelima dan keenam

yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran adalah kondisi persaingan

dan kapasitas outlet.

Penelitian yang dilakukan oleh Agus Santoso (2008) yang meneliti Strategi

Pengembangan Bisnis Usaha Kecil Menengah pada UKM Kambing Desa

Cikarawang, kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa barat dengan

menggunakan analisis SWOT dan menggunakan metode Quantitative Strategic

Planning Matrix (QSPM). Hasil penelitian yang diperoleh adalah Faktor strategis

kekuatan internal UKM Kambing Desa Cikarawang adalah sebagai berikut:

(17)

mensuplai kambing secara berkelanjutan, Kebutuhan pakan tersedia melimpah,

Kesehatan hewan ternak baik, Pengaturan kandang sudah dilakukan dengan baik,

Tenaga kerja cukup terampil, berpengalaman,mempunyai loyalitas dan motivasi

tinggi Mempunyai hubungan baik dengan semua tenaga kerja, Mempunyai

pelanggan tetap, Terjalinnya hubungan yang baik semua mitra bisnis. Sedangkan

faktor strategis kelemahan internal UKM Kambing Desa Cikarawang yaitu :

Belum memberikan pakan tambahan, Belum memberikan obat-obatan untuk

mencegah penyakit, Pengetahuan tentang pasar dan budidaya terbatas, Tingkat

pendidikan masih rendah, Sistem pencatatan belum ada, Kekuatan menentukan

harga lemah karena tergantung pada satu pasar/pelanggan, Adanya dampak yang

dialami UKM apabila pasar/pelanggang tersebut mengalami masalah, belum

melakukan promosi secara agresif, dan Lokasi usaha kurang strategis. Dari

analisis data yang dilakukan input stage melalui matriks EFE dan IFE

menunjukan kemampuan UKM Kambing Desa Cikarawang dalam memanfaatkan

peluang untuk mengatasi ancaman masih rata-rata, yaitu nilai skor matrik EFE

2,692 masih pada internal 2,00 sampai 2,99. begitu juga dengan kemampuan

UKM Kambing Desa Cikarawang dalam menggunakan kekuatan untuk menutupi

kelemahannya masih dalam kategori rata-rata, karena skor matriks IFE 2,919

masih berada di interval 2,00 sampai 2,99.

Penelitian yang dilakukan oleh Syahzera (2009) yang meneliti tentang Strategi

Pemasaran Kripik Singkong Industri Rumah Tangga Cap kelinci di Tanjung

Morawa Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitiannya adalah Usaha kripik

(18)

produk dan sikap jujur dan ramah terhadap pelanggan, tetapi memiliki kelemahan

yaitu perusahaan tidak memiliki kas perusahaan sehingga perusahaan mengalami

krisis keuangan (menurun) apabila perusahaan tersebut terkena dampak dari

perekonomian dunia yang sedap drop dan tidak menggunakan jasa promosi atau

iklan. Adapun alternatif startegi yang dapat diterapkan adalah strategi keunggulan

produk.

Penelitian yang dilakukan oleh Inka Rahmisari (2011) tentang Analisis

Strategi SWOT Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Perusahaan Pemasaran

Coffe Mix Di Kota Medan (Studi Kasus Pada PT. Indrapura Perkasa Medan).

Hasil penelitian ini adalah alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh PT.

Indrapura Perkasa Medan adalah menambah pelanggan dengan service yang baik,

mengantar barang pesan dengan cepat dan menjalin kerjasama dengan perusahaan

asing yang memproduksi coffe Mix , adapun strategi SO adalah meningkatkan

kualitas pelayanan bagi pelanggan tetap, strategi ST adalah mulai melirik

perusahaan asing yang ada di luar negeri untuk memasarkan produk, adapun

strategi WO adalah membuat website khusus perusahaan dan menambah jumlah

pengangkutan.

Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu, maka peneliti ingin

mengkaji, menelaah dan meneliti mengenai startegi pemasaran UMKM dengan

(19)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, adapun rumusan masalah dari penelitian

ini adalah :

1. Mengidentifikasi Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor

Eksternal (Peluang dan Ancaman) Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya.

2. Menganalisis Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang

(Opportunity) dan Ancaman (Threat) pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka

Karya

3. Menyusun dan merekomendasi Strategi pemasaran apakah yang paling

tepat dan sesuai untuk diterapkan pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka

Karya berdasarkan analisis SWOT

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,

maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor

Eksternal (Peluang dan Ancaman) Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya.

2. Untuk melihat Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang

(Opportunity) dan Ancaman (Threat) Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka

Karya

3. Untuk mengetahui Strategi pemasaran apakah yang paling tepat dan sesuai

untuk diterapkan pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya berdasarkan

(20)

1.4Manfaat penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar

sarjana program studi ilmu administrasi Bisnis FISIP USU

b. Untuk mengetahu proses analisis SWOT pada Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah

2. Bagi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Hasil yang didapat dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai saran dan

masukan positif bagi pelaku usaha agar menjadi bahan pertimbangan

dalam merumuskan strategi pemasaran untuk produk yang dihasilkan.

3. Bagi Akademis

Hasil yang diharapkan dapat mmberikan gambaran serta penerapan dan

penyusunan strategi pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) serta sebagai sumber informasi untuk penelitian selanjutnya

4. Bagi Pelaku UMKM

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pelaku UMKM

lainnya yang terkait dengan kebijakan pemasaran dan pengembangan

usaha mikro, kecil dan menengah berbasis kerajinan dengan bahan baku

(21)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan agar

perusahaan dapat tetap tumbuh dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat

dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan keuntungan perusahaan

dengan cara menciptakan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan peluang

atau kesempatan yang terdapat pada perusahaan sehingga posisi atau kedudukan

perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus dapat ditingkatkan.

Dalam perkembangan, konsep strategi terus berkembang dari tahun ke

tahun. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perbedaan konsep mengenai

strategi beberapa tahun terakhir, untuk lebih jelas perkembangnya adalah sebagai

berikut : Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2004:4): “strategi

merupakan tindakan yang bersifat inkremental (senantiasa meningkat) dan terus

menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh

para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang terjadi, bukan dari apa yang terjadi”.

Sedangkan menurut Porter (1995:12) mengungkapkan bahwa “strategi

adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keuntungan bersaing”. Sedangkan

berdasarkan asal-usul kata istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu

(22)

untuk mejadi seorang jendral. Dalam konteks bisnis, strategi mengambarkan arah

bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk

mengalokasikan sumber daya dan usaha organisasi (Tjiptono,2005).

2.1.2 Jenis-Jenis Strategi

Menurut Rangkuti (2004:6) pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan

berdasarkan tiga tipe strategi yaitu :

1. Strategi manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen

dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi

pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi

pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.

2. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya,

apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau

berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan

kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.

3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis sering juga disebut sebagai strategi bisnis secara fungsional

karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen,

misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, saluran

distribusi, strategi organisasi dan strategi lainnya yang berhubungan dengan

(23)

2.2 Pemasaran

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Menurut American Marketing Asosiation (AMA) dalam Johanes

(2011:39), pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

membuat, berkomunikasi, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk

mengelola hubungan pelanggan dengan cara bermanfaat cara yang bermanfaat

bagi organisasi dan pemengang sahamnya.

Menurut Kotler dalam Johanes (2011:39), pemasaran adalah suatu proses

sosial dengan mana individu-individu dan kelompok mendapatkan apa yang

dibutuhkandan diinginkan melalui penciptaan, penawaran dan penukaran produk

dan jasa yang yang bernilai secara bebas lainnya.

Menurut Assauri (2007:5), pemasaran adalah usaha menyediakan dan

menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada

tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang

tepat.

Menurut Kismono (2001:294), pemasaran adalah sekelompok aktivitas

yang saling berkaitan yang dirancang untuk menidentifikasi kebutuhan konsumen

dan mengembangkan distribusi, promosi dan penetapan harga serta pelayanan

utuk memuaskan kebutuhan konsumen pada tingkat keuntungan tertentu. Adapun

konsep penting dalam pemasaran adalah kebutuhan, keinginan dan permintaan;

produk (barang, jasa dan ide); nilai, biaya dan kepuasan;pertukaran dan transaksi;

hubungan relasi dan jaringan kerja; serta pemasaran dan prospek. Hubungan antar

(24)

Gambar 2.1 Konsep Utama Dalam Aktivitas Pemasaran

Sumber : Gugup Kismono( 2001:294)

2.2.2 Ruang Lingkup Pemasaran

Menurut Kotler dalam Ajar Laksana (2008:3) setiap orang dalam

memasarkan suatu produk meliputi 10 jenis produk, yang merupakan ruang

lingkup pemasaran yaitu :

1. Goods : Barang-barang fisik

2. Services :Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai

atau tidak menyertai produk fisik.

3. Experiences : Pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat

dinikmati oleh orang lain.

Kebutuhan, keinginan dan permintaan

Produk (barang, jasa dan ide)

Nilai, biaya dan kepuasan

Pertukaran dan transaksi

Hubungan dan jaringan

Pasar

(25)

4. Events : Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang

banyak

5. Person : Keahlian atau ketenaran seseorang.

6. Places : Tempat atau kota yang memiliki keunggulan,

keunikan (sejarah) atau keindahan.

7. Propeties : Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (real

estate) atau finansial (saham dan obligasi)

8. Organizations : Lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra

atau nilai jual dari suatu produk.

9. Information :Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan

(sekolah, surat kabar)

10. Ideas : gagasan yang menghasilkan produk yang diminati

konsumen.

2.3 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan jantung dari perencanaan pemasaran.

Strategi pemasaran merupakan suatu rencana tindakan yang akan dilakukan oleh

seorang manajer pemasaran. Dalam merencanakan strategi pemasaran, seorang

manajer pemasaran harus mengambil suatu keputusan dalam mengelolah alat-alat

pemasaran yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran yang

sudah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Tull dan Kahle dalam Tjiptono (2005:6) mendefenisikan strategi pemasaran sebagai “alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan

(26)

berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut”.

Menurut Kotler (1999) mendefenisikan bahwa “strategi pemasaran adalah

logika yang dilaksanakan dengan harapan unit bisnis dapat mencapai sasaran

pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari strategi spesifik untuk pasar sasaran, penentuan posisi produk, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran”.

Perumusan strategi pemasaran merupakan bagian dan keseluruhan proses

pemasaran yang paling penting dan sulit untuk dilakukan oleh seorang manajer

pemasaran. Strategi pemasaran memungkinkan keputusan operasional membawa

perusahaan pada keselarasan dengan pola peluang yang terus berkembang yang

oleh analisis sebelumnya dibuktikan kemungkinan keberhasilan terbesar.

2.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Kotler (2000:30) mendefenisikan bauran pemasaran/marketing

mix adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk

karateristik layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat tersebut dapat

digunakan untuk menyusunn strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek.” Bauran pemasaran /marketing mixmerupakan sekumpulan

alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran” (Kotler, 2000:15).

Ada empat macam kelompok variabel yang dikenal dalam bauran pemasaran yang

(27)

Gambar 2.2 Bauran pemasaran

Sumber : Gugup Kismono (2001:309)

2.4.1 Produk

Menurut Kotler dan Keller (2009:4) mengemukakan bahwa produk adalah

segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasaar untuk memuaskan suatu

keinginan atau kebutuhan termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang,

tempat, propeti, organisasi, informasi dan ide. Sedangkan menurut Kotler dan

Amstrong (2001:337), produk didefenisikan sebagai semua yang dapat ditawarkan

ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga

dapat memuaskan keingginan atau kebutuhan.

2.4.1.1 Atribut Produk

1. Kualitas/mutu produk

Kualitas adalah karateristik dari produk dalam kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan besifat laten.

Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang Bauran

Pemasaran

Target Pasar PLACE

PROMOTION

(28)

lingkup sendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen

saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya.

Kualitas produk dibentuk oleh beberapa indikator antara lain kemudahan

penggunaan, daya tahan, kejelasan fungsi, kerangaman ukuran produk, dan

lain-lain.

2.4.2 Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:174) mengatakan bahwa “harga

adalah persepsi konsumen atas pengorbanan yang dikeluarkan untuk menikmati produk”. Untuk merebut hati konsumen, kebijakan penetapan sangat dibutuhkan

karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah menciptakan permintaan

atas produk yang ditawarkan. Oleh sebab itu dalam penetapan harga perusahaan

harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari penetapan harga itu sendiri. Karena

semakin jelas tujuannya, maka semakin mudah harga untuk ditetapkan

2.4.3 Promosi

Promosi adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari

pemasaran, karena apabila konsumen belum pernah mendengar dan melihat

produk tersebut maka konsumen cenderung tidak akan membeli produk

tersebut.Pada hakekatnya, promosi merupakan suatu bentuk komunikasi

pemasaran yakni segala aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan

informasi, mempengaruhi/membujuk atau mengingat pasar sasaran atau

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada

(29)

2.4.4 Lokasi

Lokasi merupakan keputusan yang dibuat oleh perusahaan berkaitan

dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Salah memilih lokasi

perusahaan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan (Lupiyoadi, 2001:80)

Menurut Lupiyoadi (2001:61) mengatakan bahwa “lokasi merupakan

gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini

berhubungan dengan cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis”. Lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen

yang dapat digarapnya. Semakin jauh dari tempat penjual, konsumen semakin

enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual

semakin mahal

2.5 Analisis SWOT

2.5.1 Pengertian Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2009:20), Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (streght) dan

peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weakness) dan ancaman (threats). Dalam Analisis SWOT, analisis ini

membandingkan antara faktor eksternal perusahaan yaitu peluang (oportunity) dan

ancaman (Threats) dengan faktor internal perusahaan seperti kekuatan (Strenght)

dan kelemahan (Weakness).

Yang menjadi landasan pertama dalam analisis SWOT adalah dengan cara

(30)

1. Peluang (Opportunities)

Merupakan situasi utama yang mendukung didalam lingkungan perusahaan,

dan peluang berasal dari satu sumber. Yang dapat memberikan gambaran

mengenai peluang adalah identifikasi segmen pasar sebelumnya, perubaha

atau keadaan yang teratur, perubahan teknologi dan perbaikan hubungan

dengan pembeli atau penjual

2. Ancaman (Threats)

Merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dikatakan bahwa

ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu

satuan bisnis jika tidak diatasi baik untuk masa sekarang maupun dimasa

mendatang.

Memahani pokok-pokok peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan

akan sangat membantu para manager mengidentifikasi pilihan yang realistis dari

antar strategi yang tersedia.

Landasan kedua dari analisis SWOT dengan cara mengidentifikasi

kekuatan (Streghts) dan kelemahan (Weaknesses) :

3. Kekuatan (Streghts)

Yang dimaksud dengan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan termasuk

satuan-satuan bisnis di dalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang

terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan

kompetitif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan

(31)

membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar

yang sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.

4. Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber,

ketrampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampil

kinerja organisasi yang memuaskan dalam praktik, berbagai keterbatasan dan

kekurangan yang dimiliki atau yang tidak dimiliki, kemampuan manajerial

yang rnedah, ketrampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar,

produk yang kurang diminati oleh pengguna atau calon pengguna dan tingkat

perolehan keuntungan yang kurang memadai.

Hasil dari analisis SWOT bisa bersifat sangat subjective, karena bisa saja

terjadi 2 orang yang menganalisa satu perusahaan yang sama yang menghasilkan

hasil analisis SWOT yang berbeda antara satu dengan lainnya. Oleh sebab itu,

pembuat analisa harus sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan

kelemahan internal. Kelemahan yang tersembunyi maupun kekuatan yang tidak

terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak dapat digunakan.

2.5.2 Teknik Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu

organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang

strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor

kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal

mencakupfaktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threat).

(32)

1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns

menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor

eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah

faktor internal(Kekuatan dan Kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan

kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara

faktor-faktor internal dan eksternal.

Tabel 2.1 Matriks SWOT Kearns EKSTERNAL

INTERNAL

OPPORTUNITY THREATS

STREGTH Comparative Adventange Mobilization WEAKNESS Divestment/investment Damage control

Sumber : www.daps.bps.go.id

Dari tabel 3.1 diagram Analisis SWOT Kearns, dapat diterangkan sebagai berikut:

a. Sel A: Comparative Advantages

Sel ini merupakan pertemuann dua elemen kekuatan dan peluang sehingga

memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang

lebih cepat.

b. Sel B: Mobilization

Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus

dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan

organisasi untukmemperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan

(33)

c. Sel C: Divestment/Investment

Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari

luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur.

Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan

karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan

keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk

dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu

(investasi).

d. Sel D: Damage Control

Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena

merupakan pertemuann antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari

luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang

besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control

(mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang

diperkirakan

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitatif

melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan

Robinson (1998) dalam daps.bps.go.id agar diketahui secara pasti posisi

organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap,

(34)

a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta

jumlah Total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor

S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan

secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh

dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor

lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi

penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10,

dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti

skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point

faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian

terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat

kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi

perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama

dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point

faktor)

b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan

faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi

nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y)

(35)

Tabel 2.2 Matrix Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan

Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

No. Kekuatan (Streghts) Skor (a) Bobot (b) Total (c)

1.

2. Dst

Total Kekuatan

No. Kelemahan (Weaknesses) Bobot Rating Total

1.

2. Dst

Total Kelemahan

Selisih Total Kekuatan dengan Total Kelemahan (S-W)(d) No. Peluang (Opportunities) Skor Bobot Total

1.

2. Dst

Total Kekuatan

No. Ancaman (Threats) Skor Bobot Total

1.

2. Dst

Total Kelemahan

Selisih Total Peluang dengan Total Ancaman (Y= S-W (e)

(36)

c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada

kuadran SWOT.

Gambar 2.3 Diagram Analisis SWOT

Sumber : www.daps.bps.go.id

Dari gambar 2.3 diagram Analisis SWOT, dapat diterangkan sebagai berikut :

a. Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.

Rekomendasistrategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi

dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk

terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih

kemajuan secara maksimal.

b. Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi

tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah

(37)

menghadapi sejumlah tantanganberat sehingga diperkirakan roda

organisasi akan mengalami kesulitan untuk terusberputar bila hanya

bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi

disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

c. Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat

berpeluang.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi,

artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab,

strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang

yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

d. Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi

tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi

bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis.

Oleh karenanyaorganisasi disarankan untuk meenggunakan strategi

bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.

Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

2.6 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Pengertian UMKM dilihat dari kriteria sumber daya manusia yang dimiliki

menurut Biro Statistik menyebutkan bahwa kriteria usaha kecil jika memiliki

karyawan 5 sampai 19 orang dan jika kurang dari 5 orang maka digolongkan

sebagai usaha rumah tangga serta jumlah karyawan terdiri dari 19-99 orang

(38)

Sedangkan pengerian UMKM dilihat dari jumlah kekayaan yang dimiki

serta pendapatan, Menurut Departemen Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah

(KUMKM, 2004) mendefenisikan bahwa Usaha Kecil sebagai kegiatan ekonomi

rakyat yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki omzet penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu

milyar rupiah)

c. Milik warga Negara Indonesia

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha menegah atau usaha besar.

e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum (termasuk koperasi)

Menurut Undang-undang Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil ,

kriteria usaha kecil dapat dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimiliki,

yaitu :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.00 (tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)

b. Memiliki hasi penjualan paling banyak Rp 1.0000.000,- per tahun

Menurut Departemen Keuangan yang tercantum dalam keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia No. 40/KMK.06/2003, menyebutkan bahwa usaha

(39)

Indonesia (WNI) yang memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000,-

per tahun.

Menurut INPRES No. 10 Tahun 1999 mendefenisikan usaha menengah

adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih antara Rp 200.000.000 hinga

Rp 10.000.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). Untuk

usaha menengah, adapun kriterianya dalah sebagai berikut :

a. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp

5.000.000.000,-

b. Untuk sektor sektor non-industri, memiliki kekayaan bersih paling

banyak Rp 600.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 3.000.000

2.7 Rotan

2.7.1 Pengertian Rotan

Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang

memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus.

Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah

persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australia. Dalam puak ini termasuk

pula marga Salacca (misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta

Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai

tumbuhan rotan.

Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas

panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang,

(40)

sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur.

Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan

mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di

alam bebas.

Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra,

Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan

rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh

(Wikipedia,2014)

2.7.2 Kegunaan Rotan

Rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat

Peel (kupasan) /Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core.

Adapun sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di

Cirebon.

Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama adalah sebagai

bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki

beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah

dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu

bubuk "Pin Hole" (Wikipedia:2014)

2.8 Kerangka Konseptual

Menurut rangkuti dalam Affandy (2011:21), Analisis situasi merupakan

awal proses perumusan strategi. Selain itu situasi juga dapat mengharuskan para

manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang

(41)

ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan internal. mengingat SWOT adalah akronim

untuk Streght, Weakness, Opportunity dan Threats dari organisasi, yang semuanya

merupakan faktor-faktor strategis. Jadi, analisis SWOT didasarkan pada logika

yang dapat memaksimalkan kekuatan (streghts) dan peluang (opportunities),

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan

ancaman (threats). Analisis lingkungan internal (streghts-weaknesses) dan

lingkungan eksternal (opportunities-threats) perusahaan adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

Berdasarkan beberapa teori pendukung, maka dapat dirumuskan kerangka

konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual

Sumber : Rangkuti, diolah oleh penulis (2014) Strategi Pemasaran

1. Produk (Product)

2. Harga (Price)

3. Promosi (Promotion)

4. Tempat (Place)

Analisis SWOT

1. Kekuatan (Streghts) 2. Kelemahan (Weaknesses)

3. Peluang (opportunity)

4. Ancaman (Threats)

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixing

methods yaitu mengabungkan dua bentuk penelitian yang ada sebelumnya yaitu

penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut sugiyono (2011:404) menyatakan

bahwa metode penelitian kombinasi adalah penelitian yang mengkombinasikan

atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan

secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga dapat diperoleh

data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan objektif sedangkan pendekatan

penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan studi kasus.

Menurut Rochaety (2009:16) penelitian studi kasus adalah penelitian

dengan karateristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat

ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Subjek yang

diteliti berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu. Tujuan dari

kasus untuk melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu

agar memberikan gambaran yang lengkap mengenai subjek tersebut.

3.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya, Jalan

(43)

3.3 Informan Penelitian

Informan (nara sumber) dalam penelitian merupakan seseorang yang

memiliki informasi (data) mengenai objek yang sedang diteliti oleh peneliti.

Informan penelitian terdiri dari informan kunci (Key Informan) yaitu orang atau

seseorang yang paling mengetahu informasi mengenai objek secara keseluruhan

mengenai objek yang sedang diteliti. Selain informan kunci, ada informan lainnya

dalam penelitian ini yaitu informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung

dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

informan kunci yaitu pemilik Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya yaitu Bapak

G.Purba dan informan utama yaitu pekerja dari Usaha Kerajinan Rotan Swaka

Karya.

3.4 Defenisi Konsep

Menurut Jogiyanto (2006:62) mengatakan defenisi operasional

menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat di

observasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam

riset. Adapun defenisi konsep penelitian ini adalah :

1. Strategi Pemasaran adalah alat yang direncanakan untuk mencapai tujuan

perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang

berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang

(44)

2. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran/marketing mix adalah seperangkat alat yang digunakan

pemasar untuk membentuk karateristik layanan yang ditawarkan kepada

pelanggan

3. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats)

4. UMKM

Usaha yang memiliki karyawan relatif sedikit, penggunaan teknologi yang

sederhana yang memiliki pangsa pasar mencakup pasar lokal maupun nasional

dan memiliki karyawan kurang dari 99 orang yang dimana usaha ini memiliki

penjualan pertahun dibawah 1 milyar.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut sugiono (2008:401) “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan”. Bila dilihat dari

sumber datanya , maka pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan

skunder.

(45)

1. Data primer

Data yang dibutuhkan meliputi data mengenai proses pengelolahan kerajinan

rotan, biaya operasional, biaya umum, biaya tenaga kerja, jumlah produk yang

dihasilkan serta data pendukung lainnya.

Adapun teknik pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan

cara:

a. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat mengabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada, untuk menguji keabsahan data dan melihat

suatu masalah sehingga diharapkan akan memperoleh hasil penelitian yang

benar-benar utuh dan lengkap.

b. Wawancara

Peneliti akan melakukan wawancara semi struktur karena wawancara ini

dalam pelaksanaannya bebas dan memiliki tujuan untuk menemukan

permasalahn secara terbuka. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu

mendengarkan secara teliti dan mencatat apa saja yang dikemukakan oleh

informan.

c. Observasi

Peneliti menggunakan teknik observasi terus terang dimana peneliti

menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan

(46)

2. Data skunder yang dibutuhkan meliputi data umum perusahaan, data jumlah

UMKM di Kota Medan dan Indonesia, penelitian yang terkait dengan analisis

SWOT dan data pendukung lainnya yang diperoleh melalui studi pustaka.

3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penelitian yang merupakan cara

merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran

yang jelas mengenai perusahaan secara keseluruhan dan jelas.

3.6.2 Teknik Analisis SWOT

Adapun teknik analisis SWOT yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mendggunakan pendekatan analisis SWOT campuran yang terdiri dari :

1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh

Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak

faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah

kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan). Empat kotak

lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil

titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.

2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitatif

melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce

(47)

posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan

melalui tiga tahap, yaitu :

a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta

jumlah Total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor

S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor

dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point

faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian

terhadap point faktor lainnya.

b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d)

dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya

menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka

(e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;

c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada

(48)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan tempat

penelitian penulis bernama Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya yang

beralamatkan di Jalan Bajak II Gang Manggis no:10, Kecamatan Medan Denai,

Kota Medan. Usaha kerajinan Rotan berdiri sejak tahun 1989 yang dimana usaha

ini didirikan oleh Bapak G.Purba selaku pemilik usaha kerajinnan rotan Swaka

Karya. Menurut pemilik Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya ini, sejarah

berdirinya usaha kerajinan ini adalah sebagai usaha sampingan dari bapak

G.Purba yang selama ini bekerja menjadi staff pengajar di salah satu sekolah

menengah pertaman (SMP) swasta di kota medan. Nama usaha kerajinan swaka

karya ini ini memiliki arti yaitu kuat dalam berkarya. Adapun tempat usaha

kerajinan rotan ini berada di rumah tempat tinggal bapak G.Purba. Pada masa

tersebut, usaha kerajinan rotan ini dikelolah secara mandiri oleh bapak G.Purba

mulai dari memperoleh bahan baku rotan, mengelolah menjadi kerajinan tangan

hingga memasarkan produk tersebut. Namun, seiring dengan berjalannya waktu,

permintaan akan kerajinan rotan semakin lama semakin meningkat sehingga

lambat laun usaha ini mulai membutuhkan pekerja untuk memenuhi jumlah

permintaan sehingga bapak G.Purba mulai merekrut masyarakat sekitar untuk

(49)

dirumah masing-masing yang dimana para pekerja tersebut datang ke usaha

kerajinan rotan tersebut hanya untuk mengambil bahan baku rotan yang akan

diolah dan mengantarkan kembali hasil tersebut untuk dipasarkan.

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, usaha kerajinan swaka karya

ini menjalin kerja sama dengan eksportir untuk memasarkan produknya dengan

target pasar luar negeri sehingga produk yang dihasilkan dalam Usaha Kerajinan

Rotan Swaka Karya ini telah memiliki standar yang cukup baik karena model dan

kualitas produk yang akan dipasarkan disesuaikan dengan standar yang ditentukan

oleh eksportir. Model-model produk disesuaikan dengan trend masa tersebut,

selain itu pelanggan juga dapat memesan dengan model sesuai dengan keinginan

konsumen. Adapun produk yang dihasilkan usaha kerajinan rotan ini adalah

seperti kursi rotan, meja rotan, lemari rotan dan sebagainya yang dimana produk

tersebut terbuat dari bahan baku yang berkualitas sehingga harga produk yang

dihasilkan tergolong cukup mahal. Apabila ada produk yang rusak atau tidak

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, maka produk tersebut tidak

dipasarkan. Oleh sebab itu, kualitas dari produk yang dihasilkan dapat dijamin

oleh pemiliknya.

Usaha kerajinan rotan ini memiliki masa keemasan yaitu sebelum

terjadinnya krisis moneter yang menerpa Indonesia pada tahun 1997-1998.

Namun pada tahun 1998, usaha kerajinan ini mengalamai kemunduran karena

terjadinya krisis moneter dan pergolakan politik sehingga semua orang china

dimusuhi oleh orang pribumi, sehingga para etnis tionghoa tidak berani

(50)

terhadap proses pemasaran Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya terutama

dikarenakan pihak eksportir merupakan orang tionghoa, akibatnya pada masa ini

terjadi penurunan omset penjualan hingga usah kerajinan rotan swaka karya

menghentikan aktivitas operasional sementara waktu hingga akhir 1998 dimana

kondisi politik mulai kembali normal, usaha kerajinan kerajinan rotan swaka

karya memulai kembali kegiatan operasionalnya kembali. Namun semenjak itu,

usaha kerajinan ini mulai mengalami masa kesulitan dalam memasarkan produkya

karena para eksportir tidak mau lagi melanjutkan kerja sama karena mengalami

trauma akibat kejadian pada tahun 1997-1998 sehingga usaha kerajinan rotan ini

diambang kebangkrutan.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, bapak G.purba selaku pemilik

Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya mengalihkan target pasar sasaran dari pasar

ekspor menjadi pasar lokal dan juga mengalihkan hasil produksinya yang dimana

produk yang dihasilkan sekarang hanya berfokus terhadap keranjang parsel dan

kerajinan rotan ukuran kecil seperti piring rotan, tempat telur, hiasan, gantungan

kunci dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya operasional, karena

produk mebel yang berbahan baku rotan kurang diminati karena masyarakat lebih

meminati produk mebel yang terbuat dari kayu jati dan dammar selain untuk

untuk menekan jumlah pesaing karena apabila usaha kerajinan rotan ini

memproduksi produk mebel maka usaha ini akan bersaing dengan produk

mebel-mebel dari bahan baku lain seperti mebel-mebel yang terbuat dari kayu jati dan dammar

(51)

Adapun target pemasaran produk yang dihasilkan oleh usaha kerajinan ini

adalah para produsen pembuat parsel yang membutuhkan keranjang parsel dalam

pembuatannya baik itu perorangan maupun usaha ritel. Dalam mengelola usaha

kerajinan ini, pemilik tidak melakukan promosi besar-besaran terlebih karena

produk yang dihasilkan tidak memiliki merek dagang dan hanya mengandalkan

promosi dari mulut ke mult selain meberikan potongan harga bagi yang

melakukan pembelian produk secara partai besar.

4.1.2 Visi dan Misi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya mempunyai visi perusahaan.

Adapun visi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah menghasilkan produk

yang berkualitas dan memperoleh keuntungan untuk mengembangkan usaha

dengan lebih baik profesional dan maju. Adapun Misi Usaha Kerajinan Rotan

Swaka Karya antara lain:

a. menciptakan produk kerajinan rotan dengan menggunakan bahan yang

berkualitas

b. mengutamaka kepuasan konsumen dengan mengutamaka kualitas produk

bukan kuantitas

c. melakukan quality control terhadap produk sebelum dipasarkan ke

konsumen

Adapun tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang dimana laba

Gambar

Tabel 1.1 Data Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM)
Tabel 1.3 Data Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Gambar 2.1 Konsep Utama Dalam Aktivitas Pemasaran
Gambar 2.2 Bauran pemasaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi strategi pemasaran HB yaitu Kekuatan (strengths) dari HB adalah desain produk fokus mengenai flora, fauna dan

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Mataram, maka dapat diketahui total bobot skor

Sedangkan untuk menentukan strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan UMKM di Kabupaten Sukoharjo dimulai dengan analisis faktor strategis internal dan eksternal

ekonomi yang tidak berbasis pada kekuatan sendiri , tetapi bertumpu pada utang dan impor sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal Kedua ;struktur ekonomi yang didominasi

Sedangkan untuk menentukan strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan UMKM di Kabupaten Sukoharjo dimulai dengan analisis faktor strategis internal dan eksternal

ekonomi yang tidak berbasis pada kekuatan sendiri , tetapi bertumpu pada utang dan impor sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal Kedua ;struktur ekonomi yang didominasi

106 Selisih Total 100% 4,0 Dari hasil matriks internal- eksternal yang diperoleh dari nilai total skor pembobotan pada usaha industri tempe oleh pemilik pabrik di daerah

Untuk mengetahui hubungan antara masing-masing dari ketiga aspek : lingkungan eksternal Umum, lingkungan eksternal Industri, dan kondisi lingkungan Internal perusahaan terhadap