• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.7 Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menurut Werther dan Davis (1996) mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi organisasi dan pegawai yang dinilai, yaitu:

1. Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.

2. Compensation adjustment. Membantu para pengambil

keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.

3. Placement decision. Menentukan promosi,dan transfer.

4. Training and development needs mengevaluasi kebutuhan

pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.

5. Carreer planning and development. Memandu untuk

menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai.

6. Staffing process deficiencies. Mempengaruhi prosedur

perekrutan pegawai.

7. Informational inaccuracies and job-design errors. Membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama di bidang informasi

job-analysis, job-design, dan sistem informasi manajemen

sumber daya manusia.

8. Equal employment opportunity. Menunjukkan bahwa

penempatan posisi kerja tidak diskriminatif.

9. External challenges. Kadang-kadang kinerja pegawai

dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian kinerja,

faktor-faktor ini akan kelihatan sehingga membantu departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi peningkatan kinerja pegawai.

10.Feedback. Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian

maupun bagi pegawai itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat penilaian kinerja adalah sebagai sumber informasi bagi penentuan kebijakan strategi SDM perusahaan di masa depan, sebagai suatu alat evaluasi kinerja serta sebagai alat untuk memetakan potensi dari pegawai perusahaan.

Sedangkan Manfaat penilaian kinerja yang dikemukakan oleh Dessler (2007), yaitu :

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan

karyawan, seperti promosi, mutasi dan pemberhentian.

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan, serta menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana

atasannya menilai kinerjanya.

5. Menyediakan suatu dasar distribusi penghargaan.

2.2 SMM ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Kualitas

Menurut Gasperz (2008:268) “Sistem manajemen mutu adalah sistem yang digunakan untuk menetapkan kebijakan (pernyataan resmi oleh manajemen puncak berkaitan dengan perhatian dan arah organisasinya di bidang mutu) dan sasaran mutu (segala sesuatu yang

terkait dengan mutu dan dijadikan sasaran atau target pencapaian dengan menetapkan ukuran atau kriteria pencapainnya)”. ISO 9001:2008 merupakan standar mutu yang sangat populer di seluruh dunia.

ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. Standar tersebut menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi yang mendasar bagi organisasi apapun yang berminat untuk menerapkan standar ini. Berdasarkan definisi tersebut, maka sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dapat didefinisikan sebagai standar sistem manajemen mutu yang mengelola proses pencapaian mutu

(Gasperz,2008). Sistem tersebut mengatur hubungan antara supplier,

lembaga, dan konsumen. Oleh karena itu, sistem manajemen mutu ISO 90001:2008 sama sekali tidak berbicara tentang mutu suatu produk, tetapi berbicara tentang proses pencapaian suatu tingkat mutu tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa lembaga yang akan mengadopsi sistem tersebut perlu menetapkan spesifikasi/persyaratan karakteristik mutu produk dan prosesnya (Syarizal,2009).

Terdapat beberapa karakteristik umum dari sistem manajemen kualitas, antara lain sebagai berikut (Gaspersz, 2001, pp.10-11):

1. Sistem manajemen kualitas mencakup suatu lingkup yang luas dari

aktivitas-aktivitas dalam organisasi modern. Kualitas dapat didefinisikan melalui lima pendekatan utama, antara lain sebagai

berikut: transcendent quality yaitu suatu kondisi ideal menuju

keunggulan; product based quality yaitu suatu atribut produk yang

memenuhi kualitas; user based quality yaitu kesesuaian atau

yaitu kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan standar; value

based quality yaitu derajat keunggulan pada tingkat harga yang

kompetitif.

2. Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses

kerja. 

3. Hal ini sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap

standar-standar kerja.

4. Sistem manajemen kualitas berlandaskan pada pencegahan kesalahan

sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Patut diakui pula bahwa banyak sistem manajemen kualitas tidak akan efektif sepenuhnya pada pencegahan semata, sehingga sistem manajemen kualitas juga harus berlandaskan pada tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Dalam kaitan dengan hal ini, sistem manajemen kualitas merupakan suatu closed loop system yang mencakup deteksi, umpan balik, dan korelasi. Proporsi terbesar harus diarahkan pada pencegahan kesalahan sejak tahap awal.

5. Sistem manajemen kualitas mencakup elemen-elemen: tujuan

(objectives), pelanggan (customer), hasil-hasil (outputs), proses- proses (processes), masukan-masukan (inputs), pemasok (suppliers),

dan pengukuran untuk umpan balik dan umpan maju (measurement

for feedback and feedforward).

2.2.1 Tahapan Penerapan Sistem Manajemen Kualitas (Quality Management System)

Terdapat beberapa tahapan dalam menerapkan suatu sistem manajemen kualitas, antara lain sebagai berikut (Gasperz, 2001,):

1. Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem

manajemen mutu yang akan diterapkan.

2. Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior

dari organisasi. 

3. Menetapkan suatu kelompok kerja atau komite pengaruh yang

terdiri dari manajer-manajer senior.

4. Menugaskan wakil manajemen (management representative).

5. Menetapkan tujuan-tujuan kualitas dan implementasi system.

6. Meninjau ulang sistem manajemen kualitas yang sekarang.

7. Mendefinisikan struktur organisasi dan tanggung jawab.

8. Menciptakan kesadaran kualitas (quality awareness) pada

semua tingkat dalam organisasi.

9. Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen

kualitas dalam manual kualitas (buku panduan).

10.Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan

oleh prosedur-prosedur.

11.Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur

operasional atau prosedur terperinci.

12.Memperkenalkan dokumentasi.

13.Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam system.

14.Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen

Organisasi standardisasi internasional atau lebih dikenal dengan The International Organization for Standardization telah menerbitkan ISO 9001:2008 yang mendeskripsikan standar untuk

sebuah QMS (Quality Management System) yang digunakan

sebagai landasan dan proses yang meliputi perancangan, pengembangan, dan pengiriman dari produk maupun jasa. Suatu organisasi dapat berpartisipasi dalam pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008 secara berkelanjutan untuk membuktikan kesesuaian mereka dengan standar yang berlaku yang termasuk dalam syarat dalam pengembangan QMS (Gasperz,2001)

Pengendalian kualitas (Quality Control)

(Quality Control) Menentukan komponen-komponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk produksi mendatang jangan sampai rusak. Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak (Reksohadiprojo, 1995).

Quality Assurance (QA) :

Menurut Gryna (1988) Quality Assurance (QA) adalah seluruh

perencanaan dan kegiatan sistematis yang diperlukan untuk memberikan suatu jaminan yang memadai bahwa suatu produk akan memenuhi suatu persyaratan tertentu. Dan agar pelaksanaannya dapat berjalan efektif diperlukan proses kontrol pada setiap tahap produksi yang tujuannya adalah menjamin kualitas produk melalui Quality Control (QC) sebagai pelaksana operasional dari QA. QA diperlukan untuk menjamin mutu

manajemen perusahaan dari pandangan owner bahwa produk yang

dihasilkan dapat berfungsi secara penuh sesuai dengan yang diinginkan dan dapat digunakan selama kurun waktu yang telah ditetapkan sehingga tercapai kepuasan konsumen.

Pengertian ISO 9001: 2008

Menurut Syarizal (2009), “ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai”. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan

rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dapat berupa kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin mutu dari produk (Gasperz,2001). ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. ISO 9001: 2008 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu (Mitrakonsultan, 2008).

Mengenai Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses, menggambarkan hubungan proses yang disajikan dalam klausul empat sampai delapan. Gambaran ini menunjukkan bahwa pelanggan memainkan peran berarti dalam menetapkan persyaratan sebagai input. Pemantauan kepuasan pelanggan menghendaki penilaian informasi yang berkaitan dengan persepsi

pelanggan tentang apakah organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan. Penyusunan ini menggunakan metodologi yang dikenal “Plan-Do-Check-Action” yang dapat dipakai pada semua proses. (Mitrakonsultan, 2008).

2.2.2 Manfaat Penerapan SMM ISO 9001:2008 Bagi Disnakertrans Kabupaten Langkat

Berdasarkan dokumen internal SMM ISO 9001:2008 mengungkapkan manfaat penerapan SMM ISO 9001:2008 bagi Disnakertrans Kabupaten Langkat, sebagai berikut:

• Meningkatkan Kepercayaan dan kepuasan masyarakat melalui jaminan mutu yang terorganisir dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2008 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur dan instruksi yang berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik.

• Jaminan Kualitas Produk dan Proses karena telah memiliki sertifikat ISO 9001:2008 telah menjamin bahwa sistem manajemen mutu dari Disnakertrans Kabupaten Langkat telah diakui secara internasional.

• Meningkatkan Produktivitas Disnakertrans Kabupaten Langkat, setelah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 diharapkan dapat meningkatkan produktivitas Disnakertrans Kabupaten Langkat, terutama dalam pelayanan kepada masyarakat.

• Meningkatkan motivasi, moral & kinerja pegawai, serta memberikan perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota

organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001:2008 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun.

• Sebagai alat analisa Disnakertrans lainnya di Indonesia, diharapkan Disnakertrans lainnya yang ada di Indonesia akan termotivasi untuk memperoleh Sertifikat ISO 9001:2008 dan dapat menggunakan Disnakertrans Kabupaten Langkat sebagai alat analisisnya.

• Meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pencari kerja dan pengguna tenaga kerja,sehingga dapat mempermudah proses anta pencari kerja dan pengguna tenaga kerja.

• Meningkatkan cost efficiency dan keamanan produk, melalui

sistem pengendalian yang konsisten serta pengurangan dan pencegahan pemborosan. Meningkatkan kesadaran mutu dalam Disnakertrans Kabupaten Langkat.

• Meningkatkan komunikasi internal, dengan adanya sertifikat ISO 9001:2008 dapat meningkatkan komunikasi internal antara pegawai di Disnakertrans Kabupaten Langkat.

• Meningkatkan image positif Disnakertrans Kabupaten Langkat,

dengan adanya sertifikat ISO 9001:2008 akan merubah pandangan masyarakat terhadap instansi pemerintah.

• Sistem terdokumentasi telah dilakukan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan dalam ISO 9001:2008.

• Media untuk Pelatihan dan Pendidikan secara sistematik kepada seluruh pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi secara baik.

2.2.3 Langkah-langkah Penerapan SMM ISO 9001:2008

Menurut Gaspersz (2008), langkah-langkah penerapan SMM ini hanya sebagai panduan yang dapat diterapkan secara bersamaan atau tidak berurut, tergantung kultur dan kematangan mutu organisasi, yaitu :

1. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak, karena tanpa

komitmen manajemen puncak, kegiatan registrasi adalah sangat tidak mungkin.

2. Membentuk komite pengarah arus koordinator ISO. Komite ini

akan memantau proses agar sesuai dengan standar unsur-unsur dasar dalam SMM ISO 9001:2008.

3. Mempelajari persyaratan-persyaratan standar dari SMM ISO

9001:2000.

4. Melakukan pelatihan (training) terhadap semua anggota organisasi.

5. Memulai peninjauan ulang manajemen (management review).

6. Identifikasi mutu, prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam dokumen-dokumen tertulis.

7. Implementasi SMM ISO 9001:2000.

8. Memulai audit SMM perusahaan.

9. Memilih registran. 10.Registrasi.

2.2.4 Persyaratan Standar dari SMM ISO 9001:2008

ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena ISO 9001:2008 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. ISO 9001:2008 terdiri dari 8 Klausul sebagai berikut:

Dalam klausul ini secara persyaratan-persyaratan standar telah menekankan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

2. Klausul 2. Referensi Normatif

Klausul ini hanya memuat referensi-referensi yang harus dipersiapkan oleh Disnakertrans Kabupaten Langkat yaitu:

a. Peraturan Pemerintah

b. Buku-buku panduan tentang kualitas 3. Klausul 3. Istilah dan Definisi

Klausul ini menyatakan bahwa istilah dan definisi-definisi yang diberikan dalam ISO 9001:2008 menetapkan, mendokumentasikan, melaksanakan, memelihara langkah – langkah untuk implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 dan kebutuhan peningkatan terus menerus.

4. Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu

Persyaratan umum dalam memimpin dan mengoperasikan organisasi perlu dilakukan pengelolaan yang sistematis dan dengan cara yang tepat.

5. Klausul 5.Tanggung jawab Manajemen

Klausul ini menekankan pada komitmen manajemen puncak (top

management commitment). Dalam hal fokus pelanggan manajemen

puncak harus menjamin bahwa persyaratan pelanggan telah ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan peningkatan kepuasan pelanggan.

Penyediaan sumber daya suatu organisasi harus menetapkan dan memberikan sumber-sumber daya yang diperlukan secara tepat untuk menerapkan dan mempertahankan sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 serta meningkatkan efektivitasnya terus menerus dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

7. Klausul 7. Realisasi produk

Dalam hal perencanaan realisasi produk organisasi harus menjamin bahwa proses realisasi produk berada di bawah pengendalian, agar memenuhi persyaratan produk.

8. Klausul 8. Pengukuran analisis dan peningkatan.

Persyaratan umum dalam Klausul 8 tentang pengukuran analisis dan peningkatan, dimana organisasi harus menetapkan rencana- rencana dan menererapkan proses pengukuran,pemantauan,analisis dan peningkatan yang diperlukan agar menjamin kesesuaian dari produk.

2.2.5 Audit Mutu dan Dokumentasi Mutu

Audit mutu (Ariani, 2002) adalah evaluasi secara sistematik dan independen yang dilaksanakan untuk menentukan hal berikut :

1. Apakah kegiatan mutu yang berhubungan dengan hasil

produksi telah sesuai dengan dokumentasi sistem mutu ?

2. Apakah prosedur dalam dokumentasi sistem mutu diterapkan

secara efektif dan tepat untuk mencapai sasaran yang diinginkan ?

Dokumentasi dalam sistem manajemen mutu Disnakertrans Kabupaten Langkat mencakup :

a. Pernyataan terdokumentasi dari kebijakan mutu dan sasaran

mutu,

b. Manual mutu,

c. Prosedur terdokumentasi yang diisyaratkan oleh Standar ISO

9001:2008,

d. Dokumen yang diperlukan oleh Disnakertrans kabupaten

Langkat untuk memastikan perencanaan, operasi dan kendali proses secara efektif, dan

e. Rekaman yang disyaratkan oleh Standar ISO 9001:2008.

2.2.6 Manual Mutu

Disnakertrans Kabupaten Langkat menetapkan dan memelihara sebuah manual mutu yang didalamnya mencakup :

A. Lingkup sistem manajemen mutu, termasuk rincian

pengecualian dari dan alasan pengecualian apapun

B. Prosedur yang terdokumentasi yang ditetapkan untuk sistem

manajemen mutu, atau mengacu pada prosedur tersebut, dan

C. Urutan dari interaksi antara proses-proses sistem manajemen

mutu.

2.2.7 Pengendalian Dokumen

Disnakertrans kabupaten Langkat melakukan pengendalian dokumen sesuai dengan yang disyaratkan oleh sistem manajemen

mutu ISO 9001:2008. Rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan harus dikendalikan menurut persyaratan dalam ISO 9001:2008. Harus dibuat suatu prosedur terdokumentasi untuk menetapkan

pengendalian untuk:

a. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan,

b. Meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk

menyetujui ulang dokumen,

c. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari

dokumen ditunjukkan,

d. Memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku

tersedia di tempat pemakaian,

e. Memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali,

f. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar dikenali

dan distribusinya dikendalikan, dan

g. Mencegah pemakaian dokumen kadaluarsa yang tak disengaja

dan menerakan identifikasi sesuai dengan dokumen tersebut, apabila disimpan untuk maksud tertentu.

2.2.8 Pengendalian Rekaman

Disnakertrans Kabupaten Langkat melakukan pengendalian rekaman pada rekaman yang diperlukan. Rekaman harus ditetapkan dan dipelihara untuk memberikan bukti kesesuaian dengan persyaratan dan beroperasinya secara efektif sistem manajemen mutu. Rekaman harus tetap mudah dapat dibaca, siap ditunjukkan, dan diambil. Prosedur terdokumentasi dibuat untuk menetapkan

kendali yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa simpan, dan pembuangan rekaman.

Unsur-Unsur ISO 9001:2008 Yang Berkaitan Dengan Kinerja Pegawai

2.2.9 Karakteristik Individu

Bagi individu organisasi adalah wadah untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak dapat direalisasikan secara individual, baik tujuan pribadi maupun tujuan organisasi. Individu dengan karakter yang tersendiri dan organisasi juga memiliki karakter tertentu yang saling menyesuaikan. Latar belakang individu dapat menjadikan ciri-ciri tertentu pada setiap individu (Moekijat, 1996:

103).  Pada SMM ISO 9001:2008 khususnya klausul 6 (enam)

tentang manajemen sumber daya manusia dari manajemen sumber daya terdiri dari: keahlian, pendidikan, pengalaman kerja.

Menurut Thoha (1999: 30), “individu membawa ke dalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan, pribadi, penghargaan, kebutuhan dan pengalamannya”. Sementara itu Agus (2001: 133) mengemukakan “beberapa ciri-ciri pribadi yang meliputi jenis kelamin, status perkawinan, usia, pendidikan, pendapatan keluarga dan masa jabatan ke dalam organisasi”.

2.2.10 Karakteristik Organisasi

Agus (2001: 136) mengemukakan bahwa “organisasi adalah sejumlah orang yang melakukan tugas dan pekerjaan untuk

masing-masing orang atau kelompok secara rasional, nonpribadi untuk mencapai tujuan tertentu”. Selanjutnya karakteristik organisasi merupakan kondisi internal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi perlu adalahnya kejelasan karir agar pegawai lebih mudah merencanakan dan melalui jalur-jalur karirnya. Karakteristik organisasi yang dimaksud adalah; struktur organisasi yang mempunyai unsur; pembagian pekerjaan, departementalisasi, hirarkhi, dan koordinasi dan budaya organisasi yang mempunyai unsur artifact, nilai yang mendukung asumsi dasar.

Yang dimaksud dengan karakteristik organisasi di sini adalah sejauh yang dipersepsikan individu tersebut. Jika terjadi kesesuaian, individu atau pekerja akan menjadi anggota organisasi (Hariyanto, 2001: 270). Sedangkan Simamora (2001:507) mengatakan bahwa sumber daya, iklim, tujuan dan struktur organisasi mempengaruhi manajemen karir yang akhirnya berdampak pada pengembangan karir. Pengembangan karir sendiri merupakan suatu cara bagi sebuah organisasi untuk mendukung atau meningkatkan produktivitas para karyawan, sekaligus mempersiapkan karyawan untuk dunia yang selalu berubah (Sunarto, 2003: 246).

2.3 Penelitian Terdahulu

Kajian tentang ISO 9001 dan kinerja pegawai telah banyak dilakukan sebelumnya oleh berbagai kalangan, khususnya para akademisi. Sebagai ilustrasi :

Dharma (2007) meneliti tentang Analisis Pengaruh Penerapan ISO 9001:2000 terhadap Peningkatan kinerja karyawan pada PT. Asuransi Jasa Raharja, dengan penekanan kepada Pengaruh Karakteristik Sumber Daya dan Karakteristik Organisasi terhadap Peningkatan Kinerja, menyimpulkan bahwa Secara simultan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95% dan Secara parsial variabel-variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang mempengaruhi kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Yuniar (2011) meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kinerja Pegawai dengan Adanya Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SAMSAT Kabupaten Tangerang menyatakan bahwa Penerapan SMM ISO 9001:2008 berpengaruh nyata dan positif terhadap peningkatan kinerja pegawai DPKAD Provinsi Banten UPTD Serpong pada SAMSAT Kabupaten Tangerang, sehingga dapat dibuktikan bahwa setiap kebijakan yang dilakukan instansi telah sesuai dengan SMM ISO 9001:2008 dan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai. Hal ini dapat dilihat pada standar waktu pelayanan yang diberikan oleh SAMSAT kepada Wajib Pajak.

Pamungkas (2010) yang meneliti tentang Pengaruh Penerapan ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Pemerintahan Kota Malang menyatakan bahwa Secara parsial variabel-variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Malang. Secara simultan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Malang. Hal ini berarti setiap kebijakan yang ditentukan organisasi telah sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan akan memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Malang.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti

(Tahun)

Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Dharma (2007) Analisis Pengaruh

Penerapan ISO 9001:2000 terhadap Peningkatan kinerja karyawan pada PT.Asuransi Jasa Raharja Variabel bebas : keahlian (X1), pendidikan (X2), pengalaman kerja (X3), sumber daya organisasi (X4),iklim organisasi (X5), dan struktur organisasi (X6). Variabel terikat : Kinerja Karyawan Secara simultan dan parsial sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 berpengaruh

positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95%.

2 Yuniar (2011) Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Peningkatan Kinerja Pegawai dengan Adanya Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SAMSAT Kabupaten Tangerang Variabel bebas : keahlian (X1), pendidikan (X2), pengalaman kerja (X3), sumber daya organisasi (X4),iklim organisasi (X5), dan struktur Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SAMSAT Kabupaten Tangerang menyatakan bahwa Penerapan SMM ISO 9001:2008 berpengaruh nyata dan positif

organisasi (X6). Variabel terikat : Kinerja Karyawan terhadap peningkatan kinerja pegawai DPKAD Provinsi Banten UPTD Serpong pada SAMSAT Kabupaten Tangerang 3 Pamungkas (2010) Pengaruh Penerapan ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Pemerintahan Kota Malang Variabel bebas: X1 = Sumber Daya Manusia,X2 = Infrastruktur atau prasarana,X3 = Lingkungan kerja Variabel terikat : Kinerja Karyawan

Secara parsial dan simultan variabel- variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Malang 2.4 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2005:94), kerangka konseptual merupakan kerangka logis yang digunakan untuk mengarahkan jalan pemikiran dari penilitian. Pengertian tersebut menggambarkan suatu gejala atau fenomena terhadap suatu variabel yang diteliti dan fakta lapangan atau teori tersebut akan mempermudah pembahasan secara terarur dan terarah. Pada SMM ISO 9001:2008 terdapat klausul yang penerapannya

berkaitan dengan kinerja pegawai, khususnya pada klausul 6 (enam), yaitu karakteristik organisasi dan individu, dimana karakteristik organisasi dipengaruhi oleh sumber daya organisasi, iklim organisasi dan struktur

organisasi. Sedangkan karakteristik individu dipengaruhi oleh keahlian, pendidikan dan pengalaman kerja. Seluruh karakteristik yang mempengaruhi penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap peningkatan kinerja pegawai di Disnakertrans Kabupaten Langkat merupakan peubah yang akan digunakan.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, untuk mengetahui pengaruh peubah bebas X1 (karakteristik individu) dan peubah bebas X2 (karakteristik organisasi) , terhadap peubah terikat (kinerja pegawai), maka dalam penelitian ini digunakan metode regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil tersebut dapat dirumuskan kesimpulan dan mengajukan saran perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kinerja pegawai pada penerapan SMM ISO 9001:2008. Dari uraian tersebut, disusun kerangka pemikiran penelitian pada gambar 1.

Penerapan SMM ISO 9001:2008

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Karakteristik Individu (X1) Karakteristik Organisasi (X2) Kinerja Pegawai (Y)

2.8 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian

Dokumen terkait