• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANIFESTASI KLINIS

Dalam dokumen Lapsus Malaria (Halaman 30-42)

Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh  Plasmodium mempunyai gejala utama yaitu demam. Demam yang terjadi diduga  berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh GPI (glycosyl phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya. Pada beberapa penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik) banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala. Gambaran karakteristik dari malaria ialah

demam periodic, anemia dan splenomegali.

Manifestasi umum malaria adalah sebagai berikut: 1. Masa Inkubasi

Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies parasit (terpendek untuk  P. falciparum dan terpanjanga untuk  P. malariae), beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau  pada derajat resistensi hospes. Selain itu juga cara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk atau secara induksi (misalnya transfuse darah yang mengandung stadium aseksual). (5)

2. Keluhan-keluhan prodromal

Keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam, berupa: malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri  pada tulang dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan

kadang-kadang merasa dingin di punggung. Keluhan prodromal sering terjadi pada  P. vivax dan  P. ovale, sedangkan  P. falciparum dan  P.

malariae keluhan prodromal tidak jelas. (5) 3. Gejala-gejala umum

Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria  proxym) secara berurutan: (5)

Periode dingin

Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, sering seluruh badan gemetar, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur. (5)

Periode panas

Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40oC atau lebih, penderita membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah- muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini  berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih,

diikuti dengan keadaan berkeringat. (5) Periode berkeringat

Penderita berkeringan mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,  penderita merasa capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan

merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa. (5)

Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebih sering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan terjadi setelah 3 hari dari serangan akut dimana limpa akan membengkak, nyeri dan hiperemis. (5)

Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh  P.  falciparum.  pada infeksi  P. falciparum dapat meimbulkan malaria  berat dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi  P. falciparum stadium aseksual dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut: (5)

1. Malaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan GCS kurang dari 11. 2. Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada

keadaan hitung parasit >10.000/µl.

3. Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasa atau

<12 ml/kgBB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta kelainan kreatinin >3mg%.

4. Edema paru.

5. Hipoglikemia: gula darah <40 mg%.

6. Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik <70 mmHg diserta keringat dingin atau perbedaan temperature kulit-mukosa >1oC. 7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau

disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.

8. Kejang berulang lebih dari 2 kali/24jam setelah  pendinginan pada hipertermis.

9. Asidemia (Ph<7,25) atau asidosis (plasma bikarbonat <15mmol/L). 10. Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria

akut bukan karena obat antimalaria pada kekurangan Glukosa 6 Phospat Dehidrogenase.

11. Diagnosa  post-mortem dengan ditemukannya parasit yang  padat pada pembuluh kapiler jaringan otak.

G. DIAGNOSIS

Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya  berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti infeksi malaria ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopik atau tes diagnostic cepat.

1. Anamnesis

Keluhan utama, yaitu demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-pegal.

Riwayat berkunjung dan bermalam lebih kurang 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria.

Riwayat tinggal di daerah endemik malaria. Riwayat sakit malaria.

Riwayat mendapat transfusi darah.

Selain hal-hal tersebut di atas, pada tersangka penderita malaria berat, dapat ditemukan keadaan di bawah ini Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat, keadaan umum yang lemah, kejang-kejang, panas sangat tinggi, mata dan tubuh kuning, perdarahan hidung, gusi, tau saluran cerna, nafas cepat (sesak napas), muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum, warna air seni seperti teh pekat dan dapat sampai kehitaman, jumlah air seni kurang bahkan sampai tidak ada, telapak tangan sangat pucat.

2. Pemeriksaan Fisis

Demam (≥37,5oC)

Kunjunctiva atau telapak tangan pucat Pembesaran limpa

Pembesaran hati

Pada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai  berikut:

Temperature rectal ≥40oC.  Nadi capat dan lemah.

Tekanan darah sistolik <70 mmHg pada orang dewasa dan <50 mmHg pada anak-anak.

Frekuensi napas >35 kali permenit pada orang dewasa atau >40 kali permenit pada balita, dan >50 kali permenit pada anak dibawah 1 tahun.

Penurunan kesadaran.

Tanda-tanda dehidrasi. Tanda-tanda anemia berat. Sklera mata kuning.

Pembesaran limpa dan atau hepar.

Gagal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria. Gejala neurologik: kaku kuduk, refleks patologis positif. 3. Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan dengan mikroskopik

Sebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada  penderita adalah mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam darah

tepi. Pemeriksaan darah tebal dan tipis untuk menentukan ada/tidaknya  parasit malaria, spesies dan stadium Plasmodium dan kepadatan parasit.

- Semi kuantitatif:

(-) : tidak ditemukan parasit dalamLPB (+) : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB (++) : ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB (+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB (++++) : ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB - Kuantitatif

Jumlah parasit dihitung permikroliter darah pada sediaan darah tebal atau sediaan darah tipis.

 b. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test) Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan metoda immunokromatografi dalam  bentuk dipstik.

c. Tes Serologi

Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibodi baru terbentuk setelah beberapa hari parasitemia. Titer >1:200 dianggap sebagai infeksi baru, dan tes >1:20 dinyatakan positif.

A. PENATALAKSANAAN

Obat anti malaria yang tersedia di Indonesia antara lain klorokuin, sulfadoksin-pirimetamin, kina, primakuin, serta derivate artemisin. Klorokuin merupakan obat antimalaria standar untuk  profilaksis, pengobatan malaria klinis dan pengobatan radikal malaria tanpa komplikasi dalam program pemberantasan malaria, sulfadoksin- pirimetamin digunakan untuk pengobatan radikal penderita malaria falciparum tanpa komplikasi. Kina merupakan obat anti malaria  pilihan untuk pengobatan radikal malaria falciparum tanpa komplikasi. Selain itu kina juga digunakan untuk pengobatan malaria  berat atau malaria dengan komplikasi. Primakuin digunakan sebagai obat antimalaria pelengkap pada malaria klinis, pengobatan radikal dan pengobatan malaria berat. Artemisin digunakan untuk  pengobatan malaria tanpa atau dengan komplikasi yang resisten.

36

Obat antibiotika yang sudah diujicoba sebagai profilaksis dan pengobatan malaria diantaranya adalah derivate tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, sulfametoksazol-trimetoprim dan siprofloksasin. Obat-obat tersebut digunakan  bersama obat anti malaria yang bekerja cepat dan menghasilkan efek  potensiasi antara lain dengan kina. (1)

a. Pengobatan malaria falciparum 

Lini pertama: Artesunat+Amodiakuin+Primakuin

Dosis artesunat= 4 mg/kgBB (dosis tunggal), amodiakuin= 10 mg/kgBB (dosis tunggal), primakuin= 0,75 mg/kgBB (dosis tunggal). Apabila pemberian dosis tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita, pemberian obat dapat diberikan  berdasarkan golongan umur. Dosis makasimal penderita dewasa yan dapat diberikan untuk artesunat dan amodiakuin masing- masing 4 tablet, 3 tablet untuk  primakuin. (2)

Tabel 1 : Pengobatan malaria Falciparum menurut kelompok umur

Hari  Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur 0-1 bln  2-11 bln  1-4th  5-9 th  10-14 th ≥15 th I Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4 Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4 Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2-3 II Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4 Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

37

III

Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk pengobatan malaria  falciparum. Pemakaian artesunat dan amodiakuin bertujuan untuk membunuh parasit stadium aseksual, sedangkan primakuin bertujuan untuk membunuh gametosit yang berada di dalam darah. Pengobatan lini kedua malaria Falciparum diberikan bila pengobatan lini pertama tidak efektif. (2)

Lini kedua: Kina+Doksisiklin/Tetrasiklin+Primakuin

Dosis kina=10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari), doksisiklin= 4 mg/kgBB/hr (dewasa, 2x/hr selama 7 hari), 2 mg/kgBB/hr (8-14 th, 2x/hr selama 7 hari), tetrasiklin= 4-5 mg/kgBB/kali (4x/hr selama 7 hari). Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita,  pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur. (2)

Tabel 2 : Pengobatan lini kedua Malaria Falciparum

Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur 0-11 bln 1-4 th 5- 9 th 10-14 th ≥ 15 th I Kina 3x½ 3x1 3x½ 3x2-3 Doksisiklin - - - 2x1 2x1 Primakuin - ¾ 1½ 2 2-2 Kina 3x½ 3x1 3x½ 3x2-3

38

Hari Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)

0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥15 th I Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 II Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 III Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 2 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 IV-XIV Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

* : dosis diberikan per kgBB ** : 2x50 mg doksisiklin *** : 100 mg doksisiklin

b. Pengobatan malaria vivax dan malaria ovale 

Lini pertama: Klorokuin+Primakuin

Kombinasi ini digunakan sebagai piliha utama untuk pengobatan malaria vivax dan ovale. Pemakaian klorokuin bertujuan membunuh  parasit stadium aseksual dan seksual. Pemberian primakuin selain bertujuan untuk membunuh hipnozoit di sel hati, juga dapat membunuh parasit aseksual di eritrosit. (2)

Dosis total klorokuin= 25 mg/kgBB (1x/hr selama 3 hari), primakuin= 0,25 mg/kgBB/hari (selama 14 hari). Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur, sesuai dengan tabel. (2)

Tabel 3. Pengobatan Malaria vivax dan Malaria ovale

39

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur 

0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥ 15 th

1-7 Kina 3x½ 3x1 3x2 3x3

1-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke 28 setelah pemberian obat, ditemukan keadaan sebagai berikut: klinis sembuh (sejak hari keempat) dan tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari ketujuh. Pengobatan tidak efektif apabila dalam 28 hari setelah pemberian obat: (2)

o Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif, atau

o Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak  berkurang atau timbul kembali setelah hari ke-14.

Pengobatan malaria vivax resisten klorokuin Lini kedua : Kina+Primakuin

Dosis kina = 10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari), primakuin = 0,25 mgBB (selama 14 hari). Dosis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosis berdasarkan golongan umur sebagai berikut: (2)

Tabel 4. Pengobatan Malaria vivax resisten klorokuin

Sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin yang ditingkatkan. Dosis klorokuin diberikan 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg/kgBB dan primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari. Dosis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosis berdasarkan golongan

40

umur. (2)

Tabel 5. Pengobatan Malaria vivax yang relaps

Hari  Jenis obat

Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur 

0-1 bln  2-11  bln 1-4 th  5-9th  10-14 th ≥ 15 th 1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4 Primakuin - - ½ 1 1½ 2 2 Klorokuin ¼ ½ - 2 3 3-4 Primakuin - - ½ 1 1½ 2 3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2 Primakuin - - ½ 1 1½ 2 14-14 Primakuin - - ½ 1 1½ 2

c. Pengobatan malaria malariae 

Klorokuin 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg/kgBB. Klorokuin dapat membunuh parasite bentuk aseksual dan seksual

 P.malariae. Pengobatan dapat juga diberikan berdasarkan golongan umur penderita. Tabel 6. Pengobatan malaria malariae

Hari Jenis obat

Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur 0-1 bln 2-11  bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥ 15 th I Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4 II Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4 III Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2

41 d. Kemoprofilaksis

Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Kemoprofilaksis ini ditujukan kepada orang yang bepergian ke daerah endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama, seperti turis, peneliti, pegawai kehutanan dan lain-lain. Untuk kelompok atau individu yang akan bepergian atau tugas dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya menggunakan personal  protection seperti pemakaian kelambu, kawat kassa, dan lain-lain. (2)

Oleh karena  P. falciparum merupakan spesies yang virulensinya cukup tinggi maka kemoprofilaksisnya terutama ditujukan pada infeksi spesies ini. Sehubungan dengan laporan tingginya tingkat resistensi  P. falciparum terhadap klorokuin, maka doksisiklin menjadi pilihan. Doksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis 2 mg/kgBB selama tidak lebih dari 4-6 minggu. Kemoprofilaksis untuk  P. vivax dapat diberikan klorokuin dengan dosis 5 mg/kgBB setiap minggu. Obat tersebut diminum 1 minggu sebelum masuk ke daerah endemis sampai 4 minggu setelah kembali. (2)

Tabel 7. Dosis Pengobatan Pencegahan Dengan Klorokuin Golongan umur

(thn)

Jumlah tablet klorokuin (dosis tunggal, 1x/minggu)

<1 ¼

Dalam dokumen Lapsus Malaria (Halaman 30-42)

Dokumen terkait