• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Manfaat Penelitian

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu :

1. Bagi Dinas Pendidikan khususnya di kota Gunungsitoli, sebagai bahan masukan informasi untuk menentukan kebijakan dalam meningkatkan kinerja pengawas sekolah.

2. Bagi Pengawas SMK di kota Gunungsitoli, sebagai bahan masukan informasi untuk digunakan dalam meningkatkan strategi pembinaan terhadap guru melalui supervisi akademik.

3. Bagi Guru, sebagai bahan masukan dalam melaksanakan tufoksinya

dalam meningkatkan profesionalisme.

4. Peneliti lain, sebagai bahan rujukan atau referensi dalam melakukan penelitian yang relevan tentang kinerja pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik.

98 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisis pembahasan tentang kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik di SMK Negeri Kota Gunungsitoli, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyusunan program supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP yang dilakukan Pengawas Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Gunungsitoli telah disusun dengan lengkap dan harus disusun sendiri oleh pengawas sekolah sesuai dengan kebutuhan guru-guru binaannya (bukan hasil copy-paste dari program sekolah lain). Program supervisi akademik ini disusun oleh pengawas sekolah dengan melibatkan guru dan kepala sekolah. Isi program tersebut meliputi (a) program pembinaan guru, (b) program pembinaan kepala sekolah, (c) program pemantauan pelaksanaan 8 SNP, (d) program penilaian kinerja guru, (e) program penilaian kinerja kepala sekolah, (f) program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah, dan (g) program evaluasi dan pelaporan hasil kepengawasan. Oleh sebab itu perlu adanya kantor khusus yang layak untuk dipergunakan oleh para pengawas sekolah,

99

2. Pelaksanaan supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP dilakukan oleh pengawas sekolah di SMK Negeri Kota Gunungsitoli dengan model artistik dalam teknik individu dan kelompok. Pelaksanaan supervisi akademik ini dilakukan dengan mengadakan

(a) Kunjungan ke kelas dengan menilai cara mengajar guru.

(b) Observasi kelas dengan mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas.

(c) Pertemuan individual adalah suatu pertemuan, percakapan, dialog dan tukar pikiran antara supervisor dan seorang guru.

Pelaksanaan supervisi akademik di SMK Negeri Kota Gunungsitoli belum maksimal terlaksana, hal ini disebabkan kurangnya pengawas untuk mata pelajaran tertentu khususnya pada mata pelajaran rumpun IPA dan masa penugasan pengawas sekolah yang masih baru di sekolah binaannya.

3. Mengevaluasi hasil pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMKN Kota Gunungsitoli tergolong masih kurang, hal ini disebabkan kualifikasi yang dimiliki pengawas sekolah tidak sesuai dengan Permendiknas No. 12 Tahun 2007, ketiadaan pengawas sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang guru binaannya dan tugas pengawas sekolah yang kompleks.

100

4. Tindak lanjut hasil supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah adalah berupa pembinaan namun pembinaan yang diharapkan oleh guru-guru belum maksimal terlaksana, hal ini disebabkan kurangnya jumlah pengawas untuk mata pelajaran tertentu, kualifikasi yang dimiliki pengawas sekolah tidak sesuai berdasarkan Permendiknas No. 12 Tahun 2007, ketiadaan pengawas sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang guru binaan, dan tugas pengawas sekolah yang kompleks. Pembinaan yang diberikan tergantung dari hasil pelaksanaan supervisi akademik yang telah dilaksanakan. Pengawas juga menyusun laporan hasil pelaksanaan pengawasan di sekolah binaannya, yang diserahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan melalui Koordinator Pengawas yang berisi: (a) program tahunan, (b) program semester, (c) RKA dan (d) RKM.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli masih belum maksimal dan tidak merata terlaksana terhadap seluruh guru-guru di sekolah binaan terlebih pada guru-guru yang mengajar pada rumpun IPA.Sebagai implikasi dari temuan ini, mengisyaratkan agar dilakukan pembenahan dalam tiga aspek pelaksanaan supervisi akademik dalam

101

penyusunan program, pelaksanaan program dan tindak lanjut hasil supervisi akademik dengan melakukan berbagai usaha, di antaranya:

(a) Menyusun program pengawasan akademik. Program pengawasan terdiri atas program tahunan dan program semesteran bagi sekolah binaannya masing-masing. Isi program antara lain; tujuan dan sasaran pengawasan, materi atau isi program, strategi melaksanakan program, kriteria keberhasilan program dan jadwal kegiatan. Program pengawasan tahunan biasanya dibuat bersama-sama oleh semua pengawas sekolah dibawah koordinasi Korwas. Sedangkan program pengawasan semesteran dibuat oleh masing-masing pengawas sekolah sesuai dengan kondisi sekolah yang diawasinya.

(b) Pelaksanaan supervisi akademik dapat dilakukan dengan cara mengunjungi sekolah binaan lalu melakukan pemantauan dan atau penilaian terhadap pelaksanaan tugas pokok guru (akademik).

(c) Menyusun pelaporan hasil pengawasan akademik dan menindaklanjutinya untuk penyusunan program pengawasan berikutnya. Hasil pengawasan dilaporkan oleh pengawas sekolah secara tertulis kepada pimpinan/atasan/korwas dan tembusannya dikirimkan kepada sekolah. Laporan dibuat pada setiap akhir semester. Laporan hasil pengawasan dijadikan bahan dalam menyusun program pengawasan pada semester berikutnya.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka untuk meningkatkan kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik di SMK Negeri

102

Kota Gunungsitoli, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pengawas sekolah harus menyusun program kepengawasan setiap tahun dengan memperhatikan hasil pelaksanaan program tahun lalu. Program tahunan, program semester, dioperasionalkan dengan panduan rencana kepengawasan akademik (RKA). Instrumen supervisi akademik diformat sesuai dengan kebutuhan sekolah binaan.

2. Pengawas sekolah yang melaksanakan kunjungan ke sekolah hendaknya memberikan pembinaan dengan melakukan observasi, memeriksa perangkat pembelajaran diikuti dengan mendiskusikan hasil supervisi akademik yang telah dilakukan. Pelaksanaan program kepengawasan bersifat fleksibel namun tetap dalam koridor pembinaan untuk mencapai keberhasilan program pengawasan dengan memperhatikan kondisi sekolah yang bersangkutan.

3. Hasil dari pelaksanaan supervisi akademik segera ditindaklanjuti dan segera direalisasikan, sehingga wujud dari pemecahan masalah yang dihadapi guru dapat segera dirasakan.

4. Merencanakan atau merancang sedemikian rupa pelaksanaan kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP dan melaksanakan kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP yang merupakan bagian penting pada pelaksanaan pembelajaran.

103

C. Saran

1. Bagi Dinas Pendidikan :

a. Melakukan rekrutmen pengawas sekolah berdasarkan uji kompetensinya dan berdasarkan kualifikasi pendidikan minimum S2 sesuai dengan Permendiknas No. 12 Tahun 2007.

b. Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti laporan supervisi akademik yang dibuat oleh pengawas sekolah secara berkala.

c. Membuat kebijakan membagi tugas pokok pengawas dengan tidak menggabungkan antara supervisi manajerial dengan supervisi akademik.

d. Mempertimbangkan penambahan jumlah pengawas untuk mata pelajaran tertentu, seperti pengangkatan pengawas baru untuk mata pelajaran rumpun IPA.

e. Melakukan pembinaan teknis secara berkala berupa pelatihan, diklat maupun bentuk pembinaan lainnya guna meningkatkan kompetensi pengawas sekolah.

f. Mengkaji ulang manajemen supervisi akademik yang selama ini dilaksanakan, apakah sudah sesuai konsep, kebutuhan dan terapannya secara ilmiah.

g. Menyediakan ruang/kantor khusus pengawas sekolah dikmen di dalam Kantor Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli dan ditata sedemikian rupa layaknya sebuah kantor yang nyaman dan layak digunakan.

104

2. Bagi pengawas sekolah :

a. Melakukan analisis terhadap masalah dan kebutuhan utama guru di sekolah sehingga dapat menyusun program kerja sesuai dengan kebutuhan sekolah/guru binaan.

b. Mampu memprioritaskan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pengawas.

c. Hendaknya meningkatkan pengetahuannya tentang proses supervisi akademik dengan diberi kesempatan mengikuti pelatihan kepengawasan.

d. Menggunakan prinsip-prinsip supervisi akademik, pendekatan, dan teknik supervisi akademik yang cocok terhadap guru-guru di sekolah binaannya.

e. Hendaknya dalam pelaksanaan supervisi akademik, pengawas mempersiapkan secara matang baik itu dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut, dan pembuatan laporan.

f. Hendaknya kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan dan kontinu dengan perencanaan yang matang sehingga pelaksanaan pelatihan/pembimbingan meningkatkan profesionalisme guru.

g. Senantiasa mengembangkan pelaksanaan supervisi akademik guru dengan mengoptimalkan cara-cara yang variatif, kreatif, dan inovatif sebagai bentuk perbaikan kekurangan-kekurangan yang telah

105

dihasilkan melalui refleksi bersama dengan para guru terhadap pelaksanaan supervisi yang telah selesai dilaksanakan.

h. Hendaknya menambah frekuensi kehadiran ke sekolah dan ketika hadir ke sekolah benar – benar memberikan bimbingan dan bantuan supervisi akademik kepada guru, guna meningkatakan kualitas dan mutu pembelajaran

3. Bagi guru

a. Senantiasa merencanakan pembelajaran sedemikian rupa dalam memandu guru untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. b. Guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk meningkatkan

kinerja yang dihasilkannya seiring dengan perubahan zaman.

c. Perlu membina hubungan yang baik dengan pengawas sekolah dan memiliki sikap yang senantiasa mau belajar sehingga jika ada hal-hal yang tidak dipahami dapat didiskusikan dengan pengawas sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

--- 2012. Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah. Jakarta : Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan

Ahmad, Djauzak. 1995. Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud RI.

Anwar, Kasful dan Hendra, Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2009. Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah.

Fathurrohman, M. 2015. Sukses Menjadi Pengawas Sekolah Ideal. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Kemendikbud. 2013. Pedoman Pemberian Beasiswa S2 Kepengawasan. Kemendiknas. 2006. Standar Mutu Pengawas.

Mangkunegara, P.A. 2010. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika Aditama.

Miles, MB dan Huberman, AM. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah : Tjetjep Rohendi. Jakarta : Universitas Indonesia

Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Mukhtar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada. Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta:Yogyakarta. Pusbangtendik. 2015. Panduan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan

Pengawas Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.

106

Sahertian, Piet. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sergiovanni, Thomas J. 1987. Educational Governance and Administration. United States: Prentice-Hall.

Siahaan, Amiruddin, dkk. 2006. Manajemen Pengawas Pendidikan. Jakarta : Quantum Teaching.

Stoller, F.l. 2007. Teacher Supervision Moving Toward an Interactive Approach College of Education Eastern Kentucky University. United States.

Sudjana, Nana. 2012. Pengawas Dan Kepengawasan. Bekasi : Binamitra Publishing.

Sudjana, Nana. 2012. Supervisi Pendidikan : Konsep Dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi : Binamitra Publishing.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wibowo.2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

http://www.kemenkopmk.go.id/artikel/indonesia-peringkat-ke-57-edi-dari-115-negara-tahun-2014

Dokumen terkait