KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DALAM
PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK
DI SMK NEGERI
KOTA GUNUNGSITOLI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
Tabita
Evadyanti Maru’ao
NIM : 8146132059
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
TABITA EVADYANTI MARU’AO; Kinerja Pengawas Sekolah Dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMK Negeri Kota Gunungsitoli. Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pengawas sekolah dalam: (1) menyusun program supervisi akademik, (2) melaksanakan supervisi akademik, (3) mengevaluasi hasil pelaksanaan program supervisi akademik, (4) membimbing dan melatih profesional guru dalam menyusun silabus dan RPP di SMK negeri Kota Gunungsitoli. Supervisi akademik bertujuan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan supervisi akademik yakni pelatihan/pembimbingan adalah proses membelajarkan guru melalui tatap muka agar guru menguasai keterampilan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Melalui metode penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti sebagai human instrument menemukan beberapa kesimpulan;
Kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli belum terlaksana dengan maksimal dan tidak merata kepada seluruh guru, ini terlihat dari: (1) supervisi akademik khususnya mata pelajaran rumpun IPA 50% terlaksana, (2) masih adanya guru yang belum benar merumuskan RPP, (3) masih ada guru yang belum benar mengelola pembelajaran. Berdasarkan temuan direkomendasikan sebagai berikut: (1) pengawas sekolah harus menyusun program kepengawasan setiap tahun dengan memperhatikan hasil pelaksanaan program pada tahun lalu, (2) melaksanakan kunjungan ke sekolah hendaknya memberikan pembinaan dengan melakukan observasi, memeriksa perangkat pembelajaran diikuti dengan mendiskusikan hasil supervisi akademik yang telah dilakukan, (3) hasil dari pelaksanaan supervisi akademik segera ditindaklanjuti dan direalisasikan sehingga wujud dari pemecahan masalah yang dihadapi guru dapat segera dirasakan, (4) merancang sedemikian rupa pelaksanaan kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP.
ii
ABSTRACT
TABITA EVADYANTI MARU’AO; Supervisors’ Performance in Implementing Academic Supervision at SMK Kota Gunungsitoli. Thesis. Medan State University, Graduate program. 2016.
The problem in this research is how the performance of a school supervisor in the implementation of the academic supervision in training / coaching the teachers of SMK Kota Gunungsitoli for creating syllabus and Lesson Plan.
The purpose of this study is to determine the performance of a school supervisor in : (1) developing academic supervision programs, (2) conducting academic supervision, (3) evaluating the results of the implementation of the program of the academic supervision, (4) guiding and training professional teachers in preparing the syllabus and Lesson plan at SMK Kota Gunungsitoli. The Academic Supervision aims to help teachers to develop their abilities to achieve the learning objectives. The Academic Supervision activities of the training / coaching is a learning process through face to face for teachers to master the skills in planning and implementing teaching and learning process.
The method of this research is descriptive qualitative. The researcher as a human instrument finds some conclusions; Performance of school supervisors in the implementation of the academic supervision on the activities of the training / coaching syllabus and lesson plan at SMK Kota Gunungsitoli has not done up and not evenly distributed to all teachers, which is seen from : (1) the academic supervision for science teachers has been done up to 50 %, (2) there are still teachers who have not been properly formulate lesson plans, (3) there are teachers who do not properly manage learning.
Based on the findings recommended as follows : (1) the school supervisors should draw up a supervisory program each year based on the results of the implementation of the program in the last year, (2) the supervisors who visit to schools should provide guidance to the observation, checking the learning device followed by discussing the results of the academic supervision that has done, (3) the results of the implementation of the academic supervision immediately followed up and realized that the form of solving problems faced by teachers can immediately be felt, (4) designed such that the implementation of the training / coaching syllabus and lesson plans.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan junjungan
tertinggi penulis yaitu Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan segala
hikmat dan kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan
tesis dengan judul : “Kinerja Pengawas Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi
Akademik di SMK Negeri Kota Gunungsitoli”. Tesis ini sengaja ditulis
bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Master
pendidikan pada Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis haturkan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan (UNIMED), yang telah menerima S2 Konsentrasi Kepengawasan untuk
wilayah Sumatera belajar di UNIMED.
2. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah, yang
telah memberikan beasiswa S2 kepengawasan.
3. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang memimpin program ini dan
mendukung program pemerintah untuk S2 Kepengawasan.
4. Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi
Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang telah mendukung
adanya program S2 Kepengawasan dan membantu dalam segala urusan
iv
5. Bapak Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi
Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang
telah membantu kelancaran administrasi pada program ini.
6. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Zulkifli
Matondang, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan tesis ini dengan baik.
7. Bapak Dr. Sukarman Purba, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Benyamin Situmorang,
M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku Narasumber yang
telah banyak memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat untuk
melengkapi tesis ini.
8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti
perkuliahan dan staf pegawai yang telah ikut membantu penyelesaian
administrasi yang dibutuhkan.
9. Pemerintah Daerah Kota Gunungsitoli dan Kepala Dinas Pendidikan Kota
Gunungsitoli yang telah memberikan rekomendasi kepada penulis untuk dapat
mengikuti program Pascasarjana S-2 Kepengawasan.
10. Kepala Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli, Kepala UPTD Kota
Gunungsitoli, dan seluruh Kepala SMK Negeri di Kota Gunungsitoli yang
telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di Kota Gunungsitoli
serta seluruh guru-guru yang mengajar mata pelajaran rumpun IPA di SMK
Negeri Kota Gunungsitoli.
11. Suamiku tercinta (Pdt. Dr(c). Timotius Gea, M.Th) yang senantisa memotivasi
v
(Teofilia Alvanes Kronikel Gea dan Trophy Petra Winner Gea) yang menjadi
penyemangat bagiku menyelesaikan studi ini.
12. Seluruh anak-anak rohaniku yang ada di Medan, di pastori dan asrama STTN
serta seluruh jemaat GBI – jalan Golkar dan GBI - jalan Karet Kota
Gunungsitoli yang senantiasa berdoa untuk Penulis agar dapat menyelesaikan
studi dan seluruh para pendoa syafaat dalam dan luar negeri.
13. Adik-adikku Kel. A/I. Mira Maru’ao, Kel. Rahmawati Maru’ao, Kel. A/I. Dea
Maru’ao, dan Kel. Sakhi, kalian adalah pengganti orang tua Penulis (Alm.
Maranatha Maru’ao dan Alm. Erithia Sarumaha) yang telah memberikan
banyak perhatian selama Penulis berada di Medan untuk melanjutkan studi.
14. Ipar-iparku kel. A/I. Astuti Zega, Kel. A/I. Reno Gea, dan Kel. A/I. Hadirat
Gea yang telah memberikan dukungannya selama Penulis berada di Medan
untuk melanjutkan studi.
15. Teman-teman seangkatan S-2 Konsentrasi Kepengawasan Universitas Negeri
Medan (UNIMED) T.A : 2014/2015 (Angkatan ke-3).
Penyelesaian tesis ini telah diupayakan semaksimal mungkin untuk
mendekati kesempurnaan, walaupun demikian kekurang sempurnaan harus terus
dilengkapi, khususnya dari Pembaca budiman. Oleh karena itu segala bentuk
kritik dan saran selalu penulis terima dengan terbuka.
Semoga hasil karya ini bermanfaat.
Medan, Juli 2016 Penulis :
vi
1. Hakikat Kinerja Pengawas Sekolah ... 17
2. Kompetensi Supervisi Akademik... 30
3. Proses Pembelajaran ... 44
a. Silabus ... ... 45
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 46
B. Dasar Konseptual ... 48
BAB III METODE PENELITIAN ... 50
A. Jenis Penelitian ... 50
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 51
C. Subjek Penelitian ... 52
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 54
E. Analisis data ... 59
F. Keabsahan Data ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 69
A. Paparan Data Penelitian ... 69
B. Hasil Penelitian ... 77
C. Pembahasan Penelitian ... 86
D. Keterbatasan Penelitian... 96
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 98
vii
B. Implikasi ... 100
C. Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Pre-survey ... 107
Lampiran 2 Hasil Pre-survey ... 108
Lampiran 3 Hasil Pre-survey ... 109
Lampiran 4 Hasil Pre-survey ... 110
Lampiran 5 Pedoman Wawancara ... 111
Lampiran 6 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Korwas ... 114
Lampiran 7 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Pengawas ... 118
Lampiran 8 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Pengawas ... 122
Lampiran 9 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Pengawas ... 126
Lampiran 10 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 1 Gst 130 Lampiran 11 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 2 Gst 134 Lampiran 12 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 3 Gst 138 Lampiran 13 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 1 G.Brt ... 142
Lampiran 14 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 1 DARMA CARAKA ... 146
Lampiran 15 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 1 G.Utara ... 150
Lampiran 16 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 1 G.Alo’oa ... 154
Lampiran 17 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Ka. SMKN 2 G.Selatan... 158
Lampiran 18 Pedoman Wawancara ... 162
Lampiran 19 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 1 Gunungsitoli ... 164
Lampiran 20 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 2 Gunungsitoli ... 167
Lampiran 21 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 3 Gunungsitoli ... 170
Lampiran 22 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 1 G.Brt ... 174
Lampiran 23 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 1 DARMA CARAKA ... 177
xi
Guru SMKN 1 G.Alo’oa ... 183
Lampiran 26 Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Guru SMKN 2 G.Selatan... 186
Lampiran 27 Pedoman Studi Dokumen... 189
Lampiran 28 Pedoman Studi Dokumen... 191
Lampiran 29 Pedoman Studi Dokumen... 193
Lampiran 30 Pedoman Studi Dokumen... 195
Lampiran 31 Catatan Lapangan ... 197
Lampiran 32 Profil Sekolah ... 219
Lampiran 33 Program Tahunan Pengawas SMK Kota Gunungsitoli .. 246
Lampiran 34 Foto Dokumentasi Penelitian ... 292
Lampiran 35 Surat Izin Penelitian Dari Pascasarjana UNIMED ... 305
Lampiran 36 Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota G.sitoli. ... 306
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu
dan relevansi pendidikan pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Upaya
yang telah dilakukan antara lain adalah menetapkan delapan standar nasional
pendidikan yakni (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi
lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan
prasarana pendidikan; (6) standar pengelolaan pendidikan; (7) standar pembiayaan
pendidikan; dan (8) standar penilaian pendidikan. (PP. No. 19 Tahun 2005).
Standar nasional pendidikan sebagaimana dikemukakan diatas menjadi
arah dan tujuan penyelenggaraan pendidikan. Salah satu standar yang dinilai
paling langsung berkaitan dengan mutu lulusan yang diindikasikan oleh
kompetensi lulusan adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Ini berarti,
untuk dapat mencapai mutu lulusan yang diinginkan, mutu tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan harus ditingkatkan.
Tenaga pendidik atau guru dituntut memiliki kualifikasi akademik yang
memadai dan memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran. Kualifikasi
akademik salah satu diantaranya adalah dengan ijazah dan sertifikat keahlian yang
dimilikinya. Ijazah yang harus dimiliki guru pada setiap jenis dan jenjang
2
tenaga pendidik atau guru, peningkatan mutu pendidikan juga menuntut adanya
tenaga kependidikan yang profesional.
Mengacu pada Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, yang dimaksud tenaga kependidikan adalah
pengawas sekolah, kepala sekolah, tenaga kepustakaan, tenaga laboratorium, dan
tenaga administrasi sekolah dan sebagai rujukan utama pendidikan nasional hanya
dikenal nama atau sebutan “Pengawas satuan pendidikan”. Yang dimaksud
dengan satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, informal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan. Kelompok layanan pendidikan pada jalur
pendidikan formal adalah sekolah. Menurut Sudjana (2012:24) tenaga
kependidikan pada jalur pendidikan formal (sekolah) terdiri atas (1) kepala
sekolah; (2) pengawas sekolah; (3) laboran/teknisi sumber belajar; (4) tenaga
administrasi; dan (5) tenaga perpustakaan sekolah.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007
tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Permendiknas tersebut mengatur
standar kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas
satuan pendidikan. Kualifikasi akademik yang harus dimiliki oleh seorang
pengawas sekolah pada jenjang pendidikan menengah minimal magister
pendidikan (S2). Peningkatan jenjang pendidikan pengawas sekolah pendidikan
3
menguasai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah
pendidikan menengah. Berdasarkan panduan pedoman pemberian beasiswa S2
Kepengawasan tahun 2013 oleh P2TK Dikmen bahwa dari jumlah total 5.851
pengawas sekolah pendidikan menengah baru sekitar 16 % pengawas sekolah
pendidikan menengah yang berkualifikasi S2 sehingga sisanya yakni sekitar 84%
pengawas sekolah pendidikan menengah masih berkualifikasi S1. Hal ini akan
mempengaruhi kinerja pengawas sekolah karena sekolah binaannya yang terdiri
dari kepala sekolah yang berkualifikasi S1 dan guru-guru yang berkualifikasi S1
bahkan ada yang sudah berkualifikasi S2, tentu hal ini membuat seorang
pengawas sekolah kurang mampu menghadapi sekolah binaannya. Oleh karena itu
upaya peningkatan kualifikasi akademik pengawas sekolah pendidikan menengah
sesuai yang diamanatkan dalam Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah perlu segera dilakukan dan dituntaskan
secara bertahap dan bersinambungan sehingga dengan demikian kinerja pengawas
sekolahpun akan meningkat.
Hal ini diperkuat dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010, pengawas sekolah adalah
pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melaksanakan pengawasan
akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Merujuk pada peraturan ini,
maka yang menjadi pengawas sekolah adalah hanya pegawai negeri sipil. Domain
pengawasan yang diberikan dibagi dalam dua kategori, yaitu pengawasan atau
4
Pengawas pendidikan bertugas mengembangkan kompetensi profesional
guru yang meliputi : (1) Perencanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
strategi belajar efektif, (2) mengelola kegiatan belajar mengajar yang menantang
dan memiliki daya tarik, (3) menilai kemampuan belajar siswa, (4) memberikan
umpan balik, (5) membuat dan menggunakan alat bantu belajar mengajar, (6)
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan media pengajaran, (7)
membimbing dan melayani siswa yang mengalami kesulitan belajar, (8)
mengelola kelas sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif, (9) menyusun
dan mengelola catatan kemajuan peserta didik (Ahmad, 1995 : 25).
Dalam PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dapat
dikemukakan tentang tugas dan tanggungjawab pengawas satuan pendidikan
sebagai berikut: (1) melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah sesuai dengan penugasan pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA, (2)
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil prestasi
belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Tugas dan
tanggung jawab yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan
manajerial sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau
pengawasan akademik. Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan
pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses,
sampai dengan hasil. Sedangkan bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala
sekolah dan seluruh staf sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah (Salim,
5
Kinerja tugas seorang pengawas adalah memberi bantuan atau layanan
pemecahan masalah terhadap tenaga kependidikan yang memerlukannya. Para
pengawas dalam melaksanakan tugasnya mengacu kepada tugas-tugas yang telah
baku. Kinerja tugas-tugas tersebut kemudian dijabarkan secara teknis sehingga
memungkinkan terlaksana. Kinerja tugas para pengawas tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut : (1) menyusun dan melaksanakan pedoman kegiatan tahunan, (2)
membimbing pelaksanaan kurikulum, membimbing tenaga teknis, membimbing
tata usaha, membimbing penggunaan dan pemeliharaan sarana belajar serta
menjaga kualitas dan kuantitas sarana sekolah, (3) membina hubungan kerja sama
dengan instansi pemerintah, dunia usaha dan Komite Sekolah, menyampaikan
laporan hasil pelaksanaan tugas (Siahaan, 2006:65).
Dalam panduan Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah (2012)
disebutkan aspek penilaian kinerja pengawas sekolah yang dinilai yaitu (1)
penyusunan program pengawasan; (2) pelaksanaan program pengawasan; (3)
evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan; dan (4) pembimbingan dan
pelatihan profesional guru dan/ atau kepala sekolah.
Dalam pendidikan, pengawasan atau supervisi akademik merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran dan mutu
penyelenggaraan sekolah (Sudjana, 2012:4). Supervisi diartikan sebagai bantuan
profesional atau bantuan keahlian dari seorang supervisor kepada seseorang atau
kelompok orang yang disupervisi (Sudjana, 2012:5). Sedangkan menurut
6
mana hal-hal yang sudah benar, mana yang belum benar, dan mana pula yang
tidak benar, dengan maksud agar tepat dengan tujuan memberikan pembinaan.
Kegiatan supervisi atau pengawasan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
: (1) supervisi akademik, yaitu supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada
masalah akademik, yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses
belajar; dan (2) supervisi manajerial, yaitu supervisi yang menitikberatkan
pengamatan pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung
terlaksananya pembelajaran.
Dalam panduan pelaksanaan tugas pengawas sekolah/madrasah
(Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009:20) dinyatakan bahwa supervisi
manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah
yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektifitas sekolah yang
mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan
kompetensi sumber daya manusia (SDM) kependidikan dan sumber daya lainnya.
Sedangkan supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan
aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah. Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa supervisi manajerial menitikberatkan pada pengamatan
aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai
pendukung terlaksananya pembelajaran sedangkan supervisi akademik
menitikberatkan pada pengamatan pengawas terhadap kegiatan akademik baik
7
program yang dilaksanakan oleh pengawas berfungsi sebagai kegiatan dalam
memberikan pembinaan atau penilaian dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan. Ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan
oleh pengawas meliputi kegiatan perencanaan proses belajar mengajar,
pelaksanaan proses belajar mengajar dan penilaian proses belajar mengajar.
Menurut Sudjana (2012:17-18), dalam melaksanakan tugas-tugas
kepengawasan atau supervisi, baik itu supervisi akademik maupun supervisi
manajerial, kegiatan yang harus dilakukan pengawas sekolah meliputi:
1. Menyusun program pengawasan baik program pengawasan akademik
maupun pengawasan manajerial. Program pengawasan terdiri atas
program tahunan dan program semesteran bagi sekolah binaannya
masing-masing. Isi program antara lain : tujuan dan sasaran pengawasan,
bidang pengawasan (akademik dan manajerial), materi atau isi program,
strategi melaksanakan program, kriteria keberhasilan program dan jadwal
kegiatan. Program pengawasan tahunan biasanya dibuat bersama-sama
oleh semua pengawas sekolah dibawah koordinasi Korwas. Sedangkan
program pengawasan semesteran dibuat oleh masing-masing pengawas
sekolah sesuai dengan kondisi sekolah yang diawasinya.
2. Melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial berdasarkan
program yang telah disusun. Pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan
dengan cara mengunjungi sekolah binaan lalu melakukan pemantauan
dan atau penilaian terhadap pelaksanaan tugas pokok guru (akademik)
8
3. Mengevaluasi pelaksanaan program pengawasan akademik dan
manajerial yang telah dilaksanakannya. Mengevaluasi pelaksanaan
program maksudnya adalah menilai dan membandingkan hasil yang
diperoleh dari pelaksanaan pengawasan dengan program yang telah
disusun sebelumnya baik pengawasan akademik maupun pengawasan
manajerial. Dari hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan ini
dapat diketahui apa yang sudah dicapai dan apa yang belum.
4. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pengawasan atau pembinaan.
Atas hasil-hasil pengawasan yang dianggap belum dianggap memadai
atau belum sesuai dengan rencana, pengawas sekolah harus melakukan
pembinaan kepada guru (akademik) dan kepada kepala sekolah
(manajerial). Pembinaan bisa dilakukan melalui diskusi, pelatihan,
pembimbingan tentang materi dan aspek-aspek lain yang belum dikuasai
atau belum dapat dilaksanakannya.
5. Menyusun pelaporan hasil pengawasan akademik dan manajerial serta
menindak lanjutinya untuk penyusunan program pengawasan berikutnya.
Hasil pengawasan dilaporkan pengawas sekolah secara tertulis kepada
pimpinan/atasan/korwas dan tembusannya dikirimkan kepada sekolah.
Laporan dibuat pada setiap akhir semester. Laporan hasil pengawasan
dijadikan bahan dalam menyusun program pengawasan pada semester
9
Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik
(Glickman, dalam Sudjana, 2012:56). Melalui supervisi akademik diharapkan
kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley dalam
Sudjana, 2012:56).
Berdasarkan data berikut, perkembangan pendidikan Indonesia masih
tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Menurut
laporan UNESCO dalam Education For All Global Monitoring Report
(EFA-GMR), Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau The Education for
All Development Index (EDI) Indonesia tahun 2014 berada pada peringkat 57 dari
115 negara. Sedangkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan Putera
Sampoerna Foundation yang diakses dari http://www.seputar-indonesia.com
sebanyak 54% guru di Indonesia masih berkualitas rendah. Selain guru, jumlah
anak Indonesia yang tidak melanjutkan sekolah sebanyak 1,5 juta anak. Sementara
jumlah sekolah yang buruk masih sebesar 13,19%. Kualitas guru di Indonesia
masih perlu ditingkatkan. Selain guru, jumlah anak Indonesia yang tidak
melanjutkan sekolah sebanyak 1,5 juta anak. Sementara jumlah sekolah yang
buruk masih sebesar 13,19%.
Menurut data Balitbang Depdiknas (2003) guru-guru yang layak
mengajar untuk tingkat SD Negeri 21, 07%, SD Swasta 28,94 %. Guru-guru yang
layak mengajar untuk tingkat SMP Negeri 54,12 % dan SMP Swasta 60,99 %,
guru SMA Negeri 65,29% dan SMA Swasta 64,73%. Sedangkan untuk guru-guru
10
swasta 58,26%. Temuan dari Balitbang Depdiknas tersebut tentu sangat jauh dari
yang diharapkan oleh semua pihak. Berdasarkan kondisi tersebut, maka supervisi
akademik menjadi salah satu hal yang sangat penting dan perlu mendapat
perhatian dari para pengawas.
Pengalaman peneliti sewaktu bertugas menjadi guru di salah satu Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri Kota Gunungsitoli, peneliti pernah disupervisi oleh
pengawas sekolah namun peneliti merasakan bahwa supervisi yang dilakukan
belum maksimal sebagaimana yang diharapkan karena pengawas sendiri tidak
dapat memberi solusi dari masalah yang dihadapi oleh peneliti. Hasil
perbincangan dengan beberapa orang guru dari beberapa Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri yang berbeda juga menyimpulkan bahwa pengawas sekolah
jarang melakukan proses supervisi akademik pada mereka, bahkan ada juga
beberapa orang teman guru yang sama sekali tidak pernah disupervisi oleh
pengawas sekolah yang membina sekolahnya.
Permasalahan yang lain yang sering terjadi adalah guru takut apabila
pengawas datang ke sekolahnya karena pengawas datang hanya menanyakan
kesiapan perangkat mengajar guru saja. Hal ini juga diutarakan oleh
Fathurrohman (2015:96) bahwa pengawas hendaknya siap menjadi kolega bagi
guru untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kehadiran pengawas menjadi
harapan bagi guru dan bukan penambah masalah bagi guru. Pengawas diharapkan
mampu berperan ganda, yakni sebagai fungsi “control” sekaligus fungsi “help”. Dengan adanya sinergi yang baik antara pengawas dan guru tidak lagi terjadi
11
ialah momok, atau pengawas menakutkan yang tugasnya memarahi dan
menyalahkan guru. Ini bukan tipe supervisi yang diterapkan pada era modern
sekarang ini. Supervisi yang demikian ini tidak humanis dan tidak akan membantu
guru. Oleh karena pentingnya peran pengawas dalam bidang pendidikan, maka
seorang pengawas dituntut untuk memiliki pengetahuan, kecakapan dan
keterampilan dibidangnya sehingga dalam menjalankan tugasnya akan lebih
profesional.
Beberapa hasil penelitian yang menggambarkan kinerja pengawas selama
ini, antara lain Amrin (2013), yang menemukan bahwa (1) kinerja pengawas
sekolah dasar dalam penyusunan rencana program kepengawasan telah memenuhi
standar yang telah ditetapkan; (2) kinerja pengawas sekolah dasar dalam
pelaksanaan pengawasan supervisi akademik telah memenuhi standar yang telah
ditetapkan; (3) kinerja pengawas dalam evaluasi dan pelaporan hasil
kepengawasan sudah baik namun belum memenuhi standar yang telah ditetapkan;
(4) kinerja pengawas sekolah dasar dalam tindak lanjut kepengawasan belum
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pengawas sekolah dasar belum secara
terprogram menindaklanjuti temuan dari hasil kepengawasan.
Demikian juga Tabaherianto (2013) yang menyimpulkan bahwa : (1)
pengawas sekolah merencanakan program pengawasan sekolah disusun untuk
menjadi pedoman bagi pengawas sekolah dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya. Pengawas sekolah menyusun program supervisi sebelum
melaksanakan supervisi akademik; (2) supervisi akademik diselenggarakan
12
Ahmad (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa kinerja pengawas sekolah
dalam menyusun program perencanaan supervisi, dan melaksanakan supervisi
hingga hasil pelaksanaan supervisi pendidikan pada Sekolah Dasar di Kabupaten
Nunukan masih belum maksimal dan dalam kategori cukup atau dalam kisaran
56,00% - 65,99%. Hal tersebut disebabkan oleh sistem rekrutmen calon pengawas
sekolah yang tidak melalui seleksi sesuai kompetensi dan profesionalisme
pengawas, kualifikasi pendidikan dan kompetensi pengawas masih kurang, letak
geografis daerah dan beberapa sekolah jaraknya cukup sulit dijangkau, minimnya
sarana transportasi khususnya bagi kepengawasan di wilayah pedalaman,
penyebaran dan penempatan pengawas sekolah yang tidak merata di setiap
kecamatan, serta minimnya biaya operasional pengawas yang berdampak terhadap
motivasi pengawas sangat kurang.
Berdasarkan gejala-gejala yang dikemukakan di atas, dapat diprediksi
bahwa kinerja pengawas selama ini masih dipertanyakan. Sejauhmana kinerja
pengawas yang seharusnya ditampilkan dalam melaksanakan supervisi akademik
perlu dikaji lebih mendalam melalui penelitian ilmiah. Selama ini, secara khusus
di kota Gunungsitoli belum banyak dilakukan penelitian yang berkaitan dengan
kinerja pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik pada tingkatan sekolah
menengah kejuruan. Padahal, untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, yang
dimulai dengan meningkatkan mutu pengawasan pendidikan, maka terlebih
dahulu harus diketahui bagaimanakah kinerja pengawas sekolah dalam
13
perlu untuk meneliti bagaimanakah kinerja pengawas sekolah dalam
melaksanakan supervisi akademik pada SMK Negeri di kota Gunungsitoli.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut tampak bahwa kinerja
pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik belum maksimal khususnya
pada kegiatan pelatihan/pembimbingan dalam bidang penyusunan silabus dan
RPP. Berdasarkan pemikiran tersebut penelitian ini akan difokuskan pada
“Bagaimana Kinerja Pengawas Sekolah dalam Pelaksanakan Supervisi Akademik
pada Kegiatan Pelatihan/Pembimbingan Penyusunan Silabus dan RPP di SMK
Negeri Kota Gunungsitoli”.
C. Pertanyaan Penelitian
Fokus penelitian yang diuraikan di atas memunculkan beberapa
pertanyaan penelitian, yakni :
1. Bagaimanakah penyusunan program supervisi akademik pada kegiatan
pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP yang dilakukan
Pengawas Sekolah di SMK Negeri Kota Gunungsitoli?
2. Bagaimanakah pelaksanaan program supervisi akademik pada kegiatan
pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP yang dilakukan
Pengawas Sekolah di SMK Negeri Kota Gunungsitoli?
3. Bagaimanakah evaluasi hasil pelaksanaan program supervisi akademik
14
yang dilakukan Pengawas Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Kota Gunungsitoli?
4. Bagaimana membimbing dan melatih profesional guru pada pelaksanaan
program supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan
penyusunan silabus dan RPP di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
Kota Gunungsitoli?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pengawas dalam :
1. Menyusun program supervisi akademik pada kegiatan
pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri
Kota Gunungsitoli.
2. Melaksanakan program supervisi akademik pada kegiatan
pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri
Kota Gunungsitoli.
3. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program supervisi akademik yang
dilakukan Pengawas Sekolah pada kegiatan pelatihan/pembimbingan
penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli.
4. Membimbing dan melatih profesional guru pada pelaksanaan program
supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan
15
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang supervisi pendidikan khususnya dalam mengkaji berbagai teknik
dan pendekatan yang efektif untuk membantu guru dalam penyusunan
silabus dan persiapan mengajar.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,
yaitu :
1. Bagi Dinas Pendidikan khususnya di kota Gunungsitoli, sebagai
bahan masukan informasi untuk menentukan kebijakan dalam
meningkatkan kinerja pengawas sekolah.
2. Bagi Pengawas SMK di kota Gunungsitoli, sebagai bahan masukan
informasi untuk digunakan dalam meningkatkan strategi pembinaan
terhadap guru melalui supervisi akademik.
3. Bagi Guru, sebagai bahan masukan dalam melaksanakan tufoksinya
dalam meningkatkan profesionalisme.
4. Peneliti lain, sebagai bahan rujukan atau referensi dalam melakukan
penelitian yang relevan tentang kinerja pengawas dalam
98 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisis
pembahasan tentang kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik di SMK Negeri Kota Gunungsitoli, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penyusunan program supervisi akademik pada kegiatan
pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP yang dilakukan
Pengawas Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota
Gunungsitoli telah disusun dengan lengkap dan harus disusun sendiri
oleh pengawas sekolah sesuai dengan kebutuhan guru-guru binaannya
(bukan hasil copy-paste dari program sekolah lain). Program supervisi
akademik ini disusun oleh pengawas sekolah dengan melibatkan guru
dan kepala sekolah. Isi program tersebut meliputi (a) program
pembinaan guru, (b) program pembinaan kepala sekolah, (c) program
pemantauan pelaksanaan 8 SNP, (d) program penilaian kinerja guru, (e)
program penilaian kinerja kepala sekolah, (f) program pembimbingan
dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah, dan (g) program
evaluasi dan pelaporan hasil kepengawasan. Oleh sebab itu perlu adanya
kantor khusus yang layak untuk dipergunakan oleh para pengawas
99
2. Pelaksanaan supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan
penyusunan silabus dan RPP dilakukan oleh pengawas sekolah di SMK
Negeri Kota Gunungsitoli dengan model artistik dalam teknik individu
dan kelompok. Pelaksanaan supervisi akademik ini dilakukan dengan
mengadakan
(a) Kunjungan ke kelas dengan menilai cara mengajar guru.
(b) Observasi kelas dengan mengamati proses pembelajaran secara teliti
di kelas.
(c) Pertemuan individual adalah suatu pertemuan, percakapan, dialog
dan tukar pikiran antara supervisor dan seorang guru.
Pelaksanaan supervisi akademik di SMK Negeri Kota Gunungsitoli
belum maksimal terlaksana, hal ini disebabkan kurangnya pengawas
untuk mata pelajaran tertentu khususnya pada mata pelajaran rumpun
IPA dan masa penugasan pengawas sekolah yang masih baru di sekolah
binaannya.
3. Mengevaluasi hasil pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan
oleh pengawas sekolah pada kegiatan pelatihan/pembimbingan
penyusunan silabus dan RPP di SMKN Kota Gunungsitoli tergolong
masih kurang, hal ini disebabkan kualifikasi yang dimiliki pengawas
sekolah tidak sesuai dengan Permendiknas No. 12 Tahun 2007,
ketiadaan pengawas sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan
yang sesuai dengan bidang guru binaannya dan tugas pengawas sekolah
100
4. Tindak lanjut hasil supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas
sekolah adalah berupa pembinaan namun pembinaan yang diharapkan
oleh guru-guru belum maksimal terlaksana, hal ini disebabkan
kurangnya jumlah pengawas untuk mata pelajaran tertentu, kualifikasi
yang dimiliki pengawas sekolah tidak sesuai berdasarkan Permendiknas
No. 12 Tahun 2007, ketiadaan pengawas sekolah yang memiliki latar
belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang guru binaan, dan tugas
pengawas sekolah yang kompleks. Pembinaan yang diberikan
tergantung dari hasil pelaksanaan supervisi akademik yang telah
dilaksanakan. Pengawas juga menyusun laporan hasil pelaksanaan
pengawasan di sekolah binaannya, yang diserahkan kepada Kepala
Dinas Pendidikan melalui Koordinator Pengawas yang berisi: (a)
program tahunan, (b) program semester, (c) RKA dan (d) RKM.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kinerja pengawas sekolah dalam
pelaksanaan supervisi akademik pada kegiatan pelatihan/pembimbingan
penyusunan silabus dan RPP di SMK Negeri Kota Gunungsitoli masih
belum maksimal dan tidak merata terlaksana terhadap seluruh guru-guru di
sekolah binaan terlebih pada guru-guru yang mengajar pada rumpun
IPA.Sebagai implikasi dari temuan ini, mengisyaratkan agar dilakukan
101
penyusunan program, pelaksanaan program dan tindak lanjut hasil supervisi
akademik dengan melakukan berbagai usaha, di antaranya:
(a) Menyusun program pengawasan akademik. Program pengawasan terdiri
atas program tahunan dan program semesteran bagi sekolah binaannya
masing-masing. Isi program antara lain; tujuan dan sasaran pengawasan,
materi atau isi program, strategi melaksanakan program, kriteria
keberhasilan program dan jadwal kegiatan. Program pengawasan
tahunan biasanya dibuat bersama-sama oleh semua pengawas sekolah
dibawah koordinasi Korwas. Sedangkan program pengawasan
semesteran dibuat oleh masing-masing pengawas sekolah sesuai dengan
kondisi sekolah yang diawasinya.
(b) Pelaksanaan supervisi akademik dapat dilakukan dengan cara
mengunjungi sekolah binaan lalu melakukan pemantauan dan atau
penilaian terhadap pelaksanaan tugas pokok guru (akademik).
(c) Menyusun pelaporan hasil pengawasan akademik dan
menindaklanjutinya untuk penyusunan program pengawasan berikutnya.
Hasil pengawasan dilaporkan oleh pengawas sekolah secara tertulis
kepada pimpinan/atasan/korwas dan tembusannya dikirimkan kepada
sekolah. Laporan dibuat pada setiap akhir semester. Laporan hasil
pengawasan dijadikan bahan dalam menyusun program pengawasan
pada semester berikutnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka untuk meningkatkan kinerja
102
Kota Gunungsitoli, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Pengawas sekolah harus menyusun program kepengawasan setiap tahun
dengan memperhatikan hasil pelaksanaan program tahun lalu. Program
tahunan, program semester, dioperasionalkan dengan panduan rencana
kepengawasan akademik (RKA). Instrumen supervisi akademik
diformat sesuai dengan kebutuhan sekolah binaan.
2. Pengawas sekolah yang melaksanakan kunjungan ke sekolah hendaknya
memberikan pembinaan dengan melakukan observasi, memeriksa
perangkat pembelajaran diikuti dengan mendiskusikan hasil supervisi
akademik yang telah dilakukan. Pelaksanaan program kepengawasan
bersifat fleksibel namun tetap dalam koridor pembinaan untuk mencapai
keberhasilan program pengawasan dengan memperhatikan kondisi
sekolah yang bersangkutan.
3. Hasil dari pelaksanaan supervisi akademik segera ditindaklanjuti dan
segera direalisasikan, sehingga wujud dari pemecahan masalah yang
dihadapi guru dapat segera dirasakan.
4. Merencanakan atau merancang sedemikian rupa pelaksanaan kegiatan
pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus dan RPP dan
melaksanakan kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus
dan RPP yang merupakan bagian penting pada pelaksanaan
103
C. Saran
1. Bagi Dinas Pendidikan :
a. Melakukan rekrutmen pengawas sekolah berdasarkan uji
kompetensinya dan berdasarkan kualifikasi pendidikan minimum S2
sesuai dengan Permendiknas No. 12 Tahun 2007.
b. Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti laporan supervisi
akademik yang dibuat oleh pengawas sekolah secara berkala.
c. Membuat kebijakan membagi tugas pokok pengawas dengan tidak
menggabungkan antara supervisi manajerial dengan supervisi
akademik.
d. Mempertimbangkan penambahan jumlah pengawas untuk mata
pelajaran tertentu, seperti pengangkatan pengawas baru untuk mata
pelajaran rumpun IPA.
e. Melakukan pembinaan teknis secara berkala berupa pelatihan, diklat
maupun bentuk pembinaan lainnya guna meningkatkan kompetensi
pengawas sekolah.
f. Mengkaji ulang manajemen supervisi akademik yang selama ini
dilaksanakan, apakah sudah sesuai konsep, kebutuhan dan
terapannya secara ilmiah.
g. Menyediakan ruang/kantor khusus pengawas sekolah dikmen di
dalam Kantor Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli dan ditata
sedemikian rupa layaknya sebuah kantor yang nyaman dan layak
104
2. Bagi pengawas sekolah :
a. Melakukan analisis terhadap masalah dan kebutuhan utama guru di
sekolah sehingga dapat menyusun program kerja sesuai dengan
kebutuhan sekolah/guru binaan.
b. Mampu memprioritaskan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang
pengawas.
c. Hendaknya meningkatkan pengetahuannya tentang proses supervisi
akademik dengan diberi kesempatan mengikuti pelatihan
kepengawasan.
d. Menggunakan prinsip-prinsip supervisi akademik, pendekatan, dan
teknik supervisi akademik yang cocok terhadap guru-guru di sekolah
binaannya.
e. Hendaknya dalam pelaksanaan supervisi akademik, pengawas
mempersiapkan secara matang baik itu dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut, dan pembuatan laporan.
f. Hendaknya kegiatan pelatihan/pembimbingan penyusunan silabus
dan RPP direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan
dan kontinu dengan perencanaan yang matang sehingga pelaksanaan
pelatihan/pembimbingan meningkatkan profesionalisme guru.
g. Senantiasa mengembangkan pelaksanaan supervisi akademik guru
dengan mengoptimalkan cara-cara yang variatif, kreatif, dan inovatif
105
dihasilkan melalui refleksi bersama dengan para guru terhadap
pelaksanaan supervisi yang telah selesai dilaksanakan.
h. Hendaknya menambah frekuensi kehadiran ke sekolah dan ketika
hadir ke sekolah benar – benar memberikan bimbingan dan bantuan
supervisi akademik kepada guru, guna meningkatakan kualitas dan
mutu pembelajaran
3. Bagi guru
a. Senantiasa merencanakan pembelajaran sedemikian rupa dalam
memandu guru untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
b. Guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk meningkatkan
kinerja yang dihasilkannya seiring dengan perubahan zaman.
c. Perlu membina hubungan yang baik dengan pengawas sekolah dan
memiliki sikap yang senantiasa mau belajar sehingga jika ada hal-hal
DAFTAR PUSTAKA
--- 2012. Pedoman Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah. Jakarta : Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Ahmad, Djauzak. 1995. Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud RI.
Anwar, Kasful dan Hendra, Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP. Bandung : Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2009. Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah.
Fathurrohman, M. 2015. Sukses Menjadi Pengawas Sekolah Ideal. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Kemendikbud. 2013. Pedoman Pemberian Beasiswa S2 Kepengawasan.
Kemendiknas. 2006. Standar Mutu Pengawas.
Mangkunegara, P.A. 2010. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika Aditama.
Miles, MB dan Huberman, AM. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah : Tjetjep Rohendi. Jakarta : Universitas Indonesia
Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Mukhtar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada.
Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta:Yogyakarta.
Pusbangtendik. 2015. Panduan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.
106
Sahertian, Piet. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sergiovanni, Thomas J. 1987. Educational Governance and Administration. United States: Prentice-Hall.
Siahaan, Amiruddin, dkk. 2006. Manajemen Pengawas Pendidikan. Jakarta : Quantum Teaching.
Stoller, F.l. 2007. Teacher Supervision Moving Toward an Interactive Approach College of Education Eastern Kentucky University. United States.
Sudjana, Nana. 2012. Pengawas Dan Kepengawasan. Bekasi : Binamitra Publishing.
Sudjana, Nana. 2012. Supervisi Pendidikan : Konsep Dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi : Binamitra Publishing.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wibowo.2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.