• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

Cucu 1204794

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh

Cucu

S.Pd. STKIP YASIKA Majalengka, 2006

Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan

© Cucu 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D NIP 19530612 198103 1 003

Pembimbing II

Dr. Endang Herawan, M.Pd NIP 19600811 198603 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan

(4)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektifitas Implementasi Manajemen

Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Cucu 1204794

ABSTRAK

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan peran komite sekolah merupakan dua faktor yang ikut berkontribusi terhadap keberhasilan pengimplementasian manajemen berbasis sekolah.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran dan kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survey dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah gambaran umum perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki kategori sedang, kinerja komite sekolah memiliki kategori tinggi, serta efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah yang memiliki kriteria sangat tinggi. Kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka adalah sedang. Kontribusi kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka adalah kuat. Kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka adalah kuat.

(5)

Cucu, 2014

(6)

i Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah... 5

C.Tujuan Penelitian... 8

D.Manfaat/Signifikansi Penelitian... 9

E. Struktur Organisasi Tesis... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Pustaka ... 1. Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Penyelenggaraan Sekolah... 11 11 2. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 26

3. Komite Sekolah... 34

B.Kerangka Pemikiran... 39

C.Hipotesis Penelitian... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian... 41

B.Metode Penelitian... 45

C.Definisi Operasional... 46

D.Instrumen Penelitian... 47

(7)

F. Analisis Data... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian... 75

1. Deskripsi hasil penelitian... 75

2. Uji analisis... 86

3. Pengujian hipotesis... 96

B.Pembahasan... 102

1. Gambaran Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah... 102

2. Gambaran Kinerja Komite Sekolah... 105

3. Gambaran Efektivitas Implementasi MBS... 107

4. Kontribusi Perilaku Kepemipinan Kepala Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi MBS... 109

5. Kontribusi Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi MBS... 110

6. Kontribusi Perilaku Kepemipinan Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi MBS... 112

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan... 114

B.Rekomendasi... 115

DAFTAR PUSTAKA... 118

(8)

iii Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan desentralisasi tata kelola sistem pendidikan dasar dan menengah sebagai bagian dari pengalihan tanggung jawab dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah (kabupaten/kota). Sekolah-sekolah diberi otoritas untuk mengelola operasional mereka secara mandiri sesuai dengan kebutuhan siswa dan pihak sekolah diminta turut melibatkan masyarakat setempat untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Bentuk manajemen sekolah yang tak lagi mengacu pada pusat ini sering disebut sebagai manajemen berbasis sekolah (MBS). MBS memerlukan perubahan mendasar pada cara pandang tentang sekolah dan perbaikan kapasitas kepala sekolah dan guru dalam memimpin, mengembangkan alternatif program untuk memenuhi kebutuhan pendidikan setempat, serta melibatkan para orang tua dan masyarakat dalam tata kelola sekolah, serta melibatkan pula anggota masyarakat dalam manajemen sekolah

(10)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manajemen Berbasis Sekolah ini merupakan bentuk manajemen pilihan di era desentralisasi agar sekolah mampu membuat program sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Dengan manajemen ini maka kepala sekolah memiliki keleluasaan untuk menentukan ingin seperti apa lembaga yang dipimpinnya. Selain itu pihak sekolah memiliki kebebasan dalam merancang sasaran, merumuskan visi dan misi, serta memberdayakan segala sumberdaya yang ada agar sekolah tersebut mampu meningkatkan kualitas pendidikannya karena pada akhirnya manajemen berbasis sekolah itu bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Dengan otonomi yang dimiliki dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah, maka berbagai penunjang yang dibutuhkan harus dipersiapkan dengan baik. Menurut Engkoswara dan Komariah A.(2011 : 296) menjelaskan bahwa: “Pelaksanaan MBS difokuskan kepada dua sasaran kerja yaitu pada manajemen peningkatan mutu sekolah dan pada peningkatan kontribusi masyarakat terhadap pendidikan.”

Dalam peningkatan mutu, sekolah sudah diberi otonomi untuk peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu sekolah perlu membuat rancangan tentang otonomi akademik dan otonomi manajemen kelembagaan. Sedangkan dalam peningkatan kontribusi dan partisipasi masyarakat sekolah harus membuat kemitraan dengan berbagai jenis masyarakat yang salah satunya adalah Komite Sekolah.

Melihat begitu pentingnya implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, maka mau tidak mau sekolah harus dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang benar-benar memiliki kompetensi sebagai Kepala Sekolah. Umiarso& Gojali I. (2011 : 77) menjelaskan bahwa :”Ciri-ciri MBS bisa dilihat dari sudut sejauh mana sekolah tersebut dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, pengelolaan SDM, proses belajar mengajar, dan sumber daya.”

(11)

menyusun rencana sekolah serta merumuskan kebijakannya sendiri, mampu mengelola kegiatan operasional sekolah, terjadinya komunikasi yang efektif antara sekolah dan masyarakat, mampu menggerakan partisipasi masyarakat, serta terpeliharanya sekolah yang bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada sekolah itu sendiri.

Kepemimpinan kepala sekolah sangat diperlukan dalam mewujudkan perubahan dalam sistem persekolahan. Kepala sekolah sebagai seorang pimpinan merupakan subjek yang harus melakukan transformasi kepemimpinan dengan cara memberikan bimbingan, tuntunan atau anjuran kepada segenap orang yang dipimpinnya agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu dalam mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah diperlukan seorang kepala sekolah yang benar-benar memiliki kompetensi sebagai kepala sekolah sehingga mampu memberdayakan segenap sumberdaya yang ada agar dapat secara efektif dan efisien mampu mencapai tujuan sekolahnya. Oleh karena itu seiring dengan perubahan paradigma kepemimpinan sekolah, maka diperlukan seorang kepala sekolah yang profesional.

(12)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nanang Fattah (2002 : 29) tentang Persepsi Kepala Sekolah, guru, dewan sekolah dan orang tua terhadap pelaksanaan MBS SD di kota Bandung diperoleh hasil bahwa :

“Pelaksanaan MBS masih belum secara utuh dapat diinternalisasi oleh komponen sekolah : Kepala Sekolah, Dewan Sekolah, Guru, dan Orang Tua siswa. Secara umum persepsi Kepala Sekolah, Dewan Sekolah, Guru, dan Orang Tua siswa terhadap pelaksanaan MBS SD di kota Bandung masih kurang mendukung.

Dari kondisi objektif tersebut menunjukkan masih banyak faktor yang perlu ditinjau kembali antara lain faktor politik, ekonomi dan budaya.”

Penelitian lain yang dilakukan oleh Yoyon Suryono dan Setya Raharja (2003 : 220) tentang Pengkajian Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta diperoleh hasil bahwa :

“Pemahaman dan penguasaan atas konsep dan praktek manajemen dalam pengelolaan pendidikan dan khususnya sekolah memang masih rendah dan perlu ditingkatkan baik aspek pengetahuan konseptualnya maupun pengalaman prakteknya. Rendahnya implementasi MBS di Sekolah Dasar dan MI disebabkan belum seluruh tahapan implementasi MBS dipahami dan dilaksanakan di tingkat sekolah, yaitu tahapan sosialisasi konsep sebagai tahap awal, analisis situasi, merumuskan sasaran, analisis SWOT, dan tahap menyusun rencana.”

(13)

masyarakat dalam pendidikan khusus ditingkat sekolah juga masih perlu pengkajian. Karena sebagaimana kita ketahui manajemen berbasis sekolah memerlukan tingkat partisipasi masyarakat yang bukan hanya sekedar mendukung secara materil melainkan diperlukan keterlibatan dalam berbagai aspek sejak tahap perencanaan, pelaksanaan sampai kepada tahap evaluasi program.

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka belum mencapai tingkat efektivitas yang diharapkan. Kualitas pendidikan yang diharapkan dari diimplementasikannya MBS masih belum optimal. Beberapa indikator yang menunjukkan tingkat kualitas pendidikan dapat dilihat diantaranya dari tingkat akreditasi sekolah dan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik. Berdasarkan data yang ada di UPTD Pendidikan Kecamatan Ligung dari 42 Sekolah Dasar, 2 SD terakreditasi A ( 4,76% ), 23 SD terakreditasi B ( 54,76% ) dan 17 SD terakreditasi C ( 40,48% ). Dari prestasi siswa dalam perlombaan bidang akademik yang diselenggarakan setiap tahun di tingkat kabupaten sejak tahun 2007 sampai sekarang belum pernah memperoleh juara satu cabangpun. Dari prestasi siswa dalam perlombaan bidang non akademik pernah meraih juara 1 tingkat kabupaten cabang bulutangkis pada tahun 2009 dan juara 1 cabang takraw pada tahun 2012.

Berlandaskan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

(14)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensinya. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dan saling terikat. Selain itu jika salah satu faktor tidak terpenuhi, maka implementasi Manajemen Berbasis Sekolah tidak bisa efektif dan efisien. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dijelaskan oleh Mulyasa (2012 : 58) bahwa :”

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-mengajar, serta dukungan masyarakat (orang tua) yang tinggi.”

Dalam bentuk bagan dapat disajikan sebagai berikut :

Gambar 1.1

Faktor Pendukung Efektivitas dan Efisiensi Implementasi MBS

Selain itu diperlukan strategi untuk bisa menjamin keberhasilan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah sebagaimana dijelaskan oleh Nurkolis (2006 : 132) bahwa terdapat sembilan strategi yaitu :

“Sekolah harus memiliki otonomi, adanya peran serta masyarakat secara aktif, adanya kepemimpinan yang kuat sehingga mampu menggerakkan dan

MBS

SDM

DANA

SAPRAS DUKUNGAN

(15)

mendayagunakan setiap sumber daya sekolah secara efektif, adanya proses pengambilan keputusan yang demokratis dalam kehidupan dewan sekolah yang aktif, semua pihak harus memahami peran dan tanggung jawabnya secara sungguh-sungguh, adanya guidelines dari departemen pendidikan terkait, sekolah harus memiliki transparansi dan akuntabilitas, penerapan MBS harus diarahkan untuk pencapaian kinerja sekolah, dan implementasi diawali dengan sosialisasi.”

Berdasarkan hal tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Alasan fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manajemen Berbasis Sekolah masih berbentuk harapan belum bisa

diimplementasikan secara efektif di setiap sekolah. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya pemahaman Kepala Sekolah dan Komite Sekolah tentang Manajemen Berbasis Sekolah yang kurang mantap sebagaimana dikemukakan oleh Permadi dan Arifin (2010 : 36) menjelaskan bahwa : “Hambatan yang merupakan titik lemah dari implementasi MBS adalah faktor leadership (kepemimpinan) dari birokrat pemerintahan dan pendidikan, kepala sekolah, dan komite sekolah.”

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah masih belum mendukung terhadap implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Hal ini dikemukakan pula oleh Permadi dan Arifin (2010 :36) yang menjelaskan bahwa : “Meskipun kehadiran komite sekolah sebagai pengganti lembaga BP3 di sekolah dirasakan oleh sekolah membantu, tapi kepala sekolah menganggap menjadi semacam lembaga saingan yang menambah mata rantai pengawas.”

3. Kinerja Komite Sekolah dalam melaksanakan peran dan fungsinya masih belum optimal sehingga pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah yang memerlukan peran Komite Sekolah belum bisa berjalan efektif. Hal ini dijelaskan oleh Permadi dan Arifin (2010:35) yang menyatakan bahwa :

(16)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih lunak. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan Komite Sekolah tentang hal tersebut. Pelaksanaan fungsi kontroling (pengawasan) komite sekolah terhadap program-program sekolah masih terbatas pada kegiatan ujian akhir sekolah dan keuangan sekolah. Pengawasan terhadap kegiatan lainnya masih terbatas mengingat kesibukan dari pengurus Komite Sekolah. Pelaksanaan peran dan fungsi Komite Sekolah dalam hal pengumpulan dana (supporting) bagi perbaikan sekolah, masih terbatas pada menjaring dana dari orang tua siswa melalui Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) tahunan dan bulanan. Keterlibatan dunia usaha dan industri terhadap pengumpulan bagi sekolah yang memerlukan masih terbatas di kota-kota yang cukup besar yang ada lokasi industri dan banyak sektor usaha. Pelaksanaan peran dan fungsi Komite sekolah sebagai penghubung (mediator) dengan pihak luar seperti pada alumni sekolah masih terbatas pada sekolah-sekolah yang cukup besar dan terkenal yang sebagian alumninya sudah mempunyai jabatan-jabatan penting di pemerintahan, angkatan bersenjata, dan perusahaan-perusahaan.

Dari identifikasi dan rumusan masalah tersebut, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka ?

2. Bagaimana gambaran Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka ?

3. Bagaimana gambaran efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka ?

4. Seberapa besar kontribusi perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka? 5. Seberapa besar kontribusi kinerja Komite Sekolah terhadap efektivitas

implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka?

(17)

Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar.

Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui gambaran kinerja Komite Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

3. Untuk mengetahui gambaran efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

4. Untuk menganalisis seberapa besar kontribusi kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

5. Untuk menganalisis seberapa besar kontribusi kinerja Komite Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

6. Untuk menganalisis seberapa besar kontribusi kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

(18)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan diketahuinya kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah maka diharapkan sekolah dapat mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah dengan baik sehingga dicapai peningkatan mutu pendidikan. Secara rinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan wawasan keilmuan mulai dari lembaga birokrasi pendidikan sampai ke tingkat satuan pendidikan yakni tingkat sekolah agar mampu menerapkan model kerjasama antara sekolah dan orang tua murid melalui komite sekolah dalam mengimplementasikan MBS.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat :

a. Memberikan gambaran pemikiran dalam rangka meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam kontribusinya terhadap implementasi Manajemen Berbasis Sekolah.

b. Memberikan gambaran pemikiran dalam rangka peningkatkan kinerja Komite Sekolah dalam kontribusinya terhadap implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

c. Diharapkan Kepala sekolah dan Komite Sekolah dapat menjadi mitra sejajar dalam upaya peningkatan mutu sekolah secara khusus dan mutu pendidikan secara umum.

E. Struktur Organisasi Tesis

(19)

Bab I merupakan Pendahuluan yang berisi tentang Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Batasan Masalah,Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/signifikansi Penelitian, dan struktur organisasi tesis.

Bab II merupakan Kajian Pustaka yang memuat kajian tentang Manajemen Berbasis Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah, serta Komite Sekolah.

Bab III merupakan Metode Penelitian yang memuat tentang Lokasi dan Subjek Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, dan Analisis Data.

Bab IV membahas tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang perilaku kepala sekolah, kinerja komite sekolah, dan efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah.

(20)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat. Lokasi ini dijadikan lokasi penelitian karena sepengetahuan peneliti di lokasi ini belum pernah ada peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian tentang kontribusi kepeminpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas manajemen berbasis sekolah.

2. Populasi

Populasi merupakan unsur penting dalam sebuah penelitian. Tanpa populasi, maka data penelitian yang diperlukan tidak akan ada yang berarti

tidak ada penelitian. Sugiyono (2012 : 80) menjelaskan bahwa “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

(21)

daftar Sekolah Dasar Negeri yang berada di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka :

Tabel 3.1

Nama Sekolah dan Jumlah Personil

N O

NAMA SEKOLAH DASAR

Akredi tasi

JUMLAH PERSONIL Kepala

Sekolah Guru

Komite Non Guru

1 Ampel I C 1 4 5

2 Ampel II B 1 8 4

3 Ampel III B 1 6 4

4 Bantarwaru I B 1 6 5

5 Bantarwaru II B 1 9 5

6 Beber I B 1 8 4

7 Beber II B 1 7 4

8 Beber III C 1 7 4

9 Beber IV C 1 8 5

10 Beusi I B 1 7 4

11 Beusi II B 1 7 5

12 Beusi III C 1 6 4

13 Buntu I B 1 7 4

14 Buntu II B 1 7 5

15 Cibogor I B 1 5 4

16 Cibogor II A 1 7 4

17 Gandawesi I B 1 5 5

18 Gandawesi II C 1 8 4

19 Gandawesi III B 1 7 4

20 Kedungkencana I B 1 7 5

21 Kedungkencana II C 1 4 4

22 Kedungkencana III C 1 6 4

23 Kertasari A 1 8 5

24 Kodasari I B 1 5 4

25 Kodasari II C 1 6 4

26 Leuweunghapit I C 1 5 4

27 Leuweunghapit II C 1 5 4

28 Leuwiliang Baru B 1 7 5

29 Ligung I C 1 6 4

(22)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31 Ligung III B 1 7 4

32 Ligung IV B 1 7 4

33 Ligung Lor I B 1 9 5

34 Ligung Lor III B 1 8 4

35 Majasari I C 1 7 4

36 Majasari II C 1 6 5

37 Sukawera II B 1 7 4

38 Sukawera III C 1 6 4

39 Tegal Aren I C 1 8 4

40 Wanasalam I C 1 8 5

41 Wanasalam II B 1 9 4

42 Wanasalam III C 1 8 4

Jumlah 42 356 181

Sumber : UPTD Pendidikan Kec. Ligung 2013

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81). Bila populasi besar dan peneliti tidak memungkinkan untuk mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili.

(23)

berdasarkan strata tadi, peneliti menentukan jumlah responden kepala sekolah diambil 100% yakni 42 orang mengingat jumlahnya tidak terlalu banyak. Sedangkan responden guru dan komite sekolah ditentukan 25% dari jumlah populasi untuk setiap sekolah karena jumlah guru dan komite peneliti nilai cukup banyak yakni guru berjumlah 356 orang dan komite sekolah berjumlah 181 orang. Penentuan responden penelitian ditentukan dengan cara sebagai berikut :

(24)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24 Kodasari I 1 5 4 1 2 1

25 Kodasari II 1 6 4 1 2 1

26 Leuweunghapit I 1 5 4 1 2 1

27 Leuweunghapit II 1 5 4 1 2 1

28 Leuwiliang Baru 1 7 5 1 2 2

29 Ligung I 1 6 4 1 2 1

30 Ligung II 1 8 4 1 2 1

31 Ligung III 1 7 4 1 2 1

32 Ligung IV 1 7 4 1 2 1

33 Ligung Lor I 1 9 5 1 3 2

34 Ligung Lor III 1 8 4 1 2 1

35 Majasari I 1 7 4 1 2 1

36 Majasari II 1 6 5 1 2 2

37 Sukawera II 1 7 4 1 2 1

38 Sukawera III 1 6 4 1 2 1

39 Tegal Aren I 1 8 4 1 2 1

40 Wanasalam I 1 8 5 1 2 2

41 Wanasalam II 1 9 4 1 3 1

42 Wanasalam III 1 8 4 1 2 1

Jumlah 42 356 181 42 85 55

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 42 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka dengan responden Kepala Sekolah sebanyak 42 orang, Guru sebanyak 85 orang, dan Komite Sekolah sebanyak 55 orang. Jumlah total responden kepala sekolah, guru dan komite sekolah berjumlah 182 orang. Responden kepala sekolah digunakan untuk mengukur variabel kinerja komite sekolah dan efektivitas implementasi MBS. Responden Guru digunakan untuk mengukur perilaku kepemimpinan kepala sekolah, kinerja komite sekolah dan efektivitas implementasi MBS. Sedangkan responden komite sekolah digunakan untuk mengukur variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan efektivitas implementasi MBS.

(25)

berjumlah dua, maka yang dijadikan responden adalah satu orang guru yang termasuk pengurus komite sekolah, satu orang lagi guru yang tidak termasuk pengurus komite sekolah. Bagi sekolah yang responden guru berjumlah tiga, maka yang dijadikan responden itu adalah satu guru yang termasuk pengurus komite sekolah dan dua orang guru yang tidak termasuk pengurus komite sekolah.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2012:2). Dalam penelitian mengenai Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka, maka peneliti menggunakan metode survey.

Menurut Sugiyono (2012 : 6) menjelaskan bahwa “metode survey

digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya

dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya,”

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dalam penelitian ini diperlukan pembatasan-pembatasan istilah sebagai berikut :

1. Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

(26)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpartisipasi tanpa paksaan secara optimal dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Kinerja Komite Sekolah

Kinerja Komite Sekolah adalah keterlibatan Komite Sekolah sebagai sebuah lembaga dalam melaksanakan fungsi pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol dan mediator.

3. Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah adalah keberhasilan dalam melaksanakan prinsip-prinsip dasar Manajemen Berbasis Sekolah yang mencakup kemandirian sekolah, transparansi dan akuntabilitas, demokrasi, partisipasi masyarakat, dan peningkatan kualitas sekolah.

Dari definisi operasional tersebut dapat digambarkan bahwa variabel dan dimensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Variabel dan Dimensi Penelitian

No Variabel Dimensi

1 Perilaku Kepemimpinan Transformasional

 Pengaruh Ideal

 Motivasi Inspirasional

 Stimulasi Intelektual

 Pertimbangan Individu

2 Kinerja Komite Sekolah

 Pemberi pertimbangan

 Pendukung

 Pengontrol

 Mediator

3 Efektivitas Implementasi MBS

 Otonomi Sekolah (Kemandirian)

(27)

 Demokrasi

 Partisipasi Masyarakat

 Peningkatan Kualitas Sekolah

D. Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan sebagai cara dan alat yang digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai subjek penelitian. Menurut Sugiyono ( 2012 : 137) bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012 : 142).

E. Proses Pengembangan Instrumen

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Menyusun instrumen meliputi :

a. Menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk dipertanyakan kepada responden berdasarkan pada teori-teori yang telah diuraikan.

b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Efektivitas Implementasi MBS

(28)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Efektivitas Program Kerja Sekolah

Sekolah memiliki tim pengembang

Tim pengembang melakukan evaluasi diri sekolah

Rencana Kerja Sekolah disusun oleh Tim pengembang

Rencana Kerja sekolah dijadikan acuan

Mempunyai

mekanisme dalam pe-rubahan rencana kerja

Melakukan pengawas-an pelakspengawas-anapengawas-an rogram kerja

Memiliki mekanisme dalam evaluasi program kerja

7-8

d. Pengambilan keputusan

Sekolah membuat keputusan sendiri tentang program kerja

9-10

Dari pemerintah

Dari orang tua murid

Dari kelompok masyarakat lainnya

11 12

13

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

b. Pengelolaan dana

Administrasi keuangan sekolah

Penggunaan dana sesuai rencana

Laporan pertanggung-jawaban dilakukan rutin

Laporan diberikan kepada stakeholder

Masyarakat

mempunyai akses

ter-hadap laporan

keuangan

16

17

18

Demokra a. Keterlibatan

komite Komite sekolah terlibat

(29)

si sekolah dalam pengambilan keputusan

dalam penyusunan rencana kerja sekolah

Komite sekolah terlibat dalam evaluasi rencana

kerja sekolah 20

b. Memperhatika n aspirasi dari bawah

Sekolah menyediakan sarana pengaduan

Sekolah memberi respon terhadap setiap aspirasi

Secara berkala sekolah mengadakan

musyawarah dengan wali murid

Secara berkala sekolak mengadakan musyawa-rah dengan guru

23

Masyarakat terlibat

dalam pembiayaan

pendidikan

Sekolah mempunyai

tim pengembang

kurikulum

Komite sekolah terlibat

dalam penyusunan

kurikulum

Komite sekolah terlibat

aktif dalam

pengelolaan sekolah

28

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

Pening-Guru berkualifikasi akademik S1

Penugasan guru dalam PBM sesuai dengan kualifikasinya

Guru mempunyai beban mengajar sesuai peraturan

 Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran

29

30

31

(30)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekolah menyediakan media pembelajaran

Sekolah mempasilitasi kebutuhan guru dalam PBM

Guru melaksana-kan PAIKEM dalam

Sekolah memiliki target pencapaian hasil PBM

Sekolah mampu mencapai target hasil PBM yang telah ditetapkan

Siswa berprestasi dalam bidang akademik

Siswa berprestasi dalam bidang non akademik

Tingkat kelulusan siswa sesuai dengan target

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

Perilaku

(31)

pinan

Kepala sekolah menunjukkan visi yang jelas

Kepala sekolah mampu merumus-kan visi sekolah

Kepala sekolah mampu menyam-paikan visi sekolah kepada warga sekolah

3

4

d. Tekun

Kepala sekolah tekun dalam me-laksanakan tugas

5

e. Pekerja keras dan militan

Kepala sekolah menunjukkan kerja keras dalam men-capai tujuan sekolah

6

f. Konsisten

Kepala sekolah menunjukkan sikap

Kepala sekolah mampu menunjukkan ide

Kepala sekolah mampu mempengaruhi

bawahan untuk melaksanakan tugas dengan baik

9

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

i. Memberi wawasan serta kesadaran akan misi

Kepala sekolah membe ri wawasan pengetahu an kepada bawahan

Kepala sekolah mampu membangkitkan kesa

10

(32)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daran bawahan dalam pencapaian tujuan sekolah

j. Membangkit kan

kebanggan

Kepala sekolah mampu membangkitkan

Kepala sekolah mampu menumbuhkan keperca yaan bawahan terhadap dirinya

Kepala sekolah mampu menumbuhkan sikap saling mempercayai antar personil sekolah

13

Kepala sekolah mampu menginspirasi bawahan untuk berinovasi

15

b. Memotivasi

Kepala sekolah mampu memberikan motivasi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas

Kepala sekolah mampu mendorong warga seko lah untuk berusaha men capai tujuan sekolah

17

Kepala sekolah mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi bawahan

Kepala sekolah mampu memberi-kan

pemahaman kepada bawahan dalam memandang masalah yang dihadapi menjadi sebuah tantangan

18

19

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

Stimulasi

Kepala sekolah mampu menumbuhkan

kesadaran bawahan

(33)

para pengikut

Kepala sekolah

memberikan pemaham an kepada bawahan untuk membedakan masalah yang dihadapi

Kepala sekolah mampu menumbuhkan

Kepala sekolah memberi kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan

kemampuan diri

Kepala sekolah mampu memberikan

pengetahuan baru kepada bawahan untuk menunjang pelaksanaan

Kepala sekolah mendorong cara

berfikir rasional kepada bawahan

Kepala sekolah dengan segera melakukan pemecahan dari setiap masalah yang timbul

Kepala sekolah melibatkan guru dan komite sekolah dalam pemecahan masalah

26

27

(34)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Mampu

Kepala sekolah memberikan motivasi terhadap komponen organisasi untuk melakukan perubahan ke arah kemajuan

28

Kepala sekolah memberikan motivasi kepada komponen organisasi untuk berprestasi

Kepala sekolah memberi kesempatan kepada bawahan untuk menunjukkan potensi

Kepala sekolah bersikap arif dalam menghadapi budaya organisasi yang sudah ada

Kepala sekolah membangun kultur

Kepala sekolah mampu mengidentifikasi kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas

Kepala sekolah berupaya memenuhi kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas

33

34

b. Memberikan perlindungan

Kepala sekolah mampu memberikan

perlindungan kepada warga sekolah dalam melaksanakan tugas

35

c. Menciptakan rasa aman,

Kepala sekolah mampu menciptakan rasa aman bagi warga sekolah da-lam melaksanakan

(35)

kegiatan di sekolah

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

d. Mampu menampung dan

menangkap aspirasi,

Kepala sekolah mau menerima aspirasi dari pihak lain

Kepala sekolah mampu menindaklanjuti

aspirasi yang muncul dari pihak lain untuk kemajuan sekolah

Kepala sekolah berusaha memenuhi

Kepala sekolah menghargai setiap potensi yang dimiliki bawahan

40

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kinerja Komite Sekolah

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

Kinerja

Komite sekolah mencari tahu potensi masyarakat untuk

Komite sekolah aktif memberi masukan

Komite sekolah mengadakan rapat khusus membahas RKAS

3

(36)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ra dan Aan

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

e. Ikut

Komite sekolah

bersama kepala sekolah mengesah-kan RKAS

Komite sekolah aktif memberi masukan

Komite sekolah aktif memberi masukan kepada guru dalam

melaksnakan PBM 7

h. Memberikan

Komite sekolah aktif memberikan

pertimbangan tentang tenaga kependidikan yang dapat diperbantu-kan di sekolah

8

Komite sekolah aktif memberikan

pertimbangan tentang sarana dan prasarana yang dapat digunakan di sekolah

Komite sekolah aktif memberikan

pertimbangan da-lam penyusunan anggaran di sekolah

(37)

atkan di

Komite sekolah aktif memantau kondisi tenaga pendidikdi sekolah

11

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

Komite sekolah aktif memobilisasi guru sukarelawan untuk menanggu-langi kekurangan guru di sekolah

Komite sekolah aktif memobilisasi tenaga kependidik-an non guru untuk mengisi

kekurang-an di sekolah 13

Komite sekolah aktif memantau kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah

14

e. Memobilisasi bantuan sara na dan prasa rana sekolah

Komite sekolah aktif mencari bantuan sarana dan prasarana sekolah 15

f. Memantau kondisi ang garan pendi-dikan di sekolah

Komite sekolah aktif memantau kondisi anggaran pendidikan di sekolah

Komite sekolah aktif mencari dukungan terhadap anggaran

pendi-dikan di sekolah 17

(38)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu nasikan duku

anggaran pendidikan di sekolah dari pihak lain

i. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran di sekolah

Komite sekolah aktif mengevaluasi

dukungan anggar-an pendidikan di sekolah dari pihak lain

19

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

Pengon

Komite sekolah aktif mengontrol proses

Komite sekolah aktif mengontrol kualitas

kebijakan di sekolah 21

c. Mengontrol proses perencanaan pendidikan di sekolah

Komite sekolah aktif mengontrol proses perencanaan pendi-dikan di sekolah

22

Komite sekolah aktif melakukan pengawasan

Komite sekolah aktif melakukan pengawasan

Komite sekolah aktif memantau fungsi

organisasi sekolah 25

g. Memantau penjadwalan program

Komite sekolah aktif memantau penjadwalan program sekolah

(39)

sekolah

Komite sekolah aktif memantau alokasi

Komite sekolah aktif memantau sumberdaya pelaksana program sekolah

28

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

j. Memantau

Komite sekolah aktif memantau partisipasi

Komite sekolah aktif memantau hasil ujian sekolah

Komite sekolah aktif memantau angka

Komite sekolah aktif memantau angka

Komite sekolah aktif memantau angka

Komite sekolah aktif menjadi penghubung antara sekolah dengan masyarakat

Komite sekolah aktif mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan

(40)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu perencanaan

Komite sekolah aktif membuat usulan

Komite sekolah aktif mensosialisaskan kebijakan program sekolah kepada masyarakat

37

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

Mediator

Komite sekolah aktif mempasilitasi berbagai

Komite sekolah aktif menampung pengaduan

Komite sekolah aktif mengkomunikasikan pengaduan masyarakat kepada sekolah

40

(41)

d. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban pada setiap variabel dengan menggunakan penilaian yang berkisar dari 5 sampai 1 dengan perincian sebagai berikut :

Alternatif Jawaban Skor

SL (Selalu) 5

SR (Sering 4

KD (Kadang-kadang) 3

HTP (Hampir Tidak Pernah) 2

TP (Tidak Pernah) 1

1. Melakukan Uji Coba Instrumen meliputi :

a. Uji validitas instrumen dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Mengkonsultasikan instrumen dengan ahli dalam hal ini pembimbing.

2) Dilakukan uji coba kepada subjek yang bukan merupakan sampel penelitian akan tetapi mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel pada penelitian ini. Dalam hal ini peneliti mengadakan uji coba instrumen dilakukan di Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka. Jumlah instrumen yang diujicobakan sebanyak 30 instrumen yang disebar kepada kepala sekolah, guru, dan komite sekolah.

(42)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan nilai rtabel pada taraf signifikan tertentu dengan kaidah

pengujiannya adalah: jika rhitung > nilai rtabel, maka item tersebut

dinyatakan valid dan dapat dipakai. Sebaliknya jika rhitung < nilai

rtabel, maka validitas item tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak

dapat dipakai.

b. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen

1) Hasil Uji Validitas Instrumen Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

Uji validitas instrumen kepemimpinan transformasional kepala sekolah dari tiga puluh responden dengan empat puluh item pernyataan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.7

Perhitungan Validitas Instrumen

Variabel Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

Item Soal Scale Mean if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

(r hitung)

r tabel α=0.05 dengan n = 30

Keputusan

Item 1 154.3333 207.264 0.465 0.361 Valid

Item 2 154.3333 206.161 0.551 0.361 Valid

Item 3 154.6667 203.195 0.594 0.361 Valid

Item 4 154.8333 201.247 0.713 0.361 Valid

Item 5 154.1000 209.679 0.460 0.361 Valid

Item 6 154.2000 211.131 0.400 0.361 Valid

(43)

Item 8 154.9333 207.375 0.492 0.361 Valid

Item 9 154.5333 204.257 0.684 0.361 Valid

Item 10 154.7000 201.872 0.766 0.361 Valid

Item 11 154.5667 203.771 0.688 0.361 Valid

Item 12 154.3000 213.528 0.253 0.361 Tidak Valid

Item 13 154.9000 205.817 0.570 0.361 Valid

Item 14 154.1667 205.040 0.589 0.361 Valid

Item 15 154.8333 206.833 0.493 0.361 Valid

Item 16 154.3333 207.333 0.533 0.361 Valid

Item 17 154.3333 202.437 0.736 0.361 Valid

Item 18 154.7667 208.737 0.597 0.361 Valid

Item 19 154.7667 201.702 0.667 0.361 Valid

Item 20 154.8000 202.028 0.726 0.361 Valid

Item 21 154.8667 209.292 0.477 0.361 Valid

Item 22 154.4333 206.461 0.546 0.361 Valid

Item 23 154.0000 211.793 0.369 0.361 Valid

Item 24 154.6667 212.368 0.348 0.361 Tidak Valid

Item 25 154.6000 201.903 0.639 0.361 Valid

Item Soal Scale Mean if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

(r hitung)

r tabel α=0.05 dengan n = 30

Keputusan

Item 26 154.9000 212.990 0.267 0.361 Tidak Valid

Item 27 154.8667 217.292 0.039 0.361 Tidak Valid

Item 28 154.4000 211.352 0.387 0.361 Valid

Item 29 154.0667 212.616 0.324 0.361 Tidak Valid

Item 30 154.1333 212.257 0.358 0.361 Tidak Valid

Item 31 154.3333 204.230 0.646 0.361 Valid

Item 32 154.7333 213.099 0.254 0.361 Tidak Valid

Item 33 154.7333 202.685 0.767 0.361 Valid

Item 34 154.6333 201.620 0.758 0.361 Valid

(44)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Item 36 154.0333 207.068 0.599 0.361 Valid

Item 37 154.3667 210.033 0.326 0.361 Tidak Valid

Item 38 154.7667 207.840 0.456 0.361 Valid

Item 39 154.6000 211.766 0.333 0.361 Tidak Valid

Item 40 154.0000 216.276 0.116 0.361 Tidak Valid

Berdasarkan perhitungan di atas, maka terdapat sepuluh item soal yang tidak valid karena memiliki nilai rhitung < nilai rtabel yakni

item nomor 12, 24, 26, 27, 29, 30, 32, 37, 39, dan 40. Setelah dikonsultasikan dengan pembimbing, item yang tidak valid tersebut sudah dilakukan judgement expert dan diperbaiki bahasanya sehingga sesuai dengan kapasitas responden maka item tersebut layak digunakan dalam penelitian.

2) Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Komite Sekolah (X2)

Uji validitas instrumen Kinerja komite sekolah dari tiga puluh responden dengan empat puluh item pernyataan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.8

Perhitungan Validitas Instrumen Variabel Kinerja Komite Sekolah (X2)

Item Soal Scale Mean if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

(r hitung)

r tabel α=0.05 dengan n = 30

Keputusan

Item 1 127.6667 418.368 0.239 0.361 Tidak Valid

Item 2 128.1000 407.955 0.469 0.361 Valid

Item 3 128.7333 397.926 0.596 0.361 Valid

Item 4 128.5667 395.633 0.752 0.361 valid

(45)

Item 6 128.0333 408.792 0.486 0.361 Valid

Item 7 128.7000 394.355 0.645 0.361 Valid

Item 8 128.5000 400.741 0.574 0.361 Valid

Item 9 128.0333 410.723 0.513 0.361 valid

Item 10 128.0000 408.552 0.586 0.361 Valid

Item 11 128.1000 406.921 0.547 0.361 Valid

Item 12 128.3000 399.459 0.635 0.361 Valid

Item 13 129.1667 401.868 0.504 0.361 Valid

Item 14 128.0667 407.789 0.618 0.361 valid

Item 15 128.7000 403.941 0.511 0.361 Valid

Item 16 128.3333 406.575 0.704 0.361 Valid

Item 17 128.6000 402.593 0.563 0.361 Valid

Item 18 128.5667 406.944 0.580 0.361 Valid

Item 19 128.6667 405.609 0.659 0.361 valid

Item 20 128.4333 402.254 0.820 0.361 Valid

Item 21 128.4667 400.464 0.722 0.361 Valid

Item 22 128.3333 401.747 0.730 0.361 Valid

Item 23 128.3667 407.068 0.612 0.361 Valid

Item 24 128.6000 400.179 0.649 0.361 valid

Item 25 128.2667 399.720 0.645 0.361 Valid

Item 26 128.4333 396.254 0.761 0.361 Valid

Item Soal Scale Mean if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

(r hitung)

r tabel α=0.05 dengan n = 30

Keputusan

Item 27 127.9667 408.585 0.585 0.361 Valid

Item 28 127.9000 410.507 0.676 0.361 Valid

Item 29 128.0000 410.207 0.496 0.361 valid

Item 30 128.3333 404.230 0.565 0.361 Valid

Item 31 128.1667 402.420 0.660 0.361 Valid

Item 32 128.3333 398.920 0.742 0.361 Valid

(46)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Item 34 127.0667 411.444 0.460 0.361 valid

Item 35 127.7000 409.459 0.653 0.361 Valid

Item 36 127.8667 413.844 0.481 0.361 Valid

Item 37 127.5333 417.706 0.317 0.361 Tidak Valid

Item 38 127.8333 415.523 0.466 0.361 valid

Item 39 127.7000 414.631 0.494 0.361 Valid

Item 40 127.5667 414.461 0.394 0.361 Valid

Berdasarkan perhitungan di atas, maka terdapat tiga item soal yang tidak valid karena memiliki nilai rhitung < nilai rtabel yakni item

nomor 1, 5, dan 37. Setelah dikonsultasikan dengan pembimbing, item yang tidak valid tersebut sudah dilakukan judgement expert dan diperbaiki bahasanya sehingga sesuai dengan kapasitas responden maka item tersebut layak digunakan dalam penelitian.

3) Hasil Uji Validitas Instrumen Implementasi MBS (Y)

Uji validitas instrumen Efektivitas Implementasi MBS dari tiga puluh responden dengan empat puluh item pernyataan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.9

Perhitungan Validitas Instrumen Variabel Efektivitas Implementasi MBS (Y)

Item Soal

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

(r hitung)

r tabel α=0.05 dengan n = 30

Keputusan

(47)

Item 2 154.233333 174.668 0.602 0.361 Valid

Item 3 154.033333 173.620 0.740 0.361 Valid

Item 4 153.733333 180.754 0.332 0.361 Tidak Valid

Item 5 154.233333 173.013 0.506 0.361 Valid

Item 6 154.400000 177.283 0.492 0.361 Valid

Item 7 154.566667 178.116 0.380 0.361 Valid

Item 8 154.800000 174.097 0.564 0.361 Valid

Item 9 153.666667 174.920 0.609 0.361 Valid

Item 10 153.300000 180.424 0.416 0.361 Valid

Item 11 153.166667 186.144 0.104 0.361 Tidak Valid

Item 12 155.666667 179.609 0.221 0.361 Tidak Valid

Item 13 156.033333 190.723 -0.175 0.361 Tidak Valid

Item 14 153.666667 174.644 0.735 0.361 Valid

Item 15 153.833333 174.833 0.610 0.361 Valid

Item 16 153.566667 176.047 0.585 0.361 Valid

Item 17 153.400000 177.628 0.563 0.361 Valid

Item 18 154.733333 177.306 0.364 0.361 Valid

Item 19 154.033333 170.930 0.661 0.361 Valid

Item 20 154.366667 169.964 0.716 0.361 Valid

Item 21 154.666667 168.920 0.658 0.361 Valid

Item 22 153.833333 184.282 0.143 0.361 Tidak Valid

Item 23 153.700000 185.734 0.050 0.361 Tidak Valid

Item 24 153.500000 177.776 0.535 0.361 Valid

Item 25 155.200000 180.648 0.176 0.361 Tidak Valid

Item 26 153.600000 177.421 0.614 0.361 Valid

Item Soal

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

(r hitung)

r tabel α=0.05 dengan n = 30

Keputusan

Item 27 153.933333 171.375 0.557 0.361 Valid

Item 28 154.266667 168.202 0.721 0.361 Valid

(48)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Item 30 154.266667 187.582 -0.052 0.361 Tidak Valid

Item 31 153.233333 182.392 0.361 0.361 Tidak Valid

Item 32 154.033333 185.137 0.095 0.361 Tidak Valid

Item 33 154.333333 183.678 0.132 0.361 Tidak Valid

Item 34 154.333333 180.299 0.372 0.361 Valid

Item 35 154.066667 173.444 0.670 0.361 Valid

Item 36 153.566667 179.151 0.410 0.361 Valid

Item 37 154.233333 179.357 0.422 0.361 Valid

Item 38 154.500000 184.121 0.152 0.361 Tidak Valid

Item 39 154.666667 182.782 0.234 0.361 Tidak Valid

Item 40 153.466667 181.706 0.271 0.361 Tidak Valid

Berdasarkan perhitungan di atas, maka terdapat lima belas item soal yang tidak valid yakni item nomor 1, 4, 11, 12, 13, 22, 23, 25, 30, 31, 32, 33, 38, 39, dan 40. Setelah dikonsultasikan dengan pembimbing, item nomor 25 dieliminasi sedangkan item yang tidak valid lainnya dilakukan judgement expert dan diperbaiki bahasanya sehingga sesuai dengan kapasitas responden maka item tersebut layak digunakan dalam penelitian

c. Uji Reliabilitas Instrumen

Setelah menguji validitas setiap instrumen, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas atau tingkat keajegan instrumen. Seperti halnya uji validitas untuk menguji reliabilitas instrumen dari setiap variabel digunakan SPSS 16.0 for windods. Kaidah pengujian signifikansinya adalah Jika rhitung > rtabel, maka instrumen itu reliabel dan sebaliknya jika

Jika rhitung < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel. Hasil dari uji

reliabitias instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

(49)

Perhitungan Reliabilitas Instrumen

Variabel Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

Cronbach's Alpha Part 1 Value .924

N of Items 20a

Part 2 Value .862

N of Items 20b

Total N of Items 40

Correlation Between Forms .680

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .809

Unequal Length .809

Guttman Split-Half Coefficient .787

Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient sebesar = 0,787 . Korelasi berada pada kategori kuat, bila dibandingkan dengan r hiting (0.787) > r tabel (0.361). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa instrumen kepemimpinan transformasional kepala sekolah tersebut reliabel.

2) Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Komite Sekolah (X2) Tabel 3.11

Perhitungan Reliabilitas Instrumen Variabel Kinerja Komite Sekolah (X2)

P

engujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient sebesar = 0,744 . Korelasi berada pada kategori kuat, bila dibandingkan dengan r hiting (0.744) > r tabel (0.361). Dengan demikian

Cronbach's Alpha Part 1 Value .929

N of Items 20a

Part 2 Value .945

N of Items 20b

Total N of Items 40

Correlation Between Forms .594

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .745

Unequal Length .745

(50)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat disimpulkan bahwa instrumen kinerja komite sekolah tersebut reliabel.

3) Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (Y)

Tabel 3.12

Perhitungan Reliabilitas Instrumen Variabel Efektivitas Implementasi MBS (Y)

Cronbach's Alpha Part 1 Value .857

N of Items 20a

Part 2 Value .765

N of Items 20b

Total N of Items 40

Correlation Between Forms .740

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .851

Unequal Length .851

Guttman Split-Half Coefficient .839

Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient sebesar = 0,839 . Korelasi berada pada kategori sangat kuat, bila dibandingkan dengan r hiting (0.839) > r tabel (0.361). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen efektivitas implementasi MBS tersebut reliabel.

F. Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan maksud agar data yang terkumpul dapat memberikan arti bagi penelitian yang telah dilakukan. Menurut Sugiyono ( 2012 : 147) menjelaskan :

(51)

variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberi bobot setiap kemungkinan jawaban pada item untuk setiap variabel penelitian dan memberi skor pada angket responden berdasarkan petunjuk yang telah ditetapkan.

2. Melakukan analisis data deskriptif

Tahap ini dilakukan dengan menghitung rata-rata masing-masing indikator dari setiap variabel penelitian. Teknik perhitungan ini digunakan untuk mencari gambaran kecenderungan umum responden sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap item atau indikator, maka digunakan uji statistik yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu dengan menggunakan rumus Weighted Means Scored (WMS) (Sugiono : 2005) sebagai berikut:

X = X N Keterangan:

X = Jumlah rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban yang dikali bobot nilai untuk setiap alternatif/kategori)

N = Jumlah responden

Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan WMS adalah: a. Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih. b. Menghitung jumlah responden setiap item dan kategori jawaban

c. Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikalikan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

(52)

Cucu, 2014

Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

f. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS dalam tabel konsultasi dibawah ini:

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran

4,21 – 5,00 Selalu Sangat Tinggi

3,41 – 4,20 Sering Tinggi

2,61 – 3,40 Kadang-kadang Sedang

1,81 – 2,60 Hampir Tidak Pernah Rendah

1,00 – 1,80 Tidak Pernah Sangat Rendah

3. Melakukan Uji Normalitas distribusi

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak untuk menentukan jenis analisis data yang akan digunakan pada tahap selanjutnya apakah menggunakan analisis parametrik atau non parametrik. Karena persyaratan data yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik parametrik atau inferensial melalui teknik korelasi dan regresi harus berdistribusi normal. Untuk lebih mengefektifkan proses uji normalitas data, maka pelaksanaan pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 16.0, yaitu uji one sample Kolmogorov-Smirnov Test.

4. Melakukan Analisis Regresi

Analisi regresi ini dipergunakan untuk mencari hubungan fungsional antara variabel X dengan variabel Y. Rumus yang digunakan adalah :

Ŷ = a + bX Keterangan :

(53)

B = Koefisien arah regresi linier yang menyatakan perubahan rata-rata variabel X sebesar satu unit

X = harga variabel X

Langkah-langkah yang dilakukannya adalah sebagai berikut :

a. Mencari harga-harga ∑X, ∑Y, ∑XY, ∑X², ∑Y²

b. Menyusun pasangan data untuk variabel X dan variabel Y c. Mencari persamaan regresi sederhana dengan rumus :

a = (∑yi) ( ∑xi²) –(∑xi) ( ∑xiyi) n∑xi² - (∑xi)²

b = n∑xiyi –(∑xi) –(∑yi)

n∑xi² - (∑xi)²

d. Mencari jumlah kuadrat

Mencari jumlah kuadrat total {JK(T)}, jumlah-jumlah kuadrat regresi {JK(a) , JK (b/a)}, jumlah kuadrat residu {JK(s)}, jumlah kuadrat kekeliruan {JK(E)} dan jumlah kuadrat tuna cocok {JK(TC)}, dengan rumus-rumus sebagai berikut :

JK(a) = (∑Y²) n

JK (b/a) = b

[

∑XiYi - (∑Xi)(∑Yi)

]

n

JK(T) = ∑Yi²

Gambar

Gambar 1.1  Faktor Pendukung Efektivitas dan Efisiensi Implementasi MBS
Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
Tabel 3.1 Nama Sekolah dan Jumlah Personil
Tabel 3.2 Responden Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

1.. dalam pengembangan metode pengukuran kinerja rantai pasok komoditi pertanian khususnya sayuran dan diharapkan dapat menginspirasi dalam pengembangan topik-topik

Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Bebas Terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika.. Variables

Peningkatan layanan jaringan selular dapat menciptakan komunikasi yang meningkat akan menyebabkan kanal-kanal di dalam sebuah sel menjadi tidak mencukupi lagi untuk

Pemberian no klasifikasi pada punggung buku yang diberikan oleh pustakawan Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Aceh Tengah.. Penyusunan buku di rak pada Kantor

“ Bagaimanakah kualitas tes tertulis Two-tier Multiple Choice yang dikembangkan pada materi pokok Organisasi

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Onan Hasang kecamatan Pahae Julu Kabupaten

Strategi yang digunakan oleh guru pendidikan Islam adalah berlandaskan kepada pendekatan yang digun akan sebagai asas dalam pengajaran dan pem belajaran Tilawah

Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kecernaan pakan ikan nila merah (Oreochromis niloticus) yang berbasis tepung ikan rucah.. Penelitian ini menggunakan