• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dalam Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Depo Rindu B

4.3 Depo Farmasi Rawat Inap Terpadu (Rindu) B

4.3.3 Manfaat Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dalam Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Depo Rindu B

Depo farmasi rindu B melayani kebutuhan obat dan AKHP untuk pasien Jamkesmas dan Askes yang ada di ruangan Rawat inap terpadu B dengan beragam penyakit Sistem distribusi obat di depo farmasi rindu B adalah sistem one day

dose dispensing (ODDD).

Sistem distribusi obat yang tepat ke pasien adalah dengan menggunakan sistem unit dose dispensing yaitu pemberian obat oleh petugas Depo per waktu penggunaan obat, sehingga penggunaan obat oleh pasien lebih terpantau dan terjadwal. Namun hal ini belum dapat diterapkan oleh Depo Farmasi Rindu B karena keterbatasan SDM dari apoteker. Dalam melakukan pelayanan di Depo Farmasi, juga dibutuhkan ruangan yang cukup besar dan nyaman, namun pada Depo Farmasi Rindu B ruangannya belum tertata rapi dan padat sehingga petugas tidak dapat bekerja dengan nyaman.

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) telah diterapkan di RS Adam Malik dan manfaatnya begitu banyak dalam menunjang aktifitas pengelolaan perbekalan farmasi di Depo diantaranya Depo farmasi Rindu B. Selain dapat menelusuri data- data pengelolaan perbekalan farmasi yang dilakukan oleh depo, juga dapat melihat gambaran barang-barang yang banyak diminta dari segi kuantitas, barang yang tidak terpenuhi permintaannya, serta barang yang paling banyak menyerap dana, baik itu kebutuhan Jamkesmas, Askes, atau Floor Stock. Manfaat lainnya yaitu dapat memberikan informasi total dana yang diserap untuk masing-masing kebutuhan, baik Jamkesmas maupun Askes, sehingga melalui data permintaan barang ini dapat memberikan gambaran kunjungan pasien ke bagian Rindu B Rumah Sakit H. Adam Malik Medan khususnya.

Sebagai contoh evaluasi terhadap SIRS, maka diambil data amprahan barang yang dilakukan oleh Depo Farmasi Rindu B selama bulan Mei 2012. Tabel 4.1 berikut menunjukkan daftar 10 item permintaan Obat Jamkesmas yang memberikan kontribusi terbesar menyerap dana.

Tabel 4.1 Daftar 10 Item Perbekalan Farmasi Jamkesmas yang Menyerap Dana

Terbesar

No. Nama Obat Total Harga (Rp)

1 Plasmanate 99.867.350 2 Deferasiroks 79.520.000 3 Ketorolac 64.033.200 4 Ceftriaxone 40.237.400 5 Meropenem 38.500.000 6 Faktor VIII 32.553.840 7 Ringer Laktat 27.410.000 8 NaCl 0,9% 26.788.500 9 Deferiprone 25.300.000 10 Albumin 20 % 14.249.975

Jika diamati dari segi harga, dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Plasmanate memberikan kontribusi terbesar menyerap dana kebutuhan Jamkesmas (Rp. 99.867.350), diikuti oleh deferasiroks (Rp. 79.520.000) dan ketorolac (Rp. 64.033.200) dari total permintaan Jamkesmas sebesar Rp. 552.823.249,1.

Plasmanate merupakan fraksi protein plasma yang dibutuhkan untuk kondisi gawat darurat karena kehilangan cairan. Deferasiroks merupakan obat untuk mengatasi kelebihan kronik muatan zat besi akibat transfusi darah. Sementara ketorolac adalah analgetik untuk nyeri akut sampai kronik. Data ini dapat memberikan gambaran bahwa ketorolac merupakan analgetik yang secara luas digunakan pada pasien Jamkesmas di Rindu B.

Sementara itu, jika dilihat dari segi harga, dari tabel 4.2 di bawah dapat dilihat bahwa Ringer Laktat Infus memberikan kontribusi terbesar menyerap dana kebutuhan Askes (Rp. 19.200.000), diikuti oleh Ketorolac Injeksi (Rp. 11.920.000) dan Arixtra 2,5 mg/0,5 mL (Rp. 11.680.000) dari total permintaan Askes sebesar Rp. 183.038.210. Data ini juga dapat memberikan gambaran bahwa ketorolac merupakan analgetik yang secara luas digunakan pada pasien Askes di Rindu B.

Tabel 4.2 Daftar 10 Item Perbekalan Farmasi Askes yang Menyerap Dana Terbesar

No Nama Obat

Total Harga (Rupiah)

1 Ringer laktat inf 19,200,000

3 Ketorolac inj 11,920,000

4 Arixtra 2,5 mg/0,5 ml 11,680,000

5 Tykerb 11,241,160

6 NaCl 500 ml lar infus 0,9% 10,850,000

7 Plasbumin 20% 9,000,000

8 Ceftriaxone 7,500,000

9 Meropenem 6,500,000

Selanjutnya tabel 4.3 menunjukkan daftar 10 item permintaan floor stock yang menyerap dana terbesar.

Tabel 4.3 Daftar 10 Item Perbekalan Farmasi Floor Stock yang Menyerap Dana

Terbesar

No. Nama Obat Total Harga (Rupiah)

1 Abbocath 183,822,350

2 Spuit 291,242,660

3 Sarung tangan 64,989,300

4 Infus set 58,680,000

5 Three way infuse 48,000,000

6 Torniquet 48,000,000

7 Hypafix 38,642,720

8 Tranfusi set 36,000,000

9 Hydrex 24,316,032

10 Extension Tube 24,160,000

Begitu juga halnya dengan permintaan floor stock, dapat dilihat dari Tabel 4.3 bahwa abbocath memberikan kontribusi terbesar menyerap dana (Rp. 183.822.350), diikuti oleh spuit (Rp. 291.242.660) dan sarung tangan (Rp. 64.989.300) dari total permintaan floor stock sebesar Rp. 826.378.355.

Data SIRS juga dapat memberikan gambaran mengenai kuantitas permintaan barang Jamkesmas, Askes, dan Floor Stock. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Daftar 10 Item Perbekalan Farmasi Jamkesmas Terbanyak dari segi Kuantitas

No. Nama Obat Total Permintaan

(Item)

1 Ceftriaxone 57850

2 Parasetamol 10040

3 NaCl 0.9% 6500

5 Ranitidin 5600 6 Vit B comp 5000 7 Ketorolac 4312 8 Vit E 3120 9 Furosemid 2500 10 Deferasiroks 2240

Jika dilihat dari segi kuantitas, maka dapat dilihat bahwa antibiotika ceftriaxone paling banyak diamprah depo farmasi rindu B ke bagian perbekalan/gudang, yaitu sebanyak 57.580 item. Hal ini dapat memberikan gambaran luasnya penggunaan antibiotika pada pasien Jamkesmas di RSUP H. Adam Malik Medan. Kemudian diikuti oleh permintaan parasetamol yaitu sebesar 10.040 item dan cairan infus NaCl 0,9 % sebanyak 6500 item.

Sementara itu, jika dilihat dari segi kuantitas, dari Tabel 4.5 di bawah dapat dilihat bahwa Ringer Laktat Infus paling banyak diamprah dari kebutuhan Askes (4000 item), diikuti oleh Ranitidin (2650 item) dan NaCl infuse 0,9% sebanyak 2000 item.

Tabel 4.5 Daftar 10 Item Perbekalan Farmasi Askes Terbanyak dari segi Kuantitas

No. Nama Obat Total Permintaan (item) 1 Ringer Laktat Inf 4,000

2 Ranitidin 2,650

3 NaCl Infus 0,9% 2,000

4 Ketorolac Inj 1,500

5 Ceftriaxone 1,500

6 Isosorbid Dinitrat 1,500

7 Otsu Water Inj 1,080

8 Paracetamol 2,300

9 Ferrous Sulfat 1,000

10 Furosemide 850

Begitu juga halnya dengan permintaan floor stock, dapat dilihat dari Tabel 4.6 bahwa sarung tangan merupakan barang yang paling banyak diamprah

(sebanyak 24620 pasang), diikuti oleh Spuit (14800 item) dan Abbocath (6000 item).

Tabel 4.6 Daftar 10 Item Perbekalan Farmasi Floor Stock Terbanyak dari segi Kuantitas

No Nama Barang Jumlah Item

1 Sarung tangan 24620 2 Spuit 14800 3 Abbocath 6000 4 Masker 4000 5 infus set 3400 6 Hypafix 4000 7 tegaderm 3310 8 verban 3200 9 kertas perkamen 2500

10 three way infus 2000

Berikut tabel 4.7 menunjukkan daftar permintaan Jamkesmas yang tidak terpenuhi.

Tabel 4.7 Daftar Perbekalan Farmasi Jamkesmas yang tidak terpenuhi

No Tanggal Nama Barang Jumlah Harga Harga total

1 22-May Otsu water 240 0 0

2 22-May Otsu D40 120 0 0

3 15-May Otsu water 240 0 0

4 15-May Otsu D40 120 0 0

5 14-May Koate 10 0 0

6 14-May Koate 10 0 0

Berikut tabel 4.8 menunjukkan daftar permintaan floor stock yang tidak terpenuhi.

Tabel 4.8 Daftar Perbekalan Farmasi floor stock yang tidak terpenuhi

No Tanggal Nama Barang Jumlah Harga Harga total

1 2-May Underpaed 100 0 0

2 15-May Octofus 3 0 0

Dari data permintaan perbekalan farmasi selama Bulan Mei ada beberapa item perbekalan farmasi yang tidak tersedia di Pokja Perbekalan. Dari hasil informasi yang diperoleh, kekosongan perbekalan farmasi ini disebabkan oleh: 1. Persediaan Perbekalan farmasi Otsu Water kosong karena dalam tahap

pemesanan

2. Permintaaan perbekalan farmasi Otsu D40 tidak dilayani karena tidak termasuk barang Jamkesmas melainkan barang Non Manlak

3. Floor stock underpaid dan octofus masih kosong di distributor

BAB V

Dokumen terkait